PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERCERITA BAGI GURU TK DI BANDAR LAMPUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Penelitian dan Pengembangan

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL TUTORIAL OPENOFFICE.ORG WRITER SISWA KELAS VIII DI LAMPUNG UTARA

PENGEMBANGAN PERMAINAN KUARTET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI PESAWARAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SUHU DAN PERUBAHANNYA. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Unila

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model Instructional Games, oleh sebab itu metode penelitian yang tepat untuk

Pengembangan Multimedia Interaktif pada Materi Sistem Saraf untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMA Kelas XI

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE MAKE A MATCH MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII SMP DI BANDAR LAMPUNG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TRIGONOMETRI DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMA GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MELATIHKAN PENERAPAN KONSEP SISWA SMP

E-journal Prodi Edisi 1

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 06 No. 03, September 2017, ISSN:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS BELAJAR MANDIRI KELAS V DI SD NEGERI KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP PRINSIP KERJA PNEUMATIK BERBANTUAN PERANGKAT LUNAK MULTIMEDIA INTERAKTIF

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Abstrak. : Desi Hartinah, Dr. Insih Wilujeng, dan Purwanti Widhy H, M. Pd, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 2 WONOSARI

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat untuk penelitian ini adalah metode penelitian dan

PENGEMBANGAN HANDOUT GUIDED PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA BERBENTUK URAIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar workshop tentang

Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 2, No 2, September 2015 ( ) Tersedia Online:

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO

SISWA KELAS XI.MIPA.2 SMA NEGERI 1 MAGETAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

ABSTRACT ARMAN. Key words: interactive multimedia, computer skills and information management.

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

BAB III METODOLOGI. B. Pendekatan Penelitian

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE BERCAKAP-CAKAP DENGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN LECTURE MAKER PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI)

PENGEMBANGAN LKPD IPA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK KELAS VII

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh

PENGEMBANGAN LKS BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN SAINS

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU JURNAL. Oleh FENTI MIFTAHUL JANNAH ASMAUL KHAIR RAPANI

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN NOTEPAD++ PADA MATERI PROTOZOA UNTUK KELAS X SMA

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 2, No. 1, April 2017, 17-22

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333),

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS E-LEARNING PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENGGUNAAN METODE PROYEK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK JURNAL. Oleh REVINA RIZQIYANI ( )

Oleh : Indri Frastiyanti dan Sukardiyono ABSTRAK ABSTRACT

Fashion and Fashion Education Journal

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULTIMEDIA INTERAKTIF STANDAR KOMPETENSI MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK AUTOCAD BAGI SISWA SMK DI LAMPUNG

Oleh : Apri Widodo dan Yusman Wiyatmo

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011):

Kata kunci: alat peraga IPA, media pembelajaran, pesawat sederhana.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

PENGARUH METODE BERCAKAP-CAKAP TERHADAP KEMAMPUAN BERBAHASA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KEMIRI 03 KEMIRI KEBAKKRAMAT TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI DAYUHARJO

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB PADA MATERI BIOLOGI SEMESTER GENAP UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN LEARNING CONTENT DEVELOPMENT SYSTEM (LCDS) UNTUK MATERI POKOK IMPULS DAN MOMENTUM

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

Oleh: Asri Setyaningrum dan Yusman Wiyatmo, Prodi Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta,

PENGEMBANGAN VIDEO INSTRUKSIONAL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MAHASISWA TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

PENGARUH MODEL MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI 1) Oleh

PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL

PENDAHULUAN. Andri Irawan

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai pijakan dalam peningkatan kualitas

Kata Kunci: mobile learning berbasis android, hasil belajar ranah kognitif, minat belajar

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

PENGARUH MEDIA WINDOWSMOVIE MAKER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI (JURNAL) Oleh: SHELLA SAPUTRI

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERMUATAN KARAKTER BERBASIS PENDEKATAN ILMIAH PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VII SMP DI BANDAR LAMPUNG

PENERAPAN TEKNIK EXAMPLE NON-EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI DAN HASIL BEAJAR JURNAL. Oleh

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMK

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU JURNAL. Oleh AYU VALENTINA RISWANDI CUT ROHANI

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF KOMPETENSI ETIMOLOGI MULTIMEDIA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang Abstract

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN UMUM DAN SAINS JURNAL. Oleh RATNA HANDAYANI FIKRI ( )

ANALISIS TES HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN BLOG PADA MATERI ALKANA, ALKENA, DAN ALKUNA

PENGEMBANGAN BAHAR AJAR BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR OSILOSKOP DI SMK BANDAR LAMPUNG

Pengembangan Trainer Audio... (Beni Juniarto R R)1

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

Abstract. Keywords : Interactive Media, LAN, TKJ.

PENGEMBANGAN MEDIA MATERI KEADAAN ALAM DI INDONESIA MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK VIDEOSCRIBE PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII

STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DIAH NURAINI MUNCARNO DARSONO

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif

Transkripsi:

1 PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERCERITA BAGI GURU TK DI BANDAR LAMPUNG Oleh: Amna Hasnawati, Adelina Hasyim, Abdurrahman FKIP Unila Jl.Prof.Sumantri Brodjonegoro No 1 Bandar Lampung e-mail : amna.palas@gmail.com 085783058201 Abstract : The Development Of Video Learning Of Story Teeling Skill For Kindergarten Teacher In Bandar Lampung. This research aims to : 1) describe the condition and beginning potential of kindergarten teacher s ability to tell stories in Bandar Lampung, 2) produce learning video to increase knowledge and story-telling skill of kindergarten teachers, 3) analyze the effectiveness of video learning increase knowledge and story-telling skill of kindergarten teachers, 4) analyze the efficiency of video learning increase knowledge and story-telling skill of kindergarten teachers and 5) analyze the interest of video learning to increase knowledge and story-telling skill of kindergarten teachers.this research was the development research. The place of research was in Islamic Integrated Kindergarten Rabbani, Kartika II-27 Kindergarten and Kuntum Mekar-2 Kindergarten. The data collecting technique were gained from worksheet test and questionnaire. The data analysis was tested by using gain-test and qualitativedescriptive.the research result arrived to the conclusions as follows : 1) the beginning condition of story-telling ability of today s kindergarten teachers is categorized good enough but it still needs video learning, 2) the learning video produced must be validated by media, design, and content experts, 3) the learning video produced is very effective that it is proved by the score gaining 0,85, 4) the learning video produced is very interesting with mean score 3,31. Key words : kindergarten, story-telling technique, video learning Abstrak: Pengembangan Video Pembelajaran Keterampilan Bercerita Bagi Guru Tk Di Bandar Lampung. Tujuan penelitian ini adalah : 1) mendeskripsikan kondisi dan potensi awal kemampuan guru TK bercerita di Bandar Lampung, 2) menghasilkan produk video pembelajaran untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan bercerita guru TK, 3) menganalisis efektifitas video pembelajaran untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan bercerita guru TK, 4) menganalisis efisiensi video pembelajaran untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan bercerita guru TK dan 5) menganalisis daya tarik video pembelajaran untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan bercerita guru TK. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Tempat penelitian di TKIT Rabbani, TK Kartika II-27 dan TK Kuntum Mekar-2. Teknik pengumpulan data menggunakan tes unjuk kerja dan angket. Data dianalisis dengan uji gain uji efisiensi dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan : 1) kondisi awal kemampuan bercerita guru TK selama ini sudah

2 cukup baik tapi masih memerlukan video pembelajaran, 2) Video pembelajaran yang dihasilkan di validasi oleh ahli media, ahli desain dan ahli konten, 3) Video pembelajaran sangat efektif dibuktikan dengan nilai gain 0,85, 4) video pembelajaran yang dihasilkan sangat efesien dengan rata-rata skor 24, dan 5) video pembelajaran yang dihasilkan sangat menarik dengan skor rata-rata 3,31. Kata kunci: TK, teknik bercerita, video pembelajaran PENDAHULUAN Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awal-awal tahun kehidupannya. Kualitas perkembangan anak dimasa depannya sangat ditentukan oleh stimulasi yang diperolehnya sejak dini. Dan tentu saja bentuk stimulasi yang diberikan dengan cara yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia dini. Stimulasi yang dilakukan orang dewasa disekelilingnya akan membekas dengan kuat dalam benak mereka sedikit saja kesalahan dalam memberikan stimulasi maka akan memberikan dampak negatif yang sulit diperbaiki. Dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Kemampuan kemampuan yang harus dikuasai anak TK merupakan tugas perkembangan tahap masa kanakkanak awal yang harus diselesaikan agar dapat hidup dengan baik dan dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan berikutnya dan menyiapkan diri menjadi orang dewasa yang baik dan berguna bagi pribadi dan masyarakat. Penguasaan guru tentang wawasan tugas perkembangan dapat membantu guru memilih metode yang sesuai. Metode yang digunakan di TK memiliki cara yang khas yaitu dengan bermain, bercerita, dan kegiatan yang

3 menyenangkan anak, metode ceramah bagi anak TK tidak akan berguna samasekali. Lev Vigotsky dalam Arends (2008:47), menekankan pentingnya aspek sosial belajar, yaitu adanya kemampuan yang dapat dicapai dengan bantuan orang lain misalnya guru, orang tua dan teman sebaya. Orang dewasa berkontribusi pada pengembangan keterampilan anak, disinilah peran guru sebagai orang dewasa amat penting untuk memberikan stimulasi tersebut dengan cara bercerita karena metode bercerita adalah metode yang paling banyak dipergunakan di TK untuk mengajarkan suatu keterampilan kepada anak. Bercerita pada hakikatnya adalah penyampaian pesan kepada anak, sehingga cara bercerita menjadi sangat penting agar cerita yang diberikan dapat benar-benar sampai kepada anak, tujuan dari cerita itu dapat diulangi dengan memberikan pertanyaan pada akhir cerita sehingga saat ada seorang anak menjawab atau berkomentar dengan kata katanya sendiri maka tujuan dari cerita itu akan tertanam di benak mereka. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara pada bulan November 2013 dan Maret 2014 untuk mengetahui kebutuhan guru dan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam, wawancara tersebut dilakukan di TKIT Robbani, Kartika II-27, dan Kuntum Mekar 2 dengan hasil sebagai berikut: Di tiga TK tersebut potensi guru untuk meningkatkan keterampilan bercerita sangat besar, selama ini guru melatih keterampilan bercerita dengan otodidak atau mengikuti pelatihan yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta. Waktu diadakan pelatihan juga tidak tetap, dan harus menunggu undangan pelatihan sedangkan guru yang telah mengikuti pelatihan belum bisa melatih temanteman sejawat seperti yang didapatkannya karena keterbatasan waktu. Berdasarkan tanya jawab tersebut maka didapatkan informasi bahwa guru memerlukan petunjuk praktis untuk memperbaiki cara bercerita yang dapat digunakan secara

4 mandiri maupun berkelompok dan waktu yang fleksibel. Tujuan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan kondisi dan potensi awal kemampuan bercerita guru TK di Bandar Lampung saat ini. 2. Menghasilkan produk video pembelajaran untuk peningkatan keterampilan bercerita guru TK di Bandar Lampung. 3. Menganalisis efektifitas video pembelajaran untuk peningkatan keterampilan bercerita guru TK di Bandar Lampung. 4. Menganalisis efisiensi video pembelajaran untuk peningkatan keterampilan bercerita guru TK di Bandar Lampung. 5. Menganalisis daya tarik video pembelajaran untuk peningkatan keterampilan bercerita guru TK di Bandar Lampung. Metode bercerita dikembangkan sebab anak-anak masih berada pada tahap bermain, bukan belajar. Permainan memungkinkan anak-anak mempraktekkan kompetensikompetensi dan keterampilanketerampilan mereka yang diperlukan dengan cara yang santai dan menyenangkan (Santrock, 2002: 273). Untuk menjadi guru TK yang pandai bercerita dengan baik diperlukan persiapan dan latihan. Persiapan yang harus dilakukan misalnya menguasai seluruh cerita secara tuntas dan keterampilan bercerita yang baik dan lancar (Moeslichatoen, 2004:166). Perkembangan teknologi telah merambah kepada dunia pendidikan sebagai inovasi media pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih menarik. Mampu menggabungkan visual (gambar bergerak) dengan audio (suara) yang kemudian disebut dengan video. Video merupakan media yang cocok untuk kelas, kelompok kecil, bahkan personal. Kemudian video juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik, tipe pembelajar, dan setiap ranah: kognitif, afektif, psikomotorik, dan interpersonal (Smaldino, 2011:405).

5 Dalam praktek bercerita, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut (Kemendikbud, 2012:1-20): 1. Pemilihan tema dan judul yang tepat, anak anak menyukai halhal yang fantastis, aneh, yang membuat imajinasinya menarinari. 2. Waktu penyajian, anak anak memiliki kemampuan yang masih terbatas sehingga dengan mempertimbangkan daya pikir, kemampuan berbahasa, dan daya tangkap anak, maka para ahli menyimpulkan sebagai berikut: a. Usia 4 tahun, waktu bercerita hingga 7 menit b. Usia 4-8 tahun waktu bercerita 10-15 menit c. Usia 8-12 tahun waktu bercerita hingga 25 menit 3. Suasana yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, misalnya ketika menjelang tidur, ulang tahun, hari besar keagamaan, hari nasional, murid baru, pengenalan profesi, program sosial dan sebagainya. 4. Teknik bercerita, guru harus mengasah keterampilannya dalam bercerita, baik dalam olah vocal, olah gerak, bahasa, komunikasi, dan ekspresi. Secara garis besar unsur unsur penyajian cerita yang harus dikombinasikan secara porposional adalah sebagai berikut:narasi, dialog, ekspresi (terutama mimik muka), visualisasi gerak/ peragaan (acting), ilustrasi suara, baik suara lazim maupun tak lazim, media/alat peraga jika menggunakan alat bantu, teknik ilustrasi lainnya, misalnya lagu, music dan sebagainya. 5. Mengkondisikan anak, konsentrasi merupakan syarat tercapainya tujuan bercerita, sehingga suasana konsentrasi harus diciptakan sebelum dan selama anak anak mendengarkan cerita. 6. Tahap membuka cerita, yaitu dengan menimbulkan rasa ingin tahu dan minat anak terhadap cerita.

6 7. Tahapan saat bercerita, saat cerita berlangsung anak-anak harus terlibat di dalamnya sehingga mereka dapat menyimpan pesan dari cerita dalam benak mereka. 8. Mengakhiri cerita dan evaluasi, hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana anak menangkap cerita yang telah diberikan. Pembelajaran orang dewasa mencerminkan suatu proses dimana mereka belajar untuk menjadi lebih peduli dan mengevaluasi pengalamannya. Sehingga pembelajaran orang dewasa tidak dimulai dengan mempelajari materi pelajaran, tetapi dimulai dengan memberikan perhatian pada masalahmasalah yang terjadi atau ditemukan dalam kehidupannya, misalnya dalam lingkungan pekerjaan dan masyarakat (Uno, 2011:56). Belajar dengan menggunakan video pembelajaran sebagai panduannya merupakan salah satu contoh belajar mandiri. Guru dapat belajar secara mandiri untuk memperoleh pengetahuan melalui serangkaian latihan yang dilakukan dilakukan dari simulasi bercerita yang terdapat pada video pembelajaran. Menurut Reigeluth dalam Uno (2008:16-21) ada 3 variabel pembelajaran yaitu kondisi, metode dan hasil belajar. Kondisi pembelajaran didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi efek sebuah metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Variabel yang termasuk dalam kondisi pembelajaran adalah (1) tujuan dan karakteristik bidang studi yaitu tentang pernyataan tentang hasil belajar yang diharapkan bisa bersifat sangat umum ataupun sangat khusus, (2) kendala dan karakteristik bidang studi seperti keterbatasan sumber, waktu, media, personalia, dan uang, (3) karakteristik si pembelajar seperti kualitas pembelajar seperti bakat, motivasi dan hasil belajar yang telah dimilikinya. Metode pembelajaran adalah caracara yang berbeda untuk untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi pembelajaran yang berbeda pula. Variabel yang termasuk dalam

7 metode pembelajaran adalah (1) strategi pengorganisasian adalah metode untuk mengorganisasi isi materi yang telah dipilih untuk pembelajaran seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram dan format lain setingkat, (2) strategi penyampaian adalah metode untuk menyampaikan materi pada pembelajaran, media merupakan hal pokok dalam strategi ini, (3) Strategi pengelolaan adalah metode untuk menata interaksi antara pembelajar dengan strategi pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran. Hasil pembelajaran merupakan semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda. Variabel hasil pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga yaitu (Uno, 2008:21): 1. Efektifitas yang biasanya diukur dengan tingkat pencapaian si pembelajar meliputi 4 aspek yaitu (a) kecermatan penguasaan prilaku yang dipelajari atau sering disebut tingkat kesalahan, (b) kecepatan unjuk kerja, (c) tingkat alih belajar, (d) tingkat retensi dari apa yang dipelajari. 2. Efesiensi, yang diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai pembelajar dan/ atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan. 3. Daya Tarik diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap belajar METODE PENELITIAN Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan Pengembangan adalah langkahlangkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Produk tidak selalu berbentuk hardware (buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas dan laboratorium), tetapi bisa juga perangkat lunak (software atau video).

8 Desain penelitian ini adalah Research and Development (R&D) atau penelitian pengembangan. Desain penelitian pengembangan ini berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan menurut Sugiyono (2010:408), yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi produk, (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk dan (10) produksi masal. Penelitian ini dilakukan dibeberapa TK di Bandar Lampung dengan subjek uji coba yaitu, TKIT Robbani Sukabumi, Kartika II-27 Kedaton, dan TK Kuntum Mekar-2 Sukarame. Penelitian dilaksanakan pada tahun pelajaran 2013/2014. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes unjuk kerja, sa114 menyebarkan angket kepada guru TK dan wawancara. Tenik Analisis Data a. Uji Ahli Instrumen penilaian uji ahli baik oleh ahli desain pembelajaran, ahli media dan ahli isi/materi, mengikuti skala penilaian yang memiliki empat skala penilaian dengan nilai tertinggi 4 dan terendah 1. Dari penilaian tersebut kemudian dilihat skor rata-ratanya kemudian diinterpretasikan kelayakannya. b. Uji Efektifitas Uji dilakukan dengan membandingkan keterampilan bercerita guru TK sebelum dan sesudah menerima perlakukan. Menurut Hake (2007:2) rata-rata gain ternormalisasi didapatkan dari ratarata posttest dikurangi dengan ratarata pretest dibagi dengan nilai maksimum dikurangi dengan rata-rata pretest. Jika kita buat dalam persamaan, adalah seperti pada Persamaan 1 berikut ini. Keterangan: rata-rata gain ternormalisasi rata-rata nilai tes akhir (posttest) rata-rata nilai tes awal (pretest)

9 Smax = Nilai skor maksimal Hasil perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan indeks gain <g>, menurut klasifikasi oleh Hake ditunjukkan pada Tabel 3.8 berikut ini. Angket terhadap penggunaan produk dinilai menggunakan skala penilaian yang memiliki empat pilihan jawaban. Skor penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.12. Tabel 3.8. Nilai Indeks Gain Ternormalisasi dan Klasifikasinya Indeks Gain Ternormalisasi Klasifikasi Tinggi / sangat efektif Sedang/Efektif Rendah / kurang efektif Tabel 3.12. Skor Penilaian Terhadap Pilihan Jawaban Daya Tarik No. Pilihan Jawaban Skor 1. Sangat menarik 4 2. Menarik 3 3. Kurang menarik 2 4. Tidak menarik 1 c. Uji Efisiensi Pengukuran efisiensi penggunaan video pembelajaran dengan cara membandingkan waktu yang disediakan dengan waktu yang dibutuhkan dalam pembelajaran. (Miarso,2011:255) d. Uji Daya Tarik HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Evaluasi Ahli Materi Skor rata-rata dari angket yang diberikan adalah 2,8 dan termasuk pada kriteria baik. Hasil evaluasi ahli materi menunjukkan bahwa penyusunan materi pada video pembelajaran bercerita untuk guru TK sudah baik. B. Hasil Evaluasi Ahli Media

10 Skor rata-rata dari angket yang diberikan adalah 3,76 dan termasuk pada kriteria sangat baik. dilakukan dilakukan dari simulasi bercerita yang terdapat pada video pembelajaran. C. Hasil Evaluasi Ahli Desain Pembelajaran Skor rata-rata hasil evaluasi ahli desain adalah 3,89 dan termasuk pada kriteria sangat baik. Potensi Video Pembelajaran Bagi Guru TK Video pembelajaran bercerita sangat membantu guru dalam meningkatkan kemampuannya bercerita. Video pembelajaran ini membantu guru untuk berlatih secara mandiri tanpa harus menunggu pelatihan diadakan, dan juga saat pelatihan diadakan tidak semua guru berkesempatan mengikutinya karena sekolah hanya mengirimkan perwakilan. Pada prinsipnya belajar mandiri yang didasarkan pada kebutuhan pembelajar yang harus dipenuhi dan minimalisasi keterlibatan pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru dapat belajar secara mandiri untuk memperoleh pengetahuan melalui serangkaian latihan yang Video ini berisi langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru sebelum memulai cerita, saat bercerita dan saat menutup cerita sehingga kegiatan bercerita menjadi lebih teratur dan menyenangkan, dan guru dapat bercerita dengan mendapatkan perhatian penuh dari anak TK. Nilai gain ternormalisasi sebesar 0,85 jika merujuk pada kriteria klasifikasi gain ternormalisasi seperti pada Tabel 3.5 didistribusikan pada range nilai g 0,70, maka berada dalam klasifikasi tinggi atau tingkat efektifitasnya adalah sangat efektif. Sehingga dapat dinyatakan bahwa video pembelajaran bercerita ini sangat efektif dalam meningkatkan keterampilan bercerita guru TK. Hal ini berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya keterampilan bercerita guru TK menggunakan video pembelajaran bercerita meningkat dibandingkan dengan sebelum menggunakan video pembelajaran bercerita.

11 Uji efisiensi waktu dihitung dengan membandingkan waktu selama mengikuti pelatihan bercerita dengan waktu yang digunakan untuk berlatih menggunakan video pembelajaran bercerita. Pelatihan bercerita diadakan selama dua hari atau 16 jam tetapi dengan video pembelajaran hanya dibutuhkan waktu 45 menit dan dapat diputar berulangkali sesuai dengan kebutuhan belajar masingmasing individu, juga dapat digunakan secara mandiri maupun berkelompok. Dan hasil yang diperoleh adalah 24 (1080 menit/45menit), dengan nilai lebih besar dari 1 berarti nilai efisiensinya baik maka, pembelajaran dengan menggunakan video pembelajaran lebih efisien. Berdasarkan hasil analisis diperoleh skor rata-rata daya tarik produk adalah 3,31 dan termasuk kategori sangat menarik. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis data dan proses penelitian yang dilakukan dari awal hingga uji lapangan, peneliti menyimpulkan beberapa hal: 1. Kondisi awal kemampuan bercerita guru TK selama ini sudah cukup baik tapi masih memerlukan latihan untuk meningkatkan keterampilan bercerita. Sehingga pengembangan video pembelajaran ini berpotensi sebagai media yang dapat digunakan untuk berlatih secara mandiri tanpa harus menunggu pelatihan diadakan. 2. Video pembelajaran yang dihasilkan di validasi oleh ahli desain, ahli materi, dan ahli konten, dapat digunakan dengan mudah oleh guru TK dan dapat diulang-ulang sesuai dengan kecepatan belajar masing masing. Dapat digunakan secara berkelompok maupun individu karena peneliti mendesain video ini menggunakan konsep pembelajaran andragogi. 3. Video pembelajaran yang dihasilkan sangat efektif digunakan untuk meningkatkan keterampilan guru TK dalam bercerita. Hal ini terlihat pada nilai gain sebesar 0,85.

12 4. Video pembelajaran yang dihasilkan efesien dengan skor 24, dapat digunakan untuk berlatih tanpa harus menunggu pelatihan diadakan oleh instansi terkait, waktu yang digunakan oleh guru untuk berlatih pun dapat disesuaikan dan video ini memiliki tampilan yang baik. Maka bercerita dapat berlangsung dengan sangat menyenangkan dan pesan moral yang terdapat dalam cerita dapat tertanam dengan baik dalam benak anakanak. 5. Daya tarik video pembelajaran termasuk dalam kategori sangat menarik. Hal ini ditunjukkan skor rata-rata daya tarik adalah 3,31. Daya tarik ini terlihat dari adanya semangat berlatih guru yang tinggi. Guru juga sangat antusias dengan adanya video pembelajaran bercerita ini karena sebelumnya belum pernah mendapatkan panduan untuk berlatih dalam bentuk video pembelajaran. 5.2 Saran Pemanfaatan Berdasarkan kesimpulan dan impilkasi hasil penelitian, saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan pengembangan video pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru TK disarankan mempelajari dan memahami video ini berulang-ulang sehingga keterampilan dalam bercerita meningkat. Pemanfaatan video pembelajaran bercerita ini dalam pembelajaran dapat berjalan baik apabila ditunjang oleh kemauan guru untuk berlatih. 2. Video pembelajaran ini dapat disebarluaskan untuk umum khususnya wali murid sehingga lebih bermanfaat. 3. Video pembelajaran ini bukanlah satu-satunya cara yang dapat meningkatkan keterampilan guru TK dalam bercerita sehingga tetap diperlukan adanya kajian lebih lanjut mengenai bahan atau media lain yang dirancang untuk mencapai efektifitas dan efisisensi berlatih yang lebih baik. 4. Bagi peneliti yang akan melakukan pengembangan video

13 pembelajaran ini agar lebih baik agar dapat menggunakan peralatan dan software yang lebih mendukung dan juga melihat dampaknya pada anak TK. DAFTAR PUSTAKA Arends, L.Richard. 2008. Learning To Teach Seven Edition. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. an Diklat Keterampilan komputer dan pengelolaan informasi di sekolah menengah kejuruan karya bhakti Pringsewu. Unila. Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretaris Negara RI. Hake, R.R. 2007. "Design-Based Research in Physics Education Research: A Review," in A.E. Kelly, R.A. Lesh, & J.Y. Baek, eds. (in press), Handbook of Design Research Methods in Mathematics, Science, and Technology Education. Jurnal. http://www.physics.indiana.edu/ ~hake/dbr-physics3.pdf Kemendikbud. 2012. Tehnik Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Dirjen PAUDNI. Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. Moeslichatoen, R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanakkanak. Jakarta: Rineka Cipta. Santrock, John W. 2002. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga. Smaldino, Sharon E. 2012. Instructional Technology and Media for Learning. Jakarta: Kencana. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta: Bandung. Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Uno, Hamzah B. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.