ANALISIS PERBANDINGAN KANDUNGAN KARBOHIDRAT, PROTEIN, ZAT BESI DAN SIFAT ORGANOLEPTIK PADA BERAS ORGANIK DAN BERAS NON ORGANIK SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. lainnya, baik dalam bentuk mentah ataupun setengah jadi. Produk-produk hasil

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Permasalahan Dalam Pengembangan Pertanian Organik. Amaliah, SP

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Padi Organik Dan Bekatul Organik. ditanam dan diolah menurut standar yang telah ditetapkan (IRRI, 2007).

I. PENDAHULUAN. pertanian dalam arti luas mencakup perkebunan, kehutanan, peternakan dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain yaitu sekitar 44,5% (Pusat Data dan Informasi Departemen

BAB I PENDAHULUAN. dengan ketersediaan lahan sawah yang mencapai 8,1 juta ha, lahan tegal/kebun

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI KABUPATEN JEMBRANA

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya sehari-hari. Berdasarkan data

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian

PENDAHULUAN. sub tropis. Bukti sejarah menunjukkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan upaya sadar dan terancang untuk melaksanakan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BAB 1 PENDAHULUAN. berlanjut hingga dewasa bila tidak diatasi sedari dini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Padi hitam (Oryza sativa L ) merupakan varietas lokal Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia, meskipun sebagai bahan makanan pokok,

I. PENDAHULUAN. seluruh penduduk Indonesia. Pemenuhan kebutuhan pangan harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. fosfor 40 mg; dan menghasilkan energi 30 kalori (Tarmizi, 2010).

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang penduduknya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas mengenai rencana pengembangan bisnis

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bionutrien merupakan suatu bahan organik yang mengandung nutrisi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO tahun 2001 dalam buku karangan Haryadi, beras merupakan

BAB I PENDAHULUAN. biologi tanah untuk mengoptimalkan produksi tanaman (Budiasa, 2014). Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai wilayah di Indonesia memiliki lahan pertanian yang dapat ditanami

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

I. PENDAHULUAN. melaksanakan usaha-usaha yang paling baik untuk menghasilkan pangan tanpa

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kandungan gizi kacang hijau per 100 gr. Tabel 1.2 Perbandingan kandungan protein kacang hijau per 100 gr

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Penanaman Padi Gogo Pertanian Organik

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Uraian Jumlah penduduk (juta jiwa) Konsumsi beras (juta ton) (Sumber: BPS, 2012)

I PENDAHULUAN. Masyarakat mulai menyadari bahaya memakan makanan yang. mengandung bahan-bahan kimia sintetis terutama sayur-sayuran yang dapat

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. padi sawah merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan

I. PENDAHULUAN. ini belum mampu memenuhi kebutuhannya secara baik, sehingga kekurangannya

BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena

BAB I PENDAHULUAN. Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu negara, baik di bidang ekonomi, keamanan, politik dan sosial. Oleh sebab

2 Penggunaan Pestisida kimia sintetis adalah salah satu faktor menurunya kesuburan tanah, selain itu berkurangnya lahan pertanian dalam produksi akiba

BAB I PENDAHULUAN. orang atau badan (produsen). Orang atau badan yang melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

I. PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah. Karena memiliki nilai ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr)

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

PENDAHULUAN. mediteran. Kemudian menyebar luas ke beberapa negara di daerah tropis seperti. kubis krop, kubis daun dan kubis bunga (Arief, 1990).

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Undang-undang No.18 Tahun 2012 tentang Pangan

BAB I PENDAHULUAN. Kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah menyediakan unsur hara

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

Transkripsi:

ANALISIS PERBANDINGAN KANDUNGAN KARBOHIDRAT, PROTEIN, ZAT BESI DAN SIFAT ORGANOLEPTIK PADA BERAS ORGANIK DAN BERAS NON ORGANIK SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi Disusun Oleh: IMAM WAHYUDIN J 310 040 006 PROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan sebagai kebutuhan pokok terpenting, memiliki keterkaitan langsung dan tidak langsung dengan kondisi kesehatan, kecerdasan dan produktivitas sumber daya manusia. Di samping itu, pemenuhan kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk Indonesia merupakan pondasi kuat untuk pembentukan kualitas manusia, merupakan pilar bagi pembangunan ekonomi dan sektor lainnya, serta merupakan wahana untuk memenuhi hak asasi setiap manusia atas pangan (Anonim, 2007a). Beras merupakan salah satu padi-padian paling penting di dunia yang dikonsumsi manusia. Sebanyak 75% masukan kalori harian masyarakat di negara-negara Asia berasal dari beras. Beras sebagai komoditas pangan menyumbang energi, protein dan zat besi masing-masing sebesar 63,1%, 37,7% dan 25-30% dari total kebutuhan tubuh (Anonim, 2006a). Lebih dari 50% penduduk dunia juga tergantung pada beras sebagai sumber kalori utama (FAO, 2001; Chids, 2004; dalam Haryadi, 2006). Beras yang dihasilkan dari tanaman padi merupakan makanan pokok lebih dari separo penduduk Asia. Sekitar 1,750 milyar jiwa dari sekitar tiga milyar penduduk Asia, termasuk 200 juta penduduk Indonesia, menggantungkan kebutuhan kalorinya dari beras (Andoko, 2008). Pangan khususnya beras, yang dikonsumsi harus sehat dan aman. Sebagian besar petani sudah terbiasa dan hampir tidak mungkin menanam 1

2 padi tanpa pupuk kimia dan pestisida pembasmi hama (Anonim, 2007e). Berdasarkan cara penanaman padi, dikenal beras organik dan beras non organik (Andoko, 2008). Beras organik merupakan beras yang ditanam dengan menggunakan teknik pertanian organik, yaitu suatu teknik pertanian yang bersahabat dan selaras dengan alam, berpijak pada kesuburan tanah sebagai kunci keberhasilan produksi yang memperhatikan kemampuan alami dari tanah, tanaman dan hewan untuk menghasilkan kualitas yang baik bagi hasil pertanian maupun lingkungan (Agrispektro, 2002; dalam Murniati, 2006). Sedangkan beras non organik merupakan beras yang ditanam dengan menggunakan teknik pertanian anorganik, yaitu teknik pertanian konvensional yang membutuhkan penggunaan varietas unggul, pupuk kimia dan pestisida. Penerapan teknik pertanian anorganik atau konvensional membutuhkan biaya yang tinggi untuk operasionalnya. Di samping itu, teknik pertanian ini memiliki dampak negatif di antaranya keseimbangan lingkungan menjadi terganggu seperti tercemarnya air, udara dan tanah oleh bahanbahan kimia yang digunakan, dan produk yang dihasilkan mengandung residu pestisida yang sangat membahayakan (Murniati, 2006). Meluasnya pertanian organik di Indonesia ditandai dengan munculnya perkumpulan petani organik di beberapa daerah seperti Ngudi Mulyo dan kelompok peduli lingkungan (Keliling) di Klaten (Jawa Tengah), Trubus Sempulur di Magelang (Jawa Tengah), Yayasan Bina Sarana Bhakti di Bogor (Jabar), Tidusaniy di Bandung (Jawa Barat) serta Surya Antab Mandiri di Magetan (Jawa Timur). Selain dalam bentuk wadah kelompok tani banyak juga petani organik yang tidak tergabung dalam kelompok atau hanya

3 berusaha sendiri-sendiri, seperti di Yogyakarta, Grobogan dan Boyolali (Jawa Tengah) (Andoko, 2008). Varietas alami dari padi yang dapat dipilih untuk ditanam secara organik antara lain Rojolele, Mentik Wangi dan Pandan Wangi. Di Indonesia, padi Rojolele merupakan padi berkualitas terbaik untuk dikonsumsi (Andoko, 2008). Beras organik relatif aman untuk dikonsumsi, karena ditanam secara organik atau tanpa pengaplikasian pupuk kimia dan pestisida kimia. Keunggulan beras organik dibandingkan dengan beras non organik di antaranya beras organik relatif aman untuk dikonsumsi karena tidak mengandung residu bahan kimia, tekstur nasi dari beras organik lebih pulen, warna dan masa simpannya lebih baik dibandingkan dengan beras non organik (Andoko, 2008), karena tekstur nasi pada beras organik maupun non organik berkenaan dengan kandungan amilosa dan amilopektin yang berbeda antara kedua jenis beras tersebut. Hal ini diperkuat dengan adanya hasil survey masyarakat yang mengonsumsi beras organik di daerah Ngawi, menyatakan bahwa beras organik sedikit terkontaminasi bahan-bahan kimia. Selain itu, lebih tahan lama dibanding beras anorganik. Bahkan, nasi dari beras organik tidak bau meski sudah dua hari, sedang teksturnya lebih pulen (Anonim, 2006b). Karbohidrat merupakan kandungan zat gizi utama dalam beras dan terbanyak dalam bentuk pati (Kusharto, 1992). Kandungan zat gizi terbesar ke-2 dalam beras setelah karbohidrat adalah protein (Haryadi, 2006). Adapun zat besi juga terkandung dalam beras walaupun dalam jumlah yang relatif sedikit. Karena beras merupakan bahan makanan pokok sebagian besar

4 masyarakat Indonesia, konsumsi beras secara teratur dapat membantu mencegah terjadinya gejala anemia berkenaan dengan kandungan zat besi yang ada didalamnya. Anemia merupakan penyakit defisiensi besi yang banyak diderita oleh masyarakat, terutama ibi-ibi, remaja puteri dan anakanak. Berdasarkan hasil uji laboratorium Balai Penelitian dan Konsultasi Industri Surabaya pada 18 Maret 2004, menghasilkan data bahwa beras organik memiliki kadar lemak lebih rendah dibanding beras non organik. Sedangkan kadar protein, mineral dan vitamin lebih tinggi. Hasil laboratorium yang dilakukan Sucofindo Surabaya pada 28 April 2003, menyebutkan tidak ada residu pestisida pada beras organik (Anonim, 2006b). Menurut Waluyo (2007), dalam studinya tentang perbedaan beras organik dan beras non organik, menyimpulkan bahwa beras organik mempunyai kandungan nutrisi yang lebih tinggi daripada beras non organik. Kandungan karbohidrat dan protein pada beras organik lebih mudah terurai/dicerna oleh tubuh. Sedangkan kandungan karbohidrat dan protein pada beras non organik tidak terurai/tidak mudah dicerna oleh tubuh. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik seperti pupuk kandang, pupuk hijau dan limbah panen dapat memperbaiki sifat-sifat tanah, disamping mengurangi penggunaan pupuk kimia N, P dan K dan meningkatkan efisiensinya (Karama, 1990; dalam Kariada dan Aribawa, 2005). Hal yang sama dikemukakan pula oleh Adiningsih, 2000; Diwiyanto, 2000; dalam Kariada dan Aribawa, 2005, bahwa pemberian pupuk organik (kompos) 1,5-2,0 t/ha pada lahan sawah dapat memberikan dampak positif terhadap hasil panen.

5 Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami dari pembenah buatan/sintetis. Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N, P dan K rendah daripada pupuk anorganik, tapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan pertumbuhan tanaman. Sebagai bahan pembenah tanah pupuk organik mencegah terjadinya erosi, pengerakan permukaan tanah (crusting) dan retakan tanah, mempertahankan kelengasan tanah serta memperbaiki pengatusan dakhil (internal drainage) (Sutanto, 2006; dalam Kariada dan Aribawa, 2005). Semakin banyak pupuk organik yang diberikan atau semakin tinggi dosis pupuk organik berarti semakin banyak kadar hara yang akan dihasilkan dari hasil mineralisasi pupuk organik yang dapat diserap oleh tanaman padi untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis perbandingan kandungan karbohidrat, protein, zat besi dan sifat organoleptik pada beras organik dan beras non organik. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perbedaan kandungan karbohidrat, protein, zat besi dan sifat organoleptik pada beras organik dan beras non organik. C. Hipotesis Perbedaan teknik budi daya pada tanaman pangan secara umum akan memberikan perbedaan komposisi kandungan gizi hasil tanaman tersebut.

6 Beras organik dan beras non organik dengan teknik budi daya yang berbeda akan memberikan perbedaan kandungan karbohidrat, protein, zat besi dan sifat organoleptik. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandungan karbohidrat, protein, zat besi dan sifat organoleptik pada beras organik dan beras non organik. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui kandungan karbohidrat pada beras organik dan beras non organik. b. Mengetahui kandungan protein pada beras organik dan beras non organik. c. Mengetahui kandungan zat besi pada beras organik dan beras non organik. d. Mengetahui sifat organoleptik pada beras organik dan beras non organik. e. Menganalisis perbedaan kandungan karbohidrat, protein, zat besi dan sifat organoleptik pada beras organik dan beras non organik. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Konsumen (Masyarakat) Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kandungan karbohidrat, protein, zat besi dan sifat organoleptik pada beras organik

7 dan beras non organik, dan sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam memilih beras yang baik dan sehat. 2. Bagi Instansi Pemerintah Sebagai bahan kajian dan informasi kepada instansi pemerintah tentang kandungan karbohidrat, protein, zat besi dan sifat organoleptik pada beras organik dan beras non organik dalam menentukan beras yang baik dan sehat bagi kebutuhan gizi masyarakat. 3. Manfaat Bagi Penulis Memberikan tambahan ilmu kepada penulis tentang kandungan karbohidrat, protein, zat besi dan sifat organoleptik pada beras organik dan beras non organik agar penulis dapat memilih bahan makanan yang sehat.