BAB IV PERENCANAAN, ANALISA, DAN SIMULASI CDMA X EVDO REV.A

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan

BAB III DATA DAN ASPEK PERENCANAAN JARINGAN. CDMA X EVDO Rev.A

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

Wireless Communication Systems. Faculty of Electrical Engineering Bandung Modul 14 - Perencanaan Jaringan Seluler

BAB III PERENCANAAN MINILINK ERICSSON

Planning cell site. Sebuah jaringan GSM akan digelar dikota Bandung Tengah yang merupakan pusat kota yang memiliki :

BAB III METODE PENELITIAN

Makalah Seminar Tugas Akhir PENINGKATAN KAPASITAS SEL CDMA DENGAN METODE PARTISI SEL

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

BAB I PENDAHULUAN. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan metode akses kanal

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

Analisis Pengaruh Model Propagasi dan Perubahan Tilt Antena Terhadap Coverage Area Sistem Long Term Evolution Menggunakan Software Atoll

ANALISIS IMPLEMENTASI JARINGAN CDMA20001X EVDO REV-A DI KOTA MALANG

Analisis Perencanaan Jaringan Long Term Evolution (LTE) Frekuensi 900 MHz Pada Perairan Selat Sunda

BAB II DASAR TEORI. fasilitas media udara atau ruang bebas (free space), teknologi ini akhirnya menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Perencanaan Indoor WIFI IEEE n Pada Gedung Tokong Nanas (Telkom University Lecture Center)

Universitas Kristen Maranatha

BAB III PROPAGASI GELOMBANG RADIO GSM. Saluran transmisi antara pemancar ( Transmitter / Tx ) dan penerima

Analisa Performansi Sinyal EVDO di Area Boundary Pada Frekuensi 1900 MHz

ANALISIS MAKSIMUM PATHLOSS POWER LINK BUDGET PADA SISTEM JARINGAN CDMA2000

Setyo Budiyanto 1,Mariesa Aldila 2 1,2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

PERENCANAAN KEBUTUHAN NODE B PADA SISTEM UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS) DI WILAYAH UBUD

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung. Tabel 3.1. Jadwal kegiatan Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN Analisis Hasil Pengukuran di Area Sekitar UMY

BAB II TEORI DASAR. dimana : λ = jumlah panggilan yang datang (panggilan/jam) t h = waktu pendudukan rata-rata (jam/panggilan)

BAB IV PERENCANAAN JARINGAN TRANSMISI GELOMBANG MIKRO PADA LINK SITE MRANGGEN 2 DENGAN SITE PUCANG GADING

Pengukuran Coverage Outdoor Wireless LAN dengan Metode Visualisasi Di. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Analisis BTS Initial Planning Jaringan Komunikasi Selular PT. Provider GSM di Sumatera

OPTIMASI BTS MENGGUNAKAN ANTENA SEKTORAL SANDY KUSUMA/ UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Analisis Pengaplikasian MCPA pada Perusahaan Provider GSM di Daerah Sumatera Utara

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Perencanaan Jaringan 3G UMTS. Kota Bekasi, Jawa Barat. Aldrin Fakhri Azhari

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for

Analisis Aspek-Aspek Perencanaan BTS pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN EFEK CELL BREATHING PADA JARINGAN CDMA 20001X EVDO PADA FREKUENSI CARRIER YANG BERBEDA

PERENCANAAN SISTEM JARINGAN RADIO SELULER CDMA DENGAN MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0

Perancangan Jaringan Seluler 4G LTE Frekuensi MHz di Provinsi Papua Barat

BAB III PENENTUAN CAKUPAN AREA BERDASARKAN MODEL REDAMAN PROPAGASI DAN PETA YANG DIGUNAKAN

Powered By TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -

PERCOBAAN 1 PERENCANAAN SELULER

Estimasi Luas Coverage Area dan Jumlah Sel 3G pada Teknologi WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access)

ANALISIS RSCP PADA HSDPA DAN HSUPA DI WILAYAH KOTA MALANG

ANALISIS KUALITAS DAYA PANCAR ANTENA Tongyu TDQ DE-65F PADA BTS FLEXI MULTIRADIO (FMR) NOKIA SIEMENS NETWORKS (NSN)


Perencanaan Transmisi. Pengajar Muhammad Febrianto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS JENIS MATERIAL TERHADAP JUMLAH KUAT SINYAL WIRELESS LAN MENGGUNAKAN METODE COST-231 MULTIWALL INDOOR

CALL SETUP FAILURE PADA JARINGAN CDMA X INTISARI

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BWA


Optimasi BTS Untuk Peningkatan Kualitas Jaringan CDMA 2000

BAB IV ANALISIS KEGAGALAN KOMUNIKASI POINT TO POINT PADA PERANGKAT NEC PASOLINK V4

Study Case: cdma2000 1x Network Planning

Indra Surjati, Yuli Kurnia Ningsih & Hendri Septiana* Dosen-Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti

PENINGKATAN KAPASITAS SEL CDMA DENGAN METODE PARTISI SEL ABSTRACT

Simulasi Perencanaan Site Outdoor Coverage System Jaringan Radio LTE di Kota Bandung Menggunakan Spectrum Frekuensi 700 MHz, 2,1 GHz dan 2,3 GHz

ABSTRAK. Kata kunci : LTE-Advanced, signal level, CINR, parameter, dense urban, urban, sub urban, Atoll. ABSTRACT

Analisis Penataan Sel Untuk Layanan Sistem WCDMA di Area Jalan Tengah I Kerobokan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

RESUME PAPER KOMUNIKASI DATA & JARINGAN

BAB IV PERHITUNGAN EIRP SISTEM MULTI NETWORK

ANALISIS PENGARUH MODEL PROPAGASI DAN PERUBAHAN TILT ANTENA TERHADAP COVERAGE AREA SISTEM LONG TERM EVOLUTION MENGGUNAKAN SOFTWARE ATOLL

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang dilakukan pada BTS-

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN ANALISA. radio IP menggunakan perangkat Huawei radio transmisi microwave seri 950 A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI EFISIENSI PERANGKAT BASE STATION MENGGUNAKAN DRIVE TEST PADA ANTENA SINGLE-BAND DAN MULTI-BAND

Lisa Adriana Siregar Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Harapan


BAB II LANDASAN TEORI. II. 1. Jenis dan Standar dari Wireless Local Area Network

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA BIQUAD YAGI DAN ANTENA BIQUAD OMNIDIRECTIONAL SEBAGAI REPEATER PASIF UNTUK MENINGKATKAN DAYA TERIMA SINYAL WCDMA

ABSTRACT. Keywords : LTE, planning capacity, Planning Coverage, Average Signal Level

TUGAS AKHIR ANALISA LINK BUDGET DALAM PENENTUAN TITIK ANTENA PADA SISTEM DCS1800 DAN UMTS2100 DI GEDUNG IKEA TANGERANG

ABSTRAK 1 PENDAHULUAN. 2 METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Alat Analisis

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN MINILINK ERICSSON

SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI

PERHITUNGAN LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI GSM DI DAERAH URBAN CLUSTER CENTRAL BUSINESS DISTRIC (CBD), RESIDENCES, DAN PERKANTORAN


ANALISIS MODEL PROPAGASI PATH LOSS SEMI- DETERMINISTIK UNTUK APLIKASI TRIPLE BAND DI DAERAH URBAN METROPOLITAN CENTRE

Jurnal ICT Vol 3, No. 5, November 2012, hal AKADEMI TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA

BAB III PERANCANGAN SFN

STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR

BAB II LANDASAN TEORI

KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO)

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL

PERENCANAAN PENAMBAHAN ANTENA 3G SITE KKO USMAN BADARUDIN DI PT.TELKOMSEL DIVISI SERVICE QUALITY ASSURANCE

Transkripsi:

53 BAB IV PERENCANAAN, ANALISA, DAN SIMULASI CDMA 2000 1X EVDO REV.A Dalam perencanaan alokasi BTS jaringan TELKOMFlexi berdasarkan demand di Yogyakarta ini, disesuaikan dengan karakteristik kota Yogyakarta itu sendiri yang merupakan daerah urban yang terdiri dari urban Perkantoran dan perumahan sesuai dengan data Badan Pusat Statistik Yogyakarta. Gambar 4.1 Peta Morphology Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan Mapinfo Ada 2 kombinasi pendekatan dalam perhitungan perencanaan, antara lain perencanaan luas cakupan (coverage) dan perencanaan kapaitas (capacity).

54 Selanjutnya setelah hasil perhitungan diperoleh akan dilakukan simulasi dan analisa hasil perencanaan. 4.1 Perencanaan Luas Cakupan (Coverage) Perencanaan Luas Cakupan atau Coverage Planning digunakan untuk memperkirakan cakupan radius sel yang diperlukan untuk dimensioning system. Oleh karena itu, perlu juga dilakukan path loss maksimum yang di izinkan. Kemudian dilanjutkan dengan memilih model propagasi yang sesuai berdasarkan karakteristik target daerah Yogyakarta. Kemudian kita menentukan power base station mengirimkan untuk menyeimbangkan forward link. 4.1.1 Perhitungan Radius Sel Radius sel merupakan salah satu parameter penting dalam selular planning, hal ini memepengaruhi kebutuhan jumlah sel yang dibutuhkan untuk melayani suatu luasan area tertentu. Radius berhubungan erat dengat path loss dan nilainya bervariasi tergantung dari keadaan geografis sel (urban, suburban atau rural), frekuensi kerja yang digunakan, tinggi antenna BTS dan Tilting antena. Kanal yang digunakan meliputi kanal 1019 dan kanal 39. Nilai frekuensi pembawa yang digunakan 869.88 MHz untuk kanal 1019 dan 871,17 untuk kanal 39.

55 Tabel 4.1 Parameter Perhitungan Link Budget forward link Parameter Inisial Urban Suburban Unit Frekuensi F 869.88 869.88 Hz Tinggi Antenna Tx Tx 30 40 m Tinggi Antena Rx Rx 1.5 1.5 m BTS Tx Ptx 40 40 dbm Gain Antena GTx 17.4 17.4 dbi Gain Antena Rx GRx 0 0 Loss Konnector LK 1.107 1.107 dbi Body Loss BL 2 2 db Product Path Loss Lp 166.2 166.2 db Feeder Loss per m Lf 1.107 1.476 db Fade Margin FM 5 5 db Body Attenuation Ab 2 2 db Vehicle Attenuation Av 0 0 db Building Attenuation Abld 15 8 db Untuk menghitung radius sel, parameter yang harus dihitung adalah MAPL (Maximum Allowable Path Loss ) dengan terlebih dahulu harus dihitung nilai EIRP (Effective Isotropic Radiated Power). Dari data pada tabel 4.1, maka dapat dimasukan pada persamaan 2.29:

56 dbm dbm Dengan minimum Rx Level sebesar -95 dbm, maka nilai MAPL (Lp) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 4.1.1.1 Radius Sel Urban Dengan menggunakan frekuensi kerja sebesar 869.88 Mhz, maka berdasarkan Tabel [2.2], model propagasi yang cocok digunakan adalah propagasi Okumura Hatta. Sehingga untuk mendapatkan nilai radius sel urban menggunakan Persamaan [2.2] [ * ( )+ ] ( ) Dimana : MAPL (L pu ) f = Path Loss Urban dari BTS sampai MS (db) = 128.186 db = Frekuensi Carrier (150-1500 MHz) = 869.88 MHz

57 h b h m Ru = Tinggi antena BTS (Meter) = 30 Meter = Tinggi antena MS (Meter) = 1,5 meter = Radius Sel Urban atau Jarak dari BTS ke MS (Km) Dengan asumsi ( ) pada persamaan [2.3], Faktor Koreksi untuk kota kecil dan sedang (Small and medium-sized city) yaitu sebesar: ( ) ( ) ( ) db Dimana : f = Frekuensi kerja (MHz) = 869,88 MHz) hm = Tinggi antenna penerima (Meter) = 1,5 m ( ) ( ( ) ) ( ( ) ) 0.014551 Selanjutnya nilai perhitungan MAPL urban dan factor koresi dimasukan kedalam persamaan perhitungan radius urban menjadi: [ * ( ) ( ) + ] ( ( ) Dari perhitungan diatas, maka diperoleh hasil bahwa radius sel untuk area urban, adalah sebesar 1,23 km.

58 4.1.1.2 Radius Sel Suburban Dengan menggunakan frekuensi kerja sebesar 869.88 Mhz, maka berdasarkan Tabel [2.2], model propagasi yang cocok digunakan adalah propagasi Okumura Hatta. Sehingga untuk mendapatkan nilai radius sel urban menggunakan Persamaan [2.2] [ * ( )+ ] ( ) Dimana : MAPL (L psu ) = Path Loss SubUrban dari BTS sampai MS (db) = 132.817 db f h b h m Rsu = Frekuensi Carrier (150-1500 MHz) = 869.88 MHz = Tinggi antena BTS (Meter) = 30 Meter = Tinggi antena MS (Meter) = 1,5 meter = Radius Sel Suburban atau Jarak dari BTS ke MS (Km) Dengan asumsi ( ) pada persamaan [2.3], Faktor Koreksi untuk kota kecil dan sedang (Small and medium-sized city) yaitu sebesar: ( ) ( ) ( ) db Dimana : f = Frekuensi kerja (MHz) = 869,88 MHz) hm = Tinggi antenna penerima (Meter) = 1,5 m

59 ( ) ( ( ) ) ( ( ) ) 0.014551 Selanjutnya nilai perhitungan MAPL sub urban dan factor koresi dimasukan kedalam persamaan perhitungan radius urban menjadi: [ * ( ) ( ) + ] ( ( ) Dari perhitungan diatas, maka diperoleh hasil bahwa radius sel untuk area sub urban, adalah sebesar 3.52 km. 4.1.2 Perhitungan Jumlah Sel Tahapan selanjutnya untuk menentukan jumlah sel, maka terlebih dahulu akan dilakukan perhitungan luas sel. Model pendekatan perhitungan luas sel menggunakan perhitungan luas hexagonal, mengingat antena yang digunakan adalah sectoral, maka untuk perhitungan luas cakupan sel dengan radius urban 1,23 km dan suburban 2.598 km adalah sebagai berikut Dimana : Lsel = Luas Sel ( ) R = Radius Sel (km)

60 Berdasarkan Tabel 3.1, luar area Urban 174.121 km 2, sedangkan luar area suburban 598.558 km 2. Maka jumlah sel yang diperlukan untuk dapat mencover seluruh area mengacu pada persamaan 2.27. Sehingga untuk mendapatkan berapa jumlah total BTS menggunakan perhitungan : ( ) ( ) ( ) ( ) Dari perhitungan berdasarkan luas cakupan, diperoleh bahwa jumlah BTS yang diperlukan untuk dapat mengcover seluruh wilayah perencanaan Yogyakarta sebanyak 65 BTS yang terdiri dari 44 BTS untuk mengcover area urban dengan luas area 174,1 dan 21 BTS untuk mencover area suburban dengan luas area 691.69.

61 4.2 Perencanaan Kapasitas (Capacity) Untuk dapat melayani kebutuhan kecepatan data pelanggan perlu dilakukan perhitungan kemampuan jaringan dengan melakukan perhitungan kapasitas. Dalam perencanaan kapasitas ini terbagi menjadi 3 tipe kebutuhan pelanggan dengan mempertimbangkan jumlah kemungkinan distribusi pelanggan dan kebutuhan. Kecepatan data rate meliputi : 256 kbps, 512 kbps dan 1200 kbps. Tabel 4.2 Kebutuhan Kecepatan Data Pelanggan Subs Max Data Type Rate Percentage Type 1 256 kbps 70% Type 2 512 kbps 20% Type 3 1200 kbps 10% Uniform Forward Access Data Rate 401.6 kbps Dari data Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata-rata Kebutuhan Kecepatan Data Pelanggan adalah 401,6 kbps. Selanjutnya perlu diketahui jumlah pelanggan yang dapat di handle oleh setiap AN sector berdasarkan pada Tabel 3.3 Prediksi Pola Pelanggan. Nilai Sectort Throughput sebesar 1800 kbps dan Equipment Active Proportion (EAP) sebesar 10%. ( )

62 Dari perhitungan diperoleh hasil jumlah pelanggan setiap carrier sebanyak 77.19 pelanggan. Selanjutnya untuk mengetahui jumlah pelanggan setiap BTS, disesuaikan dengan jumlah kebutuhan sector yang akan digunakan. Dalam perencanaan ini diasumsikan semua BTS mempunya 3 sector, sehingga untuk mengetahui perkiraan jumlah pelanggan setiap BTS dengan mengkalikan jumlah pelanggan per carrier dengan total sector. Dari perhitungan diatas, maka bahwa kemampuan yang dimiliki BTS sebanyak 231.57 pengguna. Berdasarkan Tabel 3.4 tentang Prediksi Pola Pelanggan, target pelanggan yang akan dicapai sebanyak 20000 pelanggan, dengan demikian dapat diketahui jumlah kebutuhan BTS yang diperlukan untuk dapat melayani sesuai persamaan 2.23.

63 Dari perhitungan berdasarkan kebutuhan kapasitas, diperoleh hasil bahwa jumlah BTS yang diperlukan untuk dapat melayani pelanggan sebanyak 20000 sebanyak 86.36 BTS S111. Kemudian dengan asumsi mempunyai 2 jumlah frekuensi carrier, maka Jumlah BTS yang diperlukan sebanyak = 86.36/2 = 43.18 BTS = 43 BTS. 4.3 Jumlah Site Berdasarkan perhitungan menggunakan kombinasi perhitungan perencanaan luas cakupan dan kapasitas yang diperoleh hasil bahwa : Tabel 4.3 Jumlah BTS Berdasarkan Luas Cakupan dan Kapasitas Perhitungan Total BTS Perhitungan Luas Coverage 65 Perhitungan Kapasitas 43 Pendekatan untuk menentukan jumlah BTS yang diperlukan adalah dengan memilih hasil perhitungan yang jumlahnya lebih besar. Pada perencanaan ini jumlah perhitungan berdasarkan luas coverage jumlahnya 65 BTS lebih besar dibanding dengan perhitungan berdasarkan perhitungan kapasitas yang berjumlah 43 BTS. 4.4 Pemetaan Site Planing Berdasarkan hasil perencanaan, jumlah BTS yang dibutuhkan untuk dapat melayanai area Yogyakarta sebanyak 65 BTS, yang terdiri dari 44 BTS area urban

64 dan 21 sel area Suburban. Sementara untuk memudahkan dalam proses pemetaan, menggunakan software Mentum 5.5 yang merupakan software berbasis GIS, peta desa boundary, dan dengan dibantu dengan Map Komersial wilayah Yogyakarta. Berikut hasil pemetaan sel menggunakan software Mentum 5.5 dengan disesuaikan dengan boundary wilayah urban dan suburban. Luas sel disesuaikan dengan radius hasil perhitungan, dengan radius urban 1,2 km dan radius 3.52 km. Gambar 4.2 Pemetaan Cell AN EVDO Yogyakarta Dari hasil pemetaan, nampak terlihat seluruh wilayah perencanaan Yogyakarta sudah dapat tersebar secara merata. Dengan wilayah urban berada di wilayah kotamadya Yogyakarta, sementara wilayah suburban mencakup wilayah Bantul, Sleman, Kulonprogo dan Gunung Kidul. Data yang diperoleh dari pemetaan meliputi : Site BTS ID, BTS Name (nama desa), koordinat (latitude dan longitude).

65 Tabel 4.4 Data Perencanaan BTS Yogyakarta No BTS ID BTS Name Longitude Latitude Antenna Height Azimuth Morphology 1 YGY001 Ngupasan 110.3715634-7.799559092 30 0/120/240 Urban 2 YGY002 Terban 110.381249-7.78288514 30 0/120/240 Urban 3 YGY003 Kricak 110.3619277-7.782856518 30 0/120/240 Urban 4 YGY004 Wirobrajan 110.3522415-7.799529967 30 0/120/240 Urban 5 YGY005 Mantrijeron 110.3618771-7.816232838 30 0/120/240 Urban 6 YGY006 Sorosutan 110.3811999-7.816261585 30 0/120/240 Urban 7 YGY007 Majumuju 110.3908854-7.799587335 30 0/120/240 Urban 8 YGY008 Caturtunggal 1 110.4005702-7.782912882 30 0/120/240 Urban 9 YGY009 Caturtunggal 2 110.3909336-7.766210803 30 0/120/240 Urban 10 YGY010 Sinduadi 110.3716131-7.766182682 30 0/120/240 Urban 11 YGY011 trihanggo 110.3522927-7.766153683 30 0/120/240 Urban 12 YGY012 Nogotirto 110.3426066-7.782827016 30 0/120/240 Urban 13 YGY013 Ngestiharjo 110.3425545-7.816203209 30 0/120/240 Urban 14 YGY014 Tirtonirmolo 110.3521901-7.832906197 30 0/120/240 Urban 15 YGY015 Bangunharjo 110.3715135-7.832935449 30 0/120/240 Urban 16 YGY016 Giwangan 110.3908371-7.832963814 30 0/120/240 Urban 17 YGY017 Banguntapan 110.4005227-7.816289447 30 0/120/240 Urban 18 YGY018 Banguntapan 110.4102075-7.799614696 30 0/120/240 Urban 19 YGY019 Caturtunggal 110.4198916-7.782939744 30 0/120/240 Urban 20 YGY020 Condongcatur 1 110.4102542-7.766238046 30 0/120/240 Urban 21 YGY021 Condongcatur 2 110.4006176-7.749536173 30 0/120/240 Urban 22 YGY022 trihanggo 110.3619781-7.749480054 30 0/120/240 Urban 23 YGY023 Sidoarum 1 110.3329724-7.766123807 30 0/120/240 Urban 24 YGY024 Sidoarum 2 110.3232855-7.782796634 30 0/120/240 Urban 25 YGY025 Tamantirto 1 110.3232319-7.816172695 30 0/120/240 Urban 26 YGY026 Tamantirto 2 110.3328667-7.832876061 30 0/120/240 Urban 27 YGY027 Tirtonirmolo 110.3425021-7.849579348 30 0/120/240 Urban

66 No BTS ID BTS Name Longitude Latitude Antenna Height Azimuth Morphology 28 YGY028 Bangunharjo 110.3618263-7.849609106 30 0/120/240 Urban 29 YGY029 Tamanan 110.3811507-7.849637977 30 0/120/240 Urban 30 YGY030 Wirokerten 110.400475-7.849665959 30 0/120/240 Urban 31 YGY031 Potorono 110.4101607-7.832991294 30 0/120/240 Urban 32 YGY032 Baturetno 110.4198456-7.816316426 30 0/120/240 Urban 33 YGY033 Condongcatur 110.4199374-7.749562919 30 0/120/240 Urban 34 YGY034 Sidoagung 110.3136521-7.766093052 30 0/120/240 Urban 35 YGY035 Bangunjiwo 1 110.3135433-7.832845038 30 0/120/240 Urban 36 YGY036 Bangunjiwo 2 110.323178-7.849548703 30 0/120/240 Urban 37 YGY037 Jambidan 110.4197994-7.849693055 30 0/120/240 Urban 38 YGY038 Sitimulyo 110.4294843-7.833017888 30 0/120/240 Urban 39 YGY039 Sendangtirto 110.4391685-7.816342521 30 0/120/240 Urban 40 YGY040 Bangunjiwo 110.3038539-7.84951717 30 0/120/240 Urban 41 YGY041 Sitimulyo 1 110.4391239-7.849719263 30 0/120/240 Urban 42 YGY042 Sitimulyo 2 110.4488082-7.833043597 30 0/120/240 Urban 43 YGY043 Sitimulyo 3 110.425344-7.863899 30 0/120/240 Urban 44 YGY044 Ngestiharjo 110.334245-7.8 30 0/120/240 Urban 45 YGY045 Pendowoharjo 110.3393734-7.869217796 40 0/120/240 Suburban 46 YGY046 Prelet 110.3946779-7.869301211 40 0/120/240 Suburban 47 YGY047 Purwomartani 110.4501082-7.773859897 40 0/120/240 Suburban 48 YGY048 Wedomartani 110.4225269-7.726064501 40 0/120/240 Suburban 49 YGY049 Tridadi 110.3672408-7.725986199 40 0/120/240 Suburban 50 YGY050 Margodadi 110.3119554-7.725900745 40 0/120/240 Suburban 51 YGY051 Sumbersari 110.2842323-7.773612727 40 0/120/240 Suburban 52 YGY052 Argosari 110.2565026-7.821322133 40 0/120/240 Suburban 53 YGY053 Triwidadi 110.2840694-7.869127095 40 0/120/240 Suburban 54 YGY054 Gilangharjo 110.3116423-7.916930616 40 0/120/240 Suburban 55 YGY055 Canden 110.3669529-7.917018208 40 0/120/240 Suburban 56 YGY056 Wukirsari 110.4222641-7.917098469 40 0/120/240 Suburban 57 YGY057 Srimulyo 110.4499831-7.869377338 40 0/120/240 Suburban

67 No BTS ID BTS Name Longitude Latitude Antenna Height Azimuth Morphology 58 YGY058 Jogotirto 110.4776954-7.82165374 40 0/120/240 Suburban 59 YGY059 Selomartani 110.4778135-7.726135649 40 0/120/240 Suburban 60 YGY060 Sardonoharjo 110.3949516-7.678267767 40 0/120/240 Suburban 61 YGY061 Sendangagung 110.2566706-7.725808139 40 0/120/240 Suburban 62 YGY062 Wates 110.156946-7.862567 40 0/120/240 Suburban 63 YGY063 Giricahyo 110.354097-8.031349 40 0/120/240 Suburban 64 YGY064 Siraman 110.589682-7.970593 40 0/120/240 Suburban 65 YGY065 Ambarketawang 110.30901-7.816653 40 0/120/240 Suburban 4.5 Perencanaan PN Code Untuk merencanakan PN Code, akan menggunakan sistem kluster dan menggunakan system increament PN_INC = 4. Total PN = 512 Increament = 4 Total PN Code = Total PN / Increament = 512/4 = 128 PN Code Total PN Code 3 Sector = 128/3 = 42,6 Cell, dibulatkan menjadi 42 Cell Total cell hasil perencanaan sebanyak 65 sel, maka akan dapat di buat 8 subcluster dengan masing-masing subcluster terdiri atas 8 sel, sehingga akan ada 2 alokasi PN kosong yang akan digunakan sebagai cadangan.

68 Gambar 4.3 Mapping Kluster PN Yogyakarta Area Tabel 4.5 PN Code BTS Yogyakarta Site ID CLUSTER Sector 1 Sector 2 Sector 3 Site ID CLUSTER Sector 1 Sector 2 Sector 3 YGY061 Cluster 1A 4 172 340 YGY062 Cluster 2A 8 176 344 YGY050 Cluster 1A 20 188 356 YGY052 Cluster 2A 24 192 360 YGY049 Cluster 1A 36 204 372 YGY065 Cluster 2A 40 208 376 YGY022 Cluster 1A 52 220 388 YGY025 Cluster 2A 56 224 392 YGY023 Cluster 1A 68 236 404 YGY035 Cluster 2A 72 240 408 YGY024 Cluster 1A 84 252 420 YGY036 Cluster 2A 88 256 424 YGY034 Cluster 1A 100 268 436 YGY040 Cluster 2A 104 272 440 YGY051 Cluster 1A 116 284 452 YGY053 Cluster 2A 120 288 456 Site ID CLUSTER Sector 1 Sector 2 Sector 3 Site ID CLUSTER Sector 1 Sector 2 Sector 3

69 Site ID CLUSTER Sector 1 Sector 2 Sector 3 Site ID CLUSTER Sector 1 Sector 2 Sector 3 YGY013 Cluster 1B 4 172 340 YGY016 Cluster 2B 8 176 344 YGY005 Cluster 1B 20 188 356 YGY006 Cluster 2B 24 192 360 YGY015 Cluster 1B 36 204 372 YGY007 Cluster 2B 40 208 376 YGY029 Cluster 1B 52 220 388 YGY008 Cluster 2B 56 224 392 YGY028 Cluster 1B 68 236 404 YGY019 Cluster 2B 72 240 408 YGY045 Cluster 1B 84 252 420 YGY018 Cluster 2B 88 256 424 YGY027 Cluster 1B 100 268 436 YGY017 Cluster 2B 104 272 440 YGY026 Cluster 1B 116 284 452 YGY032 Cluster 2B 120 288 456 YGY014 Cluster 1B 132 300 468 Site ID CLUSTER Sector 1 Sector 2 Sector 3 Site ID CLUSTER Sector 1 Sector 2 Sector 3 YGY011 Cluster 3A 12 180 348 YGY009 Cluster 4A 16 184 352 YGY010 Cluster 3A 28 196 364 YGY021 Cluster 4A 32 200 368 YGY002 Cluster 3A 44 212 380 YGY048 Cluster 4A 48 216 384 YGY001 Cluster 3A 60 228 396 YGY060 Cluster 4A 64 232 400 YGY004 Cluster 3A 76 244 412 YGY059 Cluster 4A 80 248 416 YGY044 Cluster 3A 92 260 428 YGY047 Cluster 4A 96 264 432 YGY012 Cluster 3A 108 276 444 YGY020 Cluster 4A 112 280 448 YGY003 Cluster 3A 124 292 460 YGY033 Cluster 4A 128 296 464 Site ID CLUSTER Sector 1 Sector 2 Sector 3 Site ID CLUSTER Sector 1 Sector 2 Sector 3 YGY030 Cluster 3B 12 180 348 YGY063 Cluster 4B 16 184 352 YGY031 Cluster 3B 28 196 364 YGY054 Cluster 4B 32 200 368 YGY038 Cluster 3B 44 212 380 YGY055 Cluster 4B 48 216 384 YGY039 Cluster 3B 60 228 396 YGY046 Cluster 4B 64 232 400 YGY058 Cluster 3B 76 244 412 YGY043 Cluster 4B 80 248 416 YGY042 Cluster 3B 92 260 428 YGY057 Cluster 4B 96 264 432 YGY041 Cluster 3B 108 276 444 YGY056 Cluster 4B 112 280 448 YGY037 Cluster 3B 124 292 460 YGY064 Cluster 4B 128 296 464 4.6 Simulasi dan Analisa Hasil Perencanaan Simulasi hasil perencanaan menggunakan software Mentum Planet 5.5, sehingga dapat dilakukan visualiasasi. Pada Software Mentum Planet 5.5 ini terdiri atas beberapa komponen pendukung, antara lain : map clutter untuk membagi

70 wilayah berdasarkan morphology, map height untuk mengetahui ketinggian tanah dan parameter perhitungan perencanaan Link Budget. Gambar 4.4 Map Clutter Gambar 4.5 Map Height Simulasi yang akan dilakukan meliputi simulasi Rx Power, Data Throughput dan PN Strength.

71 - Pilot Best Ec : untuk mengetahui luas cakupan coverage - Data Throughput : untuk mengetahui cakupan coverage Maximum kecepatan - PN Strength untuk mengetahui batas kekuatan PN tiap sector coverage. 4.6.1 Pilot Best Ec Gambar 4.6 Simulasi Pilot Best Ec Pada gambar 4.6 memperlihatkan Pilot Best Ec atau luas cakupan coverage hasil perencanaan wilayah Yogyakarta. Untuk dapat mengetahui kualitas coverage, maka ditampilkan 4 level sinyal yang berwarna warna yaitu hijau, biru, kuning, dan pink. Sinyal hijau pada level -65 dbm sampai 0 dbm, sinyal biru pada level -75 dbm sampai -65 dbm, sinyal kuning sampai -85 dbm sampai -75 dbm dan sinyal merah pada level -95 dbm sampai -85 dbm.

72 Dari hasil simulasi Pilot Best Ec dapat diperoleh statistika luas coverage wilayah Yogyakarta dapat disesuaikan dengan kebutuhan, berdasakan kategori urban atau suburban, berdasarkan wilayah geografis seperti kabupaten atau kecamatan atau desa. Gambar 4.7 Overlay Layer Morplology dengan Coverage Untuk mengetahui hasil perencanan yang telah dibuat mencapai target, maka dilakukan overlay layer antara layer morphology (urban area dan suburban area) dengan hasil simulasi Pilot Best Server. Sehingga akan diperoleh luas cakupan coverage berdasarkan morphology dengan dibagi berdasarkan level sinyal. Pada area perencanaan Yogyakarta terbagi kedalam 2 kategori morphology yaitu urban dan suburban. Dengan simulasi Pilot Best Ec dari Mentum 5.5 dapat diperoleh besarnya luas wilayah yang tercover. Simulasi ini dapat sekaligus mengetahui kekuatan sinyal hasil perencanaan atau dapat diterjemahkan dalam

73 bentuk lain berupa bar sinyal yang akan tampil di handset atau aplikasi mobile yang digunakan. Tabel 4.6 Persentase Hasil Simulasi Pilot Best Ec Berdasarkan Morphology Urban Suburban Ranges Area Ranges Area (dbm) (km²) % Keterangan (dbm) (km²) % Keterangan -95 ~ -85 0.00 0% Poor -95 ~ -85 113.33 16% Poor -85 ~ -75 4.40 3% Fair -85 ~ -75 298.25 43% Fair -75 ~ -65 46.61 27% Very Good -75 ~ -65 199.57 29% Very Good -65 ~ 0 123.08 71% Excellent -65 ~ 0 80.55 12% Excellent Total 174.10 Total 691.69 Pada tabel 4.6 menampilkan nilai kekuatan sinyal dalam satuan dbm, yaitu nilai luas cakupan coverage dengan kategori urban dan Suburban. Luas wilayah yang tercover sinyal area urban dan Suburban mencapai 100%. Untuk area urban dominasi sinyal berada pada level -69 ~ 0 dbm kategori Excellent dengan nilai 71% dari seluruh luas area urban 174 km². Sedangkan untuk area Suburban kekuatan sinyal yang mendominasi pada level sinyal Fair, hal ini terjadi mengingat tipe propagasi suburban dengan radius propagasi lebih tinggi sehingga memungkinkan untuk jarak jangkauan lebih luas.

74 4.6.2 Pilot Best Server Gambar 4.8 Simulasi Best Server Simulasi Pilot Best Server untuk mengetahui cakupan PN Offset yang ditampilkan dengan perbedaan warna antara tiap sector. Dengan hasil simulasi Pilot Best Server akan memudahkan untuk mengecek PN Offset atau BTS sektor yang mengcover area tertentu sehingga akan dapat dilakukan analisa troubleshooting apabila ada problem yang terjadi pada jaringan. 4.6.3 Forward Max Achievable Data Rate Simulasi Forward Max Achievable Data Rate (FMADR) merupakan kecepatan data maksimal yang bisa dicapai dalam area tertentu. Ada 14 level maksimal kecepatan data mulai dari kecepatan 4,8 Kbps sampai kecepatan data maksimal 3,072 Mbps. Simulasi FMADR dalam kondisi pengguna layanan data

75 hanya sebanyak 1 user atau total kecepatan data yang diperoleh oleh seluruh user dalam penggunaan dalam waktu yang bersamaan. Gambar 4.9 Simulasi Forward Max Achievable Data Rate (FMADR) Hasil simulasi FMDR pada gambar 4.9 nampak terlihat bahwa untuk wilayah urban area kecepatan data yang diterima pada nilai 3072 kbps, 2357,6 kbps, 1843,2 kbps,1536 kbps, 921,6 kbps, 614,4 kbps. Nilai kecepatan data yang dicapai masih berada diatas rata-rata kebutuhan spesifikasi layanan 400 kbps.