BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh nilai-nilai individu dan kebiasaan yang dapat. mempengaruhi kesehatan dan psikologis seseorang.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

GAMBARAN SIKAP TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI DI DESA GONILAN KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. perilaku hidup bersih dan sehat. Pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

I. PENDAHULUAN. tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak menyebarkan kotoran dan tidak menularkan penyakit,langkahlangkah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

BAB I PENDAHULUAN. imunisasi, status gizi, dan penyakit infeksi pada anak. Faktor-faktor tersebut

SUKOHARJO. Oleh : Kesehatan Bidang J NIM FAKULTAS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah

BAB I PENDAHULUAN. sehat,tidak bau, tidak menyebarkan kotoran atau menyebabkan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

I. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengetahuan merupakan suatu informasi yang diketahui oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa. usia tahun untuk anak laki-laki (Brown, 2005).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sistem imun masih lemah sehingga lebih mudah terkena

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

BAB 1 PENDAHULUAN. diarahkan guna tercapainya kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut WHO (1947) adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

Oleh. Friga Satria Yuga Perdana. Program S1 Kesehatan Masyarakat ABSTRAK

HUBUNGAN PERILAKU HIGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA SISWA SD NEGERI 01 TRANGSAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka

UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN PRIBADI MELALUI POLA HIDUP BERSIH DAN ANTI NARKOBA

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. klien kekurangan cairan / dehidrasi. Keadaan kekurangan cairan apabila tidak

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

BAB V PEMBAHASAN. A. Hubungan antara Pengetahuan dengan Praktik Sanitasi dan Higiene

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usia prasekolah antaralain mengenal warna, mengenal angka

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan bertujuan menyiapkan siswa menjadi anggota masyarakat yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) : Siswa-siswa sekolah dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela Mampang, Mampang Prapatan

BAB I PENDAHULUAN. satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health

BAB I PENDAHULUAN. dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,

BAB I PENDAHULUAN. Data Profil Kesehatan Puskesmas Getasan tahun 2014, menunjukkan bahwa terdapat 84 temuan kasus diare.

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. mencegah kesakitan dan mencegah terjangkitnya penyakit terutama penyakit yang

4 Materi Pokok Pelatihan Dokter Kecil Tanggal : 18 June 2010 Oleh : Putu Sudayasa Skip ke Komentar Sebagai bagian dari kegiatan rutin

BAB I PENDAHULUAN. pedagang kaki lima di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan beriklim tropis, termasuk Indonesia. Hal ini. iklim, suhu, kelembaban dan hal-hal yang berhubungan langsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad Sarjana S-1 KEPERAWATAN. Diajukan Oleh : NURMA RAHMAWATI J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengukur pencapaian keseluruhan negara. Pencapaian ini meliputi 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus

BAB I PENDAHULUAN. penghujan disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui vektor nyamuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

TINGKAT PENGETAHUAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) TERHADAP KEBERSIHAN PRIBADI SISWA KELAS IV dan V SD NEGERI KRATON YOGYAKARTA TAHUN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dalam suatu negara yang sangat potensial bagi pembangunan nasional. Maka diperlukan bimbingan serta pembinaan terus menerus mengenai pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala kemungkinan yang bisa membahayakan anak atau generasi muda demi kelangsungan hidup dan terwujudnya bangsa yang sejahtera di masa mendatang. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) selain bertujuan dibidang pendidikan, juga memiliki tujuan dibidang kesehatan. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 bab V pasal 45 tentang Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa tujuan penyelenggaraan kesehatan disekolah adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat, meningkatkan lingkungan sehat, dan meningkatkan sumber daya berkualitas. Lebih lanjut dijelaskan bahwa sekolah memiliki kewajiban untuk mempromosikan hidup sehat pada anak didiknya diantaranya adalah (1) melibatkan semua pihak terkait masalah kesehatan sekolah; (2) menciptakan lingkungan sekolah sehat dan aman; (3) memberikan pendidikan kesehatan di sekolah; (4) memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan; (5) memiliki kebijakan dan upaya sekolah untuk promosi kesehatan; dan (6) berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat (Suyanto, 2012). 1

2 Beberapa kebiasaan anak yang dapat mempengaruhi kesehatan pada anak khususnya di sekolah yaitu pola sarapan anak, kebiasaan mencuci tangan, kebersihan telinga, kebersihan kulit, kebersihan kuku, kebersihan rambut, mandi dan juga kebiasaan anak-anak untuk jajan di tempat sembarangan dengan jajanan yang rata-rata tidak sehat untuk dikonsumsi oleh anak-anak. Anak dalam usia sekolah disebut sebagai masa intelektual, dimana anak mulai belajar berpikir secara konkrit dan rasional. Tugas perkembangan anak dalam usia sekolah adalah belajar mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan meliputi kesehatan dan kebersihan diri, serta terdapat adanya hubungan positif yang tinggi antara jasmani dan prestasi dimana apabila tubuh anak sehat maka banyak prestasi belajar yang diraihnya (Yusuf, 2008). Notoatmodjo (2007), menjelaskan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan bertujuan menjadikan seseorang mampu menolong diri sendiri dibidang kesehatan. Selain itu bertujuan mendorong seseorang untuk berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan khususnya kesehatan jasmani atau kesehatan tubuh dalam rangka mewujudkan lingkungan hidup yang sehat dilaksanakan pengembangan sistem kesehatan. Salah satu lingkungan yang menjadi sasaran dalam pengembangan sistem kesehatan adalah lingkungan sekolah. Faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan khususnya pada anak diantaranya kesehatan, budaya, agama, dan kebiasaan setempat serta

3 perlakuan orang tua dalam mendidik anak (Wong, dkk, 2004). Peran orang tua dan guru juga merupakan faktor lain yang memiliki dampak besar terhadap perkembangan perilaku kesehatan anak yang sering berinteraksi dengan anak dapat membantu perilaku kesehatan pada anak. Mengajarkan dan membidik prilaku kesehaatan pada anak sekolah sejak dini dapat membantu kesehatan fisik, psikologis dan juga mental anak. Berdasarkan epidemiologis terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada lingkungan usia anak sekolah dasar dimana penyebaran penyakit berbasis lingkungan di kalangan anak sekolah di Indonesia masih tinggi. Kasus infeksi demam berdarah dengue, diare, cacingan, infeksi saluran pernafasan akut, serta reaksi terhadap makanan akibat buruknya sanitasi dan keamanan pangan (Bustan, 2002). Penyakit masih tinggi di masyarakat Indonesia yang rentan diderita oleh anak sekolah yaitu cacingan, karena penyakit cacingan merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat penting untuk ditanggulangi. Anak usia sekolah dasar merupakan kelompok yang rentan terhadap penularan penyakit ini, berdasarkan penelitian didapatkan prevalensi penyakit cacingan pada anak Sekolah Dasar di Jakarta sebesar 49,5% (Pipit, 2006). Saat ini banyak pola kehidupan serba cepat dan mudah yang akan mengakibatkan gangguan kesehatan pada anak dan sangat menentukan kesehatan anak dimasa yang akan datang. Perhatian orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan baik agama ataupun sosial budaya merupakan faktor yang kondusif dalam mempersiapkan anak

4 menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat. Notoatmodjo (2007), pengetahuan tentang kebersihan diri dan hidup sehat sangat dibutuhkan oleh setiap individu dalam mempertahankan kebiasaan hidup yang sesuai dengan kesehatan dan akan menciptakan kesejahteraan serta kesehatan yang optimal dengan melakukan perawatan kesehatan diri. Dari pengalaman terhadap praktek yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari praktek yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sikap merupakan domain yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Sikap yang diharapkan dimiliki anak bukan hanya tahu menyebutkan bagaimana harus bersikap, tetapi tumbuhnya sikap itu sendiri untuk berperilaku lebih baik. Sikap merupakan kesediaan untuk bertindak atau predisposisi tindakan suatu perilaku. Bardasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di sekolah dasar negeri Gonilan 01 Kartasura diperoleh data bahwa jumlah siswa kelas III-VI adalah 67 siswa. Jumlah siswa kelas tiga 9 siswa, jumlah siswa kelas empat adalah 20 siswa, jumlah siswa kelas lima adalah 18 siswa dan jumlah siswa kelas enam adalah 20 siswa. Hasil observasi menunjukkan keadaan lingkungan di sekolah dasar negeri Gonilan 01 Kartasura sudah cukup bersih. Hal ini terlihat halaman sekolah yang bersih serta tersedia tempat sampah yang diletakkan di depan kelas masing-masing. Hanya saja kamar mandi dan WC siswa masih terlihat kurang bersih dan berbau serta ruangan kelas masih kurang rapi. Perilaku bersih dan sehat di SD Negeri 01 Gonilan misalnya pemeriksaan kuku direncanakan dilakukan setiap satu minggu sekali oleh guru olah raga, namun pada pelaksanaannya tidak selalu dilakukan. Sementara

5 perilaku jajan siswa, masih banyak siswa yang jajan diluar selain di kantin sekolah. Selanjutnya hasil studi pendahuluan yang dilakukan di sekolah dasar negeri Gonilan 02 Kartasura diperoleh data bahwa jumlah siswa kelas III-VI adalah 63 siswa. Jumlah siswa kelas tiga adalah 12,jumlah siswa kelas empat adalah 15 siswa, jumlah siswa kelas lima adalah 19 siswa dan jumlah siswa kelas enam adalah 17 siswa. Hasil observasi menunjukkan keadaan lingkungan di sekolah dasar negeri Gonilan 02 Kartasura sudah cukup bersih. Hal ini terlihat halaman sekolah yang bersih serta tersedia tempat sampah yang diletakkan di depan kelas masing-masing. Demikian pula halnya yang terjadi di SD Gonilan 02, perilaku mencuci tangan sebelum makan juga belum diterapkan oleh siswa, pemeriksaan kebersihan kuku tidak rutin dilakukan dan masih banyaknya siswa yang jajan diluar kantin sekolah. Hasil observasi dan wawancara dengan 10 siswa kelas 4 keatas di SD Negeri 01 Gonilan dan 10 siswa di SD Negeri 02 Gonilan, menunjukkan bahwa terdapat 13 siswa yang belum sepenuhnya melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, yaitu ditandai dengan tangan siswa yang terlihat kotor, kuku panjang, dan jajan di tempat sembarangan. Siswa menyatakan jarang mencuci tangan sebelum makan dan membuang sampah tidak selalu pada tempatnya. Melihat fenomena di atas peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana gambaran sikap tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada anak sekolah dasar negeri di Desa Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.

6 B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka, rumusan masalahnya adalah Bagaimanakah sikap tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada anak sekolah dasar negeri di Desa Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui sikap tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada anak sekolah dasar negeri di Desa Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran karakteristik siswa Sekolah Dasar di wilayah Desa Gonilan Kartasura Sukoharjo. b. Mengetahui gambaran sikap tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada anak sekolah dasar negeri di Desa Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan menjadi wawasan baru sekolah dalam memberikan dukungan perilaku hidup bersih dan sehat siswanya, sehingga

7 tercapai kesehatan anak-anak didik dan pada akhirnya turut mempengaruhi prestasi belajar siswa. 2. Guru Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan perilaku guru, khususnya dalam mengawasi dan memotivasi anak untuk senantiasa berperilaku sehat di sekolah. 3. Anak-anak Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa tentang perilaku hidup bersih dan sehat sehingga siswa mampu meningkatkan perilaku hidup sehat dan bersih. E. Keaslian Penelitian 1. Singgih (2011), Tingkat Pengetahuan, sikap, dan perilaku Siswa SD Kelas 4-6 terhadap Penyakit Kecacingan yang Ditularkan Melalui Tanah di SD Islam Ruhama Tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik observasi. Sample penelitian adalah siswa kelas 4-6 dengan asumsi mereka memiliki pemahaman yang baik tentang penyakit cacingan. Teknik analisis adalah univariat. Penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswa tentang penyakit kecacingan sedang, sikap siswa terhadap penyakit kecacingan sebagian besar cukup, dan perilaku siswa terhadap penyakit kecacingan sebagian besar baik.

8 2. Pipit (2006), Hubungan antara Penyakit Cacingan dengan Status Gizi pada Anak Sekolah Dasar (SD) di Sekolah Dasar Al Mustofa Surabaya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa status gizi baik 53,3 % pemeriksaan cacingan negative 56%, sebagaian tidak terkena cacingan 44 %. Kesimpulan penelitian adalah tidak ada hubungan status gizi dengan kejadian cacingan, dalam pembahasan disebutkan bahwa Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian cacingan. Selanjutnya dalam proses observasi diperoleh keterangan bahwa faktor-faktor yang menjadi penyebab kejadian cacingan, salah satunya adalah perilaku hygiene individu.