ABSTRAK. Kata Kunci: Kerusakan Jalan, bangunan pelengkap, fasilitas pendukung.

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan Detail Peningkatan Ruas Jalan Cihampelas Kota Bandung Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Tanjakan Ale Ale Padang Bulan, Jayapura, dapat disimpulkan bahwa:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

STUDI PERMASALAHAN DRAINASE JALAN (SALURAN SAMPING) DILOKASI JALAN DEMANG LEBAR DAUN SEPANJANG ± 3900 m (LINGKARAN SMA NEGERI 10 S.

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PEKANBARU 1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN TUGAS AKHIR I - 1. D4 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

1. PENDAHULUAN. Jalan memiliki syarat umum yaitu dari segi konstruksi harus kuat, awet dan kedap. Supardi 1)

Persyaratan Teknis jalan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kemacetan dan tundaan di daerah sering terjadi, terutama di

PENENTUAN JENIS PEMELIHARAAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (STUDI KASUS: KECAMATAN JABUNG, KABUPATEN MALANG) Dian Agung 1 Saputro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. R. Nur Sholech E W / I-1

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D4 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISA ALINYEMEN HORIZONTAL PADA JALAN LINGKAR PASIR PENGARAIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Tahapan Perencanaan Teknik Jalan

STUDI KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPIS PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (STUDI KASUS RUAS JALAN HARAPAN JAYA) KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Salah satu bidang yang terus mengalami perkembangan yaitu Bidang

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN PADA ZONA SELAMAT SEKOLAH DI YOGYAKARTA. Jaya Yogyakarta. Atma Jaya Yogyakarta ABSTRAK

EVALUASI U-TURN RUAS JALAN ARTERI SUPADIO KABUPATEN KUBU RAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Peningkatan Ruas Jalan Ketapang Pasir Padi (KM PKP s/d KM PKP ) Di Kota Pangkalpinang Provinsi Kep.

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Pandaan-Malang dengan Jenis Perkerasan Lentur

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

Perancangan Fasilitas Pejalan Kaki Pada Ruas Jalan Cihampelas Sta Sta Kota Bandung Untuk Masa Pelayanan Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peranan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

PERENCANAAN WILAYAH KOMERSIAL STUDI KASUS RUAS JALAN MARGONDA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan untuk menunjang perekonomian maupun kegiatan-kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PENILAIAN KONDISI PERKERASAN PADA JALAN S.M. AMIN KOTA PEKANBARU DENGAN PERBANDINGAN METODE BINA MARGA DAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)

PENGARUH JUMLAH LALU LINTAS TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN JALAN DI JALAN ASPAL KELAS III A DI KABUPATEN LAMONGAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Evaluasi, pola pergerakan, efektivitas, ZoSS. iii

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 2015 pukul WIB dengan data sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1. Ketidakstabilan material sehingga terjadinya gerakan lereng yang mengubah bentuk geometrinya.

Dosen, Diploma 4 Perancangan Jalan dan Jembatan, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Buketrata,

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN DOSEN KAJIAN TINGKAT PELAYANAN JALAN PADA JALAN GAJAH MADA KABUPATEN JEMBER. Oleh : Ir. Noor Salim, M.Eng

ANALISA KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DITINJAU DARI DAYA DUKUNG TANAH DAN VOLUME LALU LINTAS

Jurnal Teknik Sipil ISSN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : HK.205/1/1/DRJD/2006 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur

B2 STA STA KM

BAB IV METODE PENELITIAN

POTONGAN MELINTANG (CROSS SECTION) Parit tepi (side ditch), atau saluran Jalur lalu-lintas (travel way); drainase jalan; Pemisah luar (separator);

STUDI ANALISIS HUBUNGAN, KECEPATAN, VOLUME, DAN KEPADATAN DI JALAN MERDEKA KABUPATEN GARUT DENGAN METODE GREENSHIELDS

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

STUDI KELAYAKAN GEOMETRI JALAN PADA RUAS JALAN SANGGAU - SEKADAU

Tinjauan Kinerja Inlet Jalan Untuk Mengurangi Genangan Akibat Limpasan Hujan (Studi Kasus : Model inlet bulat di bahu jalan)

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL KRAPYAK - SRONDOL, SEMARANG 1

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.603/AJ 401/DRJD/2007 TENTANG

TINJAUAN KERUSAKAN JALAN PROVINSI PADA RUAS NANGA PINOH SOKAN KABUPATEN MELAWI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK 113/HK.207/DRJD/2010 TENTANG

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global dan bukan semata-mata

BAB I PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk berdampak pada. perkembangan wilayah permukiman dan industri di daerah perkotaan, maka

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZoSS DI JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI RIAU

MATRIK TURUNAN UU NO. 38 TAHUN 2004 TENTANG JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 40 responden dengan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kerusakan ruas Jalan Pulau Indah, Kupang dari STA 0+00 STA 0+800, maka

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

EVALUASI GEOMETRIK JALAN PADA JENIS TIKUNGAN SPIRAL- CIRCLE-SPIRAL DAN SPIRAL-SPIRAL (Studi Kasus Jalan Tembus Tawangmangu Sta Sta

BAB III AKUNTABILITAS KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Simpang jalan adalah simpul jalan raya yang terbentuk dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG JALAN TOL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peningkatan arus bongkar muat pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Pristiwa Sugiharti 1, Wahyu Widodo 2. 2 Staff Pengajar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta

BAB III METODOLOGI. Mulai. Persiapan. Identifikasi Masalah dan Kebutuhan Data. Pengumpulan Data. 1. Kondisi Data Primer eksisting : jalan, meliputi :

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN RAYA PADA LAPISAN PERMUKAAN

AUDIT KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (STUDI KASUS GEOMETRIK JALAN M.T. HARYONO KOTA SAMARINDA)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

Tugas Akhir D4 TPJJ 2013 BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

Transkripsi:

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PADA KONTRUKSI JALAN, BANGUNAN PELENGKAP DAN FASILITAS PENDUKUNG JALAN STUDI KASUS JALAN DURI- PEKANBARU KM 30-31 KECAMATAN MINAS KABUPATEN SIAK Fitridawati Soehardi; Fadrizal lubis;lusi Dwi Putri Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning Jl. Yos Sudarso Km. 8 Rumbai Pekanbaru Fitridawati_st@yahoo.co.id ABSTRAK Ruas jalan Duri - Pekanbaru KM 30-31 merupakan ruas jalan nasional dengan kondisi geometrik yang mempunyai jalur yang menikung dan perkerasan jalan ini mulai mengalami kerusakan akibat beban lalu lintas sehingga pada ruas jalan ini mempunyai resiko rawan terjadi kecelakaan dan melintasi sekolah yang memiliki Zona Selamat Sekolah (ZoSS). Berdasarkan peraturan menteri pekerjaan umum no13 /PRT/M/2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan jalan. maka perlu dilakukan pemeliharaan secara rutin maupun berkala agar kerusakan kontruksi jalan beserta bangunan pelengkap dan fasilitas pendukungnya sejak dini. Tanggung jawab pembinaan jalan nasional berada pada pemerintah pusat (Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum) dengan menggunakan dana APBN. Bertitik tolak pada kondisi tersebut maka dirasa perlu untuk mengidentifikasi permasalahan pada kontruksi jalan, bangunan pelengkap dan fasilitas pendukung lainnya pada ruas jalan Duri - Pekanbaru KM 30-31. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengumpulan data sekunder untuk memperoleh data penelitian menggunakan metode survey langsung, studi literature dan wawancara yang bertujuan untuk mengetahui permasalahan kontruksi jalan beserta bangunan pelengkap kontruksi jalan sepanjang Ruas jalan jalan Duri - Pekanbaru KM 30-31 dan solusi metode pemeliharaan dan perbaikan yang efektif dan efisien. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa terdapatnya kerusakan kontruksi jalan berupa lubang dan alur sebesar 0,8 %, hampir disepanjang jalan tersebut belum mempunyai drainase yang memadai dan drainase yang ada sebanyak 20% mengalami pendangkalan oleh tanah, sampah dan ditutupi oleh rerumputan, kondisi bahu jalan mengalami kerusakan sebesar 1,85 % akibat tergenangnya air dan banyaknya mobil bermuatan lebih yang sengaja parkir dibahu jalan. sebanyak 0,05% rambu jalan mengalami kerusakan dan sebanyak 45% Patok Pengarah dan rambu jalan tertutupi oleh rerumputan, dan kondisi marka ZoSS dan Marka jalan sebesar 17% telah memudar. Kata Kunci: Kerusakan Jalan, bangunan pelengkap, fasilitas pendukung. LATAR BELAKANG Jalan Nasional Merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam Sistem Jaringan Jalan Primer. Ruas Jalan tersebut merupakan ruas Jalan Nasional yang sangat penting bagi kegiatan Perekonomi masyarakat dan menghubungkan antara Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Utara serta pelabuhan Dumai. Oleh karena itu tanggung jawab pembinaan jalan nasional berada pada pemerintah pusat (Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum) dengan menggunakan dana APBN. Sehingga perlu dilakukan pemeliharan secara rutin demi meningkatkan kemampuan pelayanan dan meningkatkan kualitas jalan serta dapat melayani pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pendapatan masyarakat. 1

melakukan penanganan pemeliharan yang sesuai dengan kondisi ruas jalan ini. METODE PENELITIAN: Penelitian ini dilakukan pada ruas jalan Duri Pekanbaru Km 30-31 Sepanjang 1 km. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan pengumpulan data sekunder berupa survey langsung kelapangan untuk memperoleh data penelitian berupa kondisi jenis kerusakan pada kontruksi jalan dan permasalahan pada bangunan pelengkap serta fasilitas pendukungnya. Suatu kontruksi jalan dikatakan baik bila memiliki perkerasan yang kuat memikul beban lalu lintas di atasnya, dan mempunyai bangunan pelengkap serta fasilitas pendukung lainnya yang mempunyai fungsi masing masing dalam mendukung kinerja kontruksi jalan tersebut. Untuk mendapatkan hasil kinerja yang optimal maka perlu dilakukan pemeliharaan jalan sesuai dengan peraturan Menteri Pekerjaan umum no 13/PRT/M/2011 Tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan. Berdasarkan hal tersebut, pengendalian dan pengawasan pemeliharaan jalan perlu dilakukan secara rutin maupun berkala agar kerusakan kontruksi jalan beserta bangunan pelengkap dan fasilitas pendukungnya sejak dini dapat dideteksi jenis dan volume serta cara penanganan, khususnya pada lokasi tertentu yang selalu terjadi kerusakan berulang. Pengendalian dan pengawasan pekerjaan pemeliharaan jalan menjadi penting dalam upaya meningkatkan kemampuan dan pengembangan jaringan jalan yang telah mantap guna melayani lalu lintas. Bertitik tolak pada kondisi tersebut maka dirasa perlu untuk mengetahui penanganan yang tepat untuk permasalahan pada kontruksi jalan beserta bangunan pelengkap dan fasilitas pendukung lainnya pada ruas jalan Duri- Pekanbaru Km 30-31 yang merupakan jalan nasional. Hal ini dikarenakan kondisi geometrik yang mempunyai jalur yang menikung dan perkerasan jalan yang mulai mengalami kerusakan akibat beban lalu lintas sehingga pada ruas jalan ini mempunyai resiko rawan terjadi kecelakaan dan melintasi sekolah yang memiliki Zona Selamat Sekolah (ZoSS). Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat membanbatu pihak terkait dalam Cara Analisis data Data-data permasalahanpermasalahan pada kerusakan jalan dan bangunan pelengkap serta fasilitas pendukung kontruksi jalan yang didapat sesuai dengan kondisi real dilapangan kemudian dianalisis dengan cara mengelompokkannya sesuai dengan kategori kerusakan jalan sesuai dengan standar Binamarga. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dilakukan identifikasi masalah, kemudian mencari solusi perbaikan dan sistem pemeliharaan yang efisien sesuai dengan permasalahan dilapangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan dilokasi pada Jalan Yos Sudarso Km 30-31 Kecamatan Minas Kabupaten Siak yang dilakukan, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan bangunan pelengkap dan fasilitas pendukung kontruksi jalan. Berdasarkan hasil pengamatan kontruksi jalan mengalami kemunduran dalam segi pelayanannya hal ini diakibatkan terdapatnya 0,8 % kerusakan yang disebakan oleh alur dan berlubang, terutama Pada STA 30+150 dan STA 31+800 mulai mengalami pengelupasan agregat sehingga mengakibatkan timbulnya lubang-lubang pada kontruksi jalan dan pada STA 30+780 terdapat alur. 2

Gambar 5.1. Kondisi kontruksi jalan berlubang Hampir sepanjang jalan Pada STA 30+000 hingga STA 31+000 Sebanyak 80 % kondisi dilapangan tidak memiliki saluran drainase yang memadai sehingga tidak ada kejelasan tentang penampungan air yang mengalir ketika hujan sehingga dapat Gambar 5.2. Kondisi kontruksi jalan yang beralur mempengaruhi kondisi perkerasan jalan yg ada. Dan sebanyak 20 % telah memiliki drainase yaitu pada STA 30+230 dan STA 31+500 namun terdapat pendangkalan oleh tanah dan sampah serta di tutupi oleh rerumputan. Gambar 5.3. Kondisi jalan tidak memiliki saluran drainase Berdasarkan pengamatan terdapat kerusakan sebanyak 1,85 % pada bagian bahu jalan. Hal ini di akibat tidak adanya saluran drainase yang memadai dan banyaknya kendaraan-kendaraan bermuatan banyak yang sengaja memarkirkan kendaraannya bagian bahu kiri dan kanan Gambar 5.4. Kondisi Saluran Drainase yang ada jalan mengakibatkan di beberapa lokasi dijumpai genangan air di bagian bahu jalan dan terdapat kontruksi jalan yang kondisinya lebih tinggi dari bahunya sehingga dapat mengganggu bagi pengguna dan masyarakat sekitarnya. Gambar 5.5. Kondisi trotoar jalan yang tergenang air Hasil Pengamatan didapat sebanyak 0,05% terdapat kerusakan rambu Gambar 5.6. Kondisi trotoar jalan tergerus jalan, dan sebanyak 45 % sebahagian besar patok pengarah dan rambu jalan telah 3

tertutupi oleh tumbuhan yang cukup tinggi sehingga dapat mengganggu pengguna jalan dalam melihat rambu lalu lintas yang ada. Gambar 5.7. Kondisi patok pengarah jalan Gambar 5.8. Kondisi Rambu jalan Pada STA 26+200 sampai STA 26+400 terjadi kerusakan sebanyak 17 % dimana terdapat marka zona selamat sekolah (ZoSS) mulai memudar warnanya dan dibeberapa lokasi terdapat marka jalan yang mulai memudar. Hal ini dapat mengurangi kenyamanan bagi pengguna jalan. Gambar 5.9. Kondisi Marka ZoSS yang memudar Sesuai hasil pengamatan di lapangan yang telah dilakukan sebelumnya maka perlu dilakukan penanganan lebih lanjut sesuai dengan permasalahannya sehingga dapat mengembalikan kondisi kontruksi jalan dan bangunan pelengkap serta fasilitas pendukungnya sesuai dengan Gambar 5.10. Kondisi Marka jalan yang memudar fungsi sebelumnya. Adapun penanganan yang dapat dilakukan antara lain: Pada STA 30+000 hingga STA 31+000 terlihat bahwa jalan tersebut tidak memiliki saluran drainase yang memadai sehingga perlu dilakukan penanganan yaitu dengan merencanakan pembuat saluran drainase dengan struktur dan kapasitas debit 4

air yang sesuai dengan kondisi dilapangan sehingga dapat berfungsi dengan baik. Mengingat kondisi tanah pada trotoar cendrung miring dan lebih rendah dari kontruksi jalan yang ada, maka penulis mencoba untuk merencanakan saluran drainase yang sesuai. Perencanaan saluran drainase tersebut dapat terlihat pada gambar dibawah ini 2. 0 0 A s p a l L a p i s a n B a s e M u k a T a n a h S i r t u / T i m b u n a n P a s i r U r u g B a h u J a l a n B e t o n K 2 2 5. t = 1 5 c m D i n d i n g K 1 7 5 Ø 1 0 m m - 1 5 c m Ø 1 0 m m - 1 5 c m P o n d a s i B e t o n K 1 7 5 L a n t a i K e r j a C o r B e t o n K 1 2 5 T i m b u n a n P a s i r U r u g P o t o n g a n A - A S k a l a 1 : 5 0 Gambar 1. Rencana Dimensi Saluran Drainase Pada STA 30 +230 dan STA 30+500 yang telah memiliki saluran drainase yang memadai namun akibat pendangkalan oleh tanah dan sampah serta ditumbuhi rerumputan, maka penangan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan pemeliharaan secara rutin pembersihan saluran drainase sehingga air dapat mengalir dengan lancar kembali. Hampir disepanjang jalan banyak terlihat kerusakan pada patok pengarah dan rambu jalan yang ada telah tertutupi oleh tumbuhan yang cukup tinggi sehingga dapat mengganggu pengguna jalan dalam melihat rambu lalulintas yang ada. Pada STA 30+250 terdapat marka zona selamat sekolah (ZoSS) mulai memudar warnanya dan dibeberapa lokasi terdapat marka jalan yang mulai memudar. Perlu dilakukan penanganan secara berkala dengan cara mencat ulang kembali pada bagian yang memudar. Pada ruas jalan Duri Pekanbaru Km 30-31 ini ± 80% saluran drainase yang ada tidak berfungsi sebagaimana mestinya, hal ini bisa sebabkan karena dimensinya yang kecil, bahan kontruksinya, bahkan dinding saluran drainase masih tanah, kemiringan dasar saluran. Pola kehidupan masyarakatnya yang masih suka membuang sampah sembarangan ke saluran drainase.. Tidak adanya koordinasi antar instansi terkait seperti PDAM, PLN dan Pihak Telkom dalam rangka penggalian Pada STA 30+850 terlihat bahwa rambu jalan yang ada telah tertutupi oleh tumbuhan yang cukup tinggi, penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan memotong tumbuhan yang mengganggu rambu tersebut sehingga dapat membantu pengguna jalan dalam melihat rambu lalulintas yang ada. dan pemasangan pipa atau kabel disamping badan jalan, sehingga terjadi penumpukan tanah pada saluran drainase, selesai pekerjaan tanpa ada pekerjaan tambahan untuk pembersihan atau pun merelokasi bahkan merenovasi saluran drainase yang terkena dampak pekerjaan tersebut. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai barikut: 1. Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan dilapangan ditemukan bahwa terdapatnya kerusakan kontruksi jalan berupa lubang dan alur sebesar 0,8 %, hampir disepanjang jalan tersebut belum mempunyai drainase yang memadai dan drainase yang ada sebanyak 20% mengalami pendangkalan oleh tanah, sampah dan ditutupi oleh rerumputan, kondisi bahu jalan mengalami kerusakan sebesar 1,85 % akibat tergenangnya air dan banyaknya mobil bermuatan lebih yang sengaja 5

parkir dibahu jalan. sebanyak 0,05% rambu jalan mengalami kerusakan dan sebanyak 45% Patok Pengarah dan rambu jalan tertutupi oleh rerumputan, dan kondisi marka ZoSS dan Marka jalan sebesar 17% telah memudar. 2. Penanganan yang dilakukan adalah dengan melakukan pemeliharaan rutin untuk membersihkan saluran drainase dan pemangkasan rerumputan yang menutupi saluran drainase, patok pengarah jalan dan rambu lalulintas yang ada. Sehingga dapat mengembalikan fungsinya menjadi lebih baik. Dan untuk kerusakan pada kontruksi jalan berupa alur dan lobang perlu dilakukan pemeliharan berkala dengan melakukan penambalan atau pelapisan ulang, sedangkan patok pengarah dan rambu jalan perlu dilakukan penggantian dan untuk marka perlu dilakukan pengecetan ulang. SARAN Saran atau langkah yang dapat dilakukan untuk kerusakan saluran drainase di jalan ruas jalan Yos Sudarso STA 30+000 hingga STA 31+000 adalah : 1. Adanya peran serta aktif pemerintah dalam menangani permasalahan yang ada dengan melakukannya perawatan rutin dan berkala yang terjadwal pada kontruksi jalan dan bangunan pelengkap serta fasilitas pendukungnya sehingga dapat berfungsi dengan baik dan dapat bermanfaatkan bagi pengguna jalan. 2. Adanya koordinasi antar pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan pemeliharaan kontruksi jalan dan bangunan pelengkap serta fasilitas pendukungnya misalnya Telkom, Pln, dll. 3. Perlu adanya perencanaan ulang terhadap sistem drainase yang ada. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Bina Marga, 1990. Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota, No. 018/T/BNK/1990 Direktorat Jendral Bina Marga, 1995. Metode Survei, Buku Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan Nasional dan Jalan Propinsi, No.002/T/Bt/1995, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta Direktorat Jendral Binamarga, 2011Perbaikan Standar untuk Pemeliharaan Rutin. Buku Manual K o n t r u k s i d a n B a n g u n a n, No.001-002/M/BM/2011, Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Binamarga, Jakarta. Hardiyatmo,H.C, 2009. Pemeliharaan Jalan Raya, Gajah Mada University Press, Yogyakarta Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 13 Tahun 2014 tentang Rambu Lalu Lintas Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 34 Tahun 2014 tentang Marka Jalan Sukirman. S (1999). Perkerasan Lentur Jalan Raya, Erlangga, Jakarta Syapawi, Ahmad, 2013, Studi Permasalahan Drainase Jalan (Saluran Samping) dilokasi Jalan Demang Lebar Daun Sepanjang ± 3900 m (Lingkaran SMA Negeri 10 s.d Simpang Polda), PILAR Jurnal Teknik Sipil, Volume 9,No.2, September 2013 6