POKOK BAHASAN V. GYMNOSPERMAE STRUKTUR OVULUM DAN PERKEMBANGAN GEMETOFIT BETINA

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS INDIVIDU BOTANI ANGIOSPERMAE dan GYMNOSPERMAE. Oleh : Gabryna Auliya Nugroho

Reproduksi Seksual Gymnospermae

KELOMPOK III PHIKA AINNADYA HASAN ST. HATIJAH IRMAYANTI TENRI SANA WAHID YUSDAR M H H

PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE

PINOPHYTA BILLYARDI RAMDHAN, S.PD. UMMI-2009

TUMBUHAN PINUS. Klasifikasi tumbuhan pinus menurut Tjitrosoepomo (1996) sebagai berikut :

POKOK BAHASAN I. BRYOPHYTA Pendahuluan, Gametofit, dan Gametogenesis

Ciri-ciri Spermatohyta

DUNIA TUMBUHAN. Plant 1. 1/24

POKOK BAHASAN II. BRYOPHYTA Pembuahan, Embriogenesis dan Sporogenesis

vii Tinjauan Mata Kuliah

PTERIDOPHYTA (Tumbuhan Paku)

Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Araucariales Araucariaceae Agathis Agathis dammara Warb.

SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan

ANDROESIUM A. Landasan Teori ANTERA

Lampiran 1 Peta Kebun Raya Bogor

MISKONSEPSI PADA BUKU PELAJARAN BIOLOGI KELAS 3 SLTP POKOK BAHASAN PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN

Gymnospermae. Modul 1 PENDAHULUAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB X REPRODUKSI PADA TUMBUHAN

SK: Memahami manfaat keanekaragaman hayati KD: Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi

Lumut/Bryophyta. Alat perkembangbiakan lumut hati

ALAM PLANTAE FILUM/DIVISI : SPERMATOFITA / FENAROGAM SUBDIVISI : GIMNOSPERMAE & ANGIOSPERMAE

Riccia. Fuad Bahrul Ulum, S.Si, M.Sc

BAB VIII DUNIA TUMBUHAN

II. Bagaimana sifat diwariskan

Gambar 2.1 Pembentukan gametofit jantan (Sumber Fahn, 1991)

POKOK BAHASAN XIV. POLIEMBRIONI, APOMIKSIS DAN EMBRIOLOGI EKSPERIMENTAL

CARA MENGKOLEKSI TUMBUHAN Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam praktek pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang b

POKOK BAHASAN XIII. EMBRIOGENESIS DAN STRUKTUR BIJI

EMBRIOGENESIS IN VIVO PADA BIJI MELINJO (Gnetum gnemon L.) DAN PENGARUH ASAM ABSISAT TERHADAP PERKEMBANGAN IN VITRO BAKAL EMBRIO

2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta)

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

: kemampuan organisme untuk menghasilkan kembali individu baru

Struktur Bunga, Alat Reproduksi, serta Proses Reproduksi Jantan dan Betina pada Tumbuhan Angiospermae

POKOK BAHASAN XII. POLLINASI, PEMBUAHAN DAN PERKEMBANGAN ENDOSPERM

SET 19 TUMBUHAN BERSPORA (CRYPTOGAMIE)

Bab VII TUJUAN PEMBELAJARAN. Dunia Tumbuhan (Kingdom Dunia Tumbuhan Plantae) 157. Dunia Tumbuhan

vii Tinjauan Mata Kuliah

Lecture 2 Tatap Muka 3 (diambil dari Campbell et al., 2009)

BAB 1. PENDAHULUAN. a. Diaspora Spora yang berfungsi sebagai agen penyebaran seperti pada fungi, lumut dan paku-pakuan.

LEMBAR KEGIATAN SISWA SEMUA TENTANG TUMBUHAN. KD 3.4 Memahami reproduksi pada tumbuhan dan hewan,sifat keturunan, serta kelangsungan makhluk hidup

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.6. Gamet haploid. Gamet diploid. Spora. Hifa

Gambar 2. Meristem apeks pucuk pada Coleus

Struktur Anatomi Biji

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tjitrosoepomo (1994), klasifikasi Selaginella willdenowii adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. divisio. Kelima divisio tersebut dari yang paling sederhana ke yang paling

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

REPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II.

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Bunga Kedelai Induksi Androgenesis

Pertemuan IX: DUNIA TUMBUHAN. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

EMBRIOLOGI Pinanga coronata (BL.Ex.Mart) Bl. MEGASPORANGIUM, MAGASPOROGENESIS, DAN MEGAGAMETOGENESIS

FISIOLOGI TUMBUHAN 5 Reproduksi Tumbuhan. Delayota Science Club April 2011

Paku/Pteridophyta 1. Struktur tubuh dan habitat tumbuhan paku Tracheophyta berspora

LEMBAR KEGIATAN SISWA SEMUA TENTANG TUMBUHAN. KD 3.4 Memahami reproduksi pada tumbuhan dan hewan,sifat keturunan, serta kelangsungan makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan masalah C. Tujuan

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB III SEL, JARINGAN, DAN REPRODUKSI PADA TUMBUHAN

4.5 KONSEP PEMBIAKAN PADA TUMBUHAN

MATA PELAJARAN IPA BAB III SEL, JARINGAN, DAN REPRODUKSI PADA TUMBUHAN

KINGDOM PLANTAE/TUMBUHAN ANIMALIA/HEWAN

BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA

BAB I PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi

PEMBELAHAN SEL. Tujuan Pembelajaran. Kata Kunci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 12. KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUPLATIHAN SOAL BAB 12

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLATIHAN SOAL. Pernyataan yang merupakan ciri dari pertumbuhan ditunjukkan oleh nomor...

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pertemuan ke 2)

merangsang skutelum menghasilkan GA. GA dikirim ke sel-sel protein untuk membentuk enzim baru sebagai pelarut cadangan makanan.

PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN. By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

Copyright Provide Free Tests and High Quality

EMBRIOGENESIS. B. Embriogenesis pada Dikotil (Capsella bursa pastoris)

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 3 MALANG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IX STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN TUMBUHAN

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

TES (ASPEK KOGNITIF)

Lecture 4 Tatap Muka 5

STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

HASIL. Rasio Panjang Panjang. Varietas

JARINGAN. Kelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama Jaringan pada tumbuhan : Meristem Non meristem

BAB II. PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN BENIH SECARA GENERATIF

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.1

Makalah Tumbuhan Plantae Leave a reply

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi

TUGAS MAKALAH IPA KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP. Disusun oleh: DYAH AYU WORO SCHINDY WIJAYANTI SMP NEGERI 1 SLAWI

MEMAHAMI ANTIKLINAL DAN PERIKLINAL DALAM PROSES PERTUMBUHAN POHON DAN KUALITAS KAYU MUHDI

Analisis Artikel Tumbuhan Lumut

REPRODUKSI REPRODUKSI SEKSUAL REPRODUKSI ASEKSUAL

3. KISI-KISI INSTRUMEN SOAL JARINGAN TUMBUHAN. Jenis sekolah. Kurikulum : 2013

ANALISIS MEIOSIS PENDAHULUAN

MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN SERTA PEMANFAATANNYA DALAM TEKNOLOGI

Deskripsi lokasi penelitian. Myrtaceae. Myrtaceae. Pohon sagu, kerikil 30%, tumbuhan rawa. batu besar 40%. Nephentes

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

POKOK BAHASAN 8. ORGAN AKAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Konsep Perkembangbiakan Generatif Pada Tumbuhan. jantan dan alat kelamin betina. Baik tumbuhan ataupun hewan dapat

10/8/2014. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung

REVISI DAN PROPOSISI MIKRO TEKS DASAR

10/21/2013. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

POKOK BAHASAN 8. BUNGA

POKOK BAHASAN 7. ORGAN BATANG. Organ yang paling penting pada tumbuhan adalah batang, akar, daun, buga dan buah yang di dalamnya terdapat biji.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I. B. Kompetensi Dasar : 2.3. Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan

Makalah Botani Tumbuhan Rendah

Transkripsi:

POKOK BAHASAN V. GYMNOSPERMAE STRUKTUR OVULUM DAN PERKEMBANGAN GEMETOFIT BETINA Gymnospermae termasuk tumbuhan berbiji. Berdasarkan pada jaringan yang melindungi bakal biji (ovulum) dimasukkan ke dalam tumbuhan berbiji telanjang. Seperti halnya paku-pakuan yang heterospora, tumbuhan mi juga mempunyai 2 macam spora, yaitu mikrospora dan megaspora, yang tersusun di dalam strobilus. Mikrospora dan megaspora terdapat pada strobilus yang berbeda. Mikrospora terdapat pada strobilus jantan dan megaspora terdapat pada strobilus betina. Perbedaan lain dengan tumbuhan paku heterospora adalah bahwa megaspora pada megasporium tidak pernah lepas dan tetap di dalam megasporangium sampai terjadmya pembuahan. Gymnospermae dikelompok ke dalam 4 ordo, yaitu : Cycadales. Gmkgoales, Comferales dan Gnetales. Semua Gymnospennae adalah heterospora, mernpunyai dua macam spora yaitu mikrospora dan megaspora. Kedua perbedaan ukurannya tidak begitu mencolok dan menghasilkan gametofit. Mikrospora atau polen menghasilkan gametofit jantan, sedang megaspora yang tunggal menghasilkan gametofit betina, dan pada gametofit ini terbentuk arkegonium. Kedua macam spora dihasilkan di dalam sporangia yang terdapat dalam suatu struktur, yaitu strobilus tersusun spiral pada aksis strobili. Strobili yang menghasilkan mikrosporofil dan mikrosporangia disebut mikrosporangiat atau strobili jantan (staminate cones), sedang yang menghasilkan megasporofil dan ovulum (megasporangiat atau strobili betina (pistillate cones). Kedua macam strobili mungkin dihasilkan pada satu pohon misal pada Pinus atau pohon yang berlainan seperti Cycas dan Ginkgo. Mikrosporangium mengandung banyak mikrospora sedang megasporangium hanya mengandung satu megaspora. Mikrospora dan megaspora bersifat haploid dan berkembang sebagai hasil pembelahan meiosis sel induk spora. Gametofit bersifat endosporik yaitu berkembang di dalam spora (sebelum dinding spora pecah). Ukuran dan letak strobili pada tanaman bervariasi.

Gambar 19. Diagram potongan bujur strobilus pada Pinus sp. A. strobilus jantan B. strobilus betina Megasporogenesis dan Perkembangan Gametofit Betina Pada waktu strobilus betma mulai tumbuh, suatu struktur seperti sisik yang ukurannya lebih besar dari trakea berkembang di bagian ketiak antara masing- masing trakea dengan aksis sentral. Sisik ini disebut sisik ovuliferous dan menghasilkan ovulum pada bagian permukaan atas. Suatu ovulum (bakal biji) memulai perkembangannya sebagaii suatu tonjolan kecil yang disebut nuselus (megasporangium) pada permukaan sisik dekat dengan bagian pangkal. Dan bagian pangkal im nuselus tumbuh dan dilindungi oleh lapisan sel jaket yang disebut integumen, yang menyebabkan terbentuknya suatu saluran atau buluh yang terbuka sampai ujung nuselus, dan struktu.r semacam mi disebut mikropil. Perkembangan nuselus lebih lanjut menghasilkan suatu ruang serbuk san di bagian ujung nuselus, sebelah dalam mikropil (padaa Gymnospermae yang belurn maju). Ovulum (bakal biji) adalah bagian yang akan berkembang menjadi biji. Tersusun dari jaringan parenkimatik disebut nuselus. Ovulum dilindungi oleh integumen yang menyusun suatu lubang disebut mikropil. Integumen pada biji yang dewasa akan terdiferensiasi menjadi: 1. Sarkotesta (bagian luar), mempunyai lapisan sd berdaging 2. Sklerotesta (bagian bunga, sel-selnya berdaging tebal 3. Sarkotesta (bagian dalam) ), merupakan lapisan berdaging Jaringan nuselus yang parenkimatik terletak disebelah dalam lapisan integument. Pada saat terjadi polmasi, sel hipodennal dengan sitoplasma padat tampak dekat dengan ujung nuselus (misalnya pada P. roxburghii) sel hipodermal itu kemudian membesar menjadi satu sel arkesporial, dan kemudian membelah membentuk sel

parietal primer dibagian luar dan sel sporogen di bagian dalam yang langsung berfiingsi sebagai sel induk megaspora. Sel parietal membelah berkali- kali menghasilkan jaringan spons. Se! mduk megaspora membelah meiosis menghasilkan tetrad linier, yang masing- masing haploid. Tiga inti di bagian atas mengalami degenerasi dan hanya di bagian bawah yang berfungsi. Selanjutnya sel megaspora ini membesar dan berkembang menjadi gametofit betina. Pembentukan alat kelamin betina dan garnet betina Arkegonium pada Gymnospermae terdiri atas sel leher yang pendek dengan sel telur yang besar, tidak ada saluran leher. Perut arkegonium terselubungi di dalam jaringan gametofit. Inisial arkegonium terletak di bagian superfisial gametofit betina mempunyai ukuran yang besar, inti jelas dan bervakuola. Inisial membelah dengan dinding periklinal menghasilkan sel leher primer di bagian luar dari sel sentral di bagian dalam sel. Sel bagian luar membelah dengan dua dinding vertikal menjadi satu deret sel dari 4 sel yang menyusun leher arkegonium. Sel sentral membelah secara cepat, menghasilkan sel saluran perut dan sel perut. Sel saluran perut segera mengalami degenerasi. Inti sel telur berada di bagian tengah. Pada waktu masak, sitoplasma sel telur pada P. wallichiana menjadi fibular dengan fibril yang tersebar radial. Fase pertama perkembangan gametofit betina ditandai oleh adanya pembelahan inti bebas dan inti megaspora yang berfungsi membelah berkali-kali. Setelah membelah baru dibentuk dinding sekat yang dimulai dan bagian penfer (jadi secara sentnpetal), sampai selsel gametofit kelak terdiri dari sel- sel yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Selama ontogeni gametofit, struktur ini dilindungi oleh dinding megaspora yang sangat berkembang.

Gambar 20. Diagram perkembangann gametofit betina pada Gymnospermae. Terjadi periode inti bebas pada awal perkembangan gametofit. Gambar 21. Perkembangan gametofit betina pada Gnetum ula Tidak dijumpai adanya arkegomum. Beberapa inti bebas berfungsi sebagai sel telur. Keadaan yang khas pada perkembangan awal gametofit betina adalah terjadinya periode pembelahan inti bebas. Pada akhir perkembangan mulai dibentuk dinding pemisah sehingga gametofit menjadi seluler.

Setelah gametofit betina bersifat seluler, kemudian terbentuk sel- sel inisial supertisial dibagian yang berdekatan dengan mikropil, akan berkembang menjadi arkegonium. Struktur arkegomum pada akhir perkembangan sbb: 1. sel telur besar 2. leher yang pendek; terdiri atas satu sel 3. tanpa sel saluran leher; dan 4. satu sel saluran perut. Gambar 22. Diagram potongan bujur ovulum (A) dan Arkegonium (B) pada Pinus sp. Arkegonium dengan sel-telur yang sangat besar tanpa sel saluran perut dan sel saluran leher. Sel leher sangal pendek. Pada Gymnospermae jumlah arkegonium pada gametofit betina bervariasi antara 1 sampai banyak, misalnya pada Pinus 2; Biota 5; Gnetum tidak mempunyai arkegonium dan beberapa inti bebas yang terletak dekat dengan mikropil berfungsi sebagai sel telur.

Gambar 23. Ovulum dan Arkegonium pada tumbuhan Gymnospennae. A. Cycas revolute B. Cryptomeriajaponica C. Podocarpus D. Pinus roxburgehii E. Taxus baccata F. Gnetum ula