BAB 1 PENDAHULUAN. adil dan makmur, yang merata secara material dan spritual berdasarkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. operasi perusahaan. Begitu juga dengan dinas-dinas yang bernaungan disektor

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali manajemen puncak

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik merupakan organisasi yang menjalankan

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA DINAS KESEHATAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan ekonomi untuk daerah maupun kebijakan ekonomi untuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. yang dibiayai dari uang publik. Melalui anggaran, akan diketahui

BAB I PENDAHULUAN. kinerja penyelenggaraan pemerintahan sehinggga tercipta suatu ruang lingkup. urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semangat reformasi telah mendorong para pemimpin bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada undang-undang nomor

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi negara-negara berkembang, seperti di Indonesia. Persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. administrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada. ketidakpuasan. Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. efisian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Mardiasmo, 2002 :45).

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan paradigma anggaran daerah dilakukan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

ANALISIS PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. suatu fenomena di Indonesia. Tuntutan demokrasi ini menyebabkan aspek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anggaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat dominan dalam proses pengambilan keputusan penetapan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran. Deddi et al. (2007)

strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. mulai mencoba mengenalkan konsep baru dalam pengelolaan urusan publik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dan keadilan, serta potensi dan keanekaragaman daerah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Kinerja yang dicapai oleh organisasi pada dasarnya adalah prestasi para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Agar dapat bersaing, koperasi harus melaksanakan fungsi-fungsi dalam manajemen,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dianggap penting dalam proses pencapaian tujuan. Untuk. dan untuk jangka waktu tertentu yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatakan wujud dari penyelenggaraan otonomi daerah adalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah Propinsi Bali serta pembangunan nasional. Pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (2004), Setiap entitas pencari laba ataupun nirlaba bisa mendapatkan manfaat dari

BAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat karena kinerja pemerintah telah mengarah ke good governance.

PENILAIAN KINERJA MANAJER PUSAT BIAYA (Studi Kasus PT. PABELAN SURAKARTA) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi fiskal. Pemberitahuan otonomi daerah berakibat pada terlanjurnya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumsi listrik khususnya di daerah-daerah terpencil yang jauh dari

SKRIPSI OLEH: NOVI RAHMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam berbagai organisasi, lembaga, instansi atau perusahaan, memerlukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

BAB II. individu atau suatu organisasi pada suatu periode tertentu. Menurut Stoner (1996 :

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan kompetitor. Terlebih lagi pada era global saat ini, persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi diawal 1998 dapat dikatakan tonggak perubahan bangsa Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era reformasi dalam perkembangan akuntansi sektor publik yang

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan akuntansi pada sektor publik menuju ke arah yang lebih fleksibel

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat mengharuskan bank-bank

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat sesuai dengan Undang-Undang Dasar dan Pancasila sila ke

BAB I PENDAHULUAN. adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan. masyarakat merupakan sebuah konsep yang sangat multi kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. tercapai. Jika pemisahan fungsi organisasi telah terjadi maka kebutuhan untuk

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi

suatu kegiatan/ program/ kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bidang agar good governance yang dicita-citakan dapat tercapai. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

BABI PENDAHULUAN. Anggaran dalam dunia bisnis merupakan unsur utama dalam perencanan dan

PENGARUH PENGANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN STRUKTUR ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. negeri, dan obligasi pemerintah, serta sumber dana lain yang sah dan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi sektor publik merupakan lembaga yang menjalankan roda

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk senantiasa tanggap dengan lingkungannya, dengan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan aspek transparansi dan akuntabilitas menjadi hal penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. penugasan pemerintah dibidang ketenaga listrikan dalam rangka menunjang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Reformasi di berbagai bidang yang berlangsung di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi diantara para pelaku bisnis juga semakin ketat. Menurut Hansen &

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP HUBUNGAN ANTARA PENGANGGARAN PARTISIPATIF DENGAN KINERJA MANAJERIAL

PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN TINGKAT KESULITAN TARGET ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM REWARD

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance) menuntut negara-negara di dunia untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. direvisi menjadi Undang-Undang No. 32 tahun 2004 serta Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. bidang usaha bersaing dengan ketat. Bagi perusahaan, hal itu merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Anggaran sektor publik merupakan suatu instrumen perencanaan,

PENDAHULUAN. lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk tujuan pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance based

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi untuk pelaksanaan fungsi birokrasi pemerintah, keberadaan sektor publik

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. demi mencapai tujuan dari organisasi, terutama anggaran. Anggaran merupakan pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. Panin Sekuritas merupakan salah satu Perusahaan Efek terkemuka yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. penganggaran menggunakan penganggaran kinerja (performance

BAB I PENDAHULUAN. maksimalisasi laba tetapi lebih kepada publik service orientif (Suhayati,2009).

BAB I PENDAHULUAN. digerakkan oleh sektor bisnis (Privat) dan sektor publik (entitas publik).

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB 1 PENDAHULUAN. roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diukur dalam satuan rupiah yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara

BAB I PENDAHULUAN. dan inovatif dengan mempertimbangkan faktor-faktor ekstern organisasi yang. tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, yang merata secara material dan spritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara kesatuan republik Indonesia yang merdeka, berdaulat dan bersatu dalam suasana yang tenteram sejahtera lahir batin serta dinamis. Tugas utama pemerintah terhadap rakyatnya adalah memberikan pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat. Peranan pemerintah memang mengalami perubahan sesuai dengan tuntunan dan dinamika perkembangan masyarakat. Perubahan pada sektor publik sudah menjadi fenomena saat ini, yaitu adanya tuntutan masyarakat akan layanan publik yang baik, transparasi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pemerintahan. Menurut Bastian,(2006:9) tujuan utama dari sektor publik adalah memberikan pelayanan publik (public service) bukan memaksimalkan laba. Hal ini seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah.Dengan berlakunya kedua Undang-undang tersebut, pemerintah pusat memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengatur dirinya sendiri secara otonomi daerah dan telah merubah akuntabilitas atau pertanggungjawaban pemerintah daerah dari

2 pertanggungjawaban secara vertikal (kepada pemerintah p usat) dan pertangunggjawaban horizontal (kepada masyarakat kepada DPRD). Sistem otonomi daerah, menuntut pemerintah daerah menciptakan pengelolaan keuangan yang lebih transparan dan akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik(mardiasmo, 2002:11).Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan yang baik maka pemerintah daerah harus mengelola anggaran dengan lebih melibatkan individu didalam instansi. Partisipasi anggaran sangat dibutuhkan karena berpengaruh terhadap suatu kinerja. Kegiatan dalam suatu organisasi akan berjalan dengan baik bila ada anggaran. Seperti yang dikemukakan oleh Govindarajan dalam (Yohanes Maharani, 2002:15) bahwapartisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Menurut (Kennis dalam Fazli dan Muslim, 2006:6) mendefinisikan partisipasi sebagai tingkat keterlibatan manajer dalam penyiapan anggaran dan besarnya pengaruh manajer terhadap budget goals unit organisasi yang menjadi tanggungjawabnya. Definisi yang lebih rinci mengenai partisipasi diberikan Brownell (1982) dalam (Fazli dan Muslim, 2006:6) yaitu suatu proses di mana individu-individu didalamnya terlibat dan mempunyai

3 pengaruh atas penyusunan target anggaranyang kinerjanya akan dievaluasi dan mungkin dihargai atas dasar pencapaian target anggaran mereka. Menurut Hansen dan Mowen (2004 : 552), Partisipasi An ggaran (budgeting partisipation) adalah pendekatan penganggaran yang memungkinkan para manajer yang akan bertanggungjawab atas kinerja anggaran untuk berpartisipasi dalam pengembangan anggaran, partisipsi anggaran mengkomunikasikan rasa tanggungjawab pada para menejer tingkat bawah dan mendorong kreatifitas.proses penyusunan anggaran memerukan kerja sama yang baik antara atasan dan bawahan, anggaran yang telah disusun secara partisipatif kemudian disahkan dengan para menejer dari setiap devisi dan pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisai, manajemen puncak menciptakan berbagai devisi tanggung jawab atau dikenal dengan pusat pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban memainkan peran dalam mengukur kegiatan dan hasilnya termasuk dalam pelaksanaan anggaran yang telah disusun dengan pusat pertanggungjawaban lainnya. Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan penghasilan dilakukan sesuai dengan bidang pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab atas penyimpangan biaya dan penghasilan yang dianggarkan.akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem akuntansi yang mengakui berbagai pusat tanggung jawab dalam organisasi yang

4 dipimpin oleh seorang manajer yang dapat bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan (Anthony, 2002 : 12). Akuntansi pertanggungjawaban yang baik, dalam penerapannya harus menetapkan atau memberi wewenang secara tegas, karena dari wewenang ini akan menimbulkan adanya tanggungjawab. Dengan wewenang dan tanggungjawab tersebut akan memudahkan pengendalian terhadap penyimpangan yang terjadi.dengan diterapkannya sistem akuntansi pertanggungjawaban yang baik akan menyebabkan terciptanya efektivitas pengendalian biaya dan untuk pertanggungjawaban. Laporan pertanggungjawaban dapat dipergunakan sebagai dasar untuk membuat analisis yang bertujuan untuk dasar pengendalian biaya dan untuk mengukur penilaian kinerjaindividu dalam organisasi. Menurut (Stephenson 2003:2) dalam (Hariani 2001), memberikan penjelasan bahwa Motivasi adalah semua alat fisik dan psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon.para ahli berpendapat bahwa motivasi itu adalah pemberian daya gerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, 2006 : 19 ) dalam (Hadi Putra 2009). Motivasi kerja sangat penting bagi karyawan, manajer atau para pemimpin karena dengan motivasi yang tinggi, maka pekerjaan (tugas) dilakukan dengan bersemangat dan bergairah sehingga akan dicapai suatu hasil yang optimal (prestasi tinggi) yang tentunya akan mendukung

5 tercapainya tujuan yang diinginkan dengan efisien dan efektif (Isyandi, 2004 : 122). Tahap setelah operasionalisasi anggaran, penerapan akuntansi pertanggungjawaban dan motivasi adalah penilaian kinerja manajerial organisasi untuk meningkatkan pelayanan terhadap publik.dengan dimilikinya sistem penilaian kinerja yang baik merupakan salah satu faktor kunci suksesnya organisasi sektor publik. Sesuai dengan pendekatan kinerja yang digunakan dalam penyusunan anggaran, maka setiap alokasi biaya yang direncanakan harus dikaitkan dengan tingkat pelayanan atau hasil yang diharapkan dapat dicapai. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban merupakan dua unsur penting dalam proses penyusunan anggaran karena dengan adanya dua unsur tersebut yang efektif, maka akan timbul usaha untuk mencapai target yang telah disusun sehingga dapat tercapai kinerja yang baik.menurut Dwiyanto (2002) dalam Novi Rahmawati (2011 : 5) pada instansi pemerintah, kinerja pelayanan publik merupakan salah satu dimensi strategis dalam menilai keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah dewasa ini. Pemerintah daerah memiliki peluang untuk merumuskan kebijakan dan program sesuai aspirasi masyarakat di daerahnya. Oleh karenanya, salah satu indikator penting dari keberhasilan otonomi daerah adalah implikasinya terhadap perbaikan kinerja pelayanan publik.

6 Hasil-hasil penelitian sebelumnya yang menguji hubungan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial masih menunjukkan hasil yang berbeda. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Novi Rahmawati (2011) dilihat dari Pengujian hipotesis 1 menunjukan bahwa partisipasi anggaran tidak berpengaruh positif tehadap kinerja manajerial, Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Frisilia Wihasfina Hafis (2007) penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Artinya, semakin tinggi partisipasi Manajerial dalam penyusunan anggaran, maka akan semakin tinggi pula kenerja manajerialnya. Berbeda dengan partisipasi anggaran, akuntansi pertanggungjawaban dalam beberapa penelitian sangat berpengaruh dalam organisasi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Wigati sulistyorini (2010) menyatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial semakin baik penerapan akuntansi pertanggungjawaban untuk pengendalian biaya maka akan semakin mudah untuk mencapai tujuan organisasi. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Wigati Sulistyorini (2010) yang meneliti tentang pengaruh partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban yaitu bahwa partisipasi anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial dan partisipasi anggaran ternyata lebih dominan berpengaruh terhadap kinerja

7 manajerial. Perbedaannya terletak pada penggunaan variabel independen. Dimana penelitian yang dilakukan oleh Wigati Sulistyorini (2010) hanya mennggunakan dua variabel independen yaitu Partisipasi Anggaran dan Akuntansi Pertanggungjawaban. Untuk itu dalam penelitian ini penulis menambahkan satu variabel independen baru yaitu Motivasi. Alasannya apabila motivasi yang dimiliki seseorang cukup baik maka ia akan terdorong untuk berpartisipasi aktif dalam penyusunan anggaran. Semakin aktif seseorang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran maka kinerjanya akan semakin baik.(kenis, 1979) dalam soetrisno (2010:41)Bahwa Motivasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja. Untuk mengetahui apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja, dapat dilihat pada motivasi seseorang yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Jika dijelaskan motivasi tinggi kinerja tinggi, dan motivasi rendah kinerja rendah. Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa partisipasi anggaran, akuntansi pertanggungjawaban dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Namun secara teori tidak semua partisipasi anggaran, akuntansi pertanggungjawaban dan motivasi akan terjadi dalam sebuah anggaran. Hal ini dibuktikan adanya kesenjangan selisih penganggaran dalam suatu masa dengan realisasi penggunaannya seperti penganggaran di Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau pada tahun 2012 adalah Rp. 49.152.666.022, dan realisasinya Rp.38.556.676.050. Anggaran pada tahun 2013 adalah Rp. 58.251.208.000, dan realisasinya Rp. 49.911.193.769.Artinya kurangnya partisipasi stake houlder dalam sebuah instansi, akuntansi

8 pertanggungjawaban dan motivasi dalam merencanakan kinerja keuangan atau anggaran. Seperti diketahui penyusunan anggaran bukan hanya untuk menyajikan informasi mengenai rencana keuangan yang berisi tentang biaya-biaya dan pendapatan pusat-pusat pertanggungjawabkan suatu organisasi bisnis, tetapi juga merupakan suatu alat untuk pengendalian,koordinasi,komunikasi, evaluasi kerja, dan motivasi.penelitian yang dilakukan oleh Soetrisno (2010) bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial, namun pengaruh tersebut tidak signifikan.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh Pengaruh Partisipasi Anggaran, Akuntansi Pertanggungjawaban, Motivasi dan Kinerja Manajerial Karena Partisipasi Anggaran, Akuntansi Pertanggungjawaban dan Motivasi sangat relefan untuk diteliti lebih jauh sebab akan berdampak pada kinerja dinas ini menjadi lebih baik dalam menjalankan tugas dan kewajiban kepada publik. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian kembali mengenai kinerja manajerialdengan judul Pengaruh Partisipasi Anggaran, Akuntansi Pertanggungjawaban dan Motivasi Terhadap Kinerja Manajerial Di Dinas Perikanan Dan Kelautan Provinsi Riau Kota Pekanbaru

9 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Apakah secara parsial partisipasi anggaran, akuntansi pertanggungjawabandan motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerialdi Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau? 2. Apakah secara simultan partisipasi anggaran, akuntansi pertanggungjawaban dan motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerialdi Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau? C. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian adalah : a. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial partisipasi anggaran, akuntansi pertanggungjawaban dan motivasi terhadap kinerja manajerial di Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau. b. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan partisipasi anggaran, akuntansi pertanggungjawaban dan motivasi terhadap kinerja manajerial di Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau 2.Manfaat penelitian adalah : a. Memberikan manfaat bagi penulis untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh partisipasi anggaran, akuntansi pertanggung jawaban dan motivasi terhadap kinerja manajerial pada Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau.

10 b. Dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam meningkatkan kinerja pemerintah daerah. c. Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu dan riset dimasa yang akan datang. d. Menjadi bahan referinsi untuk penelitian selanjutnya bagi peneliti yang ingin meneliti hal serupa di masa yang akan datang. D. Sistematika Penulisan Sistematika penulis akan dilakukan sesuai dengan kerangka proposal yang diuraikan ssebagai berikut: BAB I : Pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan pustaka menjelaskan berbagai teori yang mendasari penelitian dan hipotesis penelitian serta model penelitian. BAB III : Bab ini berisi tentang Metode penelitian, menjelaskan metodologi yang digunakan dalam penelitian, yang meliputi populasi dan sampel, jenis dan sumber data, instrumen penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel, model penelitian, analisis data. BAB VI : Bab ini menguraikan sejarah singkat perusathaan, struktur organisasi dan aktivitas perusahaan.

11 BAB V : Bab ini memaparkan hasil penelitian yang telah di lakukan, menguraikan, menganalisis dan mengevaluasi hasil penelitian. BAB VI : Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berhubungan pembahasan pada bab sebelumnya.