BAB II LANDASAN TEORI. 1. Kemampuan komunikasi dan hasil belajar matematika. orang lain melalui penggunaan simbol. 1) Kemampuan menjawab pertanyaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mendorong seseorang bertindak melakukan sesuatu untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di SMP N 1 Ngemplak Boyolali masih

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat komunikasi sangat dibutuhkan untuk beraktivitas. Seseorang

BAB I PENDAHULUAN. individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar,

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. soal matematika apabila terlebih dahulu siswa dapat memahami konsepnya.

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen II) Nama Sekolah : SMP N 2 Kubung Mata Pelajaran : Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol) Nama Sekolah : SMP N 2 Kubung Mata Pelajaran : Matematika. Jumlah Pertemuan : 2 x Pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Dengan komunikasi siswa dapat mendiskusikan pendapat-pendapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir logis dan keterampilan kognitif yang lebih tinggi pada

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi merupakan komponen penting karena membantu dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi belajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan

I. PENDAHULUAN. disebut proses komunikasi. Proses komunikasi berguna untuk menciptakan

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORETIS. (2006:10) mengemukakan, Belajar matematika merupakan suatu perubahan. praktis bersikap positif, bertindak aktif dan kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan wadah kegiatan sebagai pencetak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM MENINGKATKAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Kemampuan Representasi Matematis

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang menakutkan dan susah untuk dipahami. Kebanyakan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan suatu bangsa adalah mengembangkan ilmu. Diperlukan strategi maupun model pembelajaran yang tepat agar proses

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

Soejadi (dalam Junaidi pada Blogspot.com, 2011) mengemukakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan yang berperan sebagai ratu dan pelayan ilmu. James dan James

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. satu ilmu dasar yang digunakan secara luas dalam berbagai bidang kehidupan. Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir,

KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

BAB I PENDAHULUAN. baik jika ada komunikasi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari. adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi kualitas. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pendapat sangatlah kurang. Seseorang tidak akan pernah mendapat

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Pendidikan merupakan suatu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara hierarkis, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya

BAB II KAJIAN TEORI A.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penguasaan siswa tentang materi menulis bisa dikatakan sudah cukup

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan nyata merupakan tujuan pendidikan.

BAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Model pembelajaran Reciprocal Teaching. Menurut Palincsar dan Sullivan model reciprocal teaching memiliki 4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia pendidikan menuntut guru untuk efektif dalam

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. 1994, 2004, KBK(Kurikulum Berbasis Kompetensi), hingga pada saat ini

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (teaching approach). Pendekatan materi (material approach) adalah proses

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Efektivitas erat kaitannya dengan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. solusi dari masalah tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Alhadad (2010: 34)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dan tidak menarik. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada pokok bahasan segiempat sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. penting: (1) sebagai kekuatan awal bagi siswa dalam merumuskan konsep, (2)

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir

BAB I PENDAHULUAN. depannya pada hal-hal yang baik. Menurut Sagala (2013 : 3) Pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Model Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) a. Pengertian Model Thinking Aloud Pair Problem Solving

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hingga saat ini. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup yang terus

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaimana

tuntut menyelesaikan permasalahan secara mandiri dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, terjadi proses

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat yang menuntut setiap manusia untuk bersaing dan berkompetisi

Kata Kunci : Kemampuan Komunikasi Matematika, Statistika

II. TINJAUAN PUSTAKA. solusi. Sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Bangun Datar dan Segitiga. serta menentukan ukurannya. : 1 x 40 menit

II. KAJIAN PUSTAKA. Efektivitas dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata dasar efektif yang diartikan

BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai

PENGGUNAAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR

BAB II. Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah pendekatan. pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sosial serta perkembangan emosional peserta didik yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterlibatan atau partisipasi yang tinggi dari siswa dalam

MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED PADA MATERI PECAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kemampuan komunikasi dan hasil belajar matematika a. Kemampuan komunikasi Menurut Beni (2012: 111), komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain. Menurut larry (2010: 18), komunikasi merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka dengan orang lain melalui penggunaan simbol. Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian komunikasi merupakan kemampuan dalam penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran yang mencakup kemampuan berbicara, menulis, menggambar dan berdiskusi. Adapun indikator-indikator kemampuan komunikasi adalah sebagai berikut: 1) Kemampuan menjawab pertanyaan 2) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol atau tabel 3) Kemampuan kerja sama dalam kelompok 8

b. Hakekat matematika Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalis dan individualis, dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis (Hamzah, 2010: 109). Menurut Sutama (2010: 82), matematika adalah bahasa simbolis yang mengekspresikan ide-ide, struktur, atau hubungan yang logis termasuk konsep-konsep abstrak sehingga memudahkan manusia untuk berpikir. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian matematika adalah suatu bidang ilmu yangmerupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk mempermudahkan manusia untuk berpikir dalam persoalan praktis. c. Konsep belajar Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan (Oemar, 2008, 28). Sedangkan menurut Deni (2011, 9), belajar adalah proses aktif internal individu dimana melalui pengalamannya berinteraksi dengan menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku yang relatif permanen. 9

Berdasarkan beberapa pengertian tentang belajar seperti yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu yang relatif permanen melalui interaksi dengan lingkungan d. Hasil belajar matematika Menurut Purwanto (2011: 46), hasil belajar adalah perubahan perilaku mahasiswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Menurut Rusman (2012: 123), hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan kemampuan dan kecakapan-kecakapan intelektual berpikir. Ranah afektif berkenaan dengan sikap, kemampuan dan penguasaan segisegi emosional, yaitu perasaan, sikap, dan nilai. Sedangkan ranah psikomotorik berkenaan dengan suatu keterampilan-keterampilan atau gerakan-gerakan fisik. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah evaluasi dari pembelajaran tertentu yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. 10

2. Strategi pembelajaran Role Reversal Questions a. Role Reversal Question Strategi pembelajaran Role Reversal Questions adalah salah satu pembelajaran aktif learning yang membantu siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif (Melvin, 2009: 19). Langkah-langkah strategi Role Reversal Questions sebagai berikut : b. Langkah-Langkah 1) Guru menjelaskan gambaran umum tentang materi. 2) Siswa berdiskusi dan mencatat garis besar materi. 3) Guru menyusun pertanyaan yang akan di kemukaaan tentang beberapa materi pelajaran seolah-olah guru seorang peserta didik. Buat pertanyaan seperti: a) Mencoba untuk menjelaskan materi yang susah/ kompleks b) Bandingkan materi dengan informasi lain c) Tanyakan sesuai sudut pandang anda d) Mintalah beberapa contoh dari ide yang sedang didiskusikan e) Ujilah materi yang biasa digunakan terutama dalam kehidupan sehari-hari 11

4) Pada awal sesi pertanyaan, umumkan kepada peserta didik, bahwa guru akan menjadi siswa dan mereka akan menjadi guru. 5) Guru berlaku argumentatif, humoris, atau apa saja yang dapat membawa siswa pada perdebatan dan menyerang guru dengan jawaban-jawaban. 6) Memutar peranan beberapa kali akan tetap membuat peserta didik pada pendapat siswa dan mendorongnya untuk melontarkan pertanyaan milik sendiri. 3. Penerapan Role Reversal Questions Langkah-langkah pembelajaran Role Reversal Questions pada materi keliling dan luas segitiga, yaitu: a. Guru matematika menyajikan garis besar materi segitiga yang meliputi 1) Pengertian dasar Dewi (2008: 234), menyatakan segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan mempunyai tiga buah titik sudut. 2) Jenis-jenis segitiga a) Segitiga sembarang b) Segitiga sama kaki c) Segitiga sama sisi 12

3) Keliling dan luas segitiga a) Keliling Keliling suatu bangun datar merupakan jumlah dari panjang sisi-sisi yang membatasinya, sehingga untuk menghitung keliling dari sebuah segitiga dapat ditentukan dengan menjumlahkan panjang dari sisi segitiga tersebut. A C B Gambar 2.1 Keliling segitiga ABC = AB+BC+AC b) Luas E C F A D Gambar 2.2 B Luas segitiga ADC = x luas persegi panjang ADCE dan Luas segitiga ADC = x luas persegi panjang BDCF Luas segitiga ABC = luas segitiga ADC + luas segitiga BDC = x luas ADCE + x luas BDCF 13

= x AD x CD + x BD x CD = x CD x (AD + BD ) = x CD x AB Secara umum luas segitiga adalah x tinggi x panajang alas b. Siswa dengan aktif bertanya pada materi yang diberikan. c. Siswa berdiskusi dengan teman satu bangku membuat rangkuman tentang materi segitiga. d. Guru memberi kesempatan untuk beberapa siswa bertukar peran sebagai guru. e. Guru bertukar peran dan memberi pertanyaan kepada guru baru tersebut kemudian guru baru menjawab dan menjelaskan pertanyaan yang diajukannya. f. Siswa lain akan bertanya juga dan guru baru menjawab. g. Bertukar peran dilakukan terus menerus dan bergantian dengan beberapa siswa lain. h. Pertanyaan yang tidak bisa di jawab akan di tampung dan nantinya akan di bahas bersama sama dengan guru. i. Membuat kesimpulan dari materi segitiga. B. Hasil Penelitian yang Relevan Sebagai perbandingan dalam penelitian ini, peneliti akan menguraikan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan. Dalam jurnal 14

pendidikan matematika, Ali Mahmudi (2009) menyatakan bahwa proses komunikasi yang baik, khususnya yang memanfaatkan masalah terbuka dalam pembelajaran matematika, dapat mendukung siswa dalam mengembangkan ide-ide dan membangun pengetahuan matematikanya. Pada penelitian ini, memungkinkan siswa untuk saling berinteraksi dan berbagi ide atau strategi. Dengan demikian, proses komunikasi yang baik dapat menjadi saran untuk memebelajarkan metematika. Selanjutnya, penelitian yang telah dilakukan oleh Bambang Junaryadi (2012) menyatakan bahwa dalam pengembangan perangkat pembelajaran matematika model kooperatif tipe two stay two stray dapat meningkatkan komunikasi matematis siswa. Pada penelitian ini, kegiatan belajar menggunakan dua tinggal dua nyasar pembelajaran kooperatif tipe konstruktivisme praktis. Penelitian yang telah dilakukan oleh Tatik Widayatun(2013) menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran role reversal queations dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Pada penelitian ini, siswa dapat mengajukan pendapat, menjawab pertanyaan, melaksanakan tugas dan kerjasama dalam kelompok. Selain itu, penelitian yang telah dilakukan oleh Yeni Widyaningtyas (2013) menyatakan bahwa melalui strategi treffinger dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan kominikasi. Pada penelitian ini, siswa mampu menjawab soal 15

secara lisan, berani memberi tanggapan dan meningkatkan hasil pembelajaran. Penelitian yang telah dilakukan oleh Yhunika Lutvi (2013) menyatakan bahwa dalam penerapan strategi pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika siswa yang mencakup empat hal, yakni mampu menyatakan ide matematika, mampu menggambar, mampu menulis dan mampu menjelaskan konsep matematika. Selain itu, penelitian yang telah dilakukan oleh Siti Aminah (2012) menyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran role reversal queations dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Pada penelitian ini, siswa dapat bekerja sama dengan teman, menjawab pertanyaan, mengerjakan latihan soal dan mengerjakan soal di depan kelas kemudian mengkomunikasikan jawaban kepada temannya pada waktu pembelajaran. Oliveira dan Viseu (2012) menyatakan bahwa komunikasi dalam pembelajaran matematika melalui open ended lebih efektif dilakukan dengan sesama siswa. Pada penelitian ini, peneliti berusaha mengaitkan antara materi ajar dan kehidupan nyata. Siswa mengemukakan ide melalui berbicara, menulis dan menggambarnya dalam konsep matematika yang baik. Kosko dan Wilkins (2010) menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi siswa verbal dan tertulis dan penggunaan manipulatif. Siswa cenderung aktif dalam hal manipulatif, diskusi dan 16

menulis. Metode diskusi dan tanya jawab mampu mendorong siswa untuk lebih komunikatif. Dari kajian hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan komunikasi dan hasil belajar siswa, khususnya pada pembelajaran matematika. Dengan demikian penelitian di atas mendukung penelitian ini. Penelitian ini menekankan pada pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran Role Reversal Queations sebagai upaya meningkatkan kemampuan komunikasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Perbedaan dan persamaan variabel yang diteliti tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut: 17

Tabel 2.1 Persamaan dan perbedaan variabel penelitian No. Penelitian Variabel V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 1 Ali Mahmudi - - - - - - - 2 Bambang Junaryadi - - - - - - 3 Siti Aminah - - - - - 4 Yeni Widyaningtyas - - - - - - 5 Tatik Widayatun - - - - - 6 Oliveira dan Viseu - - - - - - 7 Kosko dan Wilkins - - - - - - 8 Yhunika Lutvi - - - - - - 9 Peneliti - - - - - Keterangan: V1: tipe two stay two stray V6: Keaktifan V2: Treffinger V7: Komunikasi V3: Role Reversal Queations V8: Hasil Belajar V4: Open ended V5: Manipulatif 18

C. Kerangka Berpikir Pada kondisi awal siswa kelas VII A MTs Negeri Gondangrejo Filial Ngadiluweh Matesih Karanganyar mempunyai kemampuan komunikasi yang minim pada pembelajaran matematika, sehingga berakibat pada minimnya hasil belajar. Hal ini terlihat dalam hal 1) kemampuan memjawab pertanyaan (15%), 2) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol atau tabel (25%), 3) kemampuan kerja sama dalam kelompok (35%). 4) Rendahnya hasil belajar siswa (nilai > KKM) (45%). Penyebab minimnya kemampuan komunikasi dan hasil belajar siswa dikarenakan guru masih menggunakan metode ceramah tanpa melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa cenderung pasif. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika adalah strategi pembelajaran Role Reversal Question. Strategi ini akan mempengaruhi cara belajar siswa yang semula cenderung untuk pasif kearah yang lebih aktif sehingga meningkatkan kemampuan komunikasi siswa Kondisi akhir yang diharapkan dengan penggunaan strategi pembelajaran Role Reversal Question dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan mencapai hasil belajar yang memuaskan. 19

Dari uraian di atas, secara skema kerangka pemikiran dapat ditunjukkan sebagai berikut: Kondisi Awal Guru kurang optimal dalam memanfaatkan strategi pembelajaran Rendahnya komunikasi belajar siswa, meliputi : 1. Kemampuan menjawab pertanyaan (15%) 2. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol atau tabel(25%) 3. Kemampuan kerja sama dalam kelompok (35%) Rendahnya hasil belajar siswa yaitu siswa yang mempunyai nilai KKM nya 45%) Tindakan Role Reversal Questions : 1. Guru menjelaskan gambaran umum tentang materi. 2. Siswa berdiskusi dan menyatat garis besar materi. 3. Guru menyusun pertanyaan yang akan di kemukaaan tentang beberapa materi pelajaran seolah-olah guru seorang peserta didik. Buat pertanyaan seperti: 4. Pada awal sesi pertanyaan, umumkan kepada peserta didik, bahwa guru akan menjadi siswa dan mereka akan menjadi guru. 5. Guru berlaku argumentatif, humoris, atau apa saja yang dapat membawa siswa pada perdebatan dan menyerang guru dengan jawaban-jawaban. 6. Memutar peranan beberapa kali akan tetap membuat peserta didik pada pendapat siswa dan mendorongnya untuk melontarkan pertanyaan milik sendiri. Kondisi akhir Meningkatnya komunikasi belajar siswa, meliputi : 4. Kemampuan menjawab pertanyaan (50%) 5. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol atau tabel(50%) 6. Kemampuan kerja sama dalam kelompok (50%) Meningkatnya hasil belajar siswa yaitu siswa yang mempunyai nilai KKM nya (50%) Gambar 2.3 Kerangka Berpikir 20

D. Hipotesis Penelitian Hipotesis tindakan berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut yaitu Setelah diterapkan strategi Role Reversal Questions pada pembelajaran matematika, maka ada peningkatan kemampuan komunikasi dan hasil belajar pada siswa kelas VII A semester genap di MTs Negeri Gondangrejo Filial Ngadiluweh Matesih Karanganyar. 21