BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja yang tinggi dan disiplin. dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan penghayatan terhadap Al-asma, Al-husna, serta penciptaan

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNARUNGU

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asri Muliani Afandi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat

A. Latar Belakang Masalah

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMA, MA, SMALB, SMK DAN MAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

INSTRUMEN PENELITIAN. Implementasi Penanaman Nilai-Nilai Religius Siswa Di MTs Nurul Huda Dempet Demak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB II PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

Bagian 1 Petunjuk Umum

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung diluar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan. masyarakat dan bangsa yang mampu mengembangkan kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama keberhasilan Pembangunan Nasional. Semakin tinggi kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian yang bersifat umum dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)/MADRASAH ALIYAH (MA)

6. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)

BAB I PENDAHULUAN. 2005, Hlm, 28

BAB III METODE PENELITIAN

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. dan batin baik di dunia maupun di akhirat. Sejak diturunkan kepada nabi Muhammad

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

Valid Tidak Tidak Valid Tidak Tidak Valid Tidak Valid Valid

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan mendidik, mengajar,

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama keberhasilan Pembangunan Nasional. Semakin tinggi kualitas

BAB I PENDAHULUAN. yang integral dari pendidikan agama. Memang bukan satu-satunya faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam yang tidak terlalu penting untuk serius dipelajari dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pendidikan sebagai suatu gejala budaya dalam masyarakat telah berlangsung baik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II. TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs.

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

Kurikulum Standard Prasekolah Kebangsaan TUNJANG KEROHANIAN, SIKAP DAN NILAI

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. 2007, hlm.1. Republik Indonesia, Jakarta, 2003, hlm.1.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indri Cahyani

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah sub mata pelajaran pada jenjang pendidikan menengah yang membahas ajaran Agama Islam dalam segi aqidah dan akhlak. Mata pelajaran Aqidah Akhlak juga merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam di Madrasah terdiri atas empat mata pelajaran yaitu: Al-Qur an Hadits, Aqidah Akhlak, Fikih dan Sejarah Kebudayaan Islam 1. Pendidikan Aqidah Akhlak yang ada di Madrasah (MI, MTs, MA) berbeda dengan pendidikan Aqidah Akhlak yang berada di Sekolah (SD, SMP, SMA) Pendidikan Aqidah Akhlak yang berada di sekolah masih menjadi satu dengan Pendidikan Agama Islam, tetapi Aqidah Akhlak yang ada di Madrasah menjadi mata pelajaran tersendiri dan tidak menjadi satu dalam Pendidikan Agama Islam, meskipun masih menjadi bagian dari Pendidikan Agama Islam. Mata pelajaran Aqidah dan Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT. Dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan 1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah 1

bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, keteladanan dan pembiasaan. Mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam lainnya pada dasarnya merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, bahkan saling membantu, terkait dan menunjang, karena mata pelajaran lainnya secara keseluruhan berfungsi menyempurnakan tujuan pendidikan. Namun mata pelajaran Aqidah Akhlak agak berbeda dengan yang lain, sebab materi yang diajarkan dalam Aqidah Akhlak bukan saja untuk diketahui, dihayati dan dihafal, melainkan juga harus diamalkan oleh para siswa dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Aqidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang aqidah dan akhlak dalam Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Jadi, mata pelajaran Aqidah Akhlak ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan, penghayatan dan keyakinan kepada peserta didik akan hal-hal yang harus diimani, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari dan juga memberikan pengetahuan, penghayatan dan 2

kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik, dan menjauhi akhlak yang buruk, baik hubungannya dengan Allah, dengan diri sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungan sekitar 2. Aqidah Akhlak juga bertujuan mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam 3. Dari uraian di atas jelaslah bahwa tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlak tidak hanya harus mengetahui, memahami, melainkan juga dapat mengamalkan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan ketentuan ajaran agama. Sehingga tercipta peserta didik yang berakhlak mulia dan mata pelajaran Aqidah Akhlak berjalan sesuai dengan fungsinya. Tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT, memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman, dan pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari, menjaga hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya demi menuju menjadi manusia yang seutuhnya, 1994), hlm. V 2 M.Rifa i, Mata Pelajaran Aqidah Akhlak, (Semarang: Wicaraka, 3 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah 3

dan untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlak, agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Secara garis besar mata pelajaran Aqidah Akhlak berisi materi pokok tentang hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan lingkungan. Kompetensi mata pelajaran Aqidah Akhlak berisi sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik setelah menempuh Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di MTs. Kompetensi ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat aqidah serta meningkatkan kualitas akhlak sesuai dengan ajaran Islam. Aspek akhlak terdiri atas masalah akhlak yang meliputi pengertian akhlak, induk-induk akhlak terpuji dan tercela, metode peningkatan kualitas akhlak, macam-macam akhlak terpuji dan akhlak tercela 4. Kompetensi mata pelajaran Aqidah Akhlak di MA adalah meliputi: Mengenal dan meyakini rukun iman dari iman kepada allah sampai dengan kepada Qada dan Qadar melalui pembiasaan dalam mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah, pengenalan, pemahaman sederhana, dan penghayatan terhadap rukun iman dan al-asma al-husna, serta pembiasaan dalam pengamalan akhlak terpuji dan adab Islami serta menjauhi akhlak tercela dalam perilaku sehari-hari. 5 4 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah 5 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah 4

Materi-materi yang disebutkan di atas tidak dibahas semua dalam penelitian ini. Peneliti mengkhususkan pada materi akhlak terpuji sebagai pengetahuan tentang perilaku terpuji yang kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik. Materi akhlak terpuji berisikan tentang perilakuperilaku yang baik sesuai dengan ajaran yang telah nabi Muhammad berikan kepada kita. Akhlak terpuji yang diajarkan oleh nabi ini meliputi: akhlak terpuji pada diri sendiri dan akhlak terpuji pada orang lain. Akhlak terpuji terhadap diri sendiri seperti sabar, ikhlas, teliti, rajin, dll. Sedangkan akhlak terpuji terhadap orang lain seperti jujur, tolong-menolong, sedekah, infaq, pemurah. Setelah mendapatkan materi akhlak terpuji diharapkan peserta didik dapat mengaplikasikan perilaku terpuji ini dalam kehidupan sehari-hari baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Salah satu perilaku terpuji adalah perilaku filantropi. Perilaku Filantropi adalah tindakan sukarela untuk kepentingan publik 6. Perilaku filantropi ini berkaitan tentang tindakan seseorang demi kepentingan publik, baik dalam hal memberi, pelayanan dan asosiasi secara sukarela untuk membantu pihak lain yang membutuhkan sebagai ekspresi rasa cinta terhadap sesama. Aktivitas filantropi sering dikenal dengan istilah berderma, sedang orang yang memiliki perilaku filantropi ini adalah dermawan. Di dalam Al-Qur an perintah berderma mengandung 6 Andi Agung Prihatna, dkk, Revitalisasi Filantropi Islam, Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya, 2005, hlm 4 5

makna kemurahan hati, keadilan sosial, saling berbagi dan saling memperkuat. Dalam berfilantropi terdapat satu etos keagamaan yang tidak saja menjadi koreksi secara sosial, tetapi juga merefleksikan suatu nilai moral dan spiritual yang mengarah kepada pencapaian kesejahteraan individu, komunitas dan masyarakat secara menyeluruh. Filantropi tidak hanya berhenti pada soal yang berkaitan dengan kebajikan ( Moral ). Filantropi merupakan sentimen moral yang bertransformasi kedalam tindakan sosial. Jadi filantropi ini merupakan tindakan kebajikan baik itu berupa material maupun bentuk jasa, bukan hanya berhenti pada soal moral yang berupa material saja. Bentuk kebajikan yang berupa jasa dengan tidak mengharapkan imbalan atau pamrih juga dapat dikatakan sebagai aktivitas filantropi. Di dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kali kita menemui beberapa permasalahan yang sangat perlu di waspadai dalam kehidupan masyarakat modern seperti sekarang ini, lebih-lebih bagi kehidupan anak didik di masa yang akan datang, seringkali kita menjumpai adanya sikap individualisme bahkan acuh terhadap orang lain, tidak adanya kepedulian sosial, sikap saling menolong, saling gotong royong, bahkan yang lebih memprihatinkan lagi adalah adanya sikap saling menjatuhkan satu sama lain demi kepentingan diri sendiri. Melihat fenomena yang seperti ini penulis berinisiatif untuk meneliti tentang pengaruh pemahaman mata pelajaran Aqidah Akhlak (materi Akhlak Terpuji) terhadap perilaku filantropi siswa Kelas X di MA Nurul Ittihad Desa 6

Babalan Kec. Wedung Kab. Demak. Dan hanya di Madrasah Aliyah inilah lembaga resmi di Desa Babalan Kec. Wedung Kab. Demak yang mengembangkan Ilmu keagamaan secara lebih mendalam. Berdasarkan uraian di atas dapat kita pahami bahwa mata pelajaran Aqidah Akhlak sangatlah penting. Akan tetapi, akankah pemahaman siswa tentang mata pelajaran Aqidah Akhlak khususnya pada materi perilaku terpuji berpengaruh terhadap perilaku filantropi siswa. Oleh karena itu, Dengan latar belakang yang telah digambarkan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian skripsi dengan judul Pengaruh Pemahaman Mata Pelajaran Aqidah Akhlak (Materi Akhlak terpuji) terhadap perilaku Filantropi Siswa Kelas X di MA Nurul Ittihad Desa Babalan Kec. Wedung Kab. Demak. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Pemahaman mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji siswa kelas X di MA Nurul Ittihad Desa Babalan Kec. Wedung Kab. Demak? 2. Bagaimana perilaku Filantropi siswa kelas X di MA Nurul Ittihad Desa Babalan Kec. Wedung Kab. Demak? 3. Adakah pengaruh pemahaman mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Akhlak Terpuji terhadap perilaku Filantropi siswa kelas X di MA Nurul Ittihad Desa Babalan Kec. Wedung Kab. Demak? 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Mengetahui pemahaman mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji siswa kelas X di MA Nurul Ittihad Desa Babalan Kec. Wedung Kab. Demak. b. Mengetahui perilaku filantropi siswa kelas X di MA Nurul Ittihad Desa Babalan Kec. Wedung Kab. Demak. c. Mengetahui adakah pengaruh pemahaman mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji terhadap perilaku filantropi siswa kelas X di MA Nurul Ittihad Desa Babalan Kec. Wedung Kab. Demak. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini memberi sumbangan kepada ilmu pendidikan tentang pengaruh pemahaman mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji terhadap perilaku filantropi siswa. b. Manfaat Praktis 1) Bagi peneliti, untuk mengetahui pengaruh pemahaman mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji terhadap perilaku filantropi siswa. 2) Bagi guru, sebagai bahan masukkan untuk lebih meningkatkan perilaku filantropi siswa dengan mengoptimalkan pengajaran mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji. 8

3) Bagi siswa, agar lebih meningkatkan perilaku filantropi dengan mencapai tujuan pemahaman mata pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji. 9