BAB I PENDAHULUAN. pendidikan hendaknya di bangun dengan empat pilar, yaitu : learning to know,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA BUBUR KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BEKU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

BAB I PENDAHULUAN. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Retna Intania, 2014 Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roslinawati Nur Hamidah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING GAMBAR PADA KELOMPOK B TK PERINTIS MONGKRONG WONOSEGORO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN BERMAIN MENGGAMBAR DEKORATIF PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH 1 KECAMATAN

2015 UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI (3-4 TAHUN) MELALUI PENGEMBANGAN KREATIVITAS SENI MELIPAT (ORIGAMI)

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

I. PENDAHULUAN. merupakan harta yang tak ternilai harganya. Pada usia dini di mana anak berada

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB I PENDAHULUAN. PLAY GROUP DAN TPA DI YOGYAKARTA Berdasarkan pada nilai-nilai kebudayaan Jawa

BAB I PENDAHULUAN. proses perubahan untuk membangunmanusia bermutu. Becker (Jasmansyah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP. TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP KEDIRI.

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Pendidikan bagi anak usia dini bukan sekedar meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neneng Nurhayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Hal ini sesuai dengan undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),

BAB I PENDAHULUAN. berjalan seiring dengan perkembangan motorik. antara mata, tangan dan otot-otot kecil pada jari-jari, pergelangan tangan,

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO JURNAL OLEH

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak Kanak, Raudhatul Athfal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Taman Kanak kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. (Kurnia; 2009). Mereka merupakan titipan dan amanat Allah SWT, yang mesti

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN BERMAIN MENGGAMBAR DEKORATIF PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013/2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang berkualitas. Menurut undang undang sikdisnas pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar anak mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan agama, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya di bangun dengan empat pilar, yaitu : learning to know, learning to do, learning to be dan learning live together. Pada hakekatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas pendidikan harus di lakukan sejak usia dini. Dalam hal ini melalui pendidikan anak usia dini (PAUD) yaitu pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Sejak dipublikasikannya hasil hasil riset mutakhir di bidang neuroscience dan psikologi maka fenomena penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia dini. 1

2 Pola asuh yang baik sejak dini akan berpengaruh bagi tumbuh kembang anak anak terutama dari lingkungan terdekat anak.lingkungan terdekat ini meliputi keluarga dan budaya serta kehidupan sosial yang berkembang dan berlangsung di sekitarnya. Tempat dimana anak dibesarkan. Hal ini akan menjadi modal awal bagi anak untuk berkomunikasi, bersosialisasi, serta untuk menyalurkan energinya, mengekspresikan emosinya dan mengembangkan kreatifitasnya. Dalam perkembangan anak biasanya kemampuan motorik kasar lebih dahulu dari pada kemampuan motorik halus. Hal ini terbukti ketika anak sudah dapat berjalan dengan menggunakan otot-otot kakinya. Kemudian anak baru mampu dapat mengontrol tangan dan jari-jarinya untuk menggunting dan menempel, kemampuan motorik halus pada umumnya memerlukan jangka waktu yang relatif lama untuk penyesuaiannya. Hal ini merupakan suatu proses bagi seorang anak untuk mencapainya. Maka di perlukan intensitas kegiatan yang sangat syarat untuk meningkatkan kemampuan motorik halus. Melalui bermain, gerakan motorik anak akan senantiasa terlatih dengan baik. Peningkatan motorik seorang anak akan dampak positif pada aspek perkembangan yang lain pula. Bagi anak usia pra sekolah gerakan gerakan fisik tidak sekedar penting untuk mengembangkan ketrampilan ketrampilan fisik, melainkan juga dapat berpengaruh positif terhadap kognisi (Bredekamp, 1987 dalam solehudin 2000) perkembangan fisik sangat erat hubungannya dengan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian tubuh

3 melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan syaraf, otot otak dan spinal cord (Endah 2008) perkembangan motorik merupakan motorik kasar dan halus. Perlu diketahui bahwa kemampuan motorik halus sangat penting karna berpengaruh pada segi pembelajaran lainnya keadaan ini sesuai dengan penelitian mayke (2007) bahwa motorik halus penting karena nantinya akan dibutuhkan anak dari segi akademis. Kegiatan tersebut seperti : manulis, menggunting, mewarnai, menggambar dan lain - lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock (1978) bahwa penguasaan motorik halus penting bagi anak, karna seiiring makin banyak keterampilan motorik yang dimiliki semakin baik pula penyesuaian sosial yang dapat dilakukan anak serta semakin baik pula penyesuaian sosial yang dapat di lakukan anak serta semakin baik prestasi di sekolah. Perkembangan motorik pada anak meliputi motorik kasar dan motorik halus, motorik kasar adalah : gerakan besar atau seluruh anggota tubuh yang di pengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri (widodo 2008) perkembangan motorik adalah gerakan yang menggunakan otot otot halus yang berkoordinasi dengan otak dalam melakukan suatu kegiatan. Motorik halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang di pengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih misalnya : menggunting, menggambar, menulis dan lainlain. Untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak. Menurut Ki HajarDewantara dalam sofa (2003) setiap fungsi perkembangan dan kemampuan dasar atau genetic dalam diri anak khususnya usia Taman Kanakkanak mempunyai masa peka tersendiri, misalnya masa peka untuk

4 menggambar adalah tahun kelima sehingga masa peka yang sangat potensial diusia pra sekolah ini baik untuk dikembangkan secara optimal sebagai tuntutan perkembangan anak. Untuk meningkatkan motorik halus anak dapat,melalui berbagai permainan / metode diantaranya yaitu dengan permainan menggambar dekoratif. Menggambar dekoratif merupakan kegiatan menggambar hiasan / ornament pada kertas gambar atau pada benda benda tertentu (prawira :2004). Menurut E.Muharam,dkk(1992) menggambar dekoratif peranannya bisa meluas kesegala bidang,misalnya dipergunakan sebagai bagian dari perlengkapan hidup. Gambar dekoratif telah memasuki segala aspek kehidupan manusia. Dengan demikian menggambar dekoratif memiliki peran pada semua bidang, tergantung pada kebutuhan manusia. Termasuk peranannya dalam bidang pendidikan untuk keperluan melatih kemampuan motorik halus pada suatu pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Tak ada seorang anakpun yang tidak gemar menggambar saat disodorkan secarik kertas, ia akan dengan sigap mencoret coret apa yang ada dalam imajinasinya di atas kertas tersebut. Karena itu menggambar dianggap dapat dijadikan sebagai ajang mengasah kreatifitas anak. Selain itu aktifitas ini juga bermanfaat untuk menstimulasi daya imajinasi, mengembangkan gagasan, menyalurkan emosi menumbuhkan minat seni,sekaligus mengoptimalkan kemampuan motorik halus, anak pra sekolah (Gerda:2008) Menggam bar dekoratif ini melibatkan unsur otot, syaraf otak dan jari jemari tangan. Anak selayaknya di beri motifasi,dorongan yang dapat memunculkan minat anak

5 terhadap kegiatan menggambar dekoratif. Anak dilatih untuk memegang pensil dengan benar ketika membuat suatu gambar, mewarnai dengan krayon atau kuas,sehingga dapat meningkatkan kelenturan jari- jemari anak. Disinilah unsure-unsur tersebut akan terkoordinasi jika dilakukan dengan intensif. Kenyataan di TK Aisyiyah I Sukodono khususnya kelompok B kemampuan motorik halusnya masih rendah dan upaya pemberiannya kurang terprogram. Dalam beberapa kegiatan permainan yang diberikan guru diharapkan bisa meningkatkan motorik halus anak didik,namun masih banyak anak yang belum bisa melakukan dengan benar,misalnya anak kurang merespon dengan baik dalam menentukan kegiatan menulis, menggambar dan lain lain. Agar kegiatan peningkatan motorik halus anak terlaksana dengan baik maka anak dituntut memiliki kepercayaan diri,berani mencoba,kerjasama,berkonsentrasi sesuai dengan kemampuan anak,dengan harapan bisa meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Berdasarkan latar belakang di atas mengenai pentingnya pengembangan motorik halus anak sejak dini, maka peneliti mengangkat judul PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN BERMAIN MENGGAMBAR DEKORATIF PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN. B. Identifikasi Masalah.

6 Berdasarkan latar belakang diatas dapat di identifikasikan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Masih rendahnya kemampuan motorik halus disebabkan penerapan metode yang digunakan guru kurang tepat. 2. Kurang pahamnya para orang tua dan guru dalam mengembangkan motorik halus pada AUD. 3. Adapun kemungkinan rendahnya kemampuan motorik halus dipengaruhi beberapa faktor yang terdapat pada diri anak, seperti kesiapan, minat dan motivasi. 4. Perlunya memilih dan menerapkan metode bermain menggambar dekoratif dalam pembelajaran motorik halus menjadi sebuah alternatif untuk meningikatkan motorik halus anak. C. Pembatasan Masalah Agar peneliti lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Penerapan metode bermain menggambar dekoratif pada pembelajaran anak di kelompok B TK Aisyiyah I Sukodono tahun 2013/2014. 2. Penerapan metode bermain menggambar dekoratif untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok B TK Aisyiyah I Sukodono tahun 2013/2014.

7 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Apakah melalui metode bermain menggambar dekoratif dapat meningkatkan motorik halus pada anak kelompok B TK Aisyiyah I Sukodono kabupaten Sragen? E. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Tujuan umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada kelompok B TK Aisyiyah I Sukodono kabupaten Sragen. 2. Tujuan khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuam motorik halus melalui bermain menggambar dekoratif pada anak kelompok B TK Aisyiyah I Sukodono kabupaten Sragen. F. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat emberikan manfaat bagi semua pihak. Adapun manfaat penelitian tersebut antara lain: 1. Manfaat teoritis

8 a. Dapat memberikan sumbangan terhadap metode pembelajaran anak usia dini sebagai pembenahan pengajaran di TK Aisyiyah I Sukodono. b. Secara khusus dapat bermanfaat sebagai prinsip prinsip model dan cara pembelajaran. 2. Manfaat praktis a. Bagi sekolah Sekolah mempunyai standar baku dalam mengajarkan motorik halus kepada anak. b. Bagi guru Dapat mengetahui strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk dapat meningkatkan kreatifitas anak. c. Bagi anak Membuat anak lebih pengalaman langsung untuk mengembangkan koordinasi mata dan tangan serta mengembangkan kreatifitas anak dalam menggambar dekoratif.