BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Sadiman

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi inti dari pengajaran Bahasa Indonesia secara umum.

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Alpiah, 2014 Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Menulis Berita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Dwi Sukmalanita, 2013 Keefektifan Teknik Kelompok Investigasi Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Devi Lamria Hasibuan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya siswa menghadapi masalah dalam menggunakan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berinteraksi dengan yang lainnya. Begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS KARANGAN NARASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keterampilan bersastra adalah keterampilan menulis. Selain

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai model, pendekatan, strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kurikulum 2013 tercatat sebagai perubahan ketiga selama era politik

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Shinta Rizki N, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN MEDIA KARTU PELENGKAP DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif,

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat komunikasi dalam mengungkapkan pikiran dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan SMP menyatakan bahwa materi pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Supraini Rezkita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan di dalam kelas

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Memiliki bahasa adalah salah satu kemampuan spesial manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

KEEFEKTIFAN STRATEGI INKUIRI YURISPRUDENSIAL DENGAN MEDIA TAYANGAN BERITA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Melalui Strategi Critical Incident

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional memerankan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mujizat Maulana Ibrahim, 2015

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup dua aspek, yaitu keterampilan berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, artinya melalui menulis seseorang akan menghasilkan sebuah produk bahasa berupa tulisan, seperti yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (Suparno dan Yunus, 2002: 1) berikut ini. Menulis sendiri bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Artikel, esai, laporan, resensi, karya sastra, buku, komik, dan cerita adalah contoh produk bentuk dan produk bahasa tulis yang akrab dengan kehidupan masyarakat. Tulisan-tulisan itu menyajikan secara runtut dan menarik, ide, gagasan, dan perasaan penulisnya. Salah satu produk dari menulis adalah teks berita. Teks berita merupakan suatu tulisan yang berisi informasi atau fakta untuk dimuat atau dipublikasikan kepada masyarakat baik melalui media cetak ataupun disiarkan melalui media elektronik. Untuk dapat menginformasikan kepada masyarakat, berita harus jelas dalam penyampaiannya. Penulisan teks berita harus menggunakan kalimatkalimat efektif agar pembaca berita pada media cetak ataupun pendengar berita yang disiarkan di media elektronik dapat memahami dan menerima informasi dengan mudah. Kalimat-kalimat efektif yang dimaksudkan di sini adalah kalimatkalimat yang baik dan benar. Benar menurut kaidah atau tata bahasa yang berlaku,

2 dan baik menurut situasinya sehingga mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya. Sebagai wacana yang digunakan untuk memberikan informasi kepada masyarakat, dalam teks berita seharusnya menggunakan kalimat-kalimat efektif yang mudah dipahami. Akan tetapi, pada kenyataannya, kalimat-kalimat dalam teks berita masih dapat dikategorikan ke dalam kalimat-kalimat yang sulit dipahami. Terkadang kalimat-kalimatnya terlalu panjang dan bermakna ambigu. Berdasarkan hal di atas, perlu pembinaan lebih dalam keterampilan menulis teks berita dimulai dari siswa. Pada kenyataannya, masalah yang sering dialami siswa dalam pembelajaran bahasa adalah kesulitan untuk menulis. Di antara keempat keterampilan berbahasa, keterampilan menulis dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang paling sulit. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa ataupun unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa, sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu. Dalam pembelajaran menulis, siswa kurang memerhatikan apakah kalimat yang digunakannya sudah efektif atau belum. Hal itu juga terlihat dari hasil penelitian Yusuf (2011) tentang penggunaan kalimat efektif dalam karangan eksposisi identifikasi. Yusuf (2011) mengatakan bahwa penggunaan kalimat efektif dalam karangan eksposisi siswa kelas X SMA Laboratorium Percontohan

3 UPI belum mengarah pada keefektifan kalimat karena keenam syarat untuk mencapai kalimat yang efektif sebagian besar tidak dimiliki. Untuk membiasakan penggunaan kalimat efektif dalam penyusunan suatu tulisan, perlu dilakukan pembinaan yang lebih khusus. Pembinaan tersebut dapat dimulai pada siswa tingkat SMP. Manfaat yang dapat diperoleh ketika siswa menggunakan kalimat efektif dalam menyusun sebuah tulisan, di antaranya adalah sebagai berikut: membuat pemaparan masalah menjadi lebih jelas, terperinci, dan mudah dipahami pembaca. Salah satu pembinaan yang dapat dilakukan pada siswa tingkat SMP adalah pembinaan dalam menulis teks berita. Menulis teks berita merupakan salah satu Kompetensi Dasar yang terdapat dalam KTSP SMP kelas VIII semester 2. Kekurangan dan kelemahan siswa dalam menulis teks berita pada umumnya hampir sama, yaitu tidak mementingkan isi berita, kurang mampu menemukan 5W+1H, kesalahan ejaan, dan pengembangan isi teks berita. Dalam menulis teks berita perlu menggunakan kalimat efektif agar isi berita yang ingin diinformasikan dapat sampai kepada pendengar atau pembacanya. Kalimat-kalimat penyusun teks berita harus padu dengan unsur isi yang berusaha disampaikan kepada pembaca atau pendengar. Informasi yang ingin disampaikan dalam teks berita tersebut tidak boleh menimbulkan kebingungan kepada pembacanya. Seringkali kalimat yang panjang membuat pembaca lelah dan bingung terhadap apa yang dimaksudkan penulis melalui tulisannya. Tulisan yang membuat bingung ini biasanya terjadi karena kalimat

4 yang disusun tidak memiliki kejelasan subjek, ketidaktepatan penyusunan pola kalimat (pelekatan unsur-unsur kalimat), menimbulkan keambiguan, dan terjadi kemubaziran kata. Rendahnya kemampuan menulis siswa salah satunya disebabkan oleh kenyataan bahwa masih kurangnya motivasi dan gairah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menulis. Penelitian Marlina (2007) mengungkapkan kurangnya motivasi siswa dalam menulis. Hal itu terlihat dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Marlina (2007: 2) menjelaskan bahwa pembelajaran menulis dianggap pembelajaran yang menjenuhkan, memerlukan konsentrasi yang tinggi, dan selalu terikat dengan aturan-aturan kebahasaan. Kesulitan untuk mendapatkan ide dan inspirasi juga banyak menjadi penghalang siswa untuk menulis. Agar dapat menumbuhkan motivasi dan kegairahan siswa dalam proses pembelajaran menulis, seorang guru diharapkan dapat menyajikan metode, teknik, strategi, maupun media yang inovatif dan variatif. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mencoba metode pembelajaran baru dalam pembelajaran menulis teks berita yang berfokus pada penggunaan kalimat efektif. Metode yang peneliti aplikasikan dalam proses pembelajaran adalah metode belajar Stationenlernen. Stationenlernen merupakan sebuah bentuk belajar terbuka berdasarkan prinsip belajar mandiri yang dikembangkan menjadi belajar yang bersifat permainan, belajar menemukan serta bertindak sendiri (Hafdarai, 2006). Pemikiran untuk menggunakan metode ini muncul setelah peneliti membaca hasil penelitian

5 tentang penerapan metode belajar Stationenlernen pada pembelajaran bahasa Jerman oleh Permana (2009). Pada tulisan tersebut disebutkan bahwa metode belajar Stationenlernen dapat meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar siswa serta dapat mendorong siswa untuk belajar mandiri. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang menerapkan metode belajar Stationenlernen dalam kegiatan pembelajaran menulis teks berita yang diintegrasikan dengan pembelajaran kalimat efektif. Penelitian ini diberi judul Penerapan Metode Belajar Stationenlernen dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Berfokus pada Penggunaan Kalimat Eefektif (Suatu Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 14 Kota Bandung Tahun Ajaran 2011/2012). 1.2 Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut ini. 1) Menulis berita merupakan pokok bahasan dalam kurikulum SMP yang harus diajarkan. 2) Kemampuan menulis siswa khususnya dalam penggunaan kalimat efektif masih kurang. 3) Metode atau model yang inovatif, kreatif, dan variatif diperlukan dalam pembelajaran menulis teks berita ataupun pada pembelajaran kalimat efektif.

6 4) Model atau metode yang dapat digunakan oleh guru supaya pembelajaran menulis teks berita yang berfokus pada penggunaan kalimat efektif berhasil secara optimal di antaranya adalah model pembelajaran integratif dan metode belajar Stationenlernen. 1.3 Pembatasan Masalah Untuk lebih memfokuskan permasalahan, peneliti membatasi masalah penelitian ini hanya pada penggunaan metode belajar Stationenlernen dalam pembelajaran menulis teks berita dengan berfokus pada penggunaan kalimat efektif, dan dalam penilaiannya memperhatikan aspek (1) kemenarikan dan kesesuaian judul, (2) kelengkapan isi berita berdasarkan unsur 5W1H, (3) keruntutan dan kepaduan pemaparan berita, (4) ketepatan penggunaan ejaan dan diksi, serta (5) penggunaan kalimat efektif. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut ini. 1) Bagaimanakah kemampuan siswa kelas VIII SMPN 14 Bandung dalam menulis teks berita dengan berfokus pada penggunaan kalimat efektif sebelum mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan metode belajar Stationenlernen?

7 2) Bagaimanakah kemampuan siswa kelas VIII SMPN 14 Bandung dalam menulis teks berita dengan berfokus pada penggunaan kalimat efektif sesudah mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan metode belajar Stationenlernen? 3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas VIII SMPN 14 Bandung dalam menulis teks berita dengan berfokus pada penggunaan kalimat efektif sebelum dan sesudah mereka mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan metode belajar Stationenlernen? 1.5 Tujuan Penelitian Pada dasarnya, setiap penelitian pasti memiliki tujuan tertentu. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: 1) kemampuan siswa kelas VIII SMPN 14 Bandung dalam menulis teks berita dengan berfokus pada penggunaan kalimat efektif sebelum mereka mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan metode belajar Stationenlernen; 2) kemampuan siswa kelas VIII SMPN 14 Bandung dalam menulis teks berita dengan berfokus pada penggunaan kalimat efektif sesudah mereka mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan metode belajar Stationenlernen;

8 3) perbedaan kemampuan siswa kelas VIII SMPN 14 Bandung dalam menulis teks berita dengan berfokus pada penggunaan kalimat efektif sebelum dan sesudah mereka mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan metode belajar Stationenlernen. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik teoretis maupun praktis, yaitu sebagai berikut ini. a. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan tentang menulis teks berita dan kalimat efektif serta dapat mengembangkan teori pembelajaran menulis teks berita yang berfokus pada penggunaan kalimat efektif melalui pembelajaran dengan menggunakan metode belajar Stationenlernen. b. Manfaat Praktis Selain dapat memberi manfaat teoretis, diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat praktis, di antaranya adalah sebagai berikut. 1) Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai pembelajaran keterampilan menulis yang berfokus pada penggunaan kalimat efektif, serta mampu menggunakan metode dan model

9 pembelajaran bahasa Indonesia yang menarik minat siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. 2) Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi guru untuk memilih metode dan model pengajaran yang sesuai agar mampu menarik minat siswa serta menjadi masukan bagi guru dalam menyusun bahan pembelajaran yang lebih inovatif dan variatif. 3) Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberi pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik pada siswa, sehingga dapat meningkatkan keterampilan dan motivasi menulis siswa, khususnya dalam pembelajaran menulis teks berita. 1.7 Anggapan Dasar Anggapan dasar peneliti melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) menulis teks berita merupakan salah satu bagian dari pengajaran kompetensi menulis yang terdapat dalam standar isi KTSP Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII; 2) materi kebahasaan yaitu kalimat efektif dan materi menulis teks berita dapat diberikan secara integratif dalam pembelajaran yang menarik dengan menggunakan metode belajar Stationenlernen; 3) menulis teks berita dengan berfokus pada penggunaan kalimat efektif merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting dimiliki oleh siswa.

10 1.8 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas VIII SMPN 14 Bandung dalam menulis teks berita dengan berfokus pada penggunaan kalimat efektif sebelum dan sesudah mereka mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan metode belajar Stationenlernen 1.9 Definisi Operasional Untuk memperjelas pokok-pokok masalah dalam penelitian ini, kata kunci dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut ini. 1) Pembelajaran menulis teks berita adalah pembelajaran menulis suatu laporan kejadian atau peristiwa yang faktual untuk dimuat di media cetak yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada publik. Target keterampilan yang diharapkan adalah siswa mampu menulis teks berita sesuai dengan aspek penilaian. Aspek tersebut yaitu : (1) kemenarikan dan kesesuaian judul, (2) kelengkapan isi berita berdasarkan unsur 5W1H, (3) keruntutan dan kepaduan pemaparan berita, (4) ketepatan penggunaan ejaan dan diksi, serta (5) penggunaan kalimat efektif. 2) Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili perasaan dan pikiran penulis sehingga pembaca atau pendengar memiliki gagasan yang sama tepatnya dengan penulis. Kalimat efektif diperlukan dalam menulis teks berita

11 agar informasi yang ingin disampaikan oleh penulis berita dapat diterima dan dipahami oleh pembacanya sesuai dengan maksud penulisnya. 3) Penerapan metode belajar Stationenlernen dalam menulis teks berita dengan berfokus pada penggunaan kalimat efektif adalah penerapan metode belajar terbuka dalam pembelajaran menulis teks berita yang diintegrasikan dengan pembelajaran kalimat efektif. Metode pembelajaran tersebut bersifat permainan dan menuntut siswa untuk belajar secara mandiri dengan bantuan bahan-bahan pembelajaran yang telah disiapkan dan disusun dalam beberapa stasiun belajar