Pengaruh Tehnik Relaksasi Efflurage Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Appendictomy di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. priyanto,2008). Apendisitis merupakan peradangan akibat infeksi pada usus

Solichah 1, Rosiana 2, Siswanti 3

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

PENATALAKSANAAN NYERI NON FARMAKOLOGIS OLEH PERAWAT PADA PASIEN POST OPERATIF DI RUANG DAHLIA RUMAHSAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dengan prioritas utama pada upaya peningkatan kualitas pelayanan

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA KARYAWATI BIMBINGAN BELAJAR QUANTUM KIDS PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

Oleh: Esti Widiasari S

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. cacing (appendiks). Infeksi ini bisa terjadi nanah (pus) (Arisandi,2008).

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA PADA HARI KE 1-2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. lokal di perut bagian kanan bawah (Anderson, 2002). Apendisitis

BAB I PENDAHULUAN. asli ke perifer dan menjadi kaspul bedah (Rahardjo, 1995). Benigna Prostat

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

Perbedaan Kepatuhan Minum obat Sebelum Dan Setelah Afirmasi Positif Pada Penderita TB paru di Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

BAB I PENDAHULUAN. akut di Indonesia (Sjamsuhidayat, 2010 dan Greenberg et al, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium (MDG s)

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Infeksi bakteri sebagai salah satu pencetus apendisitis dan berbagai hal

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

Endra Amalia 1, Yozi Susanti 2. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Perintis Sumbar Abstract

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

PENGARUH LATIHAN HATHA YOGA TERHADAP TINGKAT STRES PADA WANITA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

ABSTRAK PEKERJAAN JASA KULI ANGKUT DI PASAR BADUNG MENINGKATKAN RISIKO KELUHAN NYERI PUNGGUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2014 bahwa kesehatan. harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis paling sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda. Insidens

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: POST APPENDIKTOMY DI RUANG MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

PERBEDAAN SENAM DISMENORHEA DAN PIJAT EFFLEURAGETERHADAP SKALA NYERI DISMENORHEA PADAREMAJA PUTRI DI SMA N 15 KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

Efektivitas Ambulasi Dini terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Laparatomi di RSUD Kudus

ABSTRAK PREVALENSI APENDISITIS AKUT PADA ANAK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

SKRIPSI OLEH: Oktaviani De Rosari Deor NRP: FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Sjamsuhidajat dan Jong, 2005).

SKRIPSI SULASTRI J

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN. International for the Study of Pain (IASP) nyeri merupakan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu tempat terjadinya inflamasi primer akut. 3. yang akhirnya dapat menyebabkan apendisitis. 1

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks, suatu organ

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

Profil Infeksi Luka Operasi di Bagian Bedah RSUP H. Adam Malik Periode Januari Juni Oleh : LANDONG SIHOMBING

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

PENGARUH PEMBERIAN BACK EXERCISE DAN SLOW- STROKE BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PRIMER

PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR

FIRMAN FARADISI J

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN GANGGUAN SISTIM PENCERNAAN : POST OPERASI APPENDIKTOMI HARI KE-2 DI RUANG ANGGREK RSUD SUKOHARJO

CHARISA CHAQ ( S) RIZKA YUNI FARCHATI ( S)

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

Transkripsi:

Pengaruh Tehnik Relaksasi Efflurage Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Appendictomy di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus Xiii + 75 halaman + 6 tabel + 2 gambar + 8 lampiran Fitrianingrum 1, Indanah 2, Suwarto 3 ABSTRAK Latar Belakang: Pengelolaan managemen nyeri dapat dilakukan dengan berbagai tehnik antara lain yaitu tehnik hipnotis, distraksi, imajinasi terbimbing dan tehnik relaksasi efflurage. Tehnik relaksasi efflurage merupakan tehnik relaksasi dengan melakukan masase daerah sekitar fokus nyeri yang terjadi sehingga otot-otot sekitar menjadi relaksasi. Dalam kondisi rileks tubuh juga menghentikan produksi hormon adrenalin dan semua hormon yang diperlukan saat kita stress dan nyeri. Karena hormon stres dan nyeri adrenalin diproduksi dari blok bangunan kimiawi yang sama, ketika kita mengurangi stres kita juga telah mengurangi produksi kedua hormon nyeri tersebut. Tujuan penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tehnik relaksasi efflurage terhadap nyeri pada pasien post appendectomy di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus. Metode Penelitian: Metode dalam penelitian ini adalah quasy-eksperiment yang mempunyai tujuan mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperiment dengan populasi pasien post appendictomy di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus pada bulan April - Oktober 2012 yang berjumlah 243 pasien dan besar sampel 46 responden. Adapun pengambilan sampel dengan tehnik accidental sampling. Hasil Penelitian: Hasil analisis uji mann whitney didapatkan bahwa p value = 0,001 (p value < ) maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh tehnik relaksasi eflurage terhadap nyeri pada pasien post appendectomy di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus. Saran: Dengan penelitian ini diharapkan pasien malaksanakan manegemen nyeri dengan menggunakan tehnik relaksasi eflurage untuk mengurangi nyeri pasca operasi serta adanya kelanjutan penelitian mengenai manegemen nyeri dengan menggunaan metode tindakan keperawatan yang lebih baik dan sampel yang lebih proporsional. Kata kunci : Nyeri Pasca Appendictomy, Skala Nyeri dan Tehnik Relaksasi Eflurage Referensi : 21 (Tahun 2002-2012) Ket: 1 2 3 : Peneliti Utama : Peneliti Anggota : Peneliti Anggota Effect Efflurage Relaxation Techniques Against Pain Decrease Post Appendictomy Patients in Kudus General Hospital Fitrianingrum 1, Indanah 2, Suwarto 3 Xiii + 75 pages + 6 tables + 2 Picture + 8 image attachments ABSTRACT Background: Pain management can be do with various techniques such as the technique of hypnosis, distraction, relaxation techniques and guided imagination efflurage. Efflurage relaxation techniques are relaxation techniques to perform massage the area around the focal pain that occurs so that the muscles around into relaxation. In relaxed state the body also stopped production of adrenal hormones and all the necessary hormones when we are stressed and pain. Because of the stress hormones adrenaline and pain are produced from the same chemical building blocks, when we reduce our stress has also reduced the production of both hormones pain. Research Goal s: Target this research was know effect efflurage relaxation techniques against pain decrease post appendictomy patients in Kudus General Hospital. Methods: The method in this research was quasy-experiment whose objective was to reveal causal relations by engaging with the control group well the experiments with post appendictomy patient population in Kudus General JIKK Vol. 4, No 2, Juli 2013 : 45-51 45

Hospital in April-October 2012 which amounted 243 patients and the sample of 46 respondents. The sampling with accidental sampling technique. Results: The results analysed test mann whitney p value = 0.001 (p value <), it can be concluded Ho is rejected and Ha accepted which means there are effect efflurage relaxation techniques against pain decrease post appendictomy patients in Kudus General Hospital. Suggestion: With this research was expected to have pain manegemen patients use eflurage relaxation techniques to reduce post operative pain and continuation the study pain by use the method manegemen nursing actions better and more proportional samples. Keywords: Pain Post Appendictomy, Pain Scale and Relaxation Techniques Eflurage References: 21 (Years 2002-2012) Ket: 1 2 3 : Primary Researcher : Secondary Researcher : Secondary Researcher PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat merupakan dambaan setiap orang sepanjang hidupnya, datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau dihindari. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan sakit adalah gangguan fungsi atau adaptasi dari proses-proses biologic dan psikologik pada seorang individu. Sehat-sakit merupakan suatu proses dari individu, dimana faktor daya tahan individu sangat berpengaruh terhadap sehatsakit. Daya tahan tubuh yang belum matur merupakan faktor resiko terjadinya suatu penyakit (Soejoeti, 2005). Masalah kesehatan dengan gangguan sistem pencernaan masih menduduki peringkat yang tinggi sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Penyakit appendicitis merupakan salah satu kelainan yang mengganggu sistem pencernaan. Appendicitis merupakan penyakit radang pada appendiks vermiformis yang terjadi secara akut. Apendiks atau umbai cacing hingga saat ini fungsinya belum diketahui dengan pasti, namun sering menimbulkan keluhan yang mengganggu (Sundaru, 2005). Di negara-negara yang telah maju, diperkirakan 5% - 20% orang dewasa menderita appendicitis, sementara di Indonesia penyakit ini semakin meningkat dan diperkirakan mencapai 12% yaitu 6,5 juta jiwa. Meningkatnya prevalensi appendicitis di Indonesia, diduga ada hubungannya dengan cara hidup (pola makan) yang sering makan pedas dan mengandung biji. Jumlah penderita appendicitis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus menduduki peringkat kedua setelah hernia yaitu sebanyak 252 pasien (Sundaru, 2005). Pengaruh Tehnik Relaksasi Efflurage Terhadap...Fitrianingrum, Indanah, Suwarto 46

Insiden penyakit appendicitis dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain: umur pasien, jenis kelamin, makanan, lingkungan dan faktor daya tahan tubuh. Apendiks merupakan tabung panjang, sempit (sekitar 6 9 cm), menghasilkan lendir 1-2 ml/hari. Lendir itu secara normal dicurahkan dalam lumen dan selanjutnya dialirkan ke sekum. Bila ada hambatan dalam pengaliran lendir tersebut maka dapat mempermudah timbulnya apendisitis (radang pada apendiks). Di dalam apendiks juga terdapat imunoglobulin, zat pelindung terhadap infeksi dan yang banyak terdapat di dalamnya adalah Ig A, tetapi sering dapat menyebabkan appendicitis (Smeltzer & Bare, 2002). Terjadinya apendisitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun terdapat banyak sekali faktor pencetus terjadinya penyakit ini. Diantaranya obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks. Obstruksi pada lumen apendiks ini biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang keras (fekalit), hipeplasia jaringan limfoid, penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer primer dan striktur. Namun yang paling sering menyebabkan obstruksi lumen apendiks adalah fekalit dan hiperplasia jaringan limfoid yang dapat menyebabkan nyeri. Nyeri dari visera seringkali secara bersamaan dilokalisasi di dua daerah permukaan tubuh karena nyeri dijalarkan melalui nyeri alih viseral dan nyeri langsung parietal. Diagnosis apendisitis akut harus dilakukan secara cermat dan teliti (Price, 2005). Bila diagnosis sudah pasti, maka terapi yang paling tepat dengan tindakan operatif terbuka, dimana satu sayatan akan dibuat (sekitar 5 cm) dibagian bawah kanan perut dan sayatan akan lebih besar jika apendisitis sudah mengalami perforasi. Pembedahan atau operasi merupakan tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka bagian tubuh yang akan di tangani. Sebelum dilakukan pembedahan ada beberapa hal yang penting yang harus dipersiapkan yaitu persiapan sebelum operasi untuk membantu memperkecil resiko operasi karena hasil akhir suatu pembedahan sangat tergantung pada penilaian keadaan penderita dan persiapan pre operasi. Secara mental penderita harus dipersiapkan untuk menghadapi pembedahan karena kebanyakan pasien pre operasi akan merasa cemas dan takut karena tidak tahu tentang pentingnya operasi serta tidak mempunyai pengalaman operasi sebelumnya. Setelah pembedahan pasien akan mengalami nyeri pasca operasi, hal ini perlu dilakukan penanganan tindakan keperawatan nyeri pasca appendictomy yang tepat (Potter & Perry, 2005). Nyeri pasca appendictomy merupakan respon fisiologis akibat luka pembedahan. Oleh karena itu nyeri dapat diatasi dengan melakukan manejemen atau pengelolaan nyeri. Pemberian informasi pengelolaan nyeri merupakan pengelolaan mendasar pada nyeri sebelum dan setelah operasi. Pemberian informasi melalui pendidikan kesehatan ini akan memicu terjadinya JIKK Vol. 4, No 2, Juli 2013 : 45-51 47

peningkatan pengetahuan pada pasien tentang bagaimana cara mengelola nyeri yang terjadi setelah tindakan nyeri (Mansjoer, 2005). Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan motorik yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan jaringan yang rusak, cenderung rusak atau segala sesuatu yang menunjukkan kerusakan. Nyeri bukanlah akibat sisa pembedahan yang tak dapat dihindari tetapi ini merupakan komplikasi bermakna pada sebagian besar pasien. Dari segi penderita, timbulnya nyeri dan beratnya rasa nyeri pasca bedah juga sangat dipengaruhi fisik, psikis / emosi, karakter individu dan sosial kultural maupun pengalaman masa lalu terhadap rasa nyeri. Nyeri juga dipengaruhi oleh derajat kecemasan penderita pra bedah dan pasca bedah juga mempunyai peranan penting. Misalnya, takut mati, takut kehilangan kesadaran, takut akan terjadinya penyulit dari anestesi dan pembedahan, rasa takut akan rasa nyeri yang hebat setelah pembedahan selesai. Timbulnya nyeri yang mengakibatkan kerusakan jaringan local dengan disertai keluarnya bahan yang merangsang rasa nyeri (algogenik subtance) seperti; kalium dan ion hydrogen, asam laktat, serotonin, bradylinin, prostaglandin. Hal tersebut dapat lebih parah tanpa adanya pengelolaan manegemen nyeri, maka pasien banyak yang merasa kesakitan akibat tindakan operasi apendictomy (Potter & Perry, 2006). Pengelolaan managemen nyeri dapat dilakukan dengan berbagai tehnik antara lain yaitu tehnik hipnotis, distraksi, imajinasi terbimbing dan tehnik relaksasi efflurage. Tehnik relaksasi efflurage merupakan tehnik relaksasi dengan melakukan masase daerah sekitar fokus nyeri yang terjadi sehingga otot-otot sekitar menjadi relaksasi. Apabila otot rileks maka kita menempatkan tubuh pada posisi yang sebaliknya. Otot tidak tegang, tubuh dalam keadaan seimbang, dan keringat berhenti bercucuran. Dalam kondisi rileks tubuh juga menghentikan produksi hormon adrenalin dan semua hormon yang diperlukan saat kita stress dan nyeri. Karena hormon stres dan nyeri adrenalin diproduksi dari blok bangunan kimiawi yang sama, ketika kita mengurangi stres kita juga telah mengurangi produksi kedua hormon nyeri tersebut. Jadi, dapat kita lihat perlunya rileksasi untuk memberikan kesempatan bagi tubuh untuk memproduksi hormon yang penting untuk mendapatkan keadaan yang bebas dari nyeri (Potter & Perry, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Sukirno (2010) di Rumah Sakit Umum Daerah R Soetrasno Kabupaten Rembang yang berjudul Pengaruh terapi musik terhadap penurunan nyeri pada pasien pasca operasi tonsillectomy. Menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi musik terhadap penurunan nyeri pada pasien pasca operasi tonsillectomy dengan p value 0,001. Penelitian ini menunjukkan sebanyak 76% responden mengalami respon adapatasi terhadap nyeri setelah diberikan terapi dengan music yang diberikan setelah pasien dilakukan operasi tonsillectomy. Pengaruh Tehnik Relaksasi Efflurage Terhadap...Fitrianingrum, Indanah, Suwarto 48

Penelitian lain tentang managemen pengelolaan nyeri juga dilakukan Hidayat (2010). Hidayat (2010) melakukan penelitian di Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya dengan judul pengaruh relaksasi masase terhadap adaptasi nyeri pasien post laparatomy hari ke 3 di Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh relaksasi masase terhadap adaptasi nyeri pasien post laparatomy hari ke 3 di Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya dengan p value 0,004. Penelitian ini menunjukkan sebanyak 56% responden mengalami respon adapatasi terhadap nyeri setelah diberikan relaksasi masase dengan halus disekitar daerah abdomen yang dilakukan sebanyak tiap 6 jam sekali. Tehnik relaksasi efflurage telah banyak dilakukan untuk mengurangi nyeri pasien, tetapi belum ada yang melakukan penelitian tehnik relaksasi efflurage terhadap penurunan nyeri pada pasien post appendictomy. Untuk itu perlu dilakukan berbagai manejemen penanganan nyeri pasien post operasi appendictomy salah satunya dengan melakukan penelitian pengaruh tehnik relaksasi efflurage terhadap nyeri pada pasien post operasi appendictomy. Menurut data rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus selama bulan April-Oktober 2012 jumlah pasien dengan operasi appendectomy ada sebanyak 243 pasien, dimana merupakan kasus terbanyak kedua setelah hernioraphy yaitu sebanyak 252 pasien Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Rumah Sakit Umum Daerah Kaupaten Kudus pada tanggal 5-6 Oktober 2012 pada 10 pasien dengan pasca operasi appendictomy hari ke 2 didapatkan hasil yaitu: 7 (70%) pasien masih merasakan nyeri yang masih mengganggu aktifitas dan sebanyak 3 (30%) pasien mengatakan masih nyeri tetapi sudah berkurang. Dari 10 pasien ditanya melakukan relaksasi untuk mengurangi didapatkan hasil sebanyak 100% pasien tidak melakukan tehnik penurunan nyeri dengan berbagai tindakan termasuk tehnik efflurage. Dari uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian guna mengetahui pengaruh tehnik relaksasi efflurage terhadap nyeri pada pasien post appendectomy di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus. B. Rumusan Masalah. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perumusan masalah penelitian ini adalah adakah pengaruh tehnik relaksasi efflurage terhadap nyeri pada pasien post appendectomy di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh tehnik relaksasi efflurage terhadap nyeri pada pasien post appendectomy di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus. JIKK Vol. 4, No 2, Juli 2013 : 45-51 49

2. Tujuan Khusus. a. Untuk mendeskripsikan nyeri pada pasien post appendectomy di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus sebelum dilakukan tehnik relaksasi efflurage. b. Untuk mendeskripsikan nyeri pada pasien post appendectomy di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus setelah dilakukan tehnik relaksasi efflurage c. Untuk mendeskripsikan nyeri pada pasien post appendectomy di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus sebelum dilakukan tindakan tanpa tehnik relaksasi efflurage. d. Untuk mendeskripsikan nyeri pada pasien post appendectomy di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus setelah dilakukan tindakan tanpa tehnik relaksasi efflurage e. Untuk menganalisis pengaruh tehnik relaksasi efflurage terhadap nyeri pada pasien post appendectomy di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus. D. Manfaat Penelitian. 1. Bagi Responden Meningkatkan kegiatan menurunkan nyeri secara mandiri melalui pengelolan managemen nyeri. 2. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus Sebagai bahan acuan untuk menganalisis peranan perawat untuk memberikan tindakan keperawatan kepada pasien pasca operasi melalui pengelolaan manegemen nyeri. 3. Bagi Profesi Mengembangkan metode pengelolaan nyeri pasca operasi dan meningkatkan kesadaran mengembangkan ilmu keperawatan dengan penelitian. E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Beberapa Penelitian Tentang Tehnik Managemen Nyeri No Nama Judul Jenis Penelitian Hasil Penelitian 1 Sukirno Pengaruh terapi Quasy Ada pengaruh tahun 2010 musik terhadap eksperiment terapi musik penurunan nyeri dengan populasi terhadap pada pasien pasca 54 responden di penurunan nyeri operasi Rumah Sakit pada pasien tonsilectomy Umum Daerah Dr pasca operasi R Soetrasno tonsilectomy Rembang dengan p value Pengaruh Tehnik Relaksasi Efflurage Terhadap...Fitrianingrum, Indanah, Suwarto 50

0,001 2 Nirmala Pengaruh relaksasi Quasy Ada pengaruh tahun 2011 eflurage terhadap eksperiment eflurage terhadap penurunan nyeri dengan populasi penurunan nyeri pada pasien pasca 42 responden di pada pasien section caesaria di Rumah Sakit pasca section Rumah Sakit Umum Daerah caesaria Umum Daerah Kabupaten Tuban dengan p value Kabupaten Tuban 0,003 F. Keterbatasan Penelitian Adanya keterbatasan dalam penelitian ini adalah sampel masih dalam skala kecil, penelitian eksperimen dengan metode penelitian pra eksperimen serta feasibility yaitu keterbatasan dana, waktu dan keahlian peneliti. Keadaan tersebut membuat peneliti kesulitan untuk memperoleh data terperinci dan mengungkap hal hal yang lebih banyak lagi sehingga tidak bisa mengungkap tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tehnik relaksasi eflurage secara lebih dalam seperti pada penelitian kualitatif. Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan mendorong lebih banyak lagi penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tehnik relaksasi eflurage dimasa yang akan datang. JIKK Vol. 4, No 2, Juli 2013 : 45-51 51