BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia pendidikan dituntut untuk lebih maju dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang dapat bersaing di zaman modern yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. aktifitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN. di zaman modern, sehingga lulusan tersebut dituntut memiliki kualitas yang baik

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. menurut United Nations for Development Programme (UNDP) melalui

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. didik secara benar. dengan demikian, proses pembelajaran ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

PENERAPAN MODEL PQ4R DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROCEDURAL FLUENCY SISWA. NANANG PBU MAN Tlogo Blitar

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KELISTRIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

BAB I PENDAHULUAN. penuh perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni (IPTEKS).

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia baik sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

Wawat Suryati STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang dapat diperoleh siswa.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN. depan suatu bangsa karena kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat. Sesuai dengan UU Republik

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, dunia pendidikan dituntut untuk lebih maju dan berkualitas dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang dapat bersaing di zaman modern yang penuh dengan persaingan sehingga lulusan dituntut memiliki kualitas yang baik dari segi ilmu pengetahuan maupun segi keterampilan yang dikuasai. Kedua aspek tersebut haruslah dimiliki oleh setiap lulusan agar ia dapat bertahan dalam persaingan. Penguasaan yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan oleh lulusan ini tentunya tidak terlepas dari keberhasilan dunia pendidikan dalam menciptakan proses pembelajaran. Keberhasilan dunia pendidikan salah satunya terletak di tangan guru dan siswa sebagai pelaku dalam dunia pendidikan. Teacher- Centered-Instruction atau pembelajaran yang berpusat pada guru adalah pembelajaran dimana guru yang aktif dalam memberikan ilmu pengetahuan dan menyajikan materi pelajaran, sedangkan siswa pasif hanya menerima dan mendengar penjelasan guru, duduk, catat dan hafal. Sedangkan Student- Centered-Instruction atau pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah pembelajaran dimana siswa yang aktif dalam menggali informasi itu sendiri dan peran guru di sini adalah sebagai fasilitator bagi siswa. Jadi dalam hal ini siswa diharapkan menjadi siswa mandiri, aktif dan mampu mengembangkan bakat serta potensinya seperti halnya tujuan dari pendidikan nasional yang 1

2 tertuang dalam Undang-Undang Sistem pendidikan Nasional Tahun 2003 BAB II pasal 3 berbunyi : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak hanya ditentukan oleh ketepatan strategi guru dalam mentransfer pengetahuannya, tetapi juga ditentukan oleh peran serta aktif dari siswa dalam proses belajar mengajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik maka tugas guru tidak lagi hanya memberikan sejumlah informasi dalam pemikiran siswa. Tetapi seorang guru juga harus dapat mengusahakan bagaimana agar konsep yang penting dapat tertanam kuat dalam pemikiran siswa. Menurut Nur, Merupakan hal yang aneh apabila kita mengharapkan siswa belajar, namun jarang mengajarkan mereka tentang belajar. Kita mengharapkan siswa untuk memecahkan masalah, namun jarang mengajarkan mereka tentang pemecahan masalah. Dan sama halnya kadang-kadang kita meminta siswa untuk mengingat sejumlah besar materi yang sudah kita ajarkan, namun jarang mengajarkan mereka seni menghafal 1. Sebagai seorang guru, sekarang tibalah waktunya kita membenahi kelemahan kita tersebut dengan mengembangkan ilmu terapan tentang belajar dan pemecahan masalah serta 1 M, Nur, Strategi-Strategi Belajar. (Surabaya : UNESA University Press, 2005), h. 5

3 bagaimana caranya agar siswa masih selalu ingat tentang ilmu yang sudah kita berikan. Menurut Nur, Salah satu strategi yang dapat membantu siswa memahami dan mengingat materi yang mereka baca adalah strategi belajar PQ4R 2. PQ4R kepanjangan dari Preview, Question, Read, Reflect, Recite and Review. Strategi belajar PQ4R memusatkan siswa pada pengorganisasian informasi yang diperoleh agar menjadi bermakna. Strategi belajar PQ4R, pada hakikatnya penimbul pertanyaan dan tanya jawab yang dapat mendorong pembaca teks melakukan pengolahan materi secara lebih mendalam dan luas. Sejalan dengan itu Nana Sudjana mengatakan bahwa, Tidak hanya cukup dengan penerapan strategi mengajar saja, karena ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan strategi mengajar. Pertama adalah tahapan mengajar, kedua adalah penggunaan model atau pendekatan mengajar dan ketiga penggunaan prinsip mengajar 3. Dalam hal ini, model pengajaraan yang sesuai dengan strategi belajar PQ4R adalah model pembelajaran langsung. Karena model pembelajaran langsung dan strategi belajar PQ4R mempunyai kesamaan tujuan. Pembelajaran langsung memiliki tujuan untuk meningkatkan ketuntasan keterampilan sederhana dan kompleks serta pengetahuan deklaratif yang dapat didefinisikan secara jelas dan diajarkan secara langkah demi langkah, sedangkan strategi belajar PQ4R bertujuan untuk membantu siswa memahami dan mengingat konsep yang 2 Ibid., h.33 3 Nana, S, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2008), h.147

4 diajarkan. Pemaduan strategi belajar PQ4R dengan model pembelajaran langsung diharapkan ketuntasan belajar siswa dapat tercapai. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penerapan strategi belajar PQ4R dengan model pembelajaran langsung pada siswa SMP. Materi yang dipilih adalah volume prisma dan limas pada kelas VIII semester 2. Materi ini dipilih karena sebagian siswa mungkin akan mengalami kesulitan untuk mengerti dan mengingat rumus-rumus yang terdapat dalam materi tersebut. Untuk itu, peneliti akan mengadakan penelitian yang berjudul Penerapan Strategi PQ4R Dengan Model Pembelajaran Langsung Untuk Pokok Bahasan Prisma dan Limas Di Kelas VIII MTs Hasyim Asy ari Gempol. B. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana aktifitas guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan strategi PQ4R dengan model pembelajaran langsung untuk pokok bahasan prisma dan limas? 2. Bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan strategi PQ4R dengan model pembelajaran langsung untuk pokok bahasan prisma dan limas?

5 3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan strategi PQ4R dengan model pembelajaran langsung untuk pokok bahasan prisma dan limas? 4. bagaimana ketuntasan belajar siswa setelah penerapan strategi PQ4R dengan model pembelajaran langsung untuk pokok bahasan prisma dan limas? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang diajukan di atas, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan aktifitas guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan strategi PQ4R dengan model pembelajaran langsung untuk pokok bahasan prisma dan limas. 2. Mendeskripsikan aktivitas siswa selama pembelajaran menggunakan strategi PQ4R dengan model pembelajaran langsung untuk pokok bahasan prisma dan limas. 3. Mendeskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan strategi PQ4R dengan model pembelajaran langsung untuk pokok bahasan prisma dan limas. 4. Mendeskripsikan ketuntasan belajar siswa setelah penerapan strategi PQ4R dengan model pembelajaran langsung untuk pokok bahasan prisma dan limas.

6 D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Sebagai salah satu alternatif pembelajaran bagi semua pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. 2. Memberikan dorongan kepada semua guru untuk selalu meningkatkan keterampilan mengajarnya guna meningkatkan ketuntasan belajar siswa. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam menentukan model pembelajaran dan strategi yang cocok sehingga proses belajar mengajar dapat tercapai dengan optimal. E. Definisi Operasional dan Batasan Masalah 1. Definisi Operasional Agar tidak terdapat kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, diberikan definisi sebagai berikut : a. Model pembelajaran langsung adalah suatu bentuk pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Pembelajaran langsung disajikan dalam lima tahap, yaitu : 1). Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa, 2). Mendemonstrasikan ketrampilan atau pemahaman yang merupakan fokus pelajaran itu, 3).

7 Memberikan latihan terbimbing, 4). Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, 5). Memberikan latihan mandiri. b. Strategi PQ4R adalah suatu tindakan guru yang memfokuskan pada pengorganisasian informasi bermakna dengan meminta siswa untuk melakukan enam langkah, yaitu: 1). Preview (membaca selintas topik umum yang akan dipelajari), 2). Question (menyusun pertanyaan sendiri yang relevan dengan sub bab yang akan dipelajari), 3). Read (membaca isi sub bab sambil mencoba mencari jawaban pertanyaanpertanyaan yang telah disusun tadi), 4). Reflect (memikirkan isi sub bab secara mendalam seraya berusaha memahaminya dan menangkap contoh-contohnya serta menghubungkannya dengan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya), 5). Recite (mengingat informasi yang sudah ia dapatkan dari membaca dan menjawab pertanyaan serta menyatakannya secara nyaring untuk menanyakan jawaban atas pertanyaannya), 6). Review (membuat intisari dari materi yang dipelajari). c. Aktifitas guru adalah sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam mengelola proses pembelajaran yang menggunakan strategi PQ4R dengan model pembelajaran langsung yang meliputi : menyampaikan tujuan pembelajaran, meminta siswa melakukan preview, question dan read, memberikan penjelasan materi, membimbing siswa mengerjakan LKS (refleksi dan resitasi), meminta

8 siswa merangkum materi, memberikan tugas lanjutan dan perilaku tidak relevan. d. Aktivitas siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa selama pembelajaran menggunakan strategi PQ4R yang meliputi : mendengarkan tujuan pembelajaran dan informasi materi yg akan dipelajari, melakukan preview, question dan read, mendengarkan penjelasan tentang materi, mengerjakan LKS (refleksi dan resitasi), merangkum materi (review), mencatat tugas lanjutan yang diberikan dan perilaku yang tidak relevan dengan KBM. e. Respon siswa adalah tanggapan atau pendapat siswa terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Respon siswa ini diukur dengan cara mengisi angket setelah berakhirnya kegiatan pembelajaran pokok bahasan Prisma dan limas. f. Ketuntasan belajar adalah ukuran yang digunakan untuk menentukan tuntas atau tidaknya hasil belajar siswa. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar siswa untuk mata pelajaran matematika ditetapkan oleh sekolah MTs Hasyim Asy ari Gempol sebesar 65, dan suatu kelas disebut tuntas belajarnya jika paling sedikit 85% siswa telah tuntas belajarnya.

9 2. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah, maka peneliti mengadakan pembatasan masalah di antaranya : a) Materi dibatasi hanya pada sub pokok bahasan volume prisma dan limas di kelas VIII semester 2. b) Siswa yang diamati dalam lembar pengamatan aktivitas siswa selama penerapan strategi belajar PQ4R dengan model pembelajaran langsung sebanyak tujuh orang siswa. Dimana kriterianya adalah kemampuan dan tempat duduknya acak.