BUTIR KEGIATAN ANALIS KETAHANAN PANGAN BIDANG KERAWANAN PANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI

VII. KEMISKINAN DI TINGKAT RUMAHTANGGA

Lampiran 3. PERATURAN MENTERI PERTANIAN/ KETUA HARIAN DEWAN KETAHANAN PANGAN Nomor : 43/Permentan/OT.140/7/2010 Tanggal : 27 Juli 2010 PEDOMAN

BUTIR KEGIATAN ANALIS KETAHANAN PANGAN BIDANG AKSES PANGAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013

SEKILAS TENTANG RAWAN PANGAN. Written by adminbkpp2 Wednesday, 20 May :37 - Last Updated Wednesday, 20 May :59

Lampiran 2. PERATURAN MENTERI PERTANIAN/KETUA HARIAN DEWAN KETAHANAN PANGAN Nomor : 43/Permentan/OT.140/7/2010 Tanggal : 27 Juli 2010 PEDOMAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data cross section. Data

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

TUGAS MATA KULIAH SURVEILANS GIZI. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi O L E H :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

METODE. Keadaan umum 2010 wilayah. BPS, Jakarta Konsumsi pangan 2 menurut kelompok dan jenis pangan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Pangan dan Gizi. Kewaspadaan. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. program darurat bagian dari jaring pengaman sosial (social safety net), namun

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

Lampiran 1. PERATURAN MENTERI PERTANIAN/KETUA HARIAN DEWAN KETAHANAN PANGAN Nomor : 43/Permentan/OT.140/7/2010 Tanggal : 27 Juli 2010 PEDOMAN

METODE PENELITIAN. No Data Sumber Instansi 1 Konsumsi pangan menurut kelompok dan jenis pangan

22/02/2017. Outline SURVEI KONSUMSI PANGAN. Manfaat survei konsumsi pangan. Metode Survei Konsumsi Pangan. Tujuan Survei Konsumsi Pangan

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang

Gambar 1.1 Persentase konsumsi pangan di Indonesia

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PUSAT KETERSEDIAAN DAN KERAWANAN PANGAN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. merupakan hak asasi, tidak dapat ditunda, dan tidak dapat disubtitusi dengan bahan

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI

TINGKAT KEMISKINAN BALI, MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015

Better Prepared And Ready to Help

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013

METODE. - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura - Dinas Peternakan dan Perikanan - Dinas Perkebunan b. Data NBM tahun (sekunder)

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah mencapai 240 juta jiwa (BPS, 2011). Hal ini merupakan sumber daya

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN.

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian. Tahun Publikasi BPS Kabupaten Lampung Barat

BPSPROVINSI JAWATIMUR

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

I. PENDAHULUAN. yang mendasar atau bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM) yang penyelenggaraannya

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH SEPTEMBER 2016

PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN

ANALISIS WILAYAH RAWAN PANGAN DAN GIZI KRONIS SERTA ALTERNATIF PENANGGULANGANNYA 1)

BAB III METODOLOGI. Dalam kerangka pikir ini digambarkan secara sistematis pola pikir dalam

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) : MEWUJUDKAN JAWA TIMUR LEBIH SEJAHTERA, BERDAYA SAING MELALUI KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014

- 3 - MEMUTUSKAN: Pasal 1

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2014

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Samarinda, April 2016 Kepala, Ir. Fuad Asaddin, M.Si. Nip

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BPSPROVINSI JAWATIMUR

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2016

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

BERITA RESMI STATISTIK

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN I. PENDAHULUAN

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG SEPTEMBER PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. dalam hal ekonomi rumah tangga mereka. Banyak petani padi sawah khususnya. di pedesaan yang masih berada dalam garis kemiskinan.

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013

Penyempurnaan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani, 2013

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2017

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

KOMPOSISI KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN YANG DIANJURKAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2013

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2015

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

Penyusunan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani 18 Kabupaten, 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

sebanyak 158,86 ribu orang atau sebesar 12,67 persen. Pada tahun 2016, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu se

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2012 TATA CARA PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN JEMBRANA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENGADAAN, PENGELOLAAN, DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap negara memiliki tujuan untuk memakmurkan atau

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

EFEKTIVITAS KREDIT KETAHANAN PANGAN (KKP) DALAM UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI KECAMATAN KUPANG TIMUR, KABUPATEN KUPANG TUGAS AKHIR

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN.

Transkripsi:

BUTIR KEGIATAN ANALIS KETAHANAN PANGAN BIDANG KERAWANAN PANGAN Hotel Royal 26-29 September 2016 BIDANG KERAWANAN PANGAN PUSAT KETERSEDIAAN DAN KERAWANAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 1

Outline I. ANALISIS SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI (SKPG) II. ANALISIS ANGKA RAWAN PANGAN III. INVESTIGASI KERAWANANAN PANGAN TRANSIEN DENGAN METODE EFSA IV. INDENTIFIKASI KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA RAWAN PANGAN 2

I. ANALISIS SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI (SKPG) DEFINISI SKPG adalah instrumen/alat deteksi dini terhadap situasi pangan dan gizi suatu wilayah dan memberi informasi alternatif tindakan pencegahan dan penanggulangan yang diperlukan SKPG dilaksanakan melalui pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, analisis, dan penyebaran informasi situasi pangan dan gizi TUJUAN 1. Menyediakan informasi secara berkesinambungan tentang situasi pangan dan gizi suatu wilayah. 2. Menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi OUTPUT Tersedianya rekomendasi penanganan kerawanan pangan dan gizi berdasarkan hasil analisis situasi pangan dan gizi di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan nasional OUTCOME Meningkatnya penanganan kerawanan pangan dan gizi di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan nasional 3

INDIKATOR SKPG A. SKPG Bulanan Kelompok Data Sumber Data Keterangan A. Ketersediaan Pangan a. Luas tanam (bulan berjalan dan 5 tahun terakhir) b. Luas puso (bulan berjalan dan 5 tahun terakhir) c. Luas panen d. Cadangan Pangan Dinas Pertanian Dinas Pertanian Dinas Pertanian BKP/BULOG SP Padi SP Palawija (jagung, ubi kayu, ubi jalar) B. Akses Terhadap Pangan Harga Komoditas Pangan (Beras, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Gula, minyak goreng, daging ayam, telur) Dinas Perindag/BKP Survei Harga C. Pemanfaatan Pangan a. Angka Balita Ditimbang (D) b. Angka Balita Naik Berat Badan (N) c. Balita yang tidak naik berat badannya dalam 2 kali penimbangan berturut-turut (2T) d. Angka Balita dengan Berat Badan Dibawah Garis Merah (BGM) e. Kasus gizi buruk yang ditemukan Dinas Kesehatan Laporan Penimbangan dan KLB D. Spesifik Lokal Jumlah tindak kejahatan, jumlah KK dengan angota keluarga yang menjadi tenaga kerja ke luar daerah, penjualan aset, penjarahan hutan, perubahan pola konsumsi pangan, cuaca, dll Dinas Sosial, Kepolisian, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Kehutanan, Dinas Kesehatan, BMKG, dll Apabila Diperlukan 4

B. SKPG Tahunan Kelompok Data Sumber Data Keterangan a. Ketersediaan Dinas Pertanian dibandingkan dengan BPS konsumsi normatif BPS b. Jumlah penduduk BKP/BULOG tengah tahunan c. Cadangan pangan A. Ketersediaan Pangan B. Akses Terhadap Pangan a. Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I b. Harga c. IPM d. NTP SKPD KB Kab/Kota BPS/Dinas Perindag BPS BPS ATAP yang keluar pada bulan Juli tahun berjalan dan menggunakan data ARAM II tahun berjalan Data proyeksi penduduk tengah tahun - time series data C. Pemanfaatan Pangan a. Jumlah balita b. Persen Balita gizi buruk (-3 SD) c. Persen Balita gizi kurang (-2 SD) Dinas Kesehatan (hasil Pemantauan Status Gizi) Berat Badan/Umur Berat Badan/Tinggi 5

Analisis SKPG Bulanan 1). Ketersediaan Pangan No Indikator Persentase (r) (%) Bobot 1 Persentase luas tanam bulan berjalan dibandingkan dengan ratarata luas tanam bulan bersangkutan 5 tahun terakhir 2 Persentase luas puso bulan berjalan dibandingkan dengan rata-rata luas puso bulan bersangkutan 5 tahun terakhir r 5 1 = Aman -5 r < 5 2 = Waspada r < -5 3 = Rawan r < -5 1 = Aman 5 r < -5 2 = Waspada r > 5 3 = Rawan 6

Nilai persentase diperoleh dengan cara: Persentase luas tanam bulan berjalan dibandingkan dengan rata-rata luas tanam bulan bersangkutan 5 tahun terakhir (Luas Tanam) - (Luas Tanam Rata-Rata 5 thn padabulan berjalan) Luas Tanam Rata-Rata 5 thn padabulan berjalan x100 Persentase luas puso bulan berjalan dibandingkan dengan rata-rata luas puso bulan bersangkutan 5 tahun terakhir (Luas Puso)- (Luas PusoRata-Rata 5 thn padabulan berjalan) Luas PusoRata-Rata 5 thn padabulan berjalan x100 7

2). Akses Pangan No Indikator 1 Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas beras dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir 2 Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas jagung dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir 3 Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas ubi kayu dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir 4 Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas ubi jalar dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir 5 Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas gula dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir 6 Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas minyak goreng dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir 7 Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas daging ayam dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir 8 Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas telur dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir Persentase (r) (%) Bobot r < 5 1 = Aman 5 r 20 2 = Waspada r > 20 3 = Rawan r < 5 1 = Aman 5 r 15 2 = Waspada > 15 3 = Rawan r < 5 1 = Aman 5 r 15 2 = Waspada > 15 3 = Rawan r < 5 1 = Aman 5 r 15 2 = Waspada > 15 3 = Rawan r < 5 1 = Aman 5 r 15 2 = Waspada > 15 3 = Rawan r < 5 1 = Aman 5 r 15 2 = Waspada > 15 3 = Rawan r < 5 1 = Aman 5 r 15 2 = Waspada > 15 3 = Rawan r < 5 1 = Aman 5 r 15 2 8 = Waspada > 15 3 = Rawan

Nilai persentase delapan komoditas diperoleh dengan cara: 9

3). Pemanfaatan Pangan No Indikator Persentase (r) (%) Bobot 1 Persentase Balita yg naik BB (N) dibandingkan Jumlah Balita Ditimbang (D) 2 Persentase Balita yg BGM dibandingkan Jumlah Balita ditimbang (D) 3 Persentase balita yang tidak naik berat badannya dalam 2 kali penimbangan berturut-turut (2T) dibandingkan Jumlah Balita ditimbang (D) r > 90 80 r 90 1 = Aman 2 = Waspada < 80 3 = Rawan r < 5 1 = Aman 5 r 10 2 = Waspada > 10 3 = Rawan r < 10 1 = Aman 10 r 20 2 = Waspada > 20 3 = Rawan 10

Nilai persentase diperoleh dengan cara: Persentase Jumlah Balita Naik Berat Badan (N/D): Persentase Jumlah Balita BGM (BGM/D): Persentase Jumlah Balita Tidak Naik Berat Badan (2T/D): 11

RINCIAN KEGIATAN ANALIS KETAHANAN PANGAN 12

Jenjang PERTAMA URAIAN TUGAS RINCIAN KEGIATAN HASIL KERJA TOLAK UKUR WAKTU PENYELESAIAN Melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan sederhana Identifikasi dan inventarisasi data/informasi pada aspek Ketersediaan pangan, Akses pangan, dan Pemanfaatan pangan sebagai bahan analisis SKPG bulanan dan tahunan tingkat kabupaten, provinsi, nasional. Paket data dan informasi Tersedianya data dan informasi pada aspek ketersediaan pangan, akses pangan dan pemanfaatan pangan untuk bahan analisis SKPG 4,5 Jam setiap paket data 13

Jenjang MUDA URAIAN TUGAS RINCIAN KEGIATAN HASIL KERJA Melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan kompleks Validasi data bulanan dan tahunan aspek ketersediaan pangan, akses pangan, pemanfaatan pangan, dan melakukan analisis data tingkat kabupaten, provinsi, nasional. Tabel data analisis aspek ketersediaan, akses, pemanfaatan dan laporan situasi pangan dan gizi. TOLOK UKUR Pengolahan data indikator aspek ketersediaan, akses dan pemanfaatan; Penyusunan peta situasi pangan dan gizi; Penyusunan laporan hasil analisis WAKTU PENYELESAIAN 31,5 s.d. 45 Jam 14

Jenjang MADYA URAIAN TUGAS RINCIAN KEGIATAN HASIL KERJA TOLOK UKUR WAKTU PENYELESAIAN Melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan kompleks Melakukan kajian Kerawanan Pangan, dengan rincian : identifikasi permasalahan, latar belakang & tujuan, menentukan cakupan kajian, menentukan metode kajian, pemahasan & analisis, kesimpulan, bahan rekomendasi Laporan hasil analisis kajian dan bahan rekomendasi kebijakan 1. Latar belakang & tujuan kajian 2. Metode pengkajian 3. Laporan hasil kajian 4. Bahan Rekomendasi 90 jam 15

II.ANALISIS ANGKA RAWAN PANGAN (ARP) DEFINISI Angka Rawan Pangan, yaitu persentase penduduk dengan konsumsi kalori < 70 persen AKG atau setara 1.400 kkal per kapita per hari. Penduduk rawan pangan, yaitu penduduk yang mengkonsumsi kalori per hari kurang dari 1.400 kkal. TUJUAN Mengetahui perkembangan ARP dan faktor-faktor yang mempengaruhinya OUTPUT OUTCOME Tersedianya laporan perkembangan ARP dan faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk: penduduk dengan konsumsi kalori < 1400 kkal/hari penduduk dengan konsumsi kalori 1400-1800 kkal/hari penduduk dengan konsumsi kalori > 1800 kkal/hari Meningkatnya penanganan kerawanan pangan di Indonesia 16

Metode perhitungan ARP 1. Data yang dikumpulkan: banyaknya konsumsi rumah tangga menurut komoditi yang dikonsumsi selama seminggu terakhir, dan banyaknya jumlah anggota rumah tangga (survei Susenas); 2. Data pendukung: konversi kalori menurut komoditi dalam kuesioner Susenas sesuai dengan hasil Widyakarya Pangan dan Gizi ke VIII tahun 2004; 3. Cara perhitungan, yaitu : (a) menghitung seluruh konsumsi kalori dalam rumah tangga selama seminggu terakhir, (b) menjumlahkan seluruh konsumsi kalori dalam satu rumah tangga kemudian dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga sehingga menghasilkan konsumsi kalori per kapita seminggu, (c) konsumsi kalori per kapita seminggu dibagi 7 hari menghasilkan konsumsi kalori per kapita sehari. 17

Cara Menghitung persentase ARP dalam rangka mengetahui tingkat kerawanan pangan Persentase <70% AKG (Sangat Rawan) Persentase 70%-90% AKG (Rawan) Persentase >90% AKG (Tahan Pangan) 18

persen Perkembangan Kerawanan Pangan di Indonesia 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 2010 2011 2012 2013 2014 2015 TW I Sangat Rawan 15.34 17.30 19.52 18.68 16.94 12.96 Rawan Pangan 31.12 32.52 32.97 33.84 33.16 28.57 Tahan Pangan 53.53 50.17 47.5 47.48 49.90 58.48 19

RINCIAN KEGIATAN ANALIS KETAHANAN PANGAN 20

Jenjang PERTAMA URAIAN TUGAS Melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan sederhana RINCIAN KEGIATAN HASIL KERJA TOLOK UKUR Identifikasi dan Inventarisasi data/informasi Angka Rawan Pangan Paket data dan informasi Tersedianya data dan informasi data/informasi Angka Rawan Pangan WAKTU PENYELESAIAN 4,5 Jam setiap paket data 21

Jenjang MUDA URAIAN TUGAS RINCIAN KEGIATAN HASIL KERJA Melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan kompleks Mengolah & menganalisis data series Angka Rawan Pangan yang tersedia dan pengaruh atau faktor penyebabnya Laporan hasil analisis data Angka Rawan Pangan dan faktor yang berpengaruh terhadap tren ARP TOLOK UKUR WAKTU PENYELESAIAN Laporan Analisis 31,5 sd 45 JAM 22

Jenjang MADYA URAIAN TUGAS RINCIAN KEGIATAN HASIL KERJA TOLOK UKUR WAKTU PENYELESAIAN Melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan kompleks Melakukan kajian terhadap ARP, dengan rincian : identifikasi permasalahan, latar belakang & tujuan, menentukan cakupan kajian, menentukan metode kajian, pemahasan & analisis, kesimpulan, bahan rekomendasi Laporan hasil analisis kajian dan bahan rekomendasi kebijakan 1. Latar belakang & tujuan kajian 2. Metode pengkajian 3. Laporan hasil kajian 4. Bahan Rekomendasi 90 jam 23

III. INVESTIGASI KERAWANANAN PANGAN TRANSIEN DENGAN METODE EMERGENCY FOOD SECURITY ASSESMENT (EFSA) DEFINISI Alat yang digunakan untuk mengkaji dampak dari kejadian bencana/krisis pada rumah tangga dan masyarakat, dengan menggabungkan data sekunder dan data primer dan diharapkan dapat memberikan informasi mengenai situasi, dan kemungkinan pemberian bantuan (pangan dan non pangan) yang dibutuhkan. TUJUAN 1. Mengkaji dampak dari bencana/krisis pada rumah tangga dan masyarakat 2. Mendapatkan data (primer dan sekunder) yang digunakan sebagai bahan kajian dan rekomendasi 3. Memprediksi situasi dan kemungkinan penanganan dan bantuan yang dibutuhkan OUTPUT Tersedianya laporan hasil Investigasi kejadian rawan pangan dengan metode EFSA OUTCOME Meningkatnya penanganan kerawanan pangan di Indonesia 24

Tiga Tipe EFSA INITIAL 2-5 hari RAPID 2-6 minggu IN-DEPTH Beberapa minggu - bulan Pengkajian Awal Pengkajian Cepat Pengkajian Mendalam Langsung dilakukan setelah bencana terjadi. Tujuan: menyediakan informasi untuk merencanakan bantuan tanggap darurat dan mendesain kajian lanjutan yang lebih rinci. Menjawab pertanyaan: - Adakah masalah kerawanan pangan dan gizi yang mengancam jiwa? Jika iya, informasi apa yang harus disediakan? - Apakah ada kebutuhan untuk kajian lanjutan? Jika iya, kapan harus dilakukan? Dilakukan sebagai kelanjutan dari pengkajian awal (walaupun tidak selalu) pada bencana mendadak. Lebih rinci dari pengakajian awal. Pengkajian ini menghasilkan informasi sbb: - Ketahanan pangan, gizi dan penghidupan ; - Perkiraan jumlah penduduk yang terkena dampak dan lokasinya; - Kebutuhan dari masyarakat terkena dampak - Rekomendasi untuk intervensi cepat, jangka pendek, dan jangka panjang. Dilakukan ketika: - Situasi memburuk secara perlahan dan informasi rinci diperlukan untuk merencanakan program bantuan - Lebih banyak waktu, akses, dan sumber daya - Keadaan krisis sudah lebih stabil dan analisa situasi dibutuhkan untuk melanjutkan bantuan - Baseline information perlu disiapkan atau diperbaharui untuk pemantauan Pengkajian ini bertujuan untuk pemulihan jangka panjang dan kebutuhan pembangunan. 25

Tahapan Pelaksanaan EFSA 1. Rapat lintas sektor untuk menentukan: Pengumpulan data sekunder tentang bencana yang terjadi (BPS, BNPB Daerah, Dinas instasi terkait atau media lainnya); Penyiapan logistik untuk kajian seperti transportasi, akomodasi dan lain-lain; Penyiapan tool untuk kajian seperti kuesioner dan kelengkapan kajian lainnya. 2. Pengumpulan data lapangan dan analisis data yaitu: Rapat koordinasi dengan pemangku kebijakan lokal (kabupaten/provinsi): data jumlah korban, lokasi dan lain-lain; Wawancara terstruktur terhadap kelompok terkena dampak (FGD): BPBD, tempat pengungsian; Analisis data kajian untuk wilayah-wilayah yang mengalami kerawanan pangan transien 3. Pembuatan laporan hasil kajian; 4. Rekomendasi untuk tindak lanjut hasil evaluasi kerawanan pangan transien untuk di sampaikan ke instansi lintas sektor. 5. Menciptakan komunikasi dan diseminasi dalam rangka penyebarluasan informasi hasil kajian instrumen kerawanan pangan 26

Rekomendasi yang dihasilkan 27

RINCIAN KEGIATAN ANALIS KETAHANAN PANGAN 28

Jenjang PERTAMA URAIAN TUGAS Melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan sederhana; RINCIAN KEGIATAN HASIL KERJA TOLOK UKUR Identifikasi dan Inventarisasi data/informasi kerawanan pangan transien Paket data dan informasi Tersedianya data dan informasi data/informasi kerawanan pangan transien WAKTU PENYELESAIAN 4,5 Jam setiap paket data 29

Jenjang MUDA URAIAN TUGAS RINCIAN KEGIATAN Melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan kompleks Mengolah & menganalisis situasi bencana terkini, rawan pangan transien, menyiapkan tool assessment, FGD, pengumpulan data primer & skunder HASIL KERJA Laporan hasil FGD & Rekomendasi TOLOK UKUR Laporan situasi bencana alam terkini WAKTU PENYELESAIAN 31,5 sd 45 Jam 30

Jenjang MADYA URAIAN TUGAS Melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan kompleks RINCIAN KEGIATAN HASIL KERJA Melakukan kajian terhadap kejadian bencana, rincian : identifikasi permasalahan, latar belakang & tujuan, menentukan cakupan kajian, menentukan metode kajian, pemahasan & analisis, kesimpulan, bahan rekomendasi Laporan hasil analisis kajian dan bahan rekomendasi kebijakan TOLOK UKUR WAKTU PENYELESAIAN 1. Latar belakang & tujuan kajian 2. Metode pengkajian 3. Laporan hasil kajian 4. Bahan Rekomendasi 90 jam 31

IV.IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA RAWAN PANGAN DEFINISI Proses menyusun rancangan survei, membuat kuisioner, mengumpulkan data, menentukan variable untuk indikator rawan pangan, mengolah dan menganalisis data yang menyebabkan rawan pangan TUJUAN (1) Mendapatkan informasi karakteristik rumah tangga yang ada di suatu wilayah (Desa) secara lengkap; (2). Mengetahui potensi di rumah tangga; (3). Mengidentifikasi rumah tangga miskin dan tidak miskin; (4). Menentukan besaran rumah tangga sasaran kegiatan. INPUT OUTPUT Data yang meliputi : Pendapatan, Kondisi rumah tangga, Kondisi tempat tinggal, Kepemilikan Asset, Jenis Pengeluran pangan dan non pangan Hasil tabulasi data rumah tangga rawan pangan dan hasil analisis karakteristik rumahtangga rawan pangan OUTCOME Bahan rekomendasi penanganan rumah tangga rawan pangan 32

Tahapan Identifikasi Karakteristik Rumahtangga Rawan Pangan a. Mengumpulkan Data karakteristik rumah tangga b. Menentukan indikator yang berpengruh terhadap terjadinya rawan pangan tingkat rumah tangga. c. Menyusun kuisioner untuk menentukan karakteristik rumahtangga rawan pangan. d. Menyusun metode pengumpulan data karakteristik rumahtangga rawan pangan. e. Melakukan analisis data rumahtangga kategori rawan pangan secara kualitatif atau kuantitatif. 33

Jenis Data 1. Keterangan umum rumahtangga meliputi: Pendidikan Kepala Rumahtangga ; Banyaknya Anggota Rumahtangga; Banyaknya Anggota Rumahtangga Balita ; Banyaknya Anak Usia sekolah 7 15 Tahun ; Banyaknya Anak Usia 7 15 Tahun yang masih sekolah 2. Keterangan kondisi rumah tempat tinggal meliputi: Luas Lantai (m 2 ) ; Jenis Lantai ; Sumber Air Minum ; Sumber Penerangan; Keterangan rumahtangga mengkonsumsi daging/ayam/ikan/telur selama seminggu yang lalu.; Ketersediaan bahan makanan pokok.; Lapangan usaha dari pekerjaan utama rumahtangga.; Kemampuan daya beli rumah tangga yang diukur melalui kemampuan membeli pakaian dalam satu tahun terakhir. 3. Keterangan Tentang Kepemilikan Asset yang meliputi: Luas lahan sawah/ladang/kebun ; Kepemilikan kendaraan bermotor; Kepemilikan sepeda/sampan/kendaraan tidak bermotor lainnya; Kepemilikan tempat tidur dengan kasur/busa; Kepemilikan hewan ternak besar (Babi, Sapi, Kerbau, Kuda dan Kambing).; 4. Keterangan tentang pengeluaran rumahtangga yang meliputi:: Pengeluaran Untuk Makanan Sebulan; Total Pengeluaran Sebulan; 34

Metode Penghitungan Indikator 1. Aspek Pendapatan Indikator : - tingkat pendidikan kepala rumahtangga - lapangan pekerjaan Rumus : (If b4k3<2 and b4k14=1) Keterangan : Rumahtangga dengan tingkat pendidikan kepala rumahtangga tidak pernah sekolah atau belum tamat sekolah dasar (SD) (b4k3<2) dan lapangan pekerjaannya bertani (b4k14=1). Pengelompokkan ini didasari atas kelemahan dari pendapatan rumahtangga apabila tingkat pendidikan kepala rumahtangga rendah dan dengan lapangan pekerjaan sebagai petani sangatlah rawan terhadap kemiskinan, maka ditetapkan sebagai indikator 1. 35

Metode Penghitungan Indikator 2. Aspek Pengeluaran Indikator : - Pengeluaran konsumsi pangan seminggu terakhir pangan pokok dan lauk (konsumsi daging/ayam/telur/ikan) - Pengeluaran Konsumsi non Pangan (pengeluaran pendidikan, listrik, hiburan) Rumus : ( If ((b4k12=0 and b4k13=0) b4k15=0 drop_out>0 ) Keterangan : Pengelompokan rumahtangga ini didasari atas ketidakmampuan rumahtangga dari sudut ekonomi yaitu, apabila rumahtangga dalam satu minggu terakhir ini tidak mengkonsumsi daging/ayam/telur/ikan selama satu minggu yang lalu (b4k12=0) dan juga tidak mempunyai persediaan bahan makanan pokok (b4k13=0). Didalam kelompok ini juga dikelompokkan berdasarkan ketidakmampuan rumahtangga untuk membeli paling sedikit satu stel pakaian selama satu tahun yang lalu (b4k15=0) atau didalam rumahtangga ini terdapat anak usia sekolah 7 15 tahun yang tidak bisa sekolah (drop_out>1), maka dikategorikan sebagai indikator 2. 36

Lanjutan 3. Aspek Kepemilikan Indikator : - Kepemilikan rumahtangga terhadap sarana motor/mobil/ perahu motor atau kendaraan motor, tidak memiliki sepeda/sampan atau kendaraan motor, tidak memiliki kasur/tempat tidur - Kepemilikan asset hewan ternak, tabungan, lahan - Rumus : (IF (b4k16=0 (b4k17=0 and b4k18=0 and b4k19=0 and b4k20=0) ) Keterangan : Kepemilikan asset dijadikan sebagai ukuran sederhana dari kemampuan cadangan rumahtangga didalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, bahkan dapat dijadikan sebagai modal usaha rumahtangga. Apabila rumahtangga tidak mempunyai motor/mobil/ perahu motor atau kendaraan motor (b4k17=0) dan juga tidak memiliki sepeda/sampan atau kendaraan motor lainnya(b4k18=0) dan juga tidak memiliki kasur/tempat tidur (b4k19=0) dan tidak memiliki hewan ternak(b4k20=0), maka rumahtangga tersebut dapat dinyatakan tidak memiliki asset berharga yang dapat cepat dijual sewaktu-waktu untuk membeli bahan makanan dan dikategorikan sebagai indikator 3. Didalam kelompok faktor ini ditambahkan juga pada rumahtangga yang tidak memiliki lahan/ladang untuk berkebun kurang dari 0,05 Ha, dan bahkan tidak memiliki lahan untuk bertani (b4k16=0). 37

Lanjutan 4. Aspek Sarana Lingkungan Indikator : - Luas perkapita tempat tinggal - kondisi tempat tinggal (lantai, dinding, atap) - sumber air minum/air bersih, fasilitas penerangan Rumus : (IF ((tempat<8.1) (b4k9>5 and b4k10>4 and b4k11>2) ) Keterangan : Dari kondisi dan fasilitas rumah tinggal yang diperhatikan adalah luas perkapita tempat tinggal apabila kurang dari 8.1 meter persegi (tempat<8.1) atau kondisi tempat tinggal dengan lantai tanah (b4k9>5) dan sumber air minum selain dari pada leding, pompa dan sumur terlindung (b4k10>4) serta tidak mempunyai fasilitas listrik PLN (b4k11>2) maka rumah tersebut dalam kondisi yang kurang sehat dan identik dengan rumahtangga yang tidak mampu. 38

Lanjutan 5. Aspek Komposisi Pengeluaran Pangan dan Non Pangan Rumus : Dalam sebulan, komposisi pengeluaran pangan > non pangan dati 80% ( IF (makanan>80.00) Keterangan : Didalam penentuan rumahtangga kurang mampu dilihat dari pola konsumsi makanannya, maka apabila proporsi membeli bahan makanan terhadap pengeluaran rumahtangga keseluruhan dalam satu bulan lebih besar dari 80 persen, maka dianggap rumahtangga tersebut sebagian besar kemungkinannya memperoleh pendapatan hanya untuk makanan saja, untuk kebutuhan lainnya sangat kecil sehingga kemampuan rumahtangga untuk membeli kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan biaya-biaya listrik, bahan bakar tidak lebih dari 20 persen (makanan>80%). 39

RINCIAN KEGIATAN ANALIS KETAHANAN PANGAN 40

Jenjang PERTAMA URAIAN TUGAS melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan sederhana; RINCIAN KEGIATAN Mengidentifikasi dan inventarisasi karakteristik rumahtangga rawan pangan (survey jumlah anggota keluarga, pendidikan, pengeluaran konsumsi & non konsumsi, kondisi sarana prasana rumah tinggal, kepemilikan asset HASIL KERJA TOLOK UKUR Paket data & informasi karakteristik rumahtangga rawan pangan; Tabel dan Grafik analisis. Tersediannya paket data dan informasi, tabel, grafik analisis karakteristik rumahtangga rawan pangan WAKTU PENYELESAIAN 13,5 JAM setiap laporan 41

Jenjang MUDA URAIAN TUGAS melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan sederhana; RINCIAN KEGIATAN HASIL KERJA TOLOK UKUR mengolah dan tabulasi data karakteristik wilayah ( potensi wilayah, kependudukan, SDM, SDA, sarana prasarana wilayah & kelembagaan) Laporan karakteristik wilayah Rawan / rentan pangan Tersedianya Laporan karakteristik wilayah Rawan / rentan pangan sesuai prosedur standar WAKTU PENYELESAIAN 4,5 Jam setiap paket data 42

Jenjang MADYA URAIAN TUGAS RINCIAN KEGIATAN HASIL KERJA TOLOK UKUR WAKTU PENYELESAIAN melakukan kegiatan identifikasi dan inventarisasi data dibidang ketahanan pangan pada tingkat kesulitan kompleks Melakukan kajian karakteristik wilayah ( potensi wilayah, kependudukan, SDM, SDA, sarana prasarana wilayah & kelembagaan), dengan rincian : identifikasi permasalahan, latar belakang & tujuan, menentukan cakupan kajian, menentukan metode kajian, pemahasan & analisis, kesimpulan, bahan rekomendasi Laporan hasil analisis kajian dan bahan rekomendasi kebijakan 1. Latar belakang & tujuan kajian 2. Metode pengkajian 3. Laporan hasil kajian 4. Bahan Rekomendasi 90 jam 43

SIFAT Kuantitatif Kualitatif CARA MEMPEROLEH Primer Sekunder Cross section Berkala/series WAKTU PENGUMPULAN 44

TERIMA KASIH 45