ANALISIS LAPORAN ARUS KAS ( METODE LANGSUNG) PADA PT. WIJAYA KARYA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT. SIANTAR TOP, TBK SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Arus Kas PT Aqua Golden Mississippi, Tbk.

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI ALAT UKUR LIKUIDITAS KINERJA KEUANGAN PADA PT. SWAKARYA INDAH BUSANA.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tercapai. Setelah data terkumpul, maka dihitunglah rasio-rasio arus kas dengan

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PT. INDOSAT, Tbk DI SURABAYA

ANALISIS RASIO ARUS KAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT GUDANG GARAM TBK PERIODE

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI ALAT UKUR EFEKTIVITAS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK. SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KOKEDA KABUPATEN TEGAL

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menengah dan besar, tidak melihat apakah perusahan tersebut bertujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas merupakan komponen aktiva (aset) lancar yang paling likuid di dalam

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI ALAT UKUR EFEKTIVITAS KINERJA ARUS KAS PERUSAHAAN

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENILAIKINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT. ENSEVAL PUTERA MEGATRADING, TBK CABANG TEGAL)

BAB LAPORAN ARUS KAS. penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil, ataupun bersifat profit motif maupun non-profit motif akan

ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA

KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z- SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA PT APAC CITRA CENTERTEX, Tbk.

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

PENGARUH PENERAPAN PSAK 2 (LAPORAN ARUS KAS) TERHADAP INDIKATOR KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT GOODYEAR TBK TAHUN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 05 Tahun 2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. operasi, dari aktivitas investasi, dan dari aktivitas pendanaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RASIO ARUS KAS PADA PT UNILEVER INDONESIA TBK

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Made Diah Pratiwi Handayani 1, Nyoman Trisna Herawati 1, I Gusti Ayu Purnamawati 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BELLA KRISTI LALUJAN LUCKY F. TAMENGKEL HENNY S. TARORE

ANALISA LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI ALAT EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT. AKSARA SOLOPOS

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB XV AKUNTANSI UTANG

JUMLAH AKTIVA

BAB II LANDASAN TEORI

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT MULIA INDUSTRINDO, Tbk.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun pemerintah pada tingkat-tingkat tertentu

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RASIO ARUS KAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT KALBE FARMA Tbk.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MELALUI RASIO LIKUIDITAS, LAVERAGE, DAN PROFITABILITAS PT

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT SENTUL CITY, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

Volume 1 No 1 Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. (investor) dan pihak yang memerlukan dana (investee). Pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. suatu proses dalam memecahkan masalah agar suatu penelitian dapat tercapai. menggunakan beberapa rasio diantaranya:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba dari setiap kegiatannya sekaligus meningkatkan kualitas dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

BAB I PENDAHULUAN. agar pasar modal kita dapat berfungsi secara efisien.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DAN MILIK SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK DAN PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK TAHUN

Contoh Soal Laporan Keuangan. Pada tanggal 31 Desember 2010 Perusahaan Jasa Laundry Necis menyajikan data sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS ( METODE LANGSUNG) PADA PT. WIJAYA KARYA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Rieske Anwar, Mursidah Nurfadillah STIE Muhammadiyah Samarinda ABSTRACT The purpose of research is to determine the cash flow statement on PT. Wijaya Karya, Tbk. Method used by descriptive analysis method, while analyzer used analysis of cash flow ratio, with the study of periode from 2010 to 2014, or for 5 years The research showed the company suffered financial imbalance as a result of cash flow management that is not right. Consequently the company s financial performance tends to decrease, which means there is a possibility the company could not pay its obligations, if just using cash flows from operating activities without the use of cash flows from other activities Key words : cash flow ratio PENDAHULUAN Latar Belakang Pengukuran kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan tersebut dapat digunakan untuk menilai keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Perkembangan suatu usaha perusahaan dapat dilihat dari data keuangan perusahaan tersebut yang berisi informasi mengenai posisi keuangan serta hasil yang telah dicapai selama periode tertentu. Informasi yang cepat dan berkesinambungan berupa informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan dapat membantu perusahaan untuk mengetahui keadaan dan kinerja ekonomi suatu perusahaan. Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan biasanya terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan, dimana hasil analisis tersebut digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil suatu keputusan. Selain itu laporan keuangan akan dapat menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban kewajibannya, struktur modal usaha, keefektifan penggunaan aktiva, serta hal hal lainnya yang berhubungan dengan keadaan finansial perusahaan. Untuk itu setiap perusahaan diwajibkan menyusun laporan arus kas dan menjadikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Laba bersih yang dihasilkan suatu perusahaan bukan merupakan jaminan bahwa perusahaan tersebut memiliki uang kas yang cukup. Untuk dapat menjalankan operasi, melakukan investasi, dan membayar hutang, perusahaan benar-benar harus memiliki kas bukan memiliki laba bersih. Karena itu, bagi investor sangat penting untuk menganalisis sampai sejauh mana efesiensi perusahaan dalam mengelola kasnya. Untuk itu perusahaan diwajibkan menyusun laporan arus kas dan menjadikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi yang saling terkait antara penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode. Dengan dibuatnya laporan arus kas, setiap perusahaan dapat memprediksi kemajuan perusahaan di setiap tahun berjalan dan agar perusahaan tidak mengalami kerugian serta kebangkrutan. Hal ini dapat dilihat dari penyajian laporan arus kas yang disusun oleh bagian keuangan untuk mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilakukan oleh perusahaan. Apabila perusahaan telah melakukan hal tersebut, diharapkan perusahaan akan tetap bertahan walaupun terkadang kondisi ekonomi tidak stabil keadaannya. Laporan arus kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan menurut tiga kategori utama yaitu : aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan. Aktivitas operasi menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan. Arus masuk kas terbesar dari operasi berasal dari pengumpulan kas pelanggan. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak. Arus kas operasi dicatat pada bagian awal laporan arus kas, karena arus kas operasi merupakan sumber kas terbesar dan sangat penting untuk sebagian besar perusahaan. Kegagalan operasi perusahaan untuk menghasilkan

arus kas masuk yang besar untuk suatu periode yang panjang dapat merupakan tanda adanya kesulitan pada perusahaan. Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraca. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas. Kegiatan investasi juga merupakan perolehan dan penjualan aktiva yang digunakan dalam operasi. Karena itu, penjualan aktiva tetap dan penjualan investasi merupakan arus kas masuk dari kegiatan investasi. Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wessel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti deviden dan pembelian saham perbendaharaan. Asumsi bahwa ketersediaan kas yang tinggi dari aktivitas pendanaan akan mempengaruhi jumlah aktiva lancar berupa kas sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki tingkat likuiditas yang tinggi untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. PT. Wijaya Karya, Tbk merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang konstruksi di Indonesia yang didirikan pada tanggal 29 Maret 1961 dengan nama Perusahaan Negara/PN "Widjaja Karja" dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1961. Selanjutnya PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk terus mengalami pengembangan jadi pemborong pemasangan jaringan listrik tegangan rendah, menengah, dan tinggi hingga pada tanggal 20 Desember 1972 perusahaan berubah status menjadi Perseroan Terbatas Wijaya Karya (Persero). Perumusan Masalah Bagaimanakah kinerja keuangan PT. Wijaya Karya, Tbk berdasarkan analisis laporan arus kas (metode langsung) periode 2010-2014?

Tujuan Penelitian Untuk menghitung dan menganalisis laporan arus kas pada PT. Wijaya Karya, Tbk dalam periode tahun 2010 hingga tahun 2014. TINJAUAN PUSTAKA Laporan Keuangan Laporan keuangan pada perusahaan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak ekstern perusahaan maupun pihak intern perusahaan menggunakan suatu alat analisis laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan. Di bawah ini merupakan beberapa pengertian laporan keuangan menurut para ahli adalah sebagai berikut : Berdasarkan konsep keuangan maka laporan keuangan sangat diperlukan untuk mengukur hasil usaha dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dan untuk mengetahui sudah sejauh mana perusahaan mencapai tujuannya. Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pada umumnya analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang memerlukan pertimbangan dalam membantu mengevaluasi posisi keuangan suatu perusahaan, tujuannya untuk menentukan prediksi mengenai kondisi dan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Analisis Laporan Keuangan juga dapat diartikan suatu proses untuk mempelajari data-data keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk memahami posisi keuangan dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan yang terdapat dalam suatu laporan keuangan, sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan juga dalam melakukan analisisnya tidak akan lepas dari peranan rasio-rasio laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap rasio-rasio keuangan akan dapat menentukan suatu keputusan yang akan diambil. Tujuan utama analisis laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi situasi yang terjadi saat ini dan memprediksi kondisi masa yang akan

datang. Tentunya analisis laporan keuangan memiliki tujuan agar informasi yang didapat relevan. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan salah satu kompenen laporan keuangan yang berisi informasi yang menggambarkan perputaran uang (kas dan bank) selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan arus kas keluar. Kegiatan perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional, kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan. Laporan arus kas merupakan salah satu laporan keuangan yang berguna bagi manajer untuk menilai operasi masa lalu untuk merencanakan aktivitas investasi serta pembiayaan di masa depan. Adakalanya perusahaan besar yang memiliki laba bersih yang sangat besar ternyata tidak memiliki kas yang cukup untuk membayar gaji pegawai dan membeli perlengkapan. Itu berarti laba bersih yang diperoleh suatu perusahaan belum menjamin bahwa perusahaan tersebut memiiiki uang kas yang cukup untuk membiayai perusahaan. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas Terdapat Dua metode yang dapat digunakan untuk menghitung dan melaporkan jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:96) yaitu : a) Metode langsung Arus kas disusun berdasarkan buku besar kas perusahaan selama satu periode dan pelaporan arus kas dilakukan dengan melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap, dan dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pendanaan. b) Metode tidak langsung Penyajiannya dimulai dari laba rugi bersih dan selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan dalam pos-pos yang mempengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan, naik turun pos aktiva da utang lancar. Seperti halnya dengan metode langsung, cara terbaik untuk menampilkan metode tidak langsung

adalah dengan melihat laporan laba rugi akun demi akunnya. Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Arus kas yang berasal dari kegiatan operasional dirinci menjadi penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan kegiatan operasional dan pengeluaran kas untuk berbagai kegiatan operasional. Arus kas dari kegiatan investasi dan keuangan juga dirinci menurut jenis-jenis kegiatan yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan pengeluaran kas. Perbedaan antara metode langsung dengan metode tidak langsung terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi, sementaa itu baik aliran kas dari kegiatan investasi dan keuangan adalah sama penyajiannya. Analisis Laporan Arus Kas Analisis laporan arus kas ini menggunakan komponen neraca dan laba rugi sebagai alat analisis rasio. Menurut Darsono dan Ashari dalam bukunya Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan (2005:91), alat analisis rasio laporan arus kas yang diperlukan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan antara lain : 1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO) Rasio arus kas operasi menghitung kemampuan arus kas operasi dalam membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi jumlah arus kas operasi dengan kewajiban lancar. Apabila analisis ini menunjukkan bahwa rasio arus kas operasi berada di bawah satu yang berarti terdapat kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban lancar, tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas lain.

Dalam perusahaan, aktivitas normal adalah aktivitas utama yang merupakan kegiatan yang terus menerus. 2. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD) Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna membayar komitmen-komitmennya (bunga, pajak, dan dividen preferen). Rasio yang besar menunjukkan bahwa kemampuan yang lebih baik dari laba sebelum pajak dalam menutup komitmen-komitmen yang jatuh tempo dalam satu tahun. 3. Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang yang telah ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi tambah pembayaran bunga dan pembayaran pajak dibagi pembayaran bunga. Dengan rasio yang besar menunjukkan bahwa arus kas operasi mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam menutup biaya bunga sehingga kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar bunga sangat kecil. 4. Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus kas operasi bersih. Rasio ini diperoleh dengan arus kas operasi ditambah dividen kas dibagi dengan hutang lancar. Rasio yang rendah menunjukkan kemampuan yang rendah dari arus kas operasi dalam menutup hutang lancar.

5. Rasio Pengeluaran Modal (PM) Rasio ini digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan pembayaran hutang yang ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas operasi dibagi dengan pengeluaran modal. Rasio yang tinggi menunjukkan kemampuan yang tinggi dari arus kas dalam membiayai pengeluaran modal. 6. Rasio Total Hutang (TH) Rasio ini menunjukkan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan dengan asumsi semua arus kas operasi digunakan untuk membayar hutang. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menganalisis dalam jangka waktu berapa lama perusahaan akan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasioanal perusahaan. Rasio yang cukup rendah menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang kurang baik dalam membayar semua kewajibannya dari arus kas yang berasal dari aktivitas normal operasi perusahaan. 7. Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB) Rasio ini diperoleh dari (laba bersih + beban bunga diakui dan dikapitalisasi + depresiasi dan amortisasi + biaya sewa dan leasing operasi + dividen yang diumumkan + pengeluaran modal) dibagi (biaya operasi + proporsi hutang jangka panjang + proporsi sekarang dari kewajiban leasing yang dikapitalisasi). Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas di masa mendatang dengan menggunakan arus kas operasi.

8. Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK) Rasio ini diperoleh dengan laba sebelum pajak dan bunga - pembayaran pajak - pembayaran bunga pengeluaran modal) dibagi (rata-rata hutang yang jatuh tempo setiap tahun selama lima tahun). METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian termasuk dalam pnelitian deskriptif kuantitatif. Sumber data dan Jenis Data Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data ini diperoleh dengan secara langsung melakukan penelitian dilapangan dengan mempergunakan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia kantor perwakilan kota Balikpapan yang merupakan informasi lengkap untuk publik mengenai laporan keuangan perusahaan yang sudah go public dan perkembangan bursa saham. Alat Analisis Adapun alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis rasio laporan arus (2005:91-93) merumuskan rasio arus kas sebagai berikut : a. Rasio Arus Kas Operasi (AKO) Rasio arus kas operasi menghitung kemampuan arus kas operasi dalam membayar kewajiban lancar. Jumlah Arus Kas Operasi AKO Kewajiban Lancar b. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD) Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna membayar komitmen-komitmennya (bunga, pajak, dan dividen preferen). EBIT CAD Bunga Penyesuaian Pajak Dividen Preferen c. Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atas hutang yang telah ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari operasi tambah pembayaran bunga dan pembayaran pajak dibagi pembayaran bunga. Arus Kas Operasi Bunga Pajak CKB Bunga d. Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) kas, menurut Darsono dan Anshari

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar berdasarkan arus kas operasi bersih. Rasio ini diperoleh dengan arus kas operasi ditambah dividen kas dibagi dengan hutang lancar. Arus Kas Operasi Dividen Kas CKHL Hutang Lancar Arus Kas Operasi TH Total Hutang g. Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB) Rasio ini diperoleh dari (laba bersih + beban bunga diakui dan dikapitalisasi + depresiasi dan amortisasi + biaya sewa dan leasing operasi + dividen yang diumumkan + pengeluaran e. Rasio Pengeluaran Modal (PM) Rasio ini digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan pembayaran hutang yang ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas operasi dibagi dengan pengeluaran modal. f. Rasio Total Hutang (TH) Rasio ini menunjukkan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan dengan asumsi semua arus kas operasi digunakan untuk membayar hutang. Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menganalisis dalam jangka waktu berapa lama perusahaan akan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasioanal perusahaan. PM Arus Kas Operasi Pengeluaran Modal modal) dibagi (biaya operasi + proporsi hutang jangka panjang + proporsi sekarang dari kewajiban leasing yang dikapitalisasi). Laba bersih Bunga Depresiasi Sewa Leasing Dividen - AKBB Biaya Bunga Sewa Hutang Jk Panjang Hutang h. Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK) Rasio ini diperoleh dengan laba sebelum pajak dan bunga - pembayaran pajak - pembayaran bunga pengeluaran modal) dibagi (rata-rata hutang yang jatuh tempo setiap tahun selama lima tahun). EBIT - Bunga - Pajak - Peng. Modal KAK Rata - rata hutang lancar selama 5 tahun ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data laporan keuangan PT. Wijaya, Tbk, maka diperoleh hasil rekapitulasi rasio arus kas dalam periode tahun 2010-2014.

Tahun Tabel 1 Rekapitulasi Rasio Arus Kas PT. Wijaya Karya, Tbk Periode 2010-2014 Rasio Arus Kas AKO CAD CKB CKHL PM TH AKBB KAK 2010 0.06 3.21 39.27 0.08 1.44 0.05 0.77 0.03 2011 0.16 3.63 65.32 0.19 2.87 0.14 0.87 0.02 2012 0.07 2.65 16.58 0.09 0.91 0.06 0.17 0.02 2013 0.04 3.43 8.4 0.06 0.48 0.03 0.17 0.02 2014 0.02 3.68 5.47 0.04 0.17 0.02 0.01-0.07 Rata-rata Pertahun 0.07 3.32 27.01 0.09 1.17 0.06 0.40 0.00 Sumber : Hasil olah data Berdasarkan tabel 1 maka pembahasan dari setiap rasio dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Rasio Arus Kas Operasi Kemampuan perusahaan mengelola keuangan ditinjau rasio arus kas operasi memiliki rata rata 0,07 per tahunnya. Pada periode tahun 2010 rasio arus kas operasi PT. Wijaya Karya, Tbk adalah sebesar 0,06 dan meningkat pada tahun 2011 sebesar 0,16 akan tetapi peningkatan ditahun 2011 tidak diikuti di tahun 2012 yang menurun sebesar 0,07 yang selanjutnya pada tahun 2013 menurun kembali sebesar 0,04 dan nilai terendah terjadi pada tahun 2014 sebesar 0,02. Hal ini menujukkan bahwa kemampuan kas yang dihasilkan dari arus kas operasi berada dibawah nilai satu yang berarti terdapat kemungkinan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban lancar tanpa menggunakan arus kas dari aktivitas lain. 2. Rasio Cakupan Arus Dana Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna membayar kewajibannya ditinjau dari rasio cakupan arus dana memiliki rata-rata pertahunnya 3,32. Pada tahun 2010 rasio cakupan arus dana yang dianalisa berdasarkan laporan arus kas sebesar 3,21 dan mengalami peningkatan di tahun 2011 sebesar 3,63. Selanjutnya

penurunan terjadi di tahun 2012 sebesar 2,65 yang kemudian terjadi peningkatan kembali di tahun 2013 sebesar 3,43. Nilai tertinggi dicapai pada tahun 2014 sebesar 3,68. Nilai rasio rata-rata sebesar 3 menunjukkan kemampuan laba dalam memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo adalah sebanyak tiga kali, sedangkan untuk tahun 2012 sebesar dua kali. Rasio yang besar menunjukkan bahwa kemampuan yang lebih baik dari laba sebelum pajak dalam menutup kewajiban yang jatuh tempo dalam satu tahun. 3. Rasio Cakupan Kas terhadap Bunga (CKB) Kemampuan arus kas operasi perusahaan dalam menutup beban bunga ditinjau dari rasio ini memiliki rata-rata pertahunnya sebesar 27,01. Pada tahun 2010 kemampuan arus kas operasi dalam menutup beban bunga sebesar 39,27. Peningkatan yang signifikan terlihat di tahun 2011 sebesar 65,32 yang kemudian pada tahun 2012 mengalami penurunan yang signifikan pula sebesar 16,58 dan terus menurun hingga tahun 2013 sebesar 8,40 dan nilai terendah pada tahun 2014 sebesar 5,47. Dari hasil perhitungan terlihat bahwa kemampuan arus kas operasi untuk menutup beban bunga pada tahun 2010 sebesar 39,27 yang berarti kemampuan untuk menutup beban bunga adalah 39 kali yang selanjutnya pada tahun 2011 sebesar 65 kali, tahun 2012 sebesar 16 kali, 2013 sebesar 8 kali dan tahun 2014 sebesar 5 kali. Semakin besar rasio, maka dapat diartikan bahwa arus kas operasi mempunyai kemampuan yang baik dalam menutup beban bunga. 4. Rasio Cakupan Kas terhadap Hutang Lancar (CKHL) Kemampuan arus kas operasi untuk membayar hutang lancar perusahaan ditinjau dari rasio cakupan kas terhadap hutang lancar memiliki rata-rata pertahunnya sebesar 0,09. Dari hasil perhitungan terlihat bahwa tahun 2010 nilai cakupan kas terhadap hutang lancar sebesar 0,08 yang selanjutnya ditahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 0,19 lalu menurun ditahun 2012 sebesar 0,09 dan di tahun selanjutnya terus mengalami penurunan tahun 2013 sebesar 0,06 dan tahun 2014 sebesar 0,04. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2010 kemampuan

arus kas operasi untuk membayar hutang lancar sebesar 0,08 kali dan tahun 2011 sebesar 0,19 kali, tahun 2012 sebesar 0,09 kali, tahun 2013 sebesar 0,06 kali dan pada tahun 2014 sebesar 0,04 kali. Dapat dilihat perhitungan rasio ini semakin menurun yang artinya kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban lancar semakin rendah. 5. Rasio Pengeluaran Modal (PM) Dari hasil perhitungan terlihat bahwa rasio pengeluaran modal memiliki rata-rata 1,17 pertahunnya. Hasil perhitungan juga menunjukkan tahun 2010 memiliki nilai sebesar 1,44 yang berarti kemampuan arus kas operasi dalam membiayai pengeluaran modal sebesar 1,44 kali. Sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan dengan nilai terbesar yaitu 2,87 yang kemudian terus menurun ditahun selanjutnya yaitu 2012 sebesar 0,91, tahun 2013 sebesar 0,48 hingga mencapai nilai terendah pada tahun 2014 senilai 0,17. Rasio yang rendah menunjukkan kemampuan yang rendah sedangkan rasio yang tinggi menunjukkan kemampuan yang tinggi dari arus kas dalam membiayai pengeluaran modal. Jika dilihat dan dibandingkan antara tahun 2010 hingga 2014 terjadi kenaikan hanya pada tahun 2011 dan cenderung menurun pada tahun selanjutnya. 6. Rasio Total Hutang Rasio ini guna menganalisis dalam jangka waktu berapa lama perusahaan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas dari aktivitas normal perusahaan. Hasil perhitungan rasio total hutang menunjukkan rata-rata pertahunnya sebesar 0,06. Dari hasil perhitungan terlihat di tahun 2010 sebesar 0,05 atau sebesar 5% yang berarti total hutang perusahaan dijamin dengan arus kas operasi bersih adalah sebesar 5%, sedangkan untuk tahun 2011 terjadi peningkatan yaitu 0,14 atau sebesar 14%, namun di tahun-tahun selanjutnya terjadi penurunan yang signifikan yaitu pada tahun 2012 sebesar 0,06 atau sebesar 6%, tahun 2013 sebesar 0,03 atau sebesar 3% dan di nilai terendah pada tahun 2014 sebesar 0,02 atau 2%. Rasio yang cenderung menurun ini menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan yang kurang baik dalam membayar seluruh

kewajibannya dari arus kas yang berasal dari aktivitas normal operasi perusahaan. 7. Rasio Arus Kas Bersih Bebas (AKBB) Rasio ini guna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas dimasa mendatang dengan menggunakan arus kas operasi. Dari hasil perhitungan menunjukkan rata-rata pertahunnya sebesar 0,40 atau sebesar 40% yang berarti 60% adalah arus yang bebas digunakan untuk investasi sedangkan 40% digunakan untuk membayar semua kewajiban yang akan jatuh tempo. Pada tahun 2010 menunjukkan kemampuan perusahaan sebesar 0,77 atau sebesar 77% yang artinya arus kas yang bebas untuk digunakan investasi adalah senilai 23% dan 77% digunakan untuk membayar kewajiban yang akan jatuh tempo. Peningkatan terjadi ditahun 2011 yang menunjukkan nilai sebesar 0,87 atau sebesar 87% yang artinya di tahun ini memiliki arus kas yang bebas digunakan sebesar 13% dan 87% digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan yang akan jatuh tempo. Kemudian terjadi penurunan yang sangat signifikan di tahun 2012 dan 2013, selama tahun 2012 dan 2013 tidak ada peningkatan maupun penurunan karena hasil perhitungan menunjukkan jumlah yang sama yaitu sebesar 0,17 atau sebesar 17% yang artinya 83% adalah arus kas bebas yang dapat digunakan untuk investasi dan 17% digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan. Penurunan hingga nilai terendah terjadi pada tahun 2014 sebesar 0,01 atau sebesar 1% yang artinya sebesar 99% adalah arus kas bebas yang dapat digunakan untuk investasi sedangkan 1% adalah kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban perusahaan yang akan jatuh tempo. Jika dilihat kembali perubahan yag terjadi di tahun 2010 hingga tahun 2014 terlihat bahwa rasio arus kas bersih bebas mengalami peningkatan ditahun 2010-2011 dan mengalami penurunan yag sangat signifikan ditahun 2012 hingga 2014. 8. Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas untuk memenuhi kewajiban dalam jangka lima tahun mendatang. Hasil

dari perhitungan menunjukkan rata-rata pertahunnya sebesar 0,004. Hasil perhitungan di tahun 2010 menunjukkan nilai sebesar 0,03 maka kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas untuk memenuhi kewajiban perusahaan selama lima tahun kedepan hanya 3% ditahun selanjutnya terjadi penurunan, dari hasil perhitungan ditahun 2011 hingga tiga tahun berikutnya menunjukkan hasil yang sama senilai 0,02 atau sebesar 2% yang artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas untuk memenuhi kewajiban 5 tahun mendatang hanya sebesar 2%. Penurunan kembali terjadi di tahun 2014 hasil perhitungan menunjukan nilai -0,07 atau sebesar -7% yang artinya perusahaan tidak mampu menyediakan kas untuk memenuhi kewajiban perusahaan dalam jangka waktu 5 tahun mendatang. Berdasarkanhasil analisis secara keseluruhan menunjukkan bahwa laporan arus kas PT. Wijaya Karya mengalami penurunan. Jika hal ini terus dibiarkan maka kemungkinan perusahaan tidak mampu untuk membayar kewajiban-kewajibannya hanya dengan menggunakan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi tanpa menggunakan arus kas lain yang berasal dari arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis secara keseluruhan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerjalaporan keuangan PT. Wijaya Karya, Tbk periode tahun 2010 hingga tahun 2014 berdasarkan analisis laporan arus kas dapat dikatakan mengalami penurunan. Saran Perlunya pengelolaan yang baik atas kebijakan hutang. Karena total hutang perusahaan yang terus meningkat jika tidak diikuti dengan kecukupan kas yang meningkat pula, maka perusahaan akan terancam mengalami kebangkrutan sebab tidak dapat membayar kewajibanya. Selain itu perusahaan juga perlu meningkatkan jumlah arus kas operasi dengan cara meningkatkan jumlah penjualan agar perusahaan dapat menambah kecukupan kas di masa mendatang. DAFTAR PUSTA Darsono dan Ashari, 2005, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Penerbit

Andi, Yogyakarta. H, 2012, Akuntansi Keuangan Menengah Satu, Cetakan Kedua, Bumi Aksara, Jakarta. Harahap Sofyan Syafri, 2002, Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga, Bumi Aksara, Jakarta. Indriyo G. Basri, 2000, Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta. Irham Fahmi, 2012, Analisis laporan Keuangan, Cetakan Kedua, Alfabeta, Bandung. Kasmir, 2011, Analisis Laporan Keuangan, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Martono dan D. Agus Harjito, 2010, Manajemen Keuangan, EKONISIA, Yogyakarta. Mulyadi, 2007, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Salemba Empat, Jakarta. Sartono Agus, 2001, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Empat, BPFE, Yogyakarta. Sutrisno, 2003, Manajemen Keuangan (Teori, Konsep, dan Aplikasi), BPFE, Yogyakarta. Wibowo dan Arif Abubakar, 2009, Akuntansi Keuangan Dasar Dua, Edisi ketiga, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.