BAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dan siswi memiliki pengetahuan dan skill yang terarah. Bidang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Kesimpulan, implikasi dan rekomendasi disusun berdasarkan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal di Indonesia. Batik ikat celup dalam bahasa Inggris disebut dengan tie-dye

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Aliyah (MA) merupakan lembaga pendidikan tingkat menengah. setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuan pendidikan MA

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR INOVASI BUSANA ETNIK

PENERAPAN HASIL BELAJAR DESAIN HIASAN BUSANA PADA PEMBUATAN HIASAN LEKAPAN ADIBUSANA

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan kelompok pariwisata merupakan kelompok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syafrida Eliani, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. seni reka bentuk kreatif menggunakan tangan atau mesin. Menurut Nugraha

BAB I PENDAHULUAN. bertambah. Hal ini terlihat pada tuntunan dalam menjalankan profesi / pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokratis. Oleh karena itu, kurikulum adalah alat yang sangat tepat

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang akan diciptakan. Desain busana erat hubungannya dengan mode (fashion).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

Menata Pola Ragam Hias Tekstil

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 KONTRIBUSI HASIL BELAJAR BUSANA PESTA TERHADAP KESIAPAN UJI KOMPETENSI PEMBUATAN BUSANA PESTA

2014 MANFAAT HASIL BELAJAR TEKNOLOGI PENCAPAN SEBAGAI KESIAPAN UJI KOMPETENSI PENCAPAN SABLON

D KONTRIBUSI HASIL BELAJAR MANAJEMEN USAHA BUSANA TERHADAP KESIAPAN PERINTISAN USAHA BISNIS BUTIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tri Romelah Dini Sutrisno,2013

BAB I PENDAHULUAN. nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

2015 PENGUASAAN PENGETAHUAN PEMBUATAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK SMKN 14 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Ilmu Pengetahuan; Teknologi; dan Seni (IPTEKS), sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk berbudaya, karenanya manusia selalu berupaya

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS BUTIK BUSANA MUSLIMAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Indasari Purba, 2014 Manfaat Hasil Belajar Pengetahuan Tekstil Pada Pemilihan Kain Untuk Pembuatan Produk Kriya Tekstil

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. oleh sebab itu pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. aktif mengembangkan potensi didalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya meningkatkan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) sebagai tulang punggung dalam pembangunan bangsa. meningkatkan kualitas SDM sesuai dengan program keahliannya.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada Bab V ini penulis akan mengemukakan kesimpulan, implikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan di bidang tersebut, juga karena semakin. lebih memperhatikan penampilan berbusananya.

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang. Misi pendidikan di Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enggis Kartikawati, 2013

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan yang lebih baik. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan halhal

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pelajaran yang wajib di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari kualitas proses

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dan sanggup bersaing dengan bangsa lain. Dunia pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber penghasil tenaga-tenaga terampil di berbagai jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR FASHION PACKAGING SEBAGAI KESIAPAN MENJADI FASHION PACKAGING DESIGNER

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Multimedia dengan Menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai jual. Karya kerajinan biasanya terbuat dari berbagai bahan dan hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai individu maupun sebagai warga negara. Upaya yang dilakukan

bagi proses penciptaan suatu hasil karya seni.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pesatnya laju perkembangan ilmu dan teknologi pada saat ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi negara yang kaya dengan keunikan dari masing-masing suku tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat. mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang didesain guna menciptakan lulusan yang memiliki wawasan pengetahuan yang luas dan skill (kemampuan) yang memadai sebagai bekal bagi setiap siswa dalam menghadapi dunia kerja. Didalam dunia kerja, manusia dituntut untuk menciptakan hal-hal baru didalam pengembangan inovasi yang lebih baik. Hal inilah yang menjadi faktor utama dalam pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK memiliki berbagai bidang keahlian yang disinergikan dengan Kurikulum Sekolah Kejuruan, sehingga siswa dan siswi memiliki pengetahuan dan skill yang terarah. Bidang keahlian yang terdapat di Sekolah Menengah Kejuruan salah satunya adalah Busana Butik dengan sub keahlian diantaranya adalah membuat desain hiasan yang selanjutnya akan diterapkan pada tekstil. Desain hiasan adalah salah satu mata pelajaran yang dimiliki pada bidang keahlian Busana Butik dengan kompetensi keahlian yang diharapkan adalah dapat membuat hiasan pada kain, lenan rumah tangga atau busana (Silabus Busana Butik, KTSP: 2006). Kompetensi yang diharapkan adalah dapat membuat desain hiasan sesuai dengan teknik pembuatan desain hiasan, dan juga membuat hiasan pada lenan rumah tangga dengan baik sesuai dengan kaidah-kadah penilaian yang diharapkan, seperti: perancangan atau menggambar desain hiasan, penempatan desain hiasan, penggunaan teknik desain hiasan dengan baik, tingkat kerapian dalam penggunaan teknik, pemilihan bahan, warna dari bahan yang digunakan dan sebagainya. 1

Namun pada pencapaian yang diharapkan ini, belum berjalan secara maksimal. Hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai siswa selama 2 tahun terakhir. Pada tahun 2013 sebanyak 56% siswa mendapatkan nilai dibawah nilai KKM 75 pada pembuatan menggambar desain hiasan, sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 52% dari 60 orang mendapatkan nilai dibawah nilai KKM (DKN Busana Butik 2013-2014). Hal ini dimungkinkan terjadi disebabkan kurangnya kemampuan siswa didalam menggambar desain hiasan sehingga hasil yang didapat kurang maksimal. Hubungan antara pengetahuan dan kemampuan mendasar mengenai menggambar merupakan hal yang mendasar mengenai pembuatan desain hiasan terhadap hasil menggambar desain hiasan khususnya motif melayu menjadi sangat penting dikarenakan penguatan didalam menggambar dapat menjadi penguatan didalam pengaplikasian desain hiasan khususnya motif melayu pada media tekstil. Berdasarkan kategori nilai kelulusan maka dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut belum mampu dalam membuat desain hiasan khususnya motif melayu langkat pada lenan rumah tangga dengan baik. Pada penelitian ini, selain kemampuan menggambar desain hiasan, siswa diharapkan mampu menggambar motif daerah setempat sehingga siswa diharuskan mampu menggambar motif melayu langkat sebagai desain hiasan sesuai dengan kaidah pembuatan desain hiasan yang baik. Pengenalan mengenai keberagaman ragam hias terdapat dalam sub pembelajaran desain hiasan yaitu pengetahuan ragam hias, berdasarkan wawancara pada observasi awal yang dilakukan pada 30 siswa, terdapat 28 2

orang yang mengetahui contoh dari motif melayu langkat sebelum diberikan contoh sebenarnya. Hal ini dikarenakan langkat merupakan kawasan melayu sehingga siswa mengetahui motif melayu langkat, motifmotif ini banyak terdapat pada gedung-gedung pemerintahan yang ada di Kab. Langkat. Menurut Badan Pengelola Statistik (BPS) Kab. Langkat (2013), langkat merupakan salah satu daerah kabupaten yang terletak disebelah barat dari provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 1.042.523 jiwa dan terdiri dari 3 suku mayoritas, yaitu Jawa (56,87%), Melayu (14,93%) dan Karo (10,22%). Dikarenakan melayu termasuk didalam suku mayoritas dilangkat, maka siswa sebagai penerus bangsa harus mengetahui contoh dari keberagaman dari budaya yang ada disekitar, namun hal ini belum secara penuh dapat diserap oleh siswa sehingga didalam penelitian ini memilih motif melayu langkat guna mengenalkan kembali mengenai keberagaman budaya yang ada dilingkungan sekitar. Dengan kemampuan yang dimiliki siswa dalam pengetahuan desain hiasan dipadukan dengan motif daerah diharapkan dapat menjadi suatu keunikan dalam pembuatan desain hiasan. Faktor-faktor inilah yang membuat peneliti merasa tertarik untuk mengangkat judul Hubungan Pengetahuan Desain Hiasan Dengan Hasil Menggambar Desain Hiasan Motif Melayu Langkat Pada Siswa Kelas XII Busana Butik SMK Negeri 1 Stabat. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang dikemukakan diatas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat didefenisikan menjadi: 3

1. Tingkat pengetahuan desain hiasan siswa kelas XII Busana Butik SMK Negeri 1 Stabat yang sudah memadai. 2. Hasil menggambar desain hiasan siswa kelas XII Busana Butik SMK Negeri 1 Stabat yang kurang baik. 3. Penggunaan teknik pewarnaan didalam menggambar yang kurang baik. 4. Tingkat pemahaman peletakkan motif yang kurang rapi serta kurang optimal. 5. Tingkat pemahaman siswa kelas XII Busana Butik SMK Negeri 1 Stabat mengenai keanekaragaman ragam hias daerah yang masih rendah. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifiikasi masalah yang telah diuraikan, peneliti membatasi masalah agar penelitian ini dapat lebih fokus sehingga dapat diperoleh hasil yang diinginkan. Mengingat kompetensi yang dipelajari dalam desain hiasan sangat luas, peneliti membatasi penelitian pada masalah yang akan diteliti dibatasi sebagai berikut: 1. Pengetahuan unsur desain hiasan meliputi: garis, bentuk, warna dan tekstur serta prinsip desain hiasan meliputi: harmoni, proporsi, balance, dan irama. 2. Prinsip peletakkan motif bentuk bidang 4

3. Pengetahuan mengenai ragam hias motif tenun melayu langkat yang akan diteliti dibatasi pada motif bunga kiambang. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat pengetahuan desain hiasan yang dimiliki siswa kelas XII Busana Butik SMK Negeri 1 Stabat? 2. Bagaimana tingkat kemampuan menggambar desain hiasan pada siswa kelas XII Busana Butik SMK Negeri 1 Stabat? 3. Bagaimana hubungan pengetahuan desain hiasan dengan hasil menggambar desain hiasan motif melayu langkat pada siswa kelas XII Busana Butik SMK Negeri 1 Stabat? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan desain hiasan yang dimiliki siswa kelas XII Busana Butik SMK Negeri 1 Stabat 2. Untuk mengetahui tingkat kemampuan menggambar desain hiasan pada siswa kelas XII Busana Butik SMK Negeri 1 Stabat 3. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan desain hiasan dengan kemampuan menggambar desain hiasan motif melayu langkat pada siswa kelas XII Busana Butik SMK Negeri 1 Stabat 5

F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang diperoleh nantinya, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Sebagai umpan balik bagi siswa untuk mengembangkan desain ragam hias guna menjaga budaya daerah sebagai aspek budaya. 2. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam upaya meningkatkan kemampuan desain hiasan siswa kelas XII Busana Butik SMK Negeri 1 Stabat. 3. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah untuk meningkatkan kemampuan praktek siswa, dengan melengkapi saran dan prasarana yang mendukung peningkatan kualitas jurusan. 4. Sebagai bahan pengalaman bagi peneliti serta sebagai syarat dalam penyusunan skripsi. 6