MENGOPTIMALKAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN PENYANGGA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBANTUAN MODUL DALAM MATERI LARUTAN PENYANGGA

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

Anna Hartati MTs Negeri Barabai Abstract

Improving Student Activity Learning Class XI IPA SMA Katolik Rajawali Through Inquiry Approach Based on PBI of Buffer Solution Topic

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Kata kunci : kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar, Creative Problem Solving

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

HURIYAH Program Studi Magister Pendidikan IPS Program Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.2, Oktober 2014, hlm

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.3, No.2, Oktober 2012, hlm

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI POKOK BAHASAN KETENAGAKERJAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN NILAI TEMPAT (RATUSAN, PULUHAN, DAN SATUAN) DENGAN COOPERATIVE LEARNING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS LKS TERSTRUKTUR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

POSTER KIMIA UNSUR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 PEKANBARU. Abstract

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

Enhancement Students Discussion Activity Through Student Teams Achievement Division (STAD) Cooperative Learning Models with Students Worksheet

UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN (PKn) STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

ABSTRACT. Candra Rian Irawan 1 & Slamet Priyanto 2 1 & 2

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Dita Tria Putri, Made Sukaryawan, Bety Lesmini Universitas Sriwijaya

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KELAS XII IPS 4 DI SMA NEGERI 1 BARABAI

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

LABORATORIUM MATEMATIKA DAPAT MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEOREMA PYTHAGORAS PADA SISWA KELAS VIIIA MTs MU ALLIMIN MUHAMMADIYAH ALABIO.

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Setting Dan Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Eva Nursanti Guru SD Negeri 20 Sinapa Piliang. Abstract. Key Word: Learning result, cooperative s learning STAD'S type, Science, Elementary School

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG.

Rosdiani SMA Negeri I Sigli Jl. Banda Aceh-Medan, Tijue Kabupaten Pidie Abstrak

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.1, No.1, April 2010, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

Ahmad Murjani dan Abdul Hamid Pendidikan Kimia FKIP Universitas Lambung Mangkurat

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

Jurnal PTK dan Pendidikan. Chairunnisa Madrasah Aliyah Negeri 3 Banjarmasin

Oleh I Gede Suasta Staf Pengajar SMP Bhaktiyasa Singaraja ABSTRAK

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

Seminar Nasional Fisika 2012 Jakarta, 9 Juni Intan Irawati. 1. Pendahuluan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PERTUKARAN KELOMPOK IMPROVING STUDENT S LEARNING OUTCOMES WITH EXCHANGE GROUPS METHODS

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Penerapan Mind Mapping pada Pembelajaran Biologi Konsep Sistem Pernapasan Manusia terhadap Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Oleh: ANDREAS CHRISTANTO PERMADI

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 1.1, hlm

Dina Safitri, Masjudin, Eliska Juliangkary Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 1 di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 3, pp September 2013

Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA Materi Gejala Alam melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPIE STAD

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

Novela Nariska Putri Universitas Sebelas Maret ABSTRAK

Nurasiah Guru Kimia SMA Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Corresponding author:

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES BTN IKIP II MAKASSAR

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Volume 1 Tahun 2016)

PELAKSANAAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN PERAGA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

ISSN Oleh. (I Dewa Made Warnita) Guru Mata Pelajaran Fisika SMA Negeri 1 Selemadeg

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SOAL CERITA PECAHAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Muhammad Mifta Fausan, Penerapan Strategi Numbered 154

Transkripsi:

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.1, No.1, April 2010, hlm. 57-63 57 MENGOPTIMALKAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN PENYANGGA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Misran SMAN 1 Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Abstract: This study was conducted to solve the students difficulties to understand buffer conceps by applying Cooperative learning model types of Student Teams Achievement Division (STAD) through class action research. The study was established in A s eleventh class of 1 s Senior High School Labuan Amas Selatan. The first cycle was conducted in 3 actions and 1 action on the second cycle. The quantative and qualitative data got from this research including student s achievement, student s responses of the models and observational sheet. Research showed that there were no students pass the passing grade over on the pre test. While on the first cycle, there were 44,44% students pass the passing grade over. From the reflection of the first cycle it was found that students have difficulties both in solving buffer solution ph questions and explaining its use in dailiy life. Evaluation of the second cycle showed that 96,42% students passed the passing grade over. Obviously, STAD model is convinced to be able to increase student s understanding in buffer solution concept. Affective assessment showed that 85,71% of students agree and extremely agree with the statement about STAD makes students understanding to the concept easier and improving student s achievement, also they have a high interest to learn buffer solution concept. It was also found that there were 92,87% are active and very active in learning activities. Key words: cooperative learning model, buffer solution. PENDAHULUAN Wiseman (1981) dalam Astuti (2006) mengemukakan bahwa ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran tersulit bagi kebanyakan siswa sekolah menengah dan mahasiswa. Kesulitan mempelajari ilmu kimia ini terkait dengan ciri-ciri ilmu kimia itu sendiri, yang disebutkan oleh Kean dan Middlecamp (1985) sebagai berikut: 1. Sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak 2. Ilmu kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya 3. Sifat ilmu kimia berurutan dan berkembang dengan cepat 4. Ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal 5. Bahan/materi yang dipelajari dalam ilmu kimia sangat banyak Salah satu materi yang cukup sulit dipelajari oleh siswa adalah larutan penyangga. Materi larutan penyangga dipelajari oleh siswa kelas XI pada semester kedua. Larutan penyangga merupakan bahasan ilmu kimia, yang menjelaskan mengapa pada larutan penyangga tidak terjadi perubahan ph yang berarti, jika pada larutan ditambahkan sedikit asam, basa, atau diencerkan.hal ini disebabkan oleh adanya asam lemah dan garamnya dari atau basa lemah dan garamnya pada larutan penyangga yang dapat menghilangkan pengaruh H + dari asam atau OH - dari basa. Suatu reaksi kimia adakalanya hanya dapat berlangsung pada ph tertentu. Karena itulah kemampuan larutan penyangga untuk mempertahankan ph sangat diperlukan pada reaksi yang demikian. Misalnya pada reaksi pemecahan protein di dalam lambung oleh enzim peptidasi dapat terikat dengan baik bila cairan lambung mempunyai ph = 3. Oksigen dapat terikat dengan baik oleh butir-butir darah merah bila ph darah sekitar 6,1 7. Dalam industri farmasi, larutan penyangga berperan dalam pembuatan obatobatan, agar zat aktif obat tersebut mempunyai ph tertentu.

Misran, Pengaruh Pembelajaran Individual terhadap Pengembangan Kreativitas Siswa dalam Fisika...58 Berdasarkan pengamatan dan pengalaman proses belajar mengajar Kimia di SMA Negeri 1 Labuan Amas Selatan, salah satu masalah yang sering muncul adalah sulitnya pemahaman siswa terhadap konsep larutan penyanga. Umumya pembelajaran kimia di sekolah tersebut diberikan kepada siswa sistem pendekatan tradisional (model klasikal berupa metode ceramah), tidak menggunakan pendekatan kooperatif. Padahal konsep yang harus disampaikan begitu rumit dan kompleks, serta harus dipahami siswa dalam waktu yang singkat. Pada metode ceramah, komunikasi hanya berlangsung satu arah sehingga siswa hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru tanpa ada kesempatan bagi siswa untuk mengekspresikan diri. Jika hal ini dibiarkan maka kita telah mengabaikan sebagian dari potensi siswa, yaitu pengetahuan awal dan penalaran siswa, yang merupakan kemampuan awal dalam diri siswa yang siap untuk dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran.kondisi yang demikian, mengakibatkan hasil pembelajaran yang didapatkan saat ini belum memuaskan. Karena itu, diperlukan suatu strategi model pembelajaran yang baru yang dapat memberi suatu kemudahan kepada siswa dan siswa merasa senang untuk mempelajari konsep larutan penyangga. Rasa senang dalam belajar merupakan salah faktor yang sangat diperlukan untuk mengusai pelajaran secara baik dan utuh. Salah satu Tipe pembelajaran kooperatif yang dapat membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah Student Teams Achievement Division (STAD). STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins, dan merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang heterogen dengan anggota 4-5 orang. Setiap kelompok terdiri atas siswa laki-laki dan perempuan, memiliki kemampuan akdemik yang berbeda (baik, sedang, dan kurang), berbeda ras atau agama, dan sebagainya. Setiap anggota kelompok membawa Lembar Kerja Siswa (LKS) dan saling membantu membantu satu sama lainnya untuk memahami materi pembelajaran melalui diskusi. Setiap siswa pada setiap minggu diberi kuis dan hasil pekerjaan siswa diberi nilai dan dicatat perkembangannya. Setiap minggu nilai tim dan nilai individu siswa diumumkan. (Sadia, 2006). Menurut Zainuddin (2007) langkah-langkah (sintaks) model pembelajaran kooperatif dijelaskan seperti yang disajikan pada tabel 1 berikut ini: FASE-FASE Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase 2 Menyajikan Informasi Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif TINGKAH LAKU GURU Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstarsi atau lewat bahan bacaan Fase 3 Mengorganisasikan siswa kepada kelompok belajar Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase 5 Evaluasi Fase 6 Memberikan penghargaan Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara-nya membentuk kelompok-kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelom-pok mempresentasikan hasil kerjanya Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.1, No.1, April 2010, hlm. 57-63 59 Menciptakan suasana belajar kooperatif bukan pekerjaan mudah. Tapi memerlukan filosofis dan keilmuan yang cukup disertai dedikasi yang tinggi serta latihan yang cukup. Pembelajaran koope-ratif menuntut peran guru yang berbeda dari pembelajarn tradisional. METODE PENELITIAN Subyek yang Diselidiki Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. pada siswa kelas XI-IPA1 dengan jumlah siswa 28 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Setting Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Rancangan Tindakan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari 2 siklus. Siklus I dilaksanakan dalam 3 tindakan (8 Jam Pelajaran) dan silkus II dilaksanakan 1 tindakan (3 Jam Pelajaran). Untuk dapat melihat pengetahuan awal dan pemahaman awal siswa tentang konsep larutan penyangga maka diberikan tes diagnostik (tes awal) dan observasi awal. Dari evaluasi dan observasi awal maka dalam refleksi ditetapkanlah tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep larutan penyangga. Untuk itu dilakukan kegiatan sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning) Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah : (1) membuat skenario pembelajaran Model Student Teams Achievement Division (STAD). (2) menyiapkan lembar obsevasi untuk melihat bagaimana persepsi dan ke-san siswa terhadap proses belajar mengajar dikelas ketika model pembelajaran tersebut diterapkan. (3) mendesaian alat evaluasi untuk mengukur perkembangan kognitif siswa dalam memahami konsep larutan penyangga dan respon siswa terhadap pembelajaran Model Student Teams Achievement Division (STAD). (4) mendesain Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan oleh siswa ketika pembelajaran berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan (Action) Kegiatan yang dilakukan tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. c. Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation) Pada tahap ini dilakukan proses observasi terhadap pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. d. Refleksi (Reflection) Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini. Dari hasil tersebut, guru akan merefleksi diri dengan melihat data hasil observasi apakah kegiatan yang telah dilakukan telah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan mengusai konsep larutan penyangga. Disamping data evaluasi dan observasi digunakan pula jurnal yang telah dibuat oleh guru pada saat guru selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran. Data jurnal ini bisa dipergunakan sebagai acuan untuk mengevaluasi dirinya sendiri. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan siklus berikutnya.

Misran, Pengaruh Pembelajaran Individual terhadap Pengembangan Kreativitas Siswa dalam Fisika...60 Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya Jenis instrumen yang digunakan berupa dari tes hasil belajar untuk mengukur kemampuan siswa, sedangkan angket siswa utuk memperoleh tanggapan siswa terhadap minat belajar siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Lembar obsevasi digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan tindakan (pembelajaran dan saat evaluasi) yang dilakukan guru. Pelaksanaan Tindakan Sebelum pelaksanaan siklus I kepada siswa diberikan soal test awal untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang larutan penyangga. Dari eveluasi dan observasi awal ini ditetapkanlah tindakan digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep larutan penyangga. Untuk itu dilakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Obsevasi awal digunakan untuk mengetahui sejauhmana kesiapan siswa dalam menerima pelajaran tentang larutan penyangga. Bila sebagian besar (80 % atau lebih) atau seluruh siswa telah siap, maka dapat tinadakan I dapat dilaksanakan. 2. Tindakan 1 dilaksanakan dalam tiga jam pelajaran. Pada tahap ini diberikan materi identifikasi larutan penyangga dengan model pembelajaran STAD. 3. Tindakan 2 dilaksanakan dalam dua jam pelajaran. Pada tahap ini siswa diperkenalkan dengan materi ph larutan peyangga dengan pem ph larutan peyangga dengan model STAD. 4. Tindakan 3 dilaksanakan dalam tiga jam pelajaran. Pada tahap ini siswa mempelajari tentang Prinsip kerja larutan penyangga dan larutan peyangga dalam kehidupan. 5. Sekitar dua puluh menit sebelum pelajaran berakhir, siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan sekitar kesulitan dalam mempelajari materi larutan penyangga. Setelah lima tahap di atas dilalui, selanjutnya dilakukan test siklus I, untuk mengukur tingkat kemampuan siswa. Hasil test siklus I dianalisis untuk dilakukan refleksi. Dengan berpatokan pada refleksi tersebut dilaksanakan tindakan pada siklus II. Cara Pengamatan (Monotoring) Monotoring dilakukan terhadap kegiatan guru dalam melakukan tindakan dan aktifitas serta respon siswa saat tindakan dan evaluasi dilakukan. Tehnik Analisa Data Data yang diperoeh dianalisis berrdasarkan presentasi jumlah siswa yang mencapai nilai standar ketuntasan minimal (SKBM) yaitu 60.Jika siswa yang dapat menyelesaikan soal-soal larutan penyangga 60 % (sesuai dengan SKBM), mencapai 85 % dari jumlah seluruh siswa, dan siswa yang aktif dalam pemebelajaran 90 %, maka penelitian tindakan dianggap sudah berhasil. Kelemahan pada setiap kemajuan hasil belajar direfleksikan untuk dapat dilakukan tindakan selanjutnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Dari test awal yang dilakukan didapat hasil rata-rata kelas 18,90 dan tidak ada siswa yang berhasil mencapai SKBM (ketuntasan kelasikal 0 %), pada tes akhir siklus I diperoleh rata-rata kelas 54,64 dengan ketuntasan kelasikal 37,04 % (10 siswa dari 27 siswa mencapai SKBM, satu orang siswa tidak hadir ), sedangkan dari tes akhir siklus II diperoleh rata-rata kelas 80,00 dengan ketuntasan klasikal 96,42 % (27 siswa dari 28 siswa mencapai SKBM) seperti ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2.

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.1, No.1, April 2010, hlm. 57-63 61 Gambar 1. Rata-rata kelas pada tes awal, siklus 1, dan siklus 2 Gambar 2. Prosentasi ketuntasan klasikal pada materi larutan penyangga Untuk mengetahui respon siswa tentang model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD kepada siswa diminta untuk mengisi angket. Dengan pertanyaan: salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah model STAD. Hasil yang didapatkan dari angket ini adalah: 4 orang siswa sangat setuju, 22 orang setuju, 2 orang ragu-ragu, dan tidak ada siswa yang tidak setuju atau sangat tidak setuju. Hasil angket ini disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Respon siswa tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD

Misran, Pengaruh Pembelajaran Individual terhadap Pengembangan Kreativitas Siswa dalam Fisika...62 Dari hasil pengamatan observer dapat diketahui 26 orang dari 28 siswa (92,87 %) aktif/sangat aktif dalam kegiatan pembelajaran, hanya 2 orang siswa (7,13 %) yang kurang aktif. Pembahasan Dalam pelaksanaan penelitian ini ingin mengetahui pemahaman siswa kelas XI IPA-1 SMA Negeri 1 Labuan Amas Selatan tentang konsep larutan penyanga melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, ingin mengetahui sejauh mana model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI-IPA1 SMA Negeri 1 Labuan Amas Selatan, serta ingin mengetahui persepsi dan kesan siswa terhadap model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, yang digunakan dalam pembelajaran konsep larutan penyangga. Dari data di atas dapat kita ketahui bahwa hasil yang diperoleh pada test awal rata-rata kelas adalah 17,21 dan tidak ada siswa yang berhasil mencapai syarat ketuntasan belajar minimal (SKBM). Dalam kegiatan siklus pertama dilakukan pengamatan terhadap guru dan siswa, dan data hasill test. Dari pengamatan terlihat setiap kelompok termotivasi untuk mengetahui dan memahami konsep larutan peyangga, serta menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKS. Hasil test siklus I menunjukkan peningkatan kemampuan siswa, rata-rata kelas naik menjadi 56,52 dan siswa yang berhasil mencapai syarat ketuntasan belajar minimal sebanyak 10 orang (ketuntasan kelasikal 37.04 %). Karena nilai tersebut belum mencapai nilai ketuntasan klasikal yaitu sebesar 85 %, maka penelitian dilanjutkan dengan siklus II. Dari refleksi diketahui siswa mengalami kesulitan pada materi ph larutan penyangga dan larutan penyangga dalam kehidupan. Pada siklus dua keadaan siswa lebih aktif lagi, ini terlihat dari perdebatan saat diskusi kelompok. Hasil test siklus II ini lebih meningkat lagi dibandingkan dengan hasil test pada siklus pertama. Hal ini terlihat dari hasil test rata-rata kelas meningkat menjadi 80,00 dan siswa yang berhasil mencapai syarat ketuntasan sebanyak 27 dari 28 siswa (ketuntasan kelasikal 96,42 %). Karena sudah memenuhi ketuntasan klasikal, maka Penelitian Tindakan Kelas tidak dilanjutkan dengan siklus ketiga. Berdasarkan diagram 1. dam diagram 2. dapat diketahui bahwa secara umum terjadi peningkatan jumlah siswa memahami kosep larutan penyangga. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang menjawab benar meningkat (terjadi peningkatan jumlah nilai siswa) yaitu dari test awal 17,21 % tidak ada siswa yang berhasil mencapai syarat ketuntasan belajar minimal (SKBM)., test siklus 1 meningkat menjadi 56,52 % (ketuntasan kelasikal 37.04 %), dan test siklus 2 meningkat lagi menjadi 80,00, (ketuntasan kelasikal 96,42 %). Peningkatan ini cukup signifikan. Berdasarkan hasil angket persepsi siswa tentang model pembelajaran STAD yang terdapat pada digaram 3. siswa menyatakan setuju bahwa pembelajaran model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dari hasil pengamatan observer dapat diketahui 26 orang dari 28 siswa (92,87 %) aktif/sangat aktif dalam kegiatan pembelajaran, hanya 2 orang siswa (7,13 %) yang kurang aktif. Karena siswa yang aktif 90 %, maka penelitian tindakan dianggap sudah berhasil. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan pemaham-an siswa terhadap konsep larutan peyangga. 2. Minat dan respon siswa meningkat dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. 3. Sebagian besar siswa setuju dan sangat setuju Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD memudahkan siswa memahami konsep larutan peyangga.

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.1, No.1, April 2010, hlm. 57-63 63 Saran Berdasarkan hasil PTK yang diperoleh, maka disarankan sebagai berikut: 1. Dalam pembelajaran hendaknya menggunakan strategi, pendekatan, model, dan metode yang bervariasi. 2. Pembelajaran pokok bahasan larutan penyangga hendaknya mengunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. DAFTAR PUSTAKA Astuti, P. 2006. Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 1 Banjarmasin dalam Menyelesaikan Persamaan Reaksi dengan Metode Dua Jari. Banjarmasin: Tidak Diterbitkan Husnah, N.. 2006. Mengoptimalkan Konsep Sintesa Protein Melalui Pendekatan Student Teams Achievement Division Siswa Kelas XII IPA-1 SMA Negeri 10 Banjarmasin. Banjarmasin: Tidak Diterbitkan Middlecamp, C. dan Kean, E. (1985). Panduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta: Gramedia Sadia, I.W. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning Model STAD Model STAD Models). Denpasar : Universitas Ganesha. Zainuddin. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Fisika (Makalah Disampaikan pada Pelatihan Guru Inti Fisika SMA se-kalimantan Selatan). Banjarmasin: Tidak Diterbitkan