Bahasa Indonesia Modul ke: Ragam Bahasa Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd.
Hakikat Bahasa Kedudukan Bahasa Kedudukannya Sebagai Bahasa Negara Berdasarkan Media Ragam Bahasa Berdasarkan Cara Pandang Penutur terhadap Mitra Komunikasinya Berdasarkan Topik yang dibicarakan atau dituliskan Fungsi Bahasa Secara Umum Berdasarkan keputusan Seminar Politik Bahasa Nasional Berdasarkan Situasi Sosial dan Fungsional Keilmuan Sastra Bahasa Indonesia yang baik dan benar
Hakikat Bahasa sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya sistem lambang yang bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat pemakainya. sistem lambang tersebut bersifat konvensional yang ditentukan oleh masyarakat pemakainya berdasarkan kesepakatan sistem lambang bersifat unik, khas, dan tidak sama dengan lambang bahasa lain sistem lambang bersifat terbatas, tetapi produktif
Secara Umum Fungsi Bahasa alat / media komunikasi, alat untuk ekspresi diri alat integrasi dan adaptasi sosial alat kontrol sosial (Keraf, 1997: 3)
Berdasarkan Keputusan Seminar Politik Bahasa Nasional Lambang kebanggaan nasional Lambang Identitas nasional Alat pemersatu bangsa Alat perhubungan antarbudaya
Bahasa resmi kenegaraan Kedudukan Bahasa Sebagai bahasa negara Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan Bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi
Ragam Bahasa Ciri-Ciri Ragam Lisan Memerlukan kehadiran orang lain Unsur gramatikal tidak diunggkapkan secara lengkap Terikat ruang dan waktu Dipengaruhi oleh intonasi suara Ragam Tulis Tidak memerlukan kehadiran orang lain Unsur gramatikal dihadirkan secara lengkap Tidak terikat ruang dan waktu Dipengaruhi oleh tanda baca dan ejaan
bahasa berdasarkan cara pandang penutur terhadap mitra komunikasinya. Sebelum menentukan ragam bahasa akan dipakai, seorang penutur akan melihat dahulu apakah mitranya itu sedaerah atau satu suku dengannya atau tidak, apakah mitranya itu orang yang perlu dihormati atau tidak, sebaya, orang tua atau anak-anak, berpendidikan atau tidak. Cara pandang ini mengakibatkan timbulnya ragam kedaerahan, ragam terpelajar, ragam resmi dan ragam tidak resmi.
berdasarkan topik yang dibicarakan atau dituliskan.. Pembicaraan tentang topik tertentu mengakibatkan terbentuknya bahasa yang memiliki ciri khas sesuai dengan bidangnya masing-masing, misalnya ragam hukum, ragam bisnis, ragam sastra, ragam kedokteran dan ragam politik.
berdasarkan Situasi Ragam bahasa berdasarkan situasi memunculkan tiga ragam bahasa, yaitu ragam bahasa resmi, ragam bahasa tidak resmi dan ragam bahasa akrab.
Ragam Bahasa Resmi Sikap dan kedudukan penutur terhadap kawan bicara akan menentukan tingkat keresmian bahasa. Ciri-ciri ragam bahasa resmi Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten Menggunakan imbuhan secara lengkap Menggunakan kata ganti resmi Menggunakan kata baku Menggunakan EYD Menghindari unsur kedaerahan Bahasa baku memiliki empat fungsi, (1) fungsi pemersatu, (2) fungsi penanda kepribadian, (3) fungsi penambah wibawa, (4) fungsi sebagai kerangka acuan. Tiga yang pertama bersifat pelambang atau simbolis, satu bersifat objektif
Ciri-ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari ragam bahasa resmi. Ragam bahasa tidak resmi ini digunakan ketika kita berada dalam situasi yang tidak formal. Ragam tidak baku dipelajari dalam lingkungan keluarga atau lewat pergaulan dalam lingkungan masyarakat. Penggunaan kalimat-kalimat pendek merupakan ciri ragam bahasa akrab. Kalimatkalimat pendek ini menjadi bermakna karena didukung oleh bahasa nonverbal seperti anggukan kepala, gerakan kaki dan tangan, atau ekspresi wajah.
Ragam Bahasa Keilmuan Bahasa ilmu itu lugas dan cermat, menghindari segala macam kesamaran dan ambiguitas. Lugas artinya alngsung mengenai sasaran, tanpa basa-basi Cermat artinya berusaha untuk melekukan sesuatu tanpa salah atau cacat. Bahasa ilmu itu gayanya ekonomis, yaitu haruslah padat isi dan bukan padat kata. Bahasa ilmu itu objektif dan berusaha tidak memperlihatkan ciri perseorangan sehingga wujud kalimatnya sering terlepas dari keakuan si penulis. Bahasa itu tidak melibatkan perasaan. Ilmu itu hasil pemikiran bukan hasil perasaan Bahasa ilmu itu mengutamakan informasi bukan imajinasi yang menjadi ciri khas bahasa kesusastraan. Bahasa ilmu itu gayanya tidak meluap-luap. Bahasa ilmu cenderung membakukan makna kata, ungkapan bahkan bisa muncul istilah-istilah khusus (jargon) dalam setiap bidang ilmu.
Ragam Bahasa Sastra Ragam ini lebih mengutamakan unsur-unsur keindahan seni, penulis cenderung menekankan gaya pengungkapan simbolik dengan memadukan unsur intrinsik dan ekstrinsik, misalnya dalam roman, novel, cerita pendek. Bahasa sastra merupakan salah satu fenomena bahasa dalam sosiolinguistik Ragam Sosial dan Ragam Fungsional Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa berdasarkan hubungan orang, misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab dan atau sebaya, serta tingkat status sosial orang yang menjadi lawan bicara. Ragam sosial ini juga berlaku pada ragam tulis maupun ragam lisan
Ragam bahasa Indonesia yang baik dan benar Kaidah atau aturan meliputi aspek tata bunyi, tata kata dan kalimat, tata istilah, tata ejaan, dan tata makna. Bahasa Indonesia yang benar adalah pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa indonesia.