KAJIAN IKLIM MIKRO TERHADAP BERBAGAI SISTEM TANAM DAN POPULASI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.)

dokumen-dokumen yang mirip
Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis pada Beberapa Sistem Tanam

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

Jurnal Produksi Tanaman Vol. 4 No. 8, Desember 2016: ISSN: Bhakti Waluyo *), Ninuk Herlina dan Roedy Soelistyono

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) PADA BERBAGAI PERSENTASE NAUNGAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi Konsumsi Air Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.) pada Teknik Hidroponik melalui Pengaturan Populasi Tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Iklim Mikro Dan Produksi Jagung Manis Pada Beberapa Sistem Tanam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN :

PENGARUH SISTEM PERTANAMAN SISIPAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG Bunyamin Z dan M. Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia PENDAHULUAN

Uji Aplikasi Pupuk Lengkap Bioorganik Cair untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Jagung Manis

PENGARUH TEKNIK BUDIDAYA SRI

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

P r o s i d i n g 233

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

THE EFFECT OF THE KINDS OF FERTILIZER AND WEED CONTROL TIME ON GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays saccharata)

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharatasturt) PADA SISTEM JARAK TANAM JAJAR LEGOWO YANG BERBEDA

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

GROWTH AND YIELD RESPONSE SWEET CORN (Zea mays L. saccharata) IN INTERCROPPING SYSTEM WITH MUNG BEAN (Vigna radiata L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

THE EFFECT OF VARIOUS DOSAGES OF ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZERS ON PLANT GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata Sturt)

THE INFLUENCE OF COVER CROPS UTILIZATION OROK-OROK (CROTALARIA JUNCEA L.) TOWARD WEED CONTROL ON MAIZE (ZEA MAYS L.) IN RAIN SEASON ABSTRAK

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

SISTEM TANAM DAN UMUR BIBIT PADA TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS INPARI 13

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum

PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DALAM TUMPANGSARI KACANG TANAH (Arachis hipogeae L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN*

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PENAMBAHAN PUPUK KANDANG KAMBING DAN KERAPATAN TANAMAN YANG BERBEDA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

AGROVIGOR VOLUME 7 NO. 2 SEPTEMBER 20 ISSN

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

Jimy Eko Julianto. 1) Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno. 2) Dr. Ir. Agung Nugroho, SU. 2)

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

KAJIAN JARAK LEGOWO TERHADAP IKLIM MIKRO PADA BUDIDAYA PADI SISTEM JAJAR LEGOWO I Putu Hendra 1, Sumiyati 2, I Wayan Tika 2

Optimalisasi Cahaya Matahari Pada Pertanaman Padi (Oryza sativa L.) System of Rice Intensification (SRI) Melalui Pendekatan Pengaturan Jarak Tanam

PENGARUH JARAK TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)

THE EFFECT OF DAY HARVEST AND APLICATION DOSAGE OF POTASSIUM FERTILIZER ON GROWTH AND QUALITY OF SWEET CORN (Zea mays saccharata Sturt)

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

PENGARUH APLIKASI BIOURINE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI THE EFFECT OF BIOURINE APLICATION TO RICE GOWTH AND YIELD

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bulan Februari 230 Sumber : Balai Dinas Pertanian, Kota Salatiga, Prov. Jawa Tengah.

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: (Print), ISSN: (Online, Vol. 4, No.2: , Oktober 2015

Volume 10 Nomor 2 September 2013

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR BIOAKTIVATOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

Pengaruh Teknik Dan Dosis Pemberian Pupuk Organik Dari Sludge Bio- Digester Terhadap Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

RESPONS BERBAGAI POPULASI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK UREA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

APLIKASI CARA TANAM PADA DNA VARIETAS WIJEN, TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

PENGARUH PENCACAHAN BERBAGAI MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN dan HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

CH BULANAN. Gambar 3. Curah hujan bulanan selama percobaan lapang

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Kotoran Kambing Terhadap Sifat Tanah. Tabel 4.1. Karakteristik Tanah Awal Penelitian

Achmad Sauki *), Agung Nugroho dan Roedy Soelistyono

PENGARUH JARAK TANAM DAN DEFOLIASI DAUN PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

PENINGKATAN EFISIENSI KONVERSI ENERGI MATAHARI PADA PERTANAMAN KEDELE MELALUI PENANAMAN JAGUNG DENGAN JARAK TANAM BERBEDA

Jurnal Produksi Tanaman Vol. 5 No. 6, Juni 2017: ISSN: Ahsanul Falah Annas Setya *), Agung Nugroho dan Roedy Soelistyono

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG SEMI (BABY CORN)

Volume 11 Nomor 2 September 2014

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL

AGROVIGOR VOLUME 2 NO. 2 SEPTEMBER 2009 ISSN

Transkripsi:

92 Jurnal Produksi Tanaman Vol. 5 No. 1, Januari 2017: 92-99 ISSN: 2527-8452 KAJIAN IKLIM MIKRO TERHADAP BERBAGAI SISTEM TANAM DAN POPULASI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) STUDY OF MICRO CLIMATE TO VARIOUS CROPPING SYSEM AND POPULATION OF SWEET CORN (Zea mays saccharata Sturt.) Rahadyan Rizki Indrawan *), Agus Suryanto dan Roedy Soeslistyono Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur *) Email: ir_okky.com ABSTRAK Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Faktor-faktor iklim yang sangat mempengaruhi pertumbuhan bagi tanaman adalah radiasi matahari, suhu dan curah hujan. Iklim mikro tanaman adalah kondisi disekitar tanaman mulai dari perakaran terdalam hingga tajuk teratas tanaman. Tujuan penelitian ini untuk untuk mengetahui pola perubahan iklim mikro pada berbagai sistem tanam dan populasi pada tanaman jagung manis varietas Talenta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2014 di desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 kali pengulangan. Terdapat 6 perlakuan ialah P1 : Sistem Tanam jagung konvensional dengan 1 benih / lubang tanam, P2 : Sistem Tanam Jagung konvensional dengan 2 benih / lubang tanam, P3 : Sistem Tanam Jagung konvensional dengan 3 benih / lubang tanam, P4 : Sistem Tanam Jagung Jajar Legowo (2:1) dengan 1 benih / lubang tanam, P5 : Sistem Tanam Jagung Jajar Legowo (2:1) dengan 2 benih / lubang tanam dan P6 = Sistem Tanam Jagung Jajar Legowo (2:1) dengan 3 benih / lubang tanam. Pengamatan dilakukan dengan tiga cara yaitu pengamatan iklim, tanaman dan hasil panen. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh nyata pada semua variabel pengamatan kecuali jumlah daun. Dengan penggunaan sistem tanam jajar legowo mampu menciptakan kondisi iklim mikro yang mendekati syarat tumbuh tanaman. Penggunaan sistem tanam jajar leowo dengan 1 benih / lubang tanam menghasilkan bobot panen sebesar 12,08 ton ha -1. Kata Kunci : Iklim Mikro, Sistem Tanam, Populasi, Jagung. ABSTRACT Micro climate is one factor that affects plant growth and productivity. The factors that really affect the plants growth is solar radiation, temperature and rainfall. Micro climate in plant is the condition around plants ranging from deepest root area until top editorial plants. The purpose of this research is to know the pattern of the micro climate on various cropping systems and population on the sweet corn seed Talenta varieties. This research was conducted in April until July 2014 in Pandanrejo village, Bumiaji district, Batu city. This research using Random Design Group ( RDG ) with 4 repetition. There are 6 treatment was P1 : Conventional cropping system with 1 seed/hole, P2 : Conventional cropping system with 2 seed/hole, P3 : Conventional cropping system with 3 seed/hole, P4 : Jajar Legowo (2:1) cropping system with 1 seed/hole, P5 : Jajar Legowo (2:1) cropping system with 2 seed/hole and P6 : Jajar Legowo (2:1) cropping system with 3 seed/hole. There are three types of observation that are micro climate, plant growth and harvest. The results of research shows the real influence on all the variables

93 Indrawan, dkk, Kajian Iklim Mikro... observation except the number of leaves. Jajar Legowo cropping system could create micro climate in optimum condition, that approaching the requirement for plant growth of corn. The use of Jajar Legowo cropping system with 1 seed/hole produce 12,08 tons ha -1. Keywords: Micro Climate, Croping System, Population, Corn. PENDAHULUAN Pertumbuhan dan hasil tanaman dapat ditentukan oleh tiga faktor utama, ketiga faktor tersebut adalah tanah, iklim/cuaca dan tanaman. Untuk mencapai hasil yang optimum, maka ketiga faktor tersebut harus dalam keadaan seimbang. Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Faktor-faktor iklim yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah curah hujan, terutama untuk pertanian lahan kering, suhu maksimum dan minimum serta radiasi. Dengan mengetahui faktor-faktor cuaca tersebut pertumbuhan tanaman, tingkat fotosintesis dan respirasi yang berkembang secara dinamis dapat disimulasi (Setiawan, 2009). Intensitas cahaya dan suhu udara merupakan komponen iklim yang dapat diamati. Pada skala kecil, iklim mikro sangat mudah untuk diamati karena lingkupnya yang tidak terlalu luas. Iklim mikro adalah faktor-faktor kondisi iklim setempat yang memberikan pengaruh langsung terhadap fisik pada suatu lingkungan. Iklim mikro merupakan iklim di lapisan udara terdekat permukaan bumi dengan ketinggian + 2 meter (Bunyamin, 2010). Salah satu produk pertanian yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia adalah komoditi hortikultura. Jagung ialah komoditas yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman ini memiliki permintaan pasar dan nilai jual yang cukup tinggi. Salah satu alternatif yang bisa digunakan ialah dengan teknik budidaya menggunakan sistem tanam jajar legowo. Sistem legowo merupakan suatu rekayasa teknologi untuk meningkatkan populasi tanaman (Maifendri, 2013). Model tanam ini sudah cukup berkembang pada komoditas padi dan hasilnya pun lebih baik dibandingkan dengan teknik konvensional yang diterapkan oleh masyarakat selama ini, namun model ini bisa diterapkan pada komoditas lain, contohnya seperti pada jagung. Diharapkan dengan penerapan model tanam seperti ini pada tanaman jagung, mampu meningkatkan produktifitas hasil dibandingkan dengan model tanam secara konvenisonal. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan bulan Juli 2014, di Dusun Ngujung, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Alat yang digunakan pada pelaksanaan penelitian adalah thermohygrometer, thermometer tanah, lux meter dan timbangan analitik. Bahan yang digunakan ialah bibit jagung manis varietas Talenta, pupuk kandang kambing, pupuk anorganik berupa pupuk Urea, pupuk SP-36 dan pupuk KCL. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 pengulangan. Terdapat 6 perlakuan yaitu P1 : Sistem Tanam jagung konvensional dengan 1 benih / lubang tanam, P2 : Sistem Tanam Jagung konvensional dengan 2 benih / lubang tanam, P3 : Sistem Tanam Jagung konvensional dengan 3 benih / lubang tanam, P4 : Sistem Tanam Jagung Jajar Legowo (2:1) dengan 1 benih / lubang tanam, P5 : Sistem Tanam Jagung Jajar Legowo (2:1) dengan 2 benih / lubang tanam dan P6 = Sistem Tanam Jagung Jajar Legowo (2:1) dengan 3 benih / lubang tanam. HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu Udara Hasil analisis sidik ragam setiap perbedaan sistem tanam dan populasi terhadap suhu udara 06.00 WIB pada pengamatan 15, 45 dan 60 hst memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap perbedaan suhu udara 06.00 WIB. Perlakuan berbagai sistem tanam dan populasi berpengaruh nyata terhadap suhu udara. Dari hasil analisis didapatkan bahwa perbedaan sistem tanam dan populasi

Suhu (oc) 94 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 1, Januari 2017, hlm. 92 99 22.50 22.00 21.50 21.00 20.50 20.00 19.50 0 5 10 15 20 25 30 Tinggi Tanaman (cm) P1 P2 P3 P4 P5 P6 Gambar 1 Pola Suhu Udara Umur 15 HST pada Perlakuan SIstem Tanam dan Populasi Tanaman Jagung mempengaruhi suhu udara disekitar tanaman. Kondisi suhu udara disekitar tanaman jagung pada tajuk atas, tengah dan bawah menunjukan perbedaan yang nyata. Pola suhu udara pada berbagai waktu pengamatan (Gambar 1), didapat yaitu pada tajuk bawah tanaman jagung menunjukan suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan tajuk tengah dan tajuk atas tanaman. Perbedaan suhu udara pada berbagai waktu pengamatan ini disebabkan oleh intensitas radiasi matahari yang diterima oleh tanaman. Perlakuan berbagai sistem tanam dan populasi berpengaruh nyata terhadap perubahan suhu udara. Hal ini disebabkan oleh sistem tanam dan populasi mempengaruhi kerapatan antar tanaman. Pada sistem tanam dengan populasi 3 benih perlubang tanam, kerapatan tajuk tanaman lebih tertutup, sehingga hal ini mempengaruhi intensitas radiasi yang masuk. Pada kerapatan tajuk tanaman yang tinggi, intensitas radiasi yang masuk akan mengalami penurunan akibat terhalang oleh tajuk tanaman, hal ini yang mempengaruhi suhu udara yang terjadi pada sekitar tanaman. Hal ini dipertegas oleh pernyataan Tjasyono (2004), bahwa suhu udara di dalam gedung lebih tinggi dibandingkan suhu di luar gedung. Hal ini berlaku pula bagi tanaman, dimana pada kondisi yang lebih terbuka, suhu udara relatif lebih rendah. Suhu Tanah Hasil analisis sidik ragam memperlihatkan bahwa pada perlakuan perbedaan sistem tanam dan populasi terhadap suhu tanah 06.00 WIB pada pengamatan 15,45 dan 60 hst memberikan pengaruh yang nyata terhadap suhu tanah. Pola suhu tanah pada berbagai perlakuan sistem tanam dengan populasi yang berbeda pada berbagai kedalaman menunjukan perubahan secara fluktuatif (Gambar 2). Pengamatan suhu tanah dilakukan pada kedalaman 0cm, 10cm dan 20cm. Pengukuran ini didasarkan pada ratarata kedalaman akar dan untuk memperoleh nilai suhu permukaan dan suhu tanah. Dari hasil analisis didapatkan bahwa perbedaan sistem tanam dan populasi mempengaruhi suhu tanah disekitar tanaman. Kondisi suhu tanah disekitar tanaman jagung pada kedalaman 0cm, 10cm dan 20cm menunjukan perbedaan yang nyata. Pola suhu tanah 0cm pada pengamatan 06.00 WIB cenderung meningkat pada setiap pengamatannya, suhu tanah 0cm tertinggi pada pengamatan 06.00 WIB didapatkan pada perlakuan sistem tanam konvensional dengan 3 benih pelubang tanam. Hal ini disebabkan karena pada perlakuan tersebut memiliki populasi tanaman yang tinggi sehingga kerapatan tajuk tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Sudaryono (2004),

Suhu (oc) 95 Indrawan, dkk, Kajian Iklim Mikro... 27.50 27.00 26.50 26.00 25.50 25.00 24.50 24.00 0 5 10 15 20 25 Tinggi Tanaman (cm) P1 P2 P3 P4 P5 P6 Gambar 2 Pola Suhu Tanah Umur 15 HST pada Perlakuan SIstem Tanam dan Populasi Tanaman Jagung Gambar 3 Pola Kelembaban Udara Umur 15 HST pada Perlakuan SIstem Tanam dan Populasi Tanaman Jagung menyatakan bahwa suhu tanah dalam naungan lebih rendah dibandingkan suhu tanah tanpa naungan. Kondisi kanopi yang rapat dapat mempertahankan kelembaban tanah dan mengendalikan suhu tanah. Kelembaban Udara Hasil analisis sidik ragam pada perlakuan perbedaan sistem tanam dan populasi memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap kelembaban udara 06.00 WIB pada pengamatan 15, 45 dan 60 hst. Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban multak, kelembaban nisbi, maupun defisit tekanan uap air (Handoko, 1995). Kelembaban relatif adalah perbandingan antara masa uap air yang ada di dalam satu satuan volume udara, dengan masa uap air yang maksimum dapat dikandung pada suhu dan tekanan yang sama. Kelembaban udara pada pagi hari menunjukkan rata-rata nilai berkisar antara 75-80% (Gambar 3). Menurut Tjasyono (2004) Kelembaban udara erat hubungannya dengan ketersediaan air. Saat kelembaban terlalu tinggi, seluruh pori-pori tanah akan terisi air hingga titik jenuh. Pada siang hari kelembaban udara menurun hingga 45-50% pada keseluruhan perlakuan. Kelembaban udara pada siang hari menunjukkan penurunan pada semua perlakuan, hal ini disebabkan intensitas radiasi matahari siang hari relatif lebih besar yang mengenai secara langsung pada tanaman. Pada sore hari, kelembaban udara memiliki persentasi

Intensitas Radiasi (Lux) Intensitas Radiasi (Lux) 96 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 1, Januari 2017, hlm. 92 99 600 400 200 600 400 200 0 0 15 30 45 60 75 Umur Tanaman (HST) Tajuk Atas Tajuk Tengah Tajuk Bawah 0 0 15 30 45 60 75 Umur Tanaman (HST) Tajuk Atas Tajuk Tengah Tajuk Bawah Gambar 4 Pola Intensitas Radiasi Matahari pada Berbagai Umur Pengamatan pada Perlakuan SIstem Tanam dan Populasi Tanaman Jagung yang hampir sama dengan kelembaban udara pada pagi namun lebih tinggi dibandingkan dengan kelembaban udara pada siang hari yaitu menunjukkan nilai berkisar antara 75-85%. Radiasi Matahari Hasil analisis sidik ragam perlakuan perbedaan sistem tanam dan populasi memperlihatkan pengaruh yang nyata pada intensitas radiasi matahari pada pengamatan 0 hst sampai dengan 75 hst. Intensitas radiasi matahari yang diterima cenderung mengalami penurunan dapat disebabkan oleh pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman mengakibatkan peningkatan kanopi tanaman, sehingga cahaya matahari yang menuju tanah terhalang oleh kanopi tanaman. Pada perlakuan sistem tanam dengan 3 benih perlubang tanam baik pada perlakuan sistem tanam konvensional dan jajar legowo, keduanya memiliki intensitas radiasi matahari yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya (Gambar 4). Hal ini disebabkan radiasi matahari yang masuk kedalam tajuk tanaman mengalami pengurangan akibat kanopi tanaman yang padat. Usman, (1991) menyatakan bahwa pada tanaman jagung dengan populasi dan jarak tanam yang berbeda, pertumbuhan tinggi jagung dengan perlakuan baik populasi maupun jarak tanam dan interaksi keduanya memperlihatkan pengaruh yang nyata. Hal ini menunjukan terdapat persaingan diantara tanaman tersebut tertuma dalam memperoleh cahaya dan unsur hara. Selain berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, radiasi matahari menunjukan pengaruh pada iklim mikro pada sekitar tanaman. Komponen Pertumbuhan Tanaman Pertumbuhan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti cahaya matahari, temperatur, kelembaban serta kondisi tanah (Tjasyono, 2004). Secara umum komponen pertumbuhan tanaman jagung yang berpengaruh nyata terhadap perlakuan perbedaan sistem tanam dan populasi tanaman yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun. Tinggi Tanaman Hasil analisis sidik ragam menunjukan pada sistem tanam dan populasi terhadap memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman pada pengamatan 7-63 hst. Berdasarkan rata-rata tinggi tanaman jagung pada perbedaan sistem tanam dan populasi tanaman (Tabel 1) menunjukan bahwa tanaman jagung pada sistem tanam dengan menggunakan 3 benih / lubang tanam mempengaruhi tinggi tanaman. Dapat dilihat pada Tabel 1 bahwa pada perlakuan tersebut menunjukan rata-rata nilai tinggi tanaman yang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Seperti yang dinyatakan oleh Ferry (2009) Pada umumnya makin tinggi kepadatan populasi tanaman, individu tanaman makin bersaing untuk memperebutkan cahaya, sehingga individu tanaman makin memperlihatkan gejala etiolasi. Jumlah Daun Hasil analisis sidik ragam menunjukan pada sistem tanam dan

97 Indrawan, dkk, Kajian Iklim Mikro... populasi terhadap tidak menunjukan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun tanaman pada pengamatan 7-63 hst. Berdasarkan rata-rata jumlah daun pada tanaman jagung pada perbedaan sistem tanam dan populasi tanaman (Tabel 2) menunjukan bahwa tanaman jagung pada sistem tanam dengan kepadatan populasi yang tinggi tidak mempengaruhi jumlah daun tanaman jagung. Namun pada pengamatan setiap umur tanaman, jumlah daun meningkat mulai dari umur 7 hst hingga 63 hst. disebabkan karena terjadinya kompetisi antara tanaman yang sangat dekat dalam memperoleh faktor pertumbuhan seperti air, cahaya, dan unsur hara. Wachjar (2013) menyatakan dalam penelitiannya luas daun nyata lebih besar pada populasi renggang dibanding dengan populasi rapat. Pada tanaman dengan populasi rapat mempunyai luas daun yang lebih sempit dibandingklan dengan populasi renggang. Populasi renggang mempunyai tingkat kompetisi antar tanaman rendah sehingga daun lebih lebar karena ruang tumbuh lebih besar. Luas Daun Hasil analisis sidik ragam perbedaan sistem tanam dan populasi memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap luas daun pada pengamatan 7 hst sampai dengan 63 hst. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh luas daun pada perlakuan sistem tanam dan populasi didapatkan pada perlakuan sistem tanam dengan populasi yang rendah menunjukan rata-rata nilai luas daun yang lebih tinggi dibanding dengan perlakuan lainnya (Tabel 3). Hal ini Komponen Hasil Tanaman Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan sistem tanam dengan populasi yang berbeda berpengaruh nyata terhadap komponen hasil tanaman jagung. Pada komponen hasil tanaman jagung yang berpengaruh nyata yaitu bobot tongkol dengan kelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol, diameter tongkol dan konversi panen per hektar. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan Tabel 1 Rerata Tinggi Tanaman (cm) pada Berbagai Umur Tanaman untuk Setiap Perlakuan Sistem Tanam dan Populasi Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) 7 hst 21 hst 35 hst 49 hst 63 hst Konvensional + 1 Benih/Lb Tanam 7.19 a 63.10 a 102.38 a 177.35 a 184.36 a Konvensional + 2 Benih/Lb Tanam 7.15 a 70.75 ab 105.43 a 182.80 a 192.30 ab Konvensional + 3 Benih/Lb Tanam 8.56 b 82.19 bc 110.30 a 198.15 ab 205.13 c Jajar Legowo + 1 Benih/Lb Tanam 7.71 ab 69.18 ab 112.76 a 180.33 a 187.42 ab Jajar Legowo + 2 Benih/Lb Tanam 7.44 a 73.8 b 123.13 b 187.75 a 194.88 b Jajar Legowo + 3 Benih/Lb Tanam 8.68 b 85.50 c 129.35 b 204.35 b 211.35 c BNT 5% 0.89 8.97 10.74 11.70 10.07 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda, berarti berbeda nyata pada uji BNT (P<0,05); HST = Hari Setelah Tanam. Tabel 2 Rerata Jumlah Daun per Tanaman (helai) pada Berbagai Umur Tanaman untuk Setiap Perlakuan Sistem Tanam dan Populasi Perlakuan Jumlah Daun (helai per tanaman) 7 hst 21 hst 35 hst 49 hst 63 hst Konvensional + 1 Benih/Lb Tanam 4.00 6.50 10.25 13.00 13.50 Konvensional + 2 Benih/Lb Tanam 4.00 6.25 10.25 12.25 13.25 Konvensional + 3 Benih/Lb Tanam 3.75 6.50 10.75 12.50 12.75 Jajar Legowo + 1 Benih/Lb Tanam 4.25 6.25 10.00 12.50 13.00 Jajar Legowo + 2 Benih/Lb Tanam 4.25 6.50 10.50 12.50 13.50 Jajar Legowo + 3 Benih/Lb Tanam 3.75 6.50 11.00 12.50 12.75 BNT 5% TN TN TN TN TN Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda, berarti berbeda nyata pada uji BNT (P<0,05); HST = Hari Setelah Tanam.

98 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 5 Nomor 1, Januari 2017, hlm. 92 99 Tabel 3 Rerata Luas Daun Tanaman (cm 2 ) Pada Berbagai Umur Tanaman Untuk Setiap Perlakuan Sistem Tanam dan Populasi Perlakuan Luas Daun (cm 2 ) 7 hst 21 hst 35 hst 49 hst 63 hst Konvensional + 1 Benih/Lb Tanam 65.03 c 674.28 b 1283.52 b 2482.50 b 3225.63 b Konvensional + 2 Benih/Lb Tanam 49.66 b 459.44 ab 869.22 ab 1888.22 ab 2566.82 a Konvensional + 3 Benih/Lb Tanam 44.16 ab 459.67 ab 875.18 ab 1473.34 a 2261.96 a Jajar Legowo + 1 Benih/Lb Tanam 58.73 bc 575.32 b 1091.91 b 2245.16 b 2976.61 ab Jajar Legowo + 2 Benih/Lb Tanam 36.78 ab 428.15 a 819.51 ab 1619.07 a 2338.09 a Jajar Legowo + 3 Benih/Lb Tanam 34.65 a 363.46 a 692.28 a 1476.42 a 2358.77 a BNT 5% 13.39 143.76 283.57 451.27 570.01 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda, berarti berbeda nyata pada uji BNT (P<0,05); HST = Hari Setelah Tanam. Tabel 4 Rerata Hasil Panen per Tanaman pada Berbagai Umur Tanaman untuk Setiap Perlakuan Sistem Tanam dan Populasi Perlakuan Bobot Tongkol dengan Kelobot (g/tan) Bobot Tongkol Tanpa Kelobot (g/tan) Diameter Tongkol (cm) Panjang Tongkol (cm) Konversi Panen (Ton/ha/tan) Sistem Tanam Konvensional + 1 benih / lubang tanam 352.42 c 269.30 f 5.3 c 20.27 c 11.98 b Sistem Tanam Konvensional + 2 benih / lubang tanam 281.47 b 196.42 c 5.2 b 18.55 b 9.57 a Sistem Tanam Konvensional + 3 benih / lubang tanam 265.67 a 178.61 b 4.9 a 17.99 a 8.80 a Sistem Tanam Jajar Legowo + 1 benih / lubang tanam 348.10 c 262.86 e 5.4 c 20.16 c 12.08 b Sistem Tanam Jajar Legowo + 2 benih / lubang tanam 282.50 b 212.44 d 5.2 b 18.73 bc 9.67 a Sistem Tanam Jajar Legowo + 3 benih / lubang tanam 262.60 a 169.26 a 4.9 a 18.06 ab 8.93 a BNT 5% 10.90 4.38 0.17 0.47 1.01 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda, berarti berbeda nyata pada uji BNT (P<0,05); HST = Hari Setelah Tanam. sistem tanam dengan populasi yang berbeda berpengaruh nyata terhadap komponen hasil tanaman jagung. Berdasarkan data rata-rata hasil tanaman jagung dalam berbagai sistem tanam dan populasi (Tabel 4) menunjukan bahwa tingkat populasi yang tinggi yaitu penggunaan tiga benih perlubang tanam menunjukan hasil yang paling rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Oleh karena itu penggunaan populasi optimum dapat menurunkan komponen hasil tanaman. Hal ini disebabkan terjadinya persaingan unsur hara, sinar matahari, dan ruang tumbuh antar individu tanaman (Wayan, 2009). Pada populasi tanaman yang rapat, banyak permukaan daun yang saling menutup, sehingga menghambat proses fotosintesis. Proses fotosintesis yang terhambat akan berdampak pada jumlah fotosintat yang dihasilkan. Hal tersebut dikaitkan dengan persaingan untuk mendapatkan hasil asimilasi, karena fotosintesis berkurang dalam tegakan yang rapat (Gardner et al., 1991). Pada penggunaan tiga benih perlubang tanam hasil produksi tanaman jagung menunjukan hasil yang paling rendah. Menurut Laelani (2010) hal tersebut diduga pada populasi tanaman tiga benih perlubang tanam merupakan titik jenuh populasi tanaman. Masdar (2006) menyatakan bahwa

99 Indrawan, dkk, Kajian Iklim Mikro... bertambahnya jumlah bibit per lubang tanam di atas populasi jenuh cenderung meningkatkan persaingan tanaman, baik antar tanaman dalam satu lubang tanam maupun antar lubang tanam yang akan berdampak pada penurunan hasil. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa : (1) Perlakuan sistem tanam dan populasi tanaman memberikan pengaruh yang nyata terhadap iklim mikro tanaman jagung. (2) Pada sistem tanam jajar legowo baik dengan 1 benih/lubang tanam (54 tanaman), 2 benih/tanan (108 tanaman) dan 3 benih/lubang (164 tanaman) tanam mampu menciptakan kondisi iklim mikro yang mendekati syarat tumbuh tanaman jagung. (3) Penggunaan 1 benih/lubang tanam memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Maka peningkatan populasi dapat menurunkan hasil tanaman. Didapatkan hasil produksi untuk konversi panen / tanamannya pada perlakuan sistem tanam konvensional dan jajar legowo berturut-turut adalah 11.98 ton ha -1 dan 12.08 ton ha -1. DAFTAR PUSTAKA Bunyamin, Z. dan M. Aqil. 2010. Analisis Iklim Mikro Tanaman Jagung (Zea mays L.) Pada Sistem Tanam Sisip. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Sulawesi Utara. Prosiding Pekan Serealia Nasional. 294-300. Ferry, F., Tino M. dan Akyas. 2009. Pengaruh Umur Pindah Tanam dan Populasi Tanaman terhadap Hasil dan Kualitas Sayuran Pakcoy (Brassica campestris L., Chinensis group) yang Ditanam dalam Naungan Kasa di Dataran Medium. Bandung. J. Agrikultura 20(3):216-224. Gardner, F.P, R. Brent Pearce dan Roger L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI-Press. Jakarta. p 61-73. Handoko. 1995. Klimatologi Dasar. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya. Laelani, Asro. I. 2010. Pengaruh Jarak Tanam dan Jumlah Benih Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Jagung Muda. Fakultas Pertanian Univ. PGRI Palangka Raya. Media Sains. 2(2):153-196. Masdar. 2006. Pengaruh jumlah bibit tanam dan umur bibit terhadap pertumbuhan reproduktif tanaman padi pada irigasi tanpa penggenangan. J. Dinamika Pertanian 21 (2):121 126. Setiawan, E. 2009. Pemanfaatan Data Cuaca Untuk Pendugaan Produktifitas (Studi Kasus Tanaman Cabe Jamu Di Madura). BMG. Jakarta. Agrovigor 2(1):1-7. Sudaryono. 2004. Pengaruh Naungan Terhadap Perubahan Ilkim Mikro Pada Budidaya Tanaman Tembakau Rakyat. J.Teknologi Lingkungan P3L- BPPT.5(1): 56-62. Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi. ITB. Bandung. Wachjar, Ade dan Rizkiana A. 2013. Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi Konsumsi Air Tanaman Bayam (Amaranthus tricolor L.) pada Teknik Hidroponik melalui Pengaturan Populasi Tanaman. Bogor. Buletin Agrohorti 1(1):127-134. Wayan, W. Zapril L. dan Sanisah. 2009. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi Var. Ciherang Dengan Teknik Budidaya Sri (System Of Rice Intensification) Pada Berbagai Umur Dan Jumlah Bibit Per Lubang Tanam. Crop Agronomi 2(1):70-78. Maifendri. 2013. Peningkatan Populasi dan Produktivitas Padi Sawah Melalui Sistem Tanam Jajar Legowo. J. Agribisnis dan Penyuluhan. 1(1):25-36.