LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA EFUSI PLEURA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

PENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

BAB I PENDAHULUAN. Efusi pleura adalah keadaan dimana terjadi akumulasi cairan yang abnormal. dalam rongga pleura. (Tierney, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. kedua pleura pada waktu pernafasan. Penyakit-penyakit yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pleura visceral yang membungkus paru-paru dan pleura parietal yang

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

BAB I PENDAHULUAN. Efusi pleura Di Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA PADA KORNEA DI RUANG MATA RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA. Trauma Mata Pada Kornea

MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

PENGKAJIAN PRIMER DAN SEKUNDER

BAB II KONSEP DASAR. oleh cairan atau terjadi penumpukan cairan di rongga pleura (Somantri, parientalis yang bersifat patologis (Sularman, 2003).

Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI


Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

KANKER PARU MERUPAKAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA EFUSI PLEURA DI RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Oleh. Agus Suprijono, Chodidjah, Agung Tri Cahyono

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang

DAFTAR TABEL JUDUL. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan usia. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan jenis kelamin

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

KELOMPOK III. Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia Intan tiara D Arsini Widya Setianingsih

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : NOLDI DANIAL NDUN NPM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

Profesi _Keperawatan Medikal Bedah_cempaka

Ekspertise Efusi Pleura

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB III EFUSI PLEURA 1. DEFINISI 3,4 (1) Dalam keadaan normal, jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar ml. a. Hidrotoraks b.

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

Rumah Sakit Umum Daerah Manokwari Jln. Bhayangkara No. 01 Manokwari Papua Barat

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB I PENDAHULUAN. terjadi selama inspirasi, lapisan terluar mengembang; daya ini disalurkan

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,

BAB II KONSEP DASAR. dari dalam kavum pleura diantara pleura parietalis dan pleura viseralis dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN TBC PADA Sdr. H DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAJAHAN KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

Task Reading: ASBES TOSIS

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

Susunan Peneliti. a. Nama Lengkap : Dr. Samson Sembiring. d. Fakultas : Kedokteran. e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan

LAPORAN PENDAHULUAN. Kasus (Efusi Pleura)

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

EMPIEMA. Rita Rogayah Dept. Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI - RS Persahabatan

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh agens infeksius. Kasus pneumonia tidak memiliki kriteria usia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam Garis Besar Haluan Negara, dinyatakan bahwa pola dasar

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENANGANAN PENYAKIT TUBERCULOSA PARU (TBC) TUGAS

ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya penurunan absorbsi cairan. Efusi dapat ditimbulkan oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

Diam dan sentuhan kalau diperlukan d. Terminasi.

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

LAPORAN PENDAHULUAN. memperlihatkan iregularitas mukosa. gastritis dibagi menjadi 2 macam : Penyebab terjadinya Gastritis tergantung dari typenya :

BAB III RESUME KEPERAWATAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB 1 PENDAHULUAN. kejadiannya secara internasional diperkirakan lebih dari 3000 orang dalam 1 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA

ASUHAN KEPERAWATAN CA.LAMBUNG

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memulihkan fungsi fisik secara optimal(journal The American Physical

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem simbol (Wilkinson, 2012) keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu

Kanker Testis. Seberapa tinggi kasus kanker testis dan bagaimana kelangsungan hidup pasiennya?

Transkripsi:

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA EFUSI PLEURA a. KONSEP DASAR 2. PENGERTIAN 1. Efusi pleura adalah kemampuan cairan dalam cavum atau rongga pleura diantara pleura paritalis dan pleura viseralis dapat berupa cairan transudat dan eksudat (Lab / UPF Ilmu Penyakit paru RSUD. Dr. Soetomo). 2. Efusi pleura adalah terdapatnya penimbunan yang abnormal dari cairan dalam rongga pleura (Hood Alsagaff, WBM Tain Saleh). 3. Efusi pleura adalah terkumpulnya cairan abnormal dalam cavum pleura (Kapitas Selekta Kedokteran, FKUI). 3. ETIOLOGI 1. Efusi dapat berupa eksudat dan transudat. 1. Neoplasma, seperti eksudat dan transudat. 2. Cardiovaskuler, seperti neoplasma bronkogenik dan metastatik. 3. Penyakit pada abdomen, seperti pankreatits, asites. 4. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, mikrobakteri dan parasit. 2. Penyebab terbanyak adalah keradangan jaringan paru yang meluas ke pleura sekitarnya, misalnya bronkopneumonia, TB paru dan sebagainya. Pneumonia yang memberi penyulit disebut pleuropneumonia. 3. Pembagian efusi pleura : 1. Transudat - Cairan ekstra seluler - Berat jenis 1,015 - Protein < 3 gr/ 100cc - Kadar LDH < 200/lm - Rivalta (-) 2. Eksudat - Cairan dalam cavum pleura - Berat jenis 1,015 - Protein > 3 gr/ 100cc - Kadar LDH >200/lm - Rivalta (+)

4. PATOFISIOLOGI Penyakit infeksi Penyakit non infeksi Hiperemia Gangguan produksi dan absorbsi cairan Hipoalbuminemia Perubahan tekanan osmotik Peradangan Peningkatan tekanan vena Gangguan produksi dan absorbsi cairan Transudat dan eksudat pada pleura Nyeri dada Resiko penyebaran infeksi Gangguan pertukaran gas Gangguan pola nafas 5. GEJALA KLINIS 1. Sesak nafas merupakan gejala utama, kadang-kadang disertai perasaan tidak enak di dada. Bila cairan pleura sedikit, maka tidak dapat di deteksi dengan pemeriksaan klinik, tetapi di deteksi dengan radio grafi. 2. Kadang disertai nyeri pleura atau batuk non produktif. 3. Hipertermia. 4. Nyeri dada setempat. 6. PEMERIKSAAN FISIK 1. Biasanya ada gejala dari penyakit dasarnya. 2. Bila sesak nafasnya yang menonjol, kemungkinan besar karena proses keganasan. 3. Efusi berbentuk kantong (pocketed) pada fisura interlobaris. 4. Efusi pleura unilateral seringkali karena adanya infeksi pada jaringan paru sebelumnya.

5. Efusi pleura bilateral kemungkinan karena gagal jantung, hipotermia, dan emboli paru. 6. Pada perkusi suara ketok terdengar redup sesuai dengan luarnya efusi. 7. Pada auskultasi suara nafas berkurang atas menghilang. 8. Resonansi vokal berkurang. 7. DIAGNOSIS 1. BANDING Konsolidasi paru karena pneumonia. Neoplasma dengan kelops paru. Pneumothoraks. Fibrosis pleura. 2. KLINIS 300 cc tanda-tanda fisik tidak ada. 500 cc pergerakan dada menurun, fremitus suara, suara nafas menurun. 1000 cc dada cembung timbul. 2000 cc suara nafas menurun, mediastinum terdorong. 3. RADIOLOGIS dari 300 cc tidak tampak. Bila cairan masih sedikit lebih jelas dengan lateral decubitus. 4. LABORATORIUM : analisa cairan pleura a. Makroskopis. Aspirasi cairan dan biopsi dapat di pergunakan untuk mendiagnosa penyakit sebagai bahan biakan. Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan torakoskopi untuk membantu diagnosis dilihat dengan mata normal / telanjang, efusi normal berwarna jernih. b. Mikroskopis. - Cairan pleura dapat dipakai untuk pemeriksaan sitologi dan hitung jenis efusi yang banyak mengandung sel darah merah kemungkinan karena keganasan atau infark paru. 5. PATOLOGIS ANATOMIS - Didapatkan dari biopsi pleura dan cairan pleura.

8. PENATALAKSANAAN 1. Pengobatan kausal : di tujukan pada penyakit primernya. 2. Aspirasi cairan pleura dilakukan untuk mengurangi sesak nafas dan discomfort. 3. Memasukkan kemoterapi intra pleura untuk keganasan. 4. Apabila cairan sudah kental dan terdapat nanah maka dilakukan tindakan WSD 5. Pemberian steroid di tambah dengan anti tuberkulosi dapat menyerap efusi pleura yang disebabkan oleh TB paru secara tepat dan mengurangi fibrosis. 9. PROGNOSIS - Biasanya sembuh setelah di beri pengobatan adekuat terhadap penyakit dasar. - Empiema mungkin timbul akibat paru seperti pneumonia. 1. ASUHAN KEPERAWATAN Merupakan tindakan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam upaya memperbaiki / memelihara klien sampai ke tahap optimal sampai ketahap optimal melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal klien dalam memenuhi kebutuhannya. I. PENGKAJIAN 1. Identitas Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, No. register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis. 2. Keluhan utama. Biasanya klien sesak nafas, nyeri dada, dan batuk 3. Riwayat penyakit sekarang. Adanya suara napas tambahan seperti ronchi, wheezing, sesak napas, batuk ada sekret, hipertermi dan nafsu makan menurun. 4. Riwayat penyakit dahulu. Biasanya klien mempunyai penyakit paru, gagal jantung, empiema thorasis, dan kegagalan pernafasan. 5. Riwayat penyakit keluarga. Keluarga mempunyai penyakit yang menurun yaitu tuberkulosis paru, kegagalan jantung congestive.

6. Pola-pola fungsi kesehatan. a. Pola aktivitas dan latihan Klien biasanya terjadi keterabatasan aktiuvitas karena sesak. b. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat. Kebiasaan merokok, penggunaan alkohol, kebiasaan berolah raga. c. Pola nutrisi dan metabolisme. Klien biasanya mengalami penurunan nafsu makan. d. Pola eliminasi Biasanya klien tidak mengalami gangguan pola eliminasi. e. Pola istirahat dan tidur Biasnya klien mengalami gangguan pola istirahat. f. Pola sensori dan kognitif Biasanya klien tidak mengalami gangguan panca indera g. Pola hubungan peran Meliputi hubungan pasien dengan keluarga dan masyarakat sekitar. h. Pola penanggulangan stress Meliputi penyebab stress, koping terhadap stres, dan pemecahan masalah. 7. Pemeriksaan fisik. - Inspeksi : - Bila sesak napasnya yang menonjol, kemungkinan besar karena proses keganasan. - Efusi berbentuk kantong. - Efusi berada diatas diafragma. - Palpasi : - Nyeri tekan abdomen. - Perkusi : - Suara ketok terdengar redup sesuai dengan luasnya efusi. - Auskultasi : - Suara napas berkurang atau menghilang. 8. Pemeriksaan Penunjang 1. Foto thoraks. 2. USG dan CT scan penting dalam mengetahui lokasi cairan untuk tujuan fungsi terutama untuk cairan yang terdapat pada beberapa tempat. 3. Analisa cairan pleura.

- Transudat : jernih kekuningan. - Kilothorax : putih seperti susu. - Empiema : kental dan keruh. - Hemathorax : darah. II. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan denagn akumulasi cairan pleura. 2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pemasangan slang dada (WSD). 3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengann adanya tindakan invasif. 4. Ansietas berhubungan dengan sesak napas, takut menderita atau takut serangan berulang. 5. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit dan keterbatasan kognitif. III.PERENCANAAN Diagnosa ke 1 Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan akumulasi cairan pleura. Tujuan : pola nafas kembali efektif dan normal. Kriteria hasil : - Pola nafas kembali normal. - Tidak ada tanda sesak nafas - Tidak ada gejala sianosis. - Gas darah arteri dalam batas normal Intervensi : 1. Auskultasi jalan nafas. R/ : bunyi nafas dapat menurun dan memberikan data evaluasi perbaikan pada efusi pelura. 2. Evaluasi fungsi pernafasan dan catat kecepatan pernafasan dan perubahan tanda-tanda vital. R/ : distres pernafasan dan perubahan dapat terjadi akibat stress fisiologis dan nyeri. 3. Kaji klien adanya area nyeri tekan bila batuk / nafas dalam.

R/ : Bantuan terhadap dada dan otot abdominal membuat batuk lebih efektif atau mengurangi trauma. 4. Pertahankan posisi nyaman dengan peninggian kepala tempat tidur, balik ke sisi yang sakit dan dianjurkan untuk duduk. R/ : Meningkatkan ekspansi paru dan ventilasi pada sisi yang sakit. 5. Posisikan sistem drainase slang WSD untuk fungsi optimal dan catat karakter atau jumlah cairan. R/ : Posisi tidak tepat, terlipat pada siang akan mengubah tekanan negatif dan mencegah terjadi komplikasi 6. Observasi tanda-tanda vital. R/ : Untuk mengetahui perkembangan klien. 7. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi. R/ : Menentukan pemberian terapi yang tepat pada klien. 4. IMPLEMENTASI Pada tahap ini ada pengolahan dan perwujudan dari rencana perawatan yang disusn pada tahap perencanaan keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan secara optimal. 5. EVALUASI Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan klien, perawat dengan anggota tim kesehatan lainnya. Tujuan dari evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapau atau tidak, untuk melakukan pengkajian ulang.

DAFTAR PUSTAKA 1. Arief Mansyur, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius, jilid I, edisi 3, Balai penerbit buku FKUI, Jakarta. 2. Alsagaff Hood. Prof, dr, 1995, Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press, Surabaya. 3. Doenges, Marilynn E, 1993, Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 4. Engran Barbara, 1994, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 5. Lab / UPF Ilmu Penyakit Paru, 1994, RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 6. Noer, Sjaifoellah. M. H 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, edisi 3, Balai penerbit buku FKUI, Jakarta. 7. Rab Tagrani Dr. H. 1996, Ilmu Penyakit Paru, edisi II.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS EFUSI PLEURA DI RUANG INTERNE KELAS RUMAH SAKIT KARANG TEMBOK SURABAYA Oleh : IIS NUR ALIFAH 04.112.070 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA 2006