Modul ke: Psikometri Validitas 1 Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id
Syarat alat ukur yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah: Validitas Reliabilitas Standardisasi Konsepsional- Teoritis Objektif Daya Diskriminatif Komprehensif Praktis (mudah digunakan) Operasional- Teknis
Definisi yang paling lazim mengenai validitas tercermin dalam pertanyaan, apakah alat ukur yang kita susun sungguh-sungguh mengukur sesuatu yang memang ingin kita ukur? Sumadi Suryabrata (1988) dan Nunnally (1981), mengartikan validitas suatu alat ukur adalah taraf sejauhmana suatu alat ukur tersebut mengukur apa yang seharusnya diukurnya.
Istilah validitas tidak bisa lepas dari (Sutrisno Hadi, 1987): Kejituan Seberapa jauh suatu alat ukur dapat mengungkap dengan jitu, tepat, kena terhadap gejala yang diukur Ketelitian Seberapa jauh suatu alat ukur tersebut mempunyai kemampu- an dengan cermat menunjukkan ukuran besar kecilnya gejala yang diukur
Tipe-Tipe Validitas Anastasi (1976) dan Kerlinger (1990), mengemukakan adanya tiga macam validitas: Content Validity Construct Validity Criterion-related Validity Concurrent Validity Predictive Validity
Content Validity Content Validity menunjukkan pada taraf sejauhmana item/pertanyaan/pernyataan suatu alat ukur tersebut telah dianggap dapat mengukur hal-hal yang mewakili keseluruhan isi yang hendak di ukur oleh alat ukur tersebut. Analisis rasional terhadap item/pertanyaan/ pernyataan alat ukur tersebut Sangat subjektif
Content Validity Sumadi Suryabrata (1981) menyarankan adanya suatu panel yang terdiri dari ahliahli yang menguasai pengukuran untuk mengurangi adanya unsur subjektivitas dalam melakukan analisis rasional. Dalam kaitannya dengan content validity, berkembang bentuk validitas lain yaitu Face Validity dan Logical Validity (Azwar, 1986).
Content Validity Face Validity Logical Validity dipandang nampaknya memang telah mengukur apa yang seharusnya di ukur Dituntut suatu batasan logis yang mencakup bagian-bagian kawasan perilaku (aspek, gejala, dimensi, ciri-ciri, dsb)
Construct Validity Construct Validity menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur mengukur konstruksi teoritis yang menjadi dasar pengukuran alat ukur tersebut, atau dengan kata lain sejauhmana kecocokan antara item-item yang disusun dengan definisi yang lahir dari konstrak teoritis. Validity by definition
Construct Validity Untuk menguji construct validity digunakan analisis statistik, yaitu melalui pendekatan: Analisis Item (Sutrisno Hadi, 1991) Analisis Faktor (Suryabrata, 1982)
Criterion-related Validity Citerion-related validity adalah sejauhmana tinggi-rendahnya validitas suatu alat ukur bila dihubungkan/dibandingkan dengan alat ukur lain yang dianggap sebagai kriterium.
Criterion-related Validity Untuk mengetahui criterion-related validity dengan cara analisis statistik, yaitu dengan melalui pendekatan Multitrait-multimethod (Azwar, 1986) atau Korelasi Product-Moment {mengkorelasi antara alat ukur yang dipersoalkan (prediktor) dengan alat ukur lain (kriterium) yang dianggap sudah memiliki validitas dan reliabilitas yang baik}
Criterion-related Validity Concurrent Validity Pengambilan skor kriterium bersamaan waktunya dengan pengambilan skor alat ukur yang dipersoalkan (prediktor). Predictive Validity Pengambilan skor kriterium waktunya tidak bersamaan dengan pengambilan skor alat ukur yang dipersoalkan (prediktor) atau waktu yang akan datang.
Terima Kasih 14