Keterampilan proses sains menurut Rustaman (2003, hlm. 94), terdiri dari : melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi),

dokumen-dokumen yang mirip
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan mata pelajaran melalui pendekatan sciencetific learning

BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

BAB I PENDAHULUAN. isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nuri Annisa, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ina Oktarina Rahman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 2012), hlm.7. 1 Fathurrohman, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras,

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ipa Materi Pokok Sifat -Sifat Cahaya Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Penerapan kurikulum 2013 harus diterapkan untuk memfasilitasi siswa agar terlatih

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran IPA Biologi Berbasis Scientific Approach Di SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

I. PENDAHULUAN. selain keterampilan menulis, berbicara, dan mendengar yang perlu dikuasai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang berkembang

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hidayat (2013:111) mengemukakan bahwa kurikulum di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006: 3) bahwa IPA berhubungan dengan cara

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

BAB I PENDAHULUAN. masalah itu sendiri sehingga pembelajaran akan lebih terpusat pada siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. ajar dan pengalaman belajar yang di programkan, direncanakan dan dirancang

BAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul. Pengembangan Instrumen Asesmen Otentik pada Pembelajaran Subkonsep Fotosintesis di SMP

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. menggunakan kapasitas berpikir tingkat tinggi (High Order

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu IPA yang mempelajari tentang gejalagejala

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

PENGARUH METODE INKUIRI TERBIMBING PADA PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA DALAM PRAKTIKUM ANIMALIA

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pembelajaran dengan memperkuat

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Penekanan dari upaya

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

BAB I PENDAHULUAN. membebaskan manusia yang lain itu dari kegelapan ketidaktahuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran. Penilaian Pembelajaran. Proses Pembelajaran. Gambar 1.1 Komponen Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. matematika di sekolah adalah berpikir kritis. Menurut Cockroft (dalam Uno

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Annisa Setya Rini, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan belajar siswa. Belajar yang efektif dapat membantu siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Sains merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut kita untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung kepada tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, terutama ditingkat sekolah dasar (SD).

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. memajukan daya pikir manusia (Ibrahim, 2012 : 35). Perkembangan di. menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan.

I. PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Pembelajaran berbasis

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan dalam belajar. Jika sebelumnya pembelajaran

I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara

I. PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Muhammad Gilang Ramadhan,2013

I. PENDAHULUAN. Ilmu yang mempelajari alam semesta disebut Ilmu Pengetahuan Alam (natural

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Koballa dan Chiappetta (2010: 105), mendefinisikan IPA sebagai a way of

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan,

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam

Pembelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam. Empat Unsur Utama IPA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran banyak sekali permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas latar belakang yang menjadi landasan dilaksanakan penelitian ini, rumusan masalah yang ditemukan peneliti untuk menjadi acuan penelitian, tujuan dilakansanakan penelitian, manfaat penelitian yang dilakuakan, hipotesis penelitian dan penjelasan istilah yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian. Berikut diuraikan secara lebih rinci. A. Latar Belakang Penelitian Pada tahun 2013 mulai muncul kurikulum 2013 dengan karakteristik bukan hanya mengutamakan pengetahuan saja, tetapi sikap dan keterampilan pada implementasinya menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik (scientific approach) digunakan pada kurikulum 2013 yang menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran. Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Dalam penerapan pendekatan saintifik untuk pembelajaran di kelas ada lima tahapan 5M, yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan data, menalar dan mengkomunikasikan. Dalam kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik ini sangat mendukung untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Dengan langkah kegiatan pembelajaran yang ada, diharapkan keterampilan proses sains siswa akan terlatih karena memberikan pengalaman langsung dalam belajar dan mengumpulkan informasi. Keterampilan proses sains menurut Rustaman (2003, hlm. 94), terdiri dari : melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi),

2 mengelompokkan (klasifikasi), meramalkan (prediksi), berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan atau penyelidikan, menerapkan kosep atau prinsip dan mengajukan pertanyaan. Sedangkan menurut Widodo (2006, hlm. 45) keterampilan proses sains terdiri atas : keterampilan mengamati, keterampilan merencanakan percobaan (keterampilan merumuskan pertanyaan penelitian, keterampilan menentukan variabel, keterampilan merumuskan hipotesis, keterampilan menentukan cara dan langkah kerja penelitian), keterampilan memprediksi, keterampilan menafsirkan hasil pengamatan dan kesimpulan serta keterampilan berkomunikasi. menarik Berdasarkan hasil observasi di SDN 6 Cibogo pembelajaran IPA di kelas masih berupa ceramah sehingga tidak melatih keterampilan proses sains siswa. Proses pembelajaran dikelas masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berfikirnya, sehingga membuat keterampilan proses sains siswa di SDN 6 Cibogo masih kurang. Hal ini diperkuat juga ketika peneliti melaksanakan kegiatan prasiklus untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa, terlihat nilai rata-rata siswa masih terdapat dalam tingkat keterampilan proses sains yang rendah. Pada keterampilan mengelompokkan siswa baru mencapai 55,28 dari nilai maksimal 100, keterampilan memprediksi baru mencapai 44,79 dari nilai maksimal 100 dan keterampilan mengkomunikasikan baru mencapai 48,80 dari nilai maksimal 100. Maka dari itu, diperlukan pendekatan pembelajaran yang dapat melatih keterampilan proses siswa dalam menemukan produk IPA dan dalam berfikir ilmiah. Salah satu alternatif yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses sains yaitu dengan menerapkan pendekatan saintifik. Dalam pendekatan saintifik yang digunakan dalam pembelajaran di kelas, sangat mendukung untuk meningkatkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan saja.

3 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah hendaknya menekankan pada pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Hakikat pembelajaran IPA yaitu produk, proses dan sikap. Untuk mengembangkan produk IPA tersebut, diperlukan kemampuan dasar bekerja ilmiah diantaranya: mengamati, menafsirkan membuat hipotesis, merencanakan percobaan, dan mengkomunikasikan. Dari segi proses, siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari hari. Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar yaitu mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. IPA bukan hanya produk dan proses, tetapi juga sikap. Dalam menemukan berbagai produk IPA ini, siswa dituntut harus mempunyai keterampilan proses sains agar bisa melatih dirinya mempunyai sikap ilmiah untuk mencari tahu sendiri dan menemukan pengetahuan baru layaknya keterampilan yang dimiliki oleh seorang ilmuan. Melalui keterampilan proses sains ini, siswa belajar mengembangkan konsep dan juga proses sekaligus untuk melatih dirinya mempunyai pengalaman belajar untuk mengamati lingkungan sekitar mereka. Keterampilan proses sains ini bisa dilatih sejak dini melalui pengalaman belajar langsung di sekolah dan melalui pengamatan untuk menemukan sendiri pengetahuan barunya. Dari segi sikap dan nilai siswa diharapkan mempunyai minat untuk mempelajari benda-benda di lingkungannya bersikap ingin tahu, tekun, kritis, mawas diri dan bertanggung jawab. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Konsep IPA Dalam Tema

4 Berbagai Pekerjaan Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas IV SDN 6 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah Bagaimanakah penerapan pendekatan saintifik pada konsep IPA dalam tema berbagai pekerjaan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas IV SDN 6 Cibogo kabupaten Bandung Barat? Masalah tersebut dijabarkan kedalam rumusan masalah yang lebih khusus yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah perencanaan pendekatan saintifik pada konsep IPA dalam tema berbagai pekerjaan di kelas IV SDN 6 Cibogo? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pendekatan saintifik pada konsep IPA dalam tema berbagai pekerjaan untuk di kelas IV SDN 6 Cibogo? 3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan proses sains siswa di kelas IV SDN 6 Cibogo menggunakan pendekatan saintifik pada konsep IPA dalam tema berbagai pekerjaan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalah di atas, maka tujuan diadakan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui dan menganalisis tentang pengaruh penerapan pendekatan saintifik pada konsep IPA dalam tema berbagai pekerjaan di kelas IV SDN 6 Cibogo untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Selain itu, secara khusus tujuan diadakan penelitian ini adalah :

5 1. Mengetahui perencanaan pendekatan saintifik pada konsep IPA dalam tema berbagai pekerjaan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa di kelas IV SDN 6 Cibogo. 2. Mengetahui pelaksanaan pendekatan saintifik pada konsep IPA dalam tema berbagai pekerjaan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa di kelas IV SDN 6 Cibogo. 3. Mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa di kelas IV SDN 6 Cibogo menggunakan pendekatan sainstifik pada konsep IPA dalam tema berbagai pekerjaan. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya : 1. Secara Teoritis Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai peningkatan keterampilan proses sains siswa melalui penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 6 Cibogo. 2. Secara Praktis a. Bagi siswa Hasil penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa dan melatih siswa dalam berfikir ilmiah melalui kinerja ilmiah dalam penerapan pendekatan saintifik. b. Bagi guru Hasil penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat untuk guru karena guru akan memiliki model perencanaan penerapan dan pendekatan saintifik. Guru juga mempunyai contoh pendekatan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa. c. Bagi sekolah

6 Hasil penelitian tindakan kelas ini akan bermanfaat untuk membantu dan mendukung kesiapan guru dalam kurikulum 2013. E. Hipotesis Penelitian Dengan penerapan pendekatan saintifik, diharapkan keterampilan proses sains akan meningkat karena pembelajaran dilaksanakan dan dipandu kriteria ilmiah dengan bersama-sama diajak mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan data dan mengkomunikasikan sehingga peserta didik akan dapat dengan benar menguasai materi yang dipelajari dengan baik. F. Penjelasan Istilah 1. Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik merupakan bagian dan merupakan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), mengajukan atau menanya, mengolah data, menalar, dan mengkomunikasikan hasil pekerjaannya. Pembelajaran dengan metode ilmiah yang meliputi lima tahapan pengalaman belajar pokok yaitu : mengamati, menanya, mengumpulkan data, menalar dan mengkomunikasikan serta mengedepankan kondisi peserta didik yang berperilaku ilmiah. 2. Konsep IPA Dalam Tema Berbagai Pekerjaan Pada pendekatan saintifik menggunakan pembelajaran tematikterpadu sehingga penyampaian konsep IPA tidak disampaikan secara terpisah tapi menggunakan tema. Tidak semua sub tema digunakan, hanya sub tema jenis- jenis

7 pekerjaan serta barang dan jasa dengan konsep IPA yang terkait dengan sumber daya alam. 3. Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses sains menurut Rustaman (2003, hlm. 94), terdiri dari : keterampilan melakukan pengamatan (observasi), menafsirkan pengamatan (interpretasi), mengelompokkan (klasifikasi), meramalkan (prediksi), berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan atau penyelidikan, menerapkan kosep atau prinsip dan mengajukan pertanyaan. Keterampilan proses sains adalah semua keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep- konsep, prinsip- prinsip, hukum- hukum dan teori IPA. Dalam penelitian ini hanya dibahas mengenai keterampilan mengelompokkan (klasifikasi), memprediksi dan mengkomunikasikan. Keterampilan proses sains yang dipilih berdasarkan pertimbangan materi dan kegiatan yang ada pada tema berbagai pekerjaan dan sub tema jenis- jenis pekerjaan.