Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara selalu menjaga kebersihan gigi dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang dapat menyerang manusia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

BAB 2 PENGARUH PLAK TERHADAP GIGI DAN MULUT. Karies dinyatakan sebagai penyakit multifactorial yaitu adanya beberapa faktor yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pentingnya Menjaga Oral Hygiene Pada Perawatan Ortodonti.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Gambaran Klinis Karies Botol. atau cairan manis di dalam botol atau ASI yang terlalu lama menempel pada

BAB 1 PENDAHULUAN. (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. 1 Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. ata terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes) Republik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TUNANETRA USIA TAHUN ( KUESIONER )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. indeks caries 1,0. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 melaporkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Fixed orthodontic atau disebut juga dengan pesawat cekat ortodonti

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi atau yang biasanya dikenal masyarakat sebagai gigi berlubang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di

Tahun 1999, National Institude of Dental and Craniofasial Research (NIDCR) mengeluarkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dapat dialami oleh setiap orang, dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih dan

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. serta pembinaan kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena

BAB II TINJAUAN TEORETIS. renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya

BAB I PENDAHULUAN. Mulut memiliki lebih dari 700 spesies bakteri yang hidup di dalamnya dan. hampir seluruhnya merupakan flora normal atau komensal.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turut berperan dalam menentukan status kesehatan seseorang. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

BAB I PENDAHULUAN. seperti kesehatan, kenyamanan, dan rasa percaya diri. Namun, perawatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

BAB I. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diterima oleh dokter gigi adalah gigi berlubang atau karies. Hasil survey

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2013 menunjukkan urutan pertama pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor penting dalam perkembangan normal anak. 1 Penyakit gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum tidur malam, hal itu dikarenakan agar sisa-sisa makanan tidak menempel di

BAB I PENDAHULUAN. dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Streptococus mutans yang menyebabkan ph (potensial of hydrogen) plak rendah

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi jaringan periodontal yang tidak sehat sebesar 95,21% atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mikroba pada gigi dan permukaan gingiva yang berdekatan. 1,2

1. Mitos: Menyikat gigi beberapa kali sehari merugikan enamel.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah anak yang mengalami gangguan fisik atau biasa disebut tuna daksa.

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di

perlunya dilakukan : Usaha-Usaha Pencegahan Penyakit Gingiva dan Periodontal baik di klinik/tempat praktek maupun di masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun merupakan penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi. syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh : MEINARLY GULTOM NIM :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Rasa Takut terhadap Perawatan Gigi dan Mulut. Rasa takut terhadap perawatan gigi dapat dijumpai pada anak-anak di berbagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi dan mulut di Indonesia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengetahuan ibu tentang pencegahan karies gigi sulung

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah masa yang unik dalam hidup seorang wanita, yaitu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dapat dipisahkan satu dengan lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan

BAB 5 HASIL PENELITIAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN KKEMAMPUAN PENCEGAHAN KARIES

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengobatan (The World Oral Health Report 2003). Profil Kesehatan Gigi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. alat ortodontik cekat menyebabkan pemeliharaan oral hygiene menjadi lebih sulit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Permasalahan kesehatan gigi dan mulut pada kehamilan

PENTINGNYA OLAH RAGA TERHADAP KEBUGARAN TUBUH, KESEHATAN GIGI DAN MULUT.

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

Bab I PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang bersifat progresif dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. terhadap lingkungan dan umpan balik yang diterima dari respons tersebut. 12 Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang masih perlu mendapat perhatian. Menurut Pintauli dan Hamada (2008),

BAB I PENDAHULUAN. mulut sejak dini. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kebersihan mulut

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas mikroorganisme yang menyebabkan bau mulut (Eley et al, 2010). Bahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Asam amino,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempengaruhi derajat keasaman saliva. Saliva memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kismis adalah buah anggur (Vitis vinivera L.) yang dikeringkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ini. Anak sekolah dasar memiliki kerentanan yang tinggi terkena karies,

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi kesehatan anak secara menyeluruh (Suryani, Putu, N.

PLAK GIGI PADA ANAK : MASALAH DAN PENANGGULANGAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi dan mulut yang paling umum diderita, dan menggambarkan masalah

Transkripsi:

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peran Ibu dalam Kesehatan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi pembentukan kepribadian anak. Dalam hal ini, peranan ibu sangat menentukan dalam mendidik anak. Ibu adalah orang yang pertama kali dijumpai seorang anak dalam kehidupannya. Perilaku, cara mendidik anak, dan kebiasaan ibu dapat dijadikan contoh bagi anak. 2 Selain itu, kedekatan fisik antara ibu dan anak dapat menampilkan sikap ketergantungan anak lebih kepada ibu daripada ayah. Sebagian orang tua memang tampak mampu menjaga kesehatan giginya dengan baik, tetapi banyak juga yang gagal memelihara kesehatan gigi pada diri sendiri maupun untuk keluarga. Kaum ibu paling berperan dalam mewujudkan dan mengembangkan kesehatan secara umum dan khususnya dalam memelihara kesehatan gigi dalam keluarga. Peranan seorang ibu dalam kesehatan gigi anak-anaknya adalah sebagai motivator, edukator dan fasilitator. Motivator adalah orang yang memberikan motivasi atau mendorong seseorang untuk bertindak. Secara klinis, motivasi diperlukan untuk mendapatkan kekuatan pada pasien yang mendapat perawatan. Motivasi didasari atas suatu kebutuhan, tujuan dan tingkah laku yang khas. Sebagai edukator, seorang ibu wajib memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarganya dalam menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Sebagai fasilitator, 2,3,5

seorang ibu dapat dijadikan panutan bagi anak-anaknya dalam memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan yang dihadapi sehari-hari. Faktor-faktor yang erat kaitannya dengan perilaku kesehatan ibu adalah faktor yang ada di dalam diri ibu dan faktor yang ada di luar diri ibu. Faktor yang ada di dalam diri ibu terdiri atas umur ibu dan pendidikan formal ibu, sedangkan faktor yang ada di luar diri ibu adalah jumlah anak, sosio-ekonomi, dan fasilitas kesehatan gigi. 2 Anak dari ibu umur muda mempunyai tingkat karies lebih tinggi dibanding anak dari ibu umur tua. 6 Ibu dengan jumlah anak yang banyak dalam keluarga memerlukan lebih banyak waktu untuk memperhatikan anak bila dibandingkan ibu dengan anak lebih sedikit. Kesibukan tersebut akan mengakibatkan perhatian ibu mengenai kesehatan gigi anaknya berkurang. 7 Lebih tinggi pendidikan formal ibu, lebih rendah prevalensi karies. Pendidikan formal ibu yang tinggi biasanya menjadikan perilaku ibu baik. Pekerjaan ibu juga mempunyai pengaruh, yaitu semakin profesional pekerjaan seseorang maka semakin rendah prevalensi karies. Hasil penelitian menunjukkan status sosio-ekonomi dengan perilaku kesehatan gigi mempunyai hubungan yang bermakna. Jika status sosio-ekonomi rendah, ibu mempunyai banyak halangan dari segi material, sosial dan keuangan sehingga memiliki kesulitan untuk merawat kesehatan diri dan anaknya. Makin tingi status sosio-ekonomi keluarga, makin baik perilaku kesehatan gigi keluarga tersebut. 2,8 8 3

2.2 Peran Ibu terhadap Kesehatan Rongga Mulut Anak Kesehatan gigi anak perlu diperhatikan sedini mungkin. Pembentukan gigi pada anak sudah dimulai sejak ia masih dalam kandungan. Umur bayi merupakan waktu dimana bayi mulai menyesuaikan dengan lingkungan luar. Pengaturan metabolisme dan pembentukan sistem pertahanan tubuh mulai terjadi. Pada umur ini fase oral merupakan keadaan yang harus ditanggapi oleh orang tua dengan baik. Kepuasaan pada anak akan makan dan minum sangat jelas terlihat. Oleh karena itu proses pembentukan perilaku sudah dapat dimulai pada umur ini. Karies terjadi bukan disebabkan karena suatu kejadian saja seperti penyakit menular lainnya tetapi disebabkan serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu. Keyes dan Jordan (1960-an) menyatakan karies sebagai penyakit multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang menjadi penyebab terbentuknya karies. Empat faktor utama yang memegang peranan yaitu faktor substrat (makanan), agen (mikroorganisme), host (tuan rumah), dan waktu. Faktor substrat dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu perkembangan dan kolonisasi mikroorganisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif menyebabkan karies. 1 Setiap kali seseorang mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung karbohidrat, beberapa bakteri penyebab karies di rongga mulut akan mulai memproduksi asam sehingga terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20-30 menit setelah makan. Saliva akan bekerja menetralisir asam dan membantu proses remineralisasi. Namun apabila makanan dan minuman karbohidrat terlalu sering 1 2,5,9

dikonsumsi, enamel gigi tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan remineralisasi dengan sempurna sehingga terjadi karies. 1,10,11,12,13 Plak memegang peranan penting dalam proses karies gigi dan dalam proses inflamasi jaringan lunak sekitar gigi. Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Strepococcus mutans dan Lactobacillus ditemukan pada pembentukan plak dan dihubungkan sebagai penyebab terjadinya proses karies. Sedangkan Streptococcus mutans berperan dalam permulaan terjadinya karies, dan diakui sebagai mikroorganisme penyebab utama karies karena mempunyai sifat asidogenik dan asidurik (resisten terhadap asam). 1,11 Saliva dapat mempengaruhi proses terjadinya karies dalam berbagai cara antara lain aliran saliva dapat menurunkan akumulasi plak pada permukaan gigi dan juga menaikkan tingkat pembersihan karbohidrat dari rongga mulut. Selain itu difusi 1,10 komponen saliva seperti kalsium, fosfat, ion OH - dan fluor ke dalam plak dapat menurunkan kelarutan enamel dan meningkatkan remineralisasi gigi. Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan rumah terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisur pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan fisur yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi. 1,10 1,10,11

Secara umum, karies dianggap sebagai akibat penyakit kronis pada manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk bekembang menjadi suatu karies cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan. 1 Pendidikan dasar tentang prosedur kesehatan mulut penting dilakukan pada anak sejak tahun pertama kelahiran (0-12 bulan). Kegiatan membersihkan plak dari rongga mulut harus dimulai saat gigi pertama erupsi. Kebersihan mulut yang buruk dapat menimbulkan karies pada anak, menyebabkan terjadinya penumpukan plak pada supragingival dan subgingival. Pada tumpukan plak terdapat mikroorganisme yang dapat merusak ekologi rongga mulut yang menyebabkan iritasi dan pembengkakan jaringan gingiva 13,14,15. Plak yang tumbuh dan ketebalan yang dibentuk tergantung dari diet dan jenis makanan yang dikonsumsi. Jika diet terdiri dari maltosa dan glukosa, akan dijumpai plak gigi yang tipis karena polisakarida yang dibentuk lebih sedikit. Menurut American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD), rongga mulut ibu yang buruk mempunyai resiko tinggi dalam menjangkiti anak dengan bakteri penyebab karies dan menambah resiko terjadinya karies dini. Maka AAPD menganjurkan kepada para ibu agar selalu menjaga kebersihan rongga mulutnya dan rongga mulut anak dengan cara kontrol diet, menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor, dan menggunakan obat kumur untuk mencegah penumpukan plak yang dapat mempercepat membentuk karies. Marinela Pasareanu, Dana Rotaru, dan Adriana Balan menyatakan bahwa frekuensi menyikat gigi pada anak bergantung pada frekuensi menyikat gigi pada ibu. 16 4,5 10

Ibu dengan keadaan rongga mulut yang buruk mempunyai kemungkinan yang besar tidak memperlihatkan kebersihan rongga mulut anaknya. Beberapa teknik pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang dapat dilaksanakan orangtua terutama ibu pada umur ini adalah: Penggunaan Sikat Gigi Ada dua jenis sikat gigi, manual dan elektrik. Sikat gigi manual adalah sikat gigi yang bisa digunakan sehari-hari dengan menggunakan tangan. Sikat gigi manual terdiri atas kepala sikat, bulu sikat dan tangkai atau pegangannya. Umumnya kepala sikat bervariasi, bentuknya ada yang segiempat, oval, segitiga atau trapesium agar bisa disesuaikan dengan anatomi individu yang berbeda. Kekerasan bulu sikat juga bervariasi seperti keras, sedang, dan halus. Ukuran kepala sikat maupun kekerasan bulu sikat berbeda dengan anak-anak. 1,16 Pemilihan sikat gigi pada anak sebaiknya dipilih sikat gigi yang ukurannya kecil dengan tangkai yang mudah digenggam. Bulu sikatnya halus. Bagian kepala sikat menyempit agar mudah menjangkau bagian dalam rongga mulut anak. Anak umur 1 sampai 5 tahun bisa memakai sikat dengan 3 deret bulu. American Dental Association menganjurkan ukuran maksimal kepala sikat gigi balita adalah 18 7 mm. Gantilah sikat gigi kalau bulunya sudah tidak beraturan lagi atau mekar, karena dapat melukai gusi. Pemakaian Pasta Gigi Menurut Standar Nasional Indonesia kadar fluor dalam pasta gigi yang baik untuk anak adalah 500-1000 ppm (SNI 16-4767-1998). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.445/Menkes/Per/V/1998 disebutkan bahwa batas maksimum garam fluorida dan turunannya dalam sediaan hygiene mulut adalah 0,15% (setara 11 1 1

dengan 1500 ppm), jumlah ini sesuai dengan aturan Asean Cosmetic Directive 76/768/EEC Annex III Bagian I, aturan FDA Amerika Serikat, serta ISO 11609. Jumlah rata-rata pasta gigi yang digunakan oleh anak-anak di bawah umur 7 18 tahun berkisar dari 0,4-1,4 miligram. Perlu diperhatikan tertelannya pasta gigi oleh anak kecil yang tidak kumur atau meludah dengan baik setelah menggosok gigi. Orang tua harus diberitahu agar mengawasi anaknya membatasi jumlah pasta yang diletakkan pada sikat gigi, kira-kira sebesar kacang polong kecil. 1 Pasta akan memberi kesegaran gigi dan mulut yang lebih optimal. Pasta gigi sekarang ini memiliki variasi rasa dan warna yang beredar di pasaran, sehingga diharapkan mengundang perhatian anak sehingga lebih tertarik dan rajin menyikat gigi. Membersihkan Gigi Gigi anak dapat dibersihkan dengan menyikat gigi. Waktu menyikat gigi sebaiknya dilakukan teratur, minimal 2 kali sehari yaitu pagi hari setelah sarapan dan sebelum tidur malam. 1 Untuk menyikat gigi secara teratur sebaiknya dilakukan lebih dari 2 menit. Walau demikian, yang terpenting bukan lamanya waktu dalam menyikat gigi, tetapi pembersihan gigi itu sendiri dari plak. 9 Penyikatan gigi bertujuan untuk menghindari plak. Plak dapat menyebabkan kerusakan gigi, misalnya karies. 1,9,16,18 Pengendalian plak dapat mulai dilaksanakan terutama pada saat mulai erupsi gigi sulung pertama. Tujuan pengendalian plak pada batita adalah menjaga flora oral secara normal. Teknik pelaksanaannya yaitu dengan membalut sebatang kayu berbentuk persegi atau lonjong dengan kain yang dibasahi. Kegiatan ini dilakukan sepenuhnya oleh ibu, dilakukan satu kali dalam sehari. Selain itu dapat pula dengan menggunakan jari telunjuk yang dibalut kain atau handuk basah kemudian 1,18 17

digosokkan pada gigi yang sedang erupsi dan secara lembut melakukan pemijatan gingiva (gambar 1). Pemijatan gingiva bertujuan untuk melancarkan peredaran darah dan merangsang erupsi gigi. 9 Anak yang berumur 2 tahun, ibu harus melakukan penyikatan gigi anak sebanyak satu atau dua kali sehari. Setelah anak dapat meludah dan bukan menelan, gunakan pasta gigi sebesar kacang polong untuk mengurangi kemungkinan anak tertelan pasta gigi yang berlebihan. 9 Gambar 1. Cara membersihkan gigi dan mulut anak umur 0 1 tahun. 9 Posisi yang mudah untuk melakukan penyikatan gigi pada umur anak di bawah tiga tahun adalah posisi lap to lap (gambar 2). Pada posisi ini dua orang duduk saling berhadapan dengan lutut saling bertemu. Anak diletakkan di atasnya dengan posisi menghadap ke atas. Gerakan tangan dan tubuh ditahan oleh tangan orang yang memangku, sementara orang yang satu lagi melakukan penyikatan gigi. Teknik ini dapat dilakukan oleh satu orang, orang tua duduk di atas lantai dengan kaki diluruskan. Kemudian kepala anak diletakkan diantara kedua paha, sedangkan kaki dan tangan anak ditahan oleh kedua kaki. Posisi ini agak sulit

dilakukan namun dapat memberikan hasil yang cukup baik di dalam melakukan penyikatan gigi pada anak. 9 Gambar 2. Posisi lap to lap. 9 Anak di atas dua tahun sudah dapat mulai diajarkan cara menyikat gigi. Pertama sekali, orang tua memberikan contoh pada anak cara menyikat gigi setelah itu anak diminta untuk mengikutinya. 9 Posisi yang mudah saat mengajarkan cara menyikat gigi yaitu orang tua berdiri saling berdampingan di depan cermin. Kepala anak disandarkan pada tangan orang tua. Dagu anak ditarik ke bawah dengan menggunakan tangan tempat bersandarnya kepala anak (gambar 3). Sedangkan tangan orang tua yang satu lagi memandu tangan anak untuk melakukan penyikatan gigi. 9,19 Gambar 3. Cara menyikat gigi dengan posisi Bersebelahan. 9

Posisi lain yang juga dapat dilakukan adalah orang tua dan anak berdiri saling berhadapan (gambar 4). Kemudian tangan orang tua memandu tangan anak untuk melakukan penyikatan gigi. Kerugian posisi ini adalah kurangnya pengendalian gerakan terhadap posisi anak. 9 Gambar 4. Cara menyikat gigi anak umur 3 6 tahun dengan posisi berhadapan. 9 Anak berumur 3 sampai 6 tahun, penyikatan gigi yang mudah dan dapat dilakukan sendiri oleh anak adalah metode Fons. Penyikatan gigi dilakukan dengan gerakan memutar pada gigi anterior maupun posterior. 9 Pada umur ini anak sudah dapat menyikat gigi sendiri namun masih perlu supervisi dari orang tua. Anak sudah bisa diberikan pasta gigi yang mengandung fluor sebesar kacang polong pada sikat gigi anak. Sebagai tambahan, dental floss sudah dapat digunakan oleh anak. Jika daerah kontak interproksimal terlalu rapat, maka ibu yang harus melakukannya. Kunjungan ke Dokter Gigi American Academy of Pediatric Dentistry menyarankan agar kunjungan pertama ke dokter gigi dimulai pada erupsi gigi pertama atau dimulai saat anak umur 12 bulan. Walaupun demikian, anak-anak yang mempunyai kelainan sistemik dan 4

menderita trauma pada gigi sebaiknya melakukan kunjungan ke dokter gigi lebih awal dari perawatan dapat segera dilakukan. Hubungan antara dokter gigi dan anak harus berupa hubungan yang menyenangkan sejak semula. Makin cepat pembentukan hubungan ini pada kehidupan anak, makin mudah untuk mendapat hubungan tersebut. Jadi, idealnya dokter gigi harus memusatkan segenap perhatian terhadap usaha menjelaskan kepada orang tua tentang pentingnya membawa anak umur pra sekolah secepat mungkin ke dokter gigi. Kunjungan pertama ke dokter gigi merupakan upaya untuk memperkenalkan anak dengan lingkungan dokter gigi (dokter gigi dan perawat gigi). Oleh karena itu segala perawatan yang dilakukan sebaiknya tidak menimbulkan rasa cemas dan takut pada anak. 5,6,9 Banyak di antara para ibu yang tidak menganggap perlu untuk menambal gigi susu anaknya yang karies. Karena menganggap nanti akan tergantikan oleh gigi permanen. Namun gigi susu yang dibiarkan berlubang dapat menimbulkan beberapa masalah. Dapat menyebabkan gangguan fungsi pengunyahan, karena gigi yang berlubang tidak nyaman untuk dipakai mengunyah. Akibatnya makan tidak dikunyah dengan sempurna, dan dapat mempengaruhi nutrisi bagi anak. Gigi susu yang berlubang dapat menyebabkan gigi tersebut goyang dan tanggal prematur atau terpaksa dicabut sebelum waktunya. Idealnya pada kondisi ini dibuatkan space maintainer. Gigi susu berfungsi sebagai panduan bagi pertumbuhan gigi tetapnya. Bila gigi tanggal prematur, pertumbuhan gigi tetap menjadi tidak teratur. 1 5,9,20

2.3 Kerangka Teori Peran ibu dalam kesehatan keluarga Peran ibu terhadap kesehatan rongga mulut anak Edukator Motivator Fasilitator Penggunaan sikat gigi Pemakaian pasta gigi Membersihkan gigi Kunjungan ke dokter gigi

2.4 Kerangka Konsep Peran Ibu Karies Anak?? - Edukator - Motivator - Fasilitator Etiologi karies: - Substrat - Mikroorganisme - Host (gigi) - Waktu - Penggunaan sikat gigi - Pemakaian pasta gigi - Membersikan gigi - Kunjungan ke dokter gigi 2.5 Hipotesis Penelitian Ada hubungan antara peran ibu dalam membersihkan rongga mulut dengan pengalaman karies anak umur 1-3 tahun