MANFAAT PENGGUNAAN ARACHIS PINTOI TERHADAP PEKEMBANGAN MUSUH ALAMI HAMA PENGGEREK BATANG (LOPHOBARIS PIPERIS MASH) DALAM BUDIDAYA LADA

dokumen-dokumen yang mirip
Upaya pengendalian Hama pengerek batang (Lophobaris piperis Marsh.) Tanaman lada dengan menggunakan jamur. Beauveria bassiana. Oleh ;Umiati.

PEMETAAN LOKASI PENANAMAN LADA DAN SERANGAN PENYAKIT BUSUK PANGKAL BATANG (BPB) DI PROPINSI LAMPUNG DAN PROPINSI BANGKA BELITUNG

Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27

I. PENDAHULUAN. luas areal kakao yang cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia di pasaran dunia. Kopi robusta (Coffea robusta) adalah jenis kopi

I. PENDAHULUAN. serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L) merupakan salah satu komoditi ekspor.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TEKNIK BUDIDAYA LADA INTEGRASI BERTERNAK KAMBING

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas penting di dalam perdagangan dunia.

I. PENDAHULUAN. penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha

BAB VII SINTESIS Strategi Pengendalian Hayati Kepik Pengisap Buah Lada

Tungau Karat Jeruk (Phyllocoptruta oleivora)

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Provinsi Gorontalo memiliki wilayah seluas ha. Sekitar

PENDAHULLUAN. Latar Belakang

Mengenal Penyakit Busuk Batang Vanili. Oleh : Umiati

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut:

Serangan Kutu Hijau Coccus viridis pada Kopi di Jawa Timur

NOTA DINAS banjir OPT banjir kekeringan OPT banjir kekeringan OPT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi populasi dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik meliputi makanan,

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (coffea sp.) adalah tanaman yang berbentuk pohon termasuk dalam famili

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia kopi merupakan salah satu komiditi ekspor yang mempunyai arti

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L.) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung di Indonesia (Zea mays L.) merupakan komoditas tanaman

Oleh : Irianto Budi Santosa, SP POPT KABUPATEN JOMBANG

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

PERKEMBANGAN SERANGAN PENYAKIT CACAR DAUN CENGKEH (Phyllosticta sp.) PADA TANAMAN CENGKEH TRIWULAN II TAHUN 2013 WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA

Rintisan Metode Pengamatan Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) di Kabupaten Dairi Propinsi Sumatera Utara.

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat

Alternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp. Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

PEMANGKASAN KOPI. Disusun Oleh : Khasril Atrisiandy, SP NIP : Penyuluh Pertama

Zeuzera coffeae pada Tanaman Kopi di Wilayah Jawa Timur

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

I. P E N D A H U L U A N. empat bibit kelapa sawit dibawa dari Afrika dan ditanam di Kebun Raya Bogor

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

PENDAHULUAN. senilai US$ 588,329,553.00, walaupun ada catatan impor juga senilai US$ masyarakat (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2010).

Teknologi Budidaya Kedelai

I. PENDAHULUAN. Pepaya merupakan salah satu tanaman yang digemari oleh seluruh lapisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menjadi pemasok hasil pertanian yang beranekaragam yaitu rempah-rempah

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

PENDAHULUAN. Kopi (Coffea sp.) sebagai salah satu komoditi non migas. Kopi memiliki

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang. melimpah dan dikenal dengan sebutan negara agraris, sehingga pertanian

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan tanaman sumber protein yang

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KELOMPOK PADA SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) LADA DI UPT BUKIT KEMUNING LAMPUNG UTARA

PEDOMAN UJI MUTU DAN UJI EFIKASI LAPANGAN AGENS PENGENDALI HAYATI (APH)

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

ANALISIS KEADAAN SERANGAN OPT KOMODITAS KELAPA SAWIT DI WILAYAH KERJA SUMATERA TAHUN Oleh: Muklasin dan Syahnen

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

PETUNJUK PENGAMATAN OPT PERKEBUNAN

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (merah). Banyaknya vitamin A pada tanaman tomat adalah 2-3 kali. banyaknya vitamin A yang terkandung dalam buah semangka.

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman pangan utama keempat dunia setelah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE

Hercules si Perusak Tanaman Pala dan Cengkeh

PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacg) berasal dari Nigeria, Afrika

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

Transkripsi:

MANFAAT PENGGUNAAN ARACHIS PINTOI TERHADAP PEKEMBANGAN MUSUH ALAMI HAMA PENGGEREK BATANG (LOPHOBARIS PIPERIS MASH) DALAM BUDIDAYA LADA SUROSO DAN HERY.S Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung, Jl. Za. Pagar Alam No 1A, Raja Basa Bandar Lampung 325144 RINGKASAN Dalam mengusahakan tanaman lada di Lampung terdapat kendala antara lain hama penggerek batang (Lophobaris piperis marsh). Hama ini mempunyai daerah penyebaran pertanaman lada Lampung dan belum dapat dikendalikan dengan baik oleh petani, sehingga mengakibatkan kerusakan dan menurunnya produksi lada, bahkan serangan berat dapat mengakibatkan kematian tanaman lada. Untuk mengatasi perkembangan hama dan penyakit dalam megusahakan tanaman lada tersebut, antara lain dapat dilakukan dengan memanfaatkan tanaman Arachis pintoi sebagai penutup tanah. Dengan mengembangkan tanaman Arachis pintoi sebagai penutup tanah dan mempunyai kegunaan diantaranya: (1) mencegah erosi dan memperbaiki kesuburan tanah, (2) sebagai media dekomposisi cendawan antagonis Trichoderma Sp, (3) sebagai penghambat penyebaran penyakit busuk pangkal batang (BPB), (4) menjaga stabilitas kelembaban tanah, dan (5) mengendalikan hama penggerek batang lada (Laphobaris piperis Marsh). Kata kunci : Lada, Arachis pintoi, parasitoid. PENDAHULUAN Lada merupakan komoditas perkebuan yang mempunyai nilai ekspor sebagai sumber devisa bagi negara. Daerah utama penghasil lada di Indonesia adalah di daerah Propinsi Sumatera Selatan (Bangka), Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Aceh (Dirjenbun, 1999). Di Lampung tanaman lada diusahakan petani secara luas di Kabupaten Way kanan, Lampung Timur dan Lampung Utara. Pada tahun 1993 luas areal tanaman lada di lampung mencapai 45.899 ha, kemudian pada tahun 1998 luas areal menurun menjadi 43.538 ha, sedangkan produksinya pada tahun 1993 sebesar 25.017 ton (Lampung Dalam Angka, 1996; Stastistik Perkebunan Lampung, 1996; Dirjenbun 1999). Rendahnya produktivitas tanaman lada di Lampung antara lain disebabkan karena adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) utama tanaman lada yaitu hama dan penyakit yang mengakibatkan kerusakan dan kematian tanaman lada. OPT utama pada tanaman lada tersebut adalah hama penggerek batang lada (Lophobaris piperis) dan penyakit busuk pangkal batang (BPB) (Phythopthora capsici). Usaha pengendalian hama dan penyakit tersebut antara lain dapat dilakukan dengan konservasi kebun lada untuk meningkatkan populasi musuh alami di lapang. Dari hasil penelitian menunjukkan, bahwa dengan melakukan tanaman lada dapat meningkatkan populasi dan parasitasi parasitoid hama penggerek batang lada (Suprapto, 1989). Hama dan penyakit penyebab kerusakan dibeberapa daerah pertanaman lada di Indonesia yang cukup menonjol adalah hama penggerek (Lophobaris piperis) dan penyakit busuk pangkal 236 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

batang (Phytopthora capsici),yang juga dikenal sebagai hama dan penyakit utama tanaman lada di Lampung. Hama penggerek batang di daerah pertanaman lada di Lampung dapat mengakibatkan kerusakan 5-7 % tanaman lada dengan jumlah kerugian 1.185-1.660 ton setiap tahun (Suprapto dan Kasim, 1989). Di Lampung ditemukan hama penggerek batang terparasitasi oleh parasitoid Spathius piperis pada larva hama penggerek batang, yang tingkat parasitasinya di lapang sangat beragam, hal ini disebabkan bervariasinya kondisi kebun. Hasil pengamatan pada kebun lada yang dilakukan penyiangan bersih menunjukkan bahwa tingkat parasitasi parasitoid Spathius cenderung rendah. Sedangkan pada kebun lada yang dilakukan penyiangan terbatas ataupun kebun lada yang ditanam dengan tanaman kopi diantara tanaman lada, menunjukkan persentase parasitasi oleh parasitoid Spathius piperis lebih tinggi (Suprapto, 1986). Menurut Suprapto, dkk (1994) hal tersebut disebabkan kemampuan reproduksi dan parasitasi parasitoid Spathius piperis erat hubungannya dengan ketersedian makanan parasitoid dewasa berupa nektar dan polen. Dijelaskan bahwa reproduksi dan kemampuan parasitasi parasitoid Spathius piperis cenderung meningkat apabila cukup memperoleh makanan nektar dan polen. Dari hasil pengamatan di Laboratorium menunjukkan bahwa parasitoid Spathius piperis yang memperoleh cukup makanan mampu menghasilkan telur lebih banyak, persentase penetasan lebih tinggi, dan umur lebih lama dibandingkan dengan parasitoid yang tidak memperoleh makanan nectar dan polen ataupun ketersediaan nektar dan polen terbatas. Prospek Arachis pintoi dalam budidaya tanaman lada 1. Mencegah Erosi dan Memperbaiki Kesuburan Tanah Budidaya tanaman lada yang dilakukan penyiangan bersih dan pemangkasan tiang penegak, saat musim hujan dating air langsung menerpa permukaan tanah. Keadaan tersebut diikuti terjadinya aliran air di permukaan sehingga partikel tanah bersama humus mudah tererosi. Terjadinya erosi yang terus menerus menyebabkan tingkat kesuburan tanah menjadi menurun. Dengan menanam Arachis pintoi sebagai penutup tanah pada penanaman lada, maka tidak terjadi run off aliran air bahkan air akan meresap kedalam tanah sehingga dapat mencegah terjadinya erosi. Air pada kebun lada yang ditanam penutup tanah (Arachis pintoi) dapat memberikan bahan organik yang berasal dari sisa bagian tanaman sekaligus memperbaiki kesuburan tanah. 2. Arachis pintoi Sebagai Media Dekomposisi Cendawan Antagonis Trichoderma sp. Tanaman Arachis yang telah menutupi permukaan kebun perlu dilakukan bebokor/penyiangan terbatas disekitar kanopi tanaman lada terutama pada waktu akan melakukan pemupukan dan pengendalian penyakit BPB lada. Pada waktu pembokoran ini akan menghasilkan serasah/bahan organik yang telah kering yang dapat di gunakan sebagai penutup tanah yang terdekomposisi. Pada serasah yang telah terdekomposisi tersebut tumbuh cendawan antagonis Trichoderma sp dan mampu menekan aktivitas patogen penyebab penyakit BPB lada (Phytopthora capsici) Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 237

3. Arachis pintoi Penghambat Penyebaran Penyakit BPB (Phytopthota capsici) Pada kebun lada yang ditanami Arachis pintoi dan telah menutup permukaan tanah, maka aliran dan percikan air hujan di permukaan tanah tidak terjadi. Karena air hujan akan meresap kedalam tanah. Pada kondisi yang demikian penyebaran penyakit BPB pada tanaman lada secara efektif dapat ditekan. 4. Arachis pintoi Menjaga Stabilitas Kelembaban Areal perkebunan lada yang disiang bersih atau tanpa di tanaman Arachis pintoi pada musim kemarau terjadi penguapan sangat cepat karena intensitas sinar matahari langsung kepermukaan tanah. Hal tersebut mengakibatkan tanah cepat mengering dan tanaman lada tampak mulai kekurangan air, sehingga pertumbuhannya terhambat. Sedangkan pada waktu musim hujan apabila tanah sudah jenuh air akan terjadi aliran (run off) yang mengakibatkan erosi permukaan tanah. Dengan menanam Arachis pintoi sebagai penutup tanah di areal pertanaman lada penguapan air tanah tidak langsung dari permukaan tanah melainkan melalui respirasi daun Arachis pintoi. Dengan demikian tanah di sekitar permukaan kebun lada relatif stabil kelembabannya baik pada musim kemarau maupun musim hujan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman lada. 5. Mengendalikan Hama Penggerek Batang Lada (Lophobaris spp) Pengendalian hama penggerek batang lada dapat dilakukan dengan menggunakan musuh alami parasitoid spathius piperis. Populasi musuh alami ini dapat ditingkatkan apabila makanan parasitoid (nektar dan polen) cukup tersedia di kebun lada. Tanaman Arachis pintoi ini meruapakan jenis tanaman kacang-kacangan, berbunga kupu-kupu dan berbunga sepanjang tahun dengan menghasilkan nektar dan polen. Dengan adanya tanaman Arachis pintoi ini kelangsungan hidup parasitoid Spathius piperis dapat berjalan dengan normal dan berkelanjutan. Hal ini berarti proses pengendalian penggerek batang lada secara alami dapat berjalan secara berkelanjutan dan serangan penggerek batang lada relatif rendah. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa dengan penanaman Arachis pintoi tingkat parasitasi parasitoid lebih menonjol berkisar 25-50 %, sedangkan tanpa penanaman penutup tanah tingkat parasitasi parasitoid cenderung rendah sekitar 5,2-10,8% (Tabel 1). Tabel 1.Manfaat tanaman Arachis pintoi terhadap perkembangan parasitasi hama penggerek batang lada (Lophobaris Spp) Perlakuan tanaman Tingkat Parasitasi penggerek batang sebelum aplikasi (%) Tingkat Parasitasi penggerek batang setelah aplikasi (%) Maret Juni Sept Des Dengan Penutup tanah Arachis pintoi 5,90 25,0 41,2 50,0 42,85 Tanpa penutup tanah (penyiangan bersih) 5,26 5,8 5,2 4,17 10,8 Dengan penutup tanah Arachis pintoi menunjukkan keragaman jenis serangga di kebun lada lebih banyak baik jenis serangga parasitoid, predator maupun serangga hama sekunder pemakan tanaman lada (Tabel. 2). Hal ini menunjukkan bahwa stabilitas kebun lada dengan tanaman Arachis pintoi relatif lebih mantap dibandingkan tanpa penaman Arachis pintoi. 238 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Tabel 2 Keragaman jenis serangga di kebun lada dengan penutup tanah Arachis pintoi di desa Ulak Ata Kecamatan Tanjung Raja, Lampung Utara. No Otdo Famili Jenis ***) Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Spider Hymenoptra Hymenoptra Dermaptera Hemiptera Siput Odonata Lycosidae Ichneumoidae Eupelmidae** Evanidae Scoliidae Braconidae** Calliphroridae Sciomyzidae Cecopet Acrididae Tettigoniidae Gryllidae Scaphidiidae Coreidae Curculionidae* Tabanidae Molusca Cerambicidae Capung Psephenidae Forticula aulicularia L D.piperis China. Piperis marsh Achatina fulica Fer Batocera Redator Hama dadap/lada mati Hama Arachis KESIMPULAN Penanaman tanaman Arachis pintoi diantara tanaman lada dapat memberikan manfaat: (1) mencegah erosi dan memperbaiki kesuburan tanah, (2)sebagai media dekomposisi cendawan antagonis Tricoderma Sp, (3) dapat menghambat penyebaran penyakit BPB (Phytophthora Capsici), (4) menjaga stabilitas kelembaban tanah, dan (5) dapat mengendalikan hama penggerek batang lada (Lophobaris piperis). DAFTAR BACAAN Bappeda Tingkat I Propinsi Lampung 1996. lampung Dalam Angka 1995/1996. kerjasaman Bappeda dan Kantor Statistik Tingkat I Lampung. Kantor Statistik BPS Propinsi Lampung. Hal 248-260 BPS Propinsi Lampung. 1998. Lampung Dalam Angka. BPS Propinsi Lampung. Hal 306-307. Dinas Perkebunan Propinsi Daerah TK I Lampung.1996 Stastistik Perkebunan Lampung. Dinas Perkebunan Propinsi Daerah TK I Lampung Hal 1-6 Direktorat Jenderal Perkebunan 1999. Stastistik Perkebunan Indonesia 1997-1998 Lada Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta Suprpato Dan R Kasim 1989. Pengendalian Secara Biologik Penggerek Batang Dan Penyakit BPB Pada Tanaman Lada. Seminar Bulanan Sub Balitro Natar Juli 1989 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan 239

Suprapto. 1986. Kisaran Inang Tingkat Serangan Dan Fluktuasi Populasi Penggerek Batang Lada (Lophobaris Piperis Marsh) Di Lampung Tesis S2 Fak. Pasca Sarjanan UGM 79hal Suprapto. 1989 Kemungkinan Pengendalian Penggerek Batang Lada Dengan Spathius Piperis Wilk (, Bracomedae0. Proseding Simposium Hasil Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Industri Buku II B Lada. Hal 613-617 Suparpto Dan Bambang S. 1999 Pangaruh Arachis Sp Terhadap Perkembangan Hama Dan Penaykit Tanaman Lada. Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Natar Desember 1999 240 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan