Iklim tropis di Indonesia menjadikan negara kita ini memperoleh sinar. matahari sepanjang tahun. Pengaruh menguntungkan dari sinar matahari adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan

Tabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan luar, baik berupa sinar matahari, iklim maupun faktor-faktor kimiawi

Tabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kekeringan, keriput sampai kanker kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terkena polusi dan zat zat yang terdapat di lingkungan kita. Kulit merupakan

PENENTUAN POTENSI TABIR SURYA EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus Burm F.)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Struktur khalkon dan asam sinamat

Hidrokinon dalam Kosmetik

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN... PENYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. INTISARI.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. xerosis yang akan menyebabkan berkurangnya elastisitas kulit sehingga lapisan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur dan jumlah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Luka bakar merupakan masalah pada kulit yang sering terjadi di

ANALISIS AKTIVITAS PERLINDUNGAN SINAR UV SECARA IN VITRO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Bogem (Sonneratia caseolaris (L.) Engler) merupakan salah satu spesies

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

KULIT. Kulit adalah lapisan paling luar tubuh yang terdiri dari selsel hidup dan merupakan lapisan tipis yang penting bagi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara tropis dimana pengaruh sinar matahari sangat besar terhadap kehidupan.

Proses Menua Intrinsik Proses Menua Ekstrinsik

BAB I PENDAHULUAN. hidup semua makhluk hidup, ternyata juga memberikan efek yang merugikan,

Gunakan 7 Herbal untuk Perawatan Kulit Secara Alami

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan suatu bentuk trauma yang sering terjadi pada kulit

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. cara menghindari paparan berlebihan sinar, yaitu tidak berada di luar rumah pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk Indonesia. Tanaman anggur merupakan tanaman tropis bertipe iklim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. wajah yang dapat dibantu dengan bahan-bahan kosmetika. Peranan gizi dan

PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN C SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP NILAI SUN PROCTECTIVE FACTOR (SPF) DARI OKTIL METOKSISINAMAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang merupakan permukaan luar organisme dan membatasi lingkungan dalam tubuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

RANCANGAN, 28 SEPTEMBER 2017 NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Melalui konsep Anti Aging Medicine, masalah-masalah penuaan dapat diatasi. sehingga kualitas hidup tetap terjaga dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmein artinya berhias. Kosmetik digunakan

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN NILAI PERSENTASE ERITEMA DAN PIGMENTASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCIDA L.) SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Munculnya kerutan halus pada wajah, timbul spot-spot hitam, merupakan ciri-ciri

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... viii PENDAHULUAN... 1

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan suatu organ yang berada pada seluruh permukaan luar

BAB I PENDAHULUAN. kecil daripada jaringan kulit lainnya. Dengan demikian, sifat barrier stratum korneum

BAB II. Penuaan Dini pada Wanita Jepang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. laki-laki. Keagungan dan kekuasaan laki-laki dapat jatuh dan bertekuk lutut di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh dari serangan fisik, kimiawi, dan biologi dari luar tubuh serta mencegah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

BAB I PENDAHULUAN. pelindung, maupun pembalut penyumbat (Lachman, dkk., 1994). Salah satu bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

GAMBARAN ZAT WARNA RHODAMIN B PADA KOSMETIK PEMERAH BIBIR YANG BEREDAR DIPASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor HK

PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP

BAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan suatu diskontinuitas dari suatu jaringan. Luka merupakan

KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF

AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK AKAR BANDOTAN (AGERATUM CONYZOIDES L.)

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Ketika kulit mengalami penuaan, akan terjadi berbagai masalah seperti

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A.B.SERIES APPLE STEM CELL SERUM

BAB I PENDAHULUAN. adalah melindungi tubuh dari lingkungan misalnya radiasi sinar ultraviolet, bahan

FORMULASI TABIR SURYA ZINK OKSIDA DALAM SEDIAAN KRIM DENGAN VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK ANGGUR HITAM (Vitis vinivera L.)

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KRIM MALAM TERHADAP PENIPISAN KULIT WAJAH SKRIPSI

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.

Studi Biofarmasetik Sediaan melalui Kulit

Pengaruh penambahan fraksi etanol dari infusa daun Plantago major L. terhadap efektivitas oktil metoksisinamat sebagai bahan aktif tabir surya

BAB I PENDAHULUAN. Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri atas medan listrik dan medan magnet. Matahari setiap menit

PENGARUH NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA PADA RESIN SEBAGAI MATERIAL TRANSPARAN ANTI UV DAN SELF CLEANING MATERIAL SKRIPSI LAILA SARI

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tanaman lidah buaya (Aloe vera) berasal dari kepulauan Canary. vitamin, mineral yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total.

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa. Hal tersebut menyebabkan wilayah Indonesia selalu terpapar sinar

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Iklim tropis di Indonesia menjadikan negara kita ini memperoleh sinar matahari sepanjang tahun. Pengaruh menguntungkan dari sinar matahari adalah sebagai sumber energi, merangsang peredaran darah, meningkatkan pembentukan hemoglobin dan melanin, serta mencegah timbulnya penyakit rakhitis. Pengaruh merugikan dari sinar matahari adalah terutama dari pancaran radiasi sinar lembayung ultra yang dapat menyebabkan eritema, pigmentasi, inflamasi kulit, penuaan dini kulit, bahkan kanker, tergantung pada frekuensi dan lama penyinaran, kuat atau lemahnya intensitas penyinaran, luas permukaan yang terkena penyinaran dan kepekaan masing-masing individu terhadap sinar matahari (Kreps & Goldemberg, 1972; Harry, 1982). Paparan sinar matahari terhadap kulit yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan epidermis sementara (sunburn) dengan timbulnya bercak kehitaman pada kulit. Jika mengenai sebagian besar kulit dapat menyebabkan gejala demam, muntah, menggigil dankadang-kadangmenimbulkan rasagatal (Jellinek, 1970; Harry, 1982). Kulit merupakan organ terluar dari tubuh yang pertama kali terpapar sinar matahari sehingga kulit secara alami memiliki mekanisme perlindungan yakni dengan pengeluaran keringat, penebalan stratum corneum dan pigmentasi kulit. Perlindungan 1

2 alami terse but tidak cukup mampu menolak radiasi UV- A dan UV -B dari sinar matahari, terutama pada kontak yang cukup lama, sehingga untuk itu diperlukan perlindungan buatan yang ditambahkan baik secara fisika maupun kimia misalnya dengan memakai sediaan tabir matahari (Kreps & Goldemberg, 1972). Bahan-bahan yang bekerja sebagai penghambat fisik dalam sediaan tabir matahari adalah ZnO, Ti02, MgO, CaC0 3, sedangkan sebagai penghambat kimia ada 2 macam yaitu anti UV-A (seperti oksibenson, metil antranilat, 2-etoksi etil-pmetoksisinamat) dan anti UV-B (seperti oktil dimetil PABA, oktil metoksisinamat) (Kreps & Goldemberg, 1972; Harry, 1982; Lowe & Shaath, 1990). Kemampuan perlindungan dari bahan tabir matahari sifatnya terbatas, sc:hingga tidak ada satupun bahan tabir matahari yang mampu melindungi kulit terhadap radiasi UV-A dan UV-B sekaligus. Oleh karena itu jika diinginkan perlindungan total, maka digunakan kombinasi senyawa anti UV-A dan anti UV-B. Disamping menggunakan bahan kimiawi seperti yang telah dijabarkan di atas, akhir-akhir ini dunia kesehatan mulai memperluas jangkauan pengobatan ke bahan alami. Tanaman-tanaman berkhasiat obat dikaji dan dipelajari secara ilmiah. Hasilnya temyata mendukung asumsi bahwa tanaman obat memang memiliki kandungan zat-zat atau senyawa yang secara klinis terbukti bermanfaat bagi kesehatan, demikian pula di bidang kosmetika yang sudah banyak menyertakan bahan-bahan alam, baik yang telah melalui proses teknologi modem maupun belum ke dalam produknya (Fumawanthi, 2002).

3 Salah satu di antara bahan alami terse but adalah lidah buaya (Aloe vera, L. ). Berbagai penelitian tentang lidah buaya telah dilakukan di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Eropa, dan berbagai bentuk produk telah berhasil dibuat serta dipasarkan, yang meliputi sabun mandi, shampoo, pelembab kulit, sampai obat jerawat dan menu diet. Berdasarkan analisis kandungan cairan dari daun lidah buaya, terdapat berbagai bahan organik dan inorganik yang bermanfaat, diantaranya alkaloida antrakinon berupa ester asam sinamat (Abdulkhalim, 1987). Gellidah buaya adalah salah satu bagian dari lidah buaya yang dimanfaatkan untuk pengobatan. Gel merupakan bagian berlendir yang diperoleh dengan cara menyayat bagian dalam daun setelah eksudat dikeluarkan. Gel sangat mudah rusak karena mengandung bahan aktif dan enzim yang san gat sensitif terhadap suhu, udara dan cahaya (Fumawanthi, 2002). Efektivitas sediaan tabir matahari dapat ditentukan melalui nilai persentasi transmisi dan nilai SPF (Sun Protection } actor), secara in vivo dengan menggunakan solar simultan dan secara in vitro dengan menggunakan spektrofotometer (Kreps & Goldemberg, 1972; Petro, 1981). Pada umumnya, bahan tabir matahari dapat dibuat dalam berbagai bentuk se:diaan misalnya bentuk lotion, gel, dan krim. Ditinjau dari segi kandungan air, rheologi, serta pengaruh terhadap bahan aktif, maka dipilih bentuk sediaan krim karena memiliki beberapa keuntungan antara lain tidak lengket di kulit, dapat membentuk lapisan film yang tipis, mudah dioleskan, dan krim tipe minyak dalam air

4 (m/a) menirnbulkan rasa dingin dan lernbut (Harry, 1982). Sediaan krim memiliki kemampuan melekat pada permukaan ternpat pemakaian dalam waktu yang waktu yang cukup lama sebelurn sediaan tersebut dicuci atau dihilangkan. Pelekatan ini disebabkan oleh sifat rheologis plastis yang memungkinkan sediaan krirn tersebut tetap bentuknya dan melekat sebagai lapisan tipis sampai ada suatu tindakan, yaitu dengan sesuatu kekuatan dari luar, yang mengakibatkan bentuk sediaan krim ini akan msak bentuknya dan rnengalir (Lachman t-ta...l 1 1994). Dalam produk dengan bahan baku lidah buaya seperti anti jerawat, shampo, k:rim pelembab, perawatan bayi dan sediaan after-sun memakai konsentrasi gel lidah buaya yang tidak terlalu besar yakni antara 5-10%, sedangkan untuk produk tabir matahari pada penelitian ini dipakai konsentrasi yang lebih besar yakni 15-25% dengan maksud supaya kandungan bahan tabir matahari (sunscreens agents) berupa ester asam sinamat dari gellidah buaya menjadi lebih besar pula sehingga memenuhi kriteria nilai SPF dari FDA (Food & Drug Administration). Pada penelitian ini tidak menggunakan kombinasi antara bahan alami dan sintetis tetapi hanya menggunakan bahan alami dari Aloe vera saja karena efek kandungan asam sinamat dari Aloe vera yang kecil dapat tertutupi oleh adanya penambahan senyawa sintetis, sehingga nilai SPF yang ada bukanlah dari Aloe vera tetapi dari senyawa sintetis tersebut. Di pasaran sudah banyak beredar sediaan tabir matahari dengan nilai SPF 15 atau lebih yang ditujukan untuk kubt sensitif dan cocok untuk iklim tropis Indonesia,

5 dimana dalam sediaan tersebut mengandung bahan tabir matahari (sunscreens agents) sintetis serta bahan dari alam yang cuma sebagai bahan altematif saja. 1.2. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan masalah: apakah Aloe vera Gel TEX di dalam formulasi sediaan krim tabir matahari mempunyai nilai faktor pelindung surya atau Sun Protection Factor (SPF) dan apakah perbedaan konsentrasi Aloe vera Gel TEX dalam formulasi sediaan krim tabir rnatahari mempengaruhi efektivitas sediaan krim tabir matahari, ditinjau dari nilai faktor pelindung surya atau Sun Protection Factor (SPF)? 1.3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui nilai SPF dari Aloe vera Gel TEX dalam sediaan krim tabir matahari dan pengaruh konsentrasi Aloe vera Gel TEX dalam sediaan krim tabir matahari terhadap nilai SPF. 1.4. Hipotesis Penelitian Penggunaan Aloe vera Gel TEX dalam sediaan krim tabir matahari pada berbagai konsentrasi mempengaruhi nilai SPF.

6 1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi tentang penggunaan Aloe vera Gel TEX sebagai bahan altematif alami dan dikembangkan pemakaiannya dalam industri kosmetika sediaan tabir matahari.