Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH VISKOSITAS OLI SEBAGAI CAIRAN PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIS PADA PROSES QUENCHING BAJA ST 60

Pengaruh Heat Treatment Dengan Variasi Media Quenching Air Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

ANALISA KEKERASA DAN STRUKTUR MIKRO TERHADAP VARIASI TEMPERATUR TEMPERING PADA BAJA AISI 4140

Pengaruh Heat Treatment denganvariasi Media Quenching Oli dan Solar terhadap StrukturMikro dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun AISI 6135

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

PENGARUH PERLAKUAN PANAS DOUBLE TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL AISI 4340

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

Karakterisasi Material Sprocket

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

ANALISA PERUBAHAN DIMENSI BAJA AISI 1045 SETELAH PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KETANGGUHAN DENGAN PROSES HEAT TREATMENT PADA BAJA KARBON AISI 4140H

Gambar 1. Standar Friction wedge

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen,

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING TERHADAP STRUKTURMIKRO BAJA MANGAN HADFIELD AISI 3401 PT SEMEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L

PROSES PENGERASAN (HARDENNING)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

PENGARUH MEDIA PENDINGIN MINYAK PELUMAS SAE 40 PADA PROSES QUENCHING DAN TEMPERING TERHADAP KETANGGUHAN BAJA KARBON RENDAH

PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT

STUDI KOMPARASI HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS MATERIAL RING PISTON BARU DAN BEKAS

PERLAKUAN PANAS MATERIAL AISI 4340 UNTUK MENGHASILKAN DUAL PHASE STEEL FERRIT- BAINIT

STUDI MORFOLOGI MIKROSTRUKTUR DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAJU KOROSI ANTARA BAJA HSLA 0,029% Nb DAN BAJA KARBON RENDAH SETELAH PEMANASAN ISOTHERMAL

PENGARUH PERBEDAAN KONDISI TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN DARI BAJA AISI 4140

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

HEAT TREATMENT. Pembentukan struktur martensit terjadi melalui proses pendinginan cepat (quench) dari fasa austenit (struktur FCC Face Centered Cubic)

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

PROSES QUENCHING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

Pengaruh Temperatur Pemanasan dan Holding Time pada Proses Tempering terhadap Sifat Mekanik dan Laju Korosi Baja Pegas SUP 9A

BAB I PENDAHULUAN. Poros adalah bagian terpenting dari setiap mesin. Peran poros yaitu

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.1 Tahun 2014: 9-16 ISSN X

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

ANALISIS KEKERASAN PERLAKUAN PANAS BAJA PEGAS DENGAN PENDINGINAN SISTEM PANCARAN PADA TEKANAN 20, 40 DAN 60 PSi. Abstract

Analisa Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja S45C ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN BAJA S45C PADA PROSES QUENCH-TEMPER DENGAN MEDIA PENDINGIN AIR

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

PROSES NORMALIZING DAN TEMPERING PADA SCMnCr2 UNTUK MEMENUHI STANDAR JIS G 5111

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

POLITEKNOSAINS VOL. XI NO. 1 Maret 2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan logam dalam pembuatan alat alat dan sarana. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan upaya pengembangan

Pengaruh Variasi Media Quenching Air, Oli, dan Angin Kompresor Terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Pada Baja AISI 1045

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

PENGARUH TEMPERATUR DAN HOLDING TIME DENGAN PENDINGIN YAMACOOLANT TERHADAP BAJA ASSAB 760

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

HARDENABILITY. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

I. TINJAUAN PUSTAKA. unsur paduan terhadap baja, proses pemanasan baja, tempering, martensit, pembentukan

Pengaruh Lama Pemanasan, Pendinginan secara Cepat, dan Tempering 600 o C terhadap Sifat Ketangguhan pada Baja Pegas Daun AISI No.

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TEMPERING TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADA BAJA AAR-M201 GRADE E

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X

ANALISA QUENCHING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA SOLAR

II. TINJAUAN PUSTAKA

Karakterisrik Mekanik Proses Hardening Baja Aisi 1045 Media Quenching Untuk Aplikasi Sprochet Rantai

PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL

PEMILIHAN PARAMETER PERLAKUAN PANAS UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAJA PEGAS 55 Si 7 YANG DIGUNAKAN SEBAGAI PENAMBAT REL KERETA API

PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA JIS S45C

PENGARUH MULTIPLE QUECHING TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA ASSAB 760

BAB IV DATA DAN ANALISA

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

Pengaruh Jumlah Konsentrasi Larutan Garam Pada Proses Quenching Baja Karbon Sedang S45C

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

BAB IV DATA DAN ANALISA

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1

09: DIAGRAM TTT DAN CCT

ANALISA PENGARUH MANIPULASI PROSES TEMPERING TERHADAP PENINGKATAN SIFAT MEKANIS POROS POMPA AIR AISI 1045

yang tinggi, dengan pencelupan sedang dan di bagian tengah baja dapat dicapai kekerasan yang tinggi meskipun laju pendinginan lebih lambat.

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PROSES SELF TEMPERING DAN VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA AISI 4140

PENGARUH MANUAL FLAME HARDENING TERHADAP KEKERASAN HASIL TEMPA BAJA PEGAS

Pengaruh Media Pendingin pada Heat Treatment Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanik Friction Wedge AISI 1340

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

Karakterisasi Material Sprocket

KARAKTERISASI BAJA CHASIS MOBlL SMK (SANG SURYA) SEBELUM DAN SESUDAH PROSES QUENCHING

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

Transkripsi:

PENGARUH VARIASI VISKOSITAS OLI SEBAGAI MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT KEKERASAN PADA PROSES QUENCHING BAJA AISI 4340 Bayu Sinung Pambudi 1, Muhammad Rifki Luthfansa 1, Wahyu Hidayat Nurdiansyah 1 1 Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember E-mail :bayusinungp@gmail.com Abstract Quenching merupakan salah satu perlakuan panas yang sering digunakan di dalam dunia industri terutama industry manufaktur. Hal tersebut dikarenakan proses quenching dapat meningkatkan sifat mekanik dari material tersebut terutama kekerasan. Akan tetapi material yang telah diberi proses quenching akan menjadikan material tersebut memiliki sifat getas oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempegaruhi kegetasan dari proses quenching itu sendiri. Faktor-faktor penting dari proses quenching itu sendiri adalah salahsatunya mengenai media pendingin dan laju pendinginan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh viskositas oli terhadap sifat mekanik dari baja AISI 4340 yang telah dilakukan proses quenching. Proses pendinginan terdiri dari pemanasan dan pendinginan cepat. proses pemanasan menggunakan muffle furnace, sedangkan proses pendinginan menggunakan oli dengan tingkat yang berbeda viskositas yaitu SAE 20, SAE 40 dan SAE 90. Penelitian menunjukkan bahwa perbedaan dalam viskositas minyak dalam proses pendinginan dapat mempengaruhi nilai kekerasan material uji. Semakin rendah viskositas minyak, nilai kekerasan cenderung meningkatkan hasil pendinginan. Pendinginan perubahan proses bahan menjadi keras, yang ditandai dengan hasil selama proses pengujian kekerasan menunjukkan peningkatan nilai kekerasan, hal ini disebabkan perubahan dalam struk mikro ferit dan perlit struktur menjadi struktur martensit yang keras dan rapuh. Key words : heat treatment, quenching, baja karbon menengah, viskositas oli I. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, penggunaan logam sebagai bahan utama operasional atau sebagai bahan baku produksi industri semakin besar. Baja karbon banyak digunakan terutama untuk membuat alat-alat perkakas, alat alat pertanian, komponen-komponen otomotif dan kebutuhan rumah tangga. Akibat dari pemakaian, menyebabkan struktur logam akan terkena pengaruh gaya luar berupa tegangan-tegangan gesek sehingga menimbulkan deformasi atau perubahan bentuk. Usaha menjaga agar logam lebih tahan gesekan atau tekanan adalah dengan cara perlakuan panas pada baja (Fariadhie, 2012). Didalam dunia industri yang memiliki permasalahan yang kompleks perlu adanya berbagai variasi perlakuan panas pada logam agar didapatkan produk yang sesuai dengan yang diinginkan (Mizhar, 2011). Perlakuan Panas (Heat Treatment) adalah suatu proses mengubah sifat mekanis (Mechanical Properties) logam dengan cara mengubah struktur mikro melalui proses pemanasan dan pengaturan kecepatan pendinginan dengan atau tanpa merubah komposisi kimia logam yang bersangkutan. Tujuan proses perlakuan panas untuk menghasilkan sifat-sifat logam yang diinginkan. Baja merupakan salah satu jenis logam yang banyak digunakan oleh manusia untuk berbagai keperluan. Adakalanya baja yang akan diproses tidak mempunyai kekerasan yang cukup. Oleh karena itu perlu dilakukan proses lagi yaitu proses hardening. Dengan melakukan Hardening maka akan didapatkan sifat kekerasan yang lebih tinggi. Semakin tinggi angka kekerasan maka sifat keuletan akan menjadi rendah dan baja akan menjadi getas. Baja yang demikian tidak cukup baik untuk berbagai pemakaian. Oleh karena itu biasanya atau hampir selalu setelah dilakukan proses pengerasan kemudian segera diikuti dengan Tempering (Kirono, 2011). Akibat proses perlakuan panas ini adalah akan terjadi perubahan mikrostruktur pada logam. Quenching pada baja merupakan salah satu dari beberapa proses hardening yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dan kekerasan baja

dengan cara memanaskan logam tersebut pada temperatur tertentu, biasanya antara 845-870 C, kemudian didinginkan secara cepat pada media pendingin untuk mendapatkan struktur martensit. Quenching dilakukan untuk mencegah terjadinya pembentukan struktur perlit serta untuk memudahkan pembentukan struktur bainit atau martensit(bates, 1992). Tujuan utama quenching adalah meningkatkan kekerasan logam, sedangkan kunci utama dalam proses quenching adalah pengaturan laju pendinginan pada logam. Jika laju pendinginan terlalu lambat, logam menjadi lebih getas dan kekerasan akan berkurang. Jika laju pendinginan terlalu cepat, maka akan terjadi distorsi dan retak pada logam. Oleh karena itu, yang menarik dari metode quenching adalah bagaimana memilih media pendingin dan tahapan proses yang dilakukan sehingga akan meminimalkan beragam tegangan yang timbul yang dapat mengurangi terjadinya retak dan distorsi serta pada saat yang sama mampu menyediakan laju perpindahan panas yang cukup untuk mendapatkan sifat akhir hasil quenching seperti kekerasan (Chaves, 2001). Secara umum quenching dan tempering terbukti baik untuk menghasilkan kekuatan baja yang dapat dicapai dengan pengendapan dari penyebaran paduan carbide selama tempering. (Mizhar, 2011) Terdapat beragam media pendingin yang digunakan dalam dunia industri antara lain : air, larutan/air garam, minyak/oli, polimer encer, dan bak garam. Air dan oli merupakan media pendingin yang paling banyak dipakai untuk mengeraskan baja karena mudah dalam proses pencelupannya. Oli/minyak mempunyai kelebihan diantaranya dapat digunakan pada berbagai temperatur secara efektif. Secara umum, oli/ minyak mempunyai laju pendinginan yang lebih lambat dibandingkan dengan air atau air garam. Oleh karena itu, media pendingin ini dapat memberikan hasil quenching dengan distorsi dan retak yang lebih kecil. Salah satu jenis baja yang banyak digunakan dalam dunia industri adalah Baja AISI 4340. Baja AISI 4340 merupakan baja paduan nikel krom molibden. Komposisi kimia dari baja AISI 4340 ini dapat dilihat pada tabel dibawah. Tabel 1.1 Komposisi Kimia Baja AISI Carbon 0.40% Silicon 0.25% Manganese 0.70% Nickel 1.85% Chromium 0.80% Molybdenum 0.25% Iron 95.75% Bahan ini sangat cocok untuk ditingkatkan atau diatur sifat-sifatnya dengan perlakuan panas. Oleh karena itu dalam penelitian ini baja AISI 4340 ini akan di beri perlakuan Quenching untuk mendapatkan kekerasan yang sesuai untuk diterapkan pada berbagai aplikasi semisal connecting rod dll. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara sifat fisik oli seperti viskositas terhadap sifat kekerasan baja AISI 4340 setelah mengalami proses quenching. II. Pendinginan SAE 20 METODE PENELITIAN mulai Preparasi alat dan bahan : Baja AISI 4340, Oli, Furnace dan lain-lain Pengujian Metalografi Proses Quenching Pendinginan SAE 40 Analisa Data Kesimpulan Selesai Pengujian kekerasan Pendinginan SAE 90 Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan 2

Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang pelaksanaannya mengikuti alur metode penelitian seperti pada diagram alir diatas. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah AISI 4340 yang merupakan baja karbon menengah paduan rendah (low alloy Medium carbon steel). Dalam persiapan preparasi spesimen, specimen terlebih dahulu dipotong menjadi 3 bagian menggunanan gergaji otomatis. Gambar pemotongan dengan gergaji otomatis dapat dilihat pada gambar 2.1.Setelah pemotongan AISI 4340 memiliki dimensi diameter 30 mm dan tebal 10 mm. setelah selesai dilakukan pemotongan dengan mengunakan gergaji otomatis material dikikir dan diamplas untuk memperhalus permukaannya. Gambar 2.1 Proses pemotogan spesimen Sebelum dilakukan proses quenching, material baja AISI 4340 dilakukan proses normalizing untuk mengembalikan sifat mekaniknya seperti semula. Hal ini dilakukan karena tidak diketahuinya perlakuan apa saja yang diterima oleh baja AISI 4340 sebelum nya. Proses ini dilakukan dengan memanaskan baja AISI 4340 didalam furnace dengan temperatur 850 o C lalu ditahan selama satu jam. Setelah satu jam Baja AISI 4340 didinginkan dengan cara di biarkan didalam tungku/furnace dengan kondisi pintu tungku/furnace yang terbuka. Proses Normalizing dapat dilihat pada gambar 2.2. Setelah mencapai temperature ruangan Baja AISI 4340 diuji metalografi untuk melihat struktur mikro awal dan diuji kekerasan dengan metode Brinell Hardnest Test untuk mengetahui kekerasan awal. Gambar 2.2 Proses perlakuan Normalizing dengan specimen didinginkan di udara bebas. Proses Quenching Proses quenching terdiri dari 2 (dua) tahap, yaitu proses pemanasan dan proses pendinginan. Proses pemanasan pada specimen baja AISI 4340 ini menggunakan dapur furnace dengan temperatur 850 o C serta waktu tahan satu jam. Setelah ditahan selama satu jam masuk ke proses pendinginan/pencelupan (quenching) dengan media cairan dari oli yang viskositasnya berbeda yaitu menggunakan oli SAE 20, SAE 40, SAE 90. Dari proses quenching ini akan didapatkan 3 jenis perlakuan quenching pada spesimen uji, yaitu : spesimen dengan media quenching oli dengan viskositas standar SAE 20, spesimen dengan media quenching oli dengan viskositas standar SAE 40, dan spesimen dengan media quenching oli dengan viskositas standar SAE 90. Proses Quenching dapat dilihat pada gambar 2.3. Gambar 2.3 Proses Quenching mengunakan 3 jenis oli yaitu SAE 20, SAE 40 dan SAE 90. 3

Pengamatan Struktur Mikro Pengujian struktur mikro dilakukan denga n mengamati daerah baja yang telah mengalami proses quenching pada arah transversal dengan melakukan foto mikro. Pengamatan dilakukan dengan mikroskop yang telah disambungkan dengan computer sehingga hasil dapat langsung diamati melalui computer. Pengamatan dilakukan dengan pembesaran 500x agar terlihat jelas strukturmikro dari specimen uji. Untuk mengetahui bentuk struktur mikro dilakukan dengan mengambil penampang permukaan specimen untuk dipoles dan dietsa dengan larutan Nital sesuai dengan ASTM E- 407 Standard Practice for Microetching Metals and Alloys yaitu campuran 100ml Methanol + 5ml HNO 3 untuk mengetahui general structure yang ada di dalam mikrostruktur spesimen. Gambar 2.4 Pengujian kekerasan dengan menggunakan indentor Brinell dengan lama waktu indentasi 10 detik. Pengujian Kekerasan Pengujian kekerasan dilakukan dengan metode Brinnel Hardness Test dengan beban 150 kg dengan lama waktu indentasi 10 detik untuk mengetahui kekerasan hasil quenching. Setiap spesimen diambil tiga titik untuk diuji kekerasannya, kemudian diambil nilai rata-rata kekerasannya pada setiap spesimen untuk mendapatkan nilai kekerasan spesimennya. D = 30 mm Gambar 2.5 Hasil pengujjian kekerasan 10 mm Gambar 2.4 Ukuran spesimen uji Untuk ukuran spesimen dapat dilihat pada gambar 2.4. Sedangkan gambar pengujian kekerasam dan hasilnya dapat dilihat pada gambar 2.5 dan gambar 2.6. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Mikro Struktur mikro baja AISI 4340 sebelum di quenching dapat dilihat pada gambar 3.2. Dengan pembesaran mikroskop 500x dari gambar menunjukkan struktur baja AISI 4340 yang belum mengalami proses quenching dapat diketahui terdiri dari ferit dan perlit dengan struktur ferit berwarna putih sedangkan struktur perlit berwarna hitam. Struktur perlit terdiri atas Fe dan Fe 3C. Setelah mengalami quenching, terjadi perubahan struktur mikro yang dapat dilihat pada gambar 3.3 untuk quenching pada media oli SAE 20. Pada media oli SAE 20, struktur mikro berupa martensit dengan butir yang paling halus bila dibandingkan dengan media oli SAE 40 dan SAE 90. Selain itu, pendinginan 4

yang cepat menyebabkan butiran lebih kecil karena setiap sel tidak sempat lagi membentuk kelompok satuan yang lebih besar dan struktur butir yang halus memiliki sifat yang lebih keras dibanding butir yang kasar. Untuk gambar struktur mikro baja AISI 4340 yang diquench, dapat dilihat pada gambar 3.4 dan 3.5. Struktur mikro pada proses quenching tidak sepenuhnya berubah menjadi martensit tetapi masih terdapat austenite sisa yaitu struktur austenite yang belum sepenuhnya dapat berubah menjadi martensit. Laju pendinginan SAE 20 yang memiliki viskositas paling rendah membuat struktur martensit lebih mudah terbentuk dan strukturnya lebih halus dibanding dengan oli SAE 40 dan SAE 90 yang memiliki nilai viskositas lebih tinggi. Viskositas yang rendah menyebabkan perpindahan panas lebih cepat sehingga laju pendinginan pun lebih cepat. Perubahan struktur mikronya dari ferit dan perlit menjadi martensit mengakibatkan logam baja menjadi sangat keras dan getas. Kekerasan Hasil uji kekerasan memperlihatkan bahwa terdapat peningkatan nilai kekerasan yang cukup signifikan antara material yang tidak mengalami proses quenching (raw material) dengan material yang telah diberi perlakuan quenching. Perlakuan quenching pada material AISI 4340 menunjukkan kenaikan kekerasan. Pengujian kekerasan setelah diberi perlakuan Normalizing didapatkan kekerasan sebesar 343 BHN dengan beban indentasi sebesar 150kg dengan lama indentasi selama 10 detik. Setelah diberi perlakuan panas berupa quenching kekerasan tertinggi terjadi pada proses quenching dengan media oli SAE 20 yang mencapai 471 BHN yaitu kenaikan kekerasan sebesar 37.3%, sedangkan peningkatan kekerasan quenching pada media oli SAE 40 sebesar 430 BHN dengan kenaikan kekerasan 25.3%. Quenching dengan media oli SAE 90 mengalami peningkatan kekerasan yang paling sedikit yaitu 376 BHN dengan kenaikan kekerasan yaitu 9.62%. 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Gambar 3.1 Nilai Kekerasan (BHN) pada Specimen Uji 100 50 0 343 Nilai Kekerasan (BHN) 471 Normalizing Quenching SAE 20 430 Quenching SAE 40 Nilai Kekerasan (BHN) 376 Quenching SAE 90 Grafik kenaikan kekerasan (%) Kekerasan Normalizing Proses Quencing SAE 20 SAE 40 SAE 90 Gambar 3.2 Grafik kanaikan kekerasan Baja AISI 4340 Ferit Perlit Gambar 3.2 Strukturmikro Baja AISI 4340 Normalizing dengan perbesaran 500x 5

Tabel 3.1 Nilai kekerasan (BHN) Jenis Spesimen Nilai Kekerasan (BHN) Martensit Austenit Sisa Normalizing 343 Quench SAE 20 471 Quench SAE 40 430 Quench SAE 90 376 Gambar 3.5 Strukturmikro Baja AISI 4340 Quenching SAE 90 dengan perbesaran 500x Martensit Austenit Sisa Gambar 3.3 Strukturmikro Baja AISI 4340 Quenching SAE 20 dengan perbesaran 500x Martensit Austenit Sisa Gambar 3.4 Strukturmikro Baja AISI 4340 Quenching SAE 40 dengan perbesaran 500x IV. KESIMPULAN Dari data-data dan hasil pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan : 1. Proses quenching dapat meningkatkan nilai kekerasan material. Media pendingin pada proses quenching dapat mempengaruhi nilai kekerasan material baja yang diuji. 2. Perbedaan viskositas oli sebagai media pendingin quenching dapat mempengaruhi nilai kekerasan material uji. Hal ini terjadi akibat terjadinya perubahan struktur mikro pada logam yang mengalami quenching. Nilai kekerasan tertinggi pada material AISI 4340 terjadi ketika proses quenching menggunakan oli SAE 20. 3. Proses quenching dengan laju pendinginan lebih cepat mengakibatkan strukturmikro berupa martensit lebih cepat terbentuk. 4. Perbedaan viskositas oli sebagai media pendingin quenching dapat mempengaruhi ukuran butir dari struktur mikro material uji. Hal ini terjadi akibat terjadinya pendinginan yang lebih cepat pada logam yang mengalami quenching. Ukuran butir paling halus pada material AISI 4340 terjadi ketika proses quenching menggunakan oli SAE 20. Daftar Pustaka Asfarizal, dkk, 2012, Analisis Kekerasan Perlakuan Panas Baja Pegas Dengan Pendinginan Sstem Pancaran Pada Tekanan 20, 40, 60 Psi, Institut Teknologi Padang ASTM E-407-07 Standard Practice for Microetching Metals and Alloys Bates, C.E., Totten, G.E., 1992, Application of Quench Factor Analysis To Predict 6

Hardness Under Laboratory and Production Conditions, The First International Conference on Quenching & Control Distortion, Chicago, Illionis. Chaves, J.C., 2001, The Effect of Surface Condition and High Temperature Oxidation on Quenching Performance of 4140 Steel in Mineral Oil, in Manufacturing Engineering, Worcester Polytechnic Institute. Fariadhie, Jeni. 2012. Pengaruh Temper dengan Quenching Media Pendingin Oli Mesran SAE 40 terhadap kekuatan Tarik dan Struktur Mikro Baja ST 60. Jurnal Politeknosains. Vol. 9. No.1. pp 1-14. Gurumurthy, B.M, 2015, Characteristics Evaluation of Normalized and Conventionally Hardened AISI 4340 Steel. International Conference on Automotive, Mechanical and Materials Engineering. Kirono, Sasi, 2011, Analisa Pengaruh Temperatur Pada Proses Tempering Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Baja AISI 4340, Universitas Muhammadiyah Jakarta. Mizhar, 2011, Pengaruh Perbedaan Kondisi Tempering Terhadap Struktur Mikro dan Kekerasan Dari Baja AISI 4140, Institut Teknologi Medan Yunaidi, 2015, Pengaruh Viskositas Oli Sebagai Cairan Pendingin Terhadap Sifat Mekanis Pada Proses Quenching Baja ST 60, Politeknik LPP Yogyakarta. 7