KONSTRUKSI PENDIDIKAN BHINNEKA TUNGGAL IKA PERSPEKTIF PKn (Studi Semiotik pada Film? Tanda Tanya)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya beragam (plural). Suatu

TOLERANSI KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA DI INDONESIA (Analisis Semiotik Pada Film Tanda Tanya) NASKAH PUBLIKASI

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL PERSPEKTIF PPKn (Analisis Semiotik pada Film Alangkah Lucunya (negeri ini)

PENANAMAN NILAI PATRIOTISME (Analisis Isi Film Merdeka atau Mati Soerabaia 45 Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER CINTA DAMAI DALAM FILM DI TIMUR MATAHARI (Analisis Semiotik dalam Perspektif PPKn)

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN. CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan)

KURNIASIH A

PESAN NILAI KESETIAKAWANAN SOSIAL PADA FILM RUMAH TANPA JENDELA NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

KONTRUKSI KARAKTER KERJA KERAS DAN RELA BERKORBAN DALAM FILM BIDADARI-BIDADARI SURGA UNTUK KEPERLUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi media hiburan juga berfungsi sebagai media informasi dan sarana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis.

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam tahap ini, peneliti mulai menerapkan proses representasi yaitu

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal

KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DI TENGAH KETERBATASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN. atau nonlapangan yang menggunakan pendekatan paradigma kritis dan jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

researc yang berarti usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah Tidak akan ada Indonesia, jika yang ada hanyalah ke-ika-an, ketunggalan,

BAB III METODE PENELITIAN. menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan paradigma

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah

BAB III METODE PENELITIAN. tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. budaya yang melatar belakanginya. Termasuk pemakaian bahasa yang tampak pada dialog

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian unsur patriotisme dalam film Sang Kiai akan dilaksanakan dengan

PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji label halal pada beberapa kemasan makanan.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan mahluk individu dan juga mahluk sosial. Sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Kirk dan Miller (1986:9), penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, guru

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Sarjana S-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam kasus ini adalah sifat penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KETAATAN HUKUM. pada Buku PKn Kelas VII Karangan Sugeng Priyanto, dkk dan NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun

POLIGAMI DALAM FILM (Analisis Resepsi Audience Terhadap Alasan Poligami Dalam Film Indonesia Tahun )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya

KONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER PERCAYA DIRI PADA FILM

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti yaitu berbicara. mengenai makna apa yang mengandung pesan dakwah anak dalam

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MEMBANGUN JIWA PERSATUAN DAN KESATUAN (Studi Kasus Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

BAB V PENUTUP Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA. Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Film merupakan salah satu produk media massa yang perkembangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

Bab 1. Pendahuluan. Film Hachiko : A Dog s Story adalah film drama yang didalamnya

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. kalah banyak. Keberagaman agama tersebut pada satu sisi menjadi modal

DAFTAR PUSTAKA. Ardianto, Elvinaro, dan Lukiati Komala, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2005.

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada awalnya film merupakan hanya sebagai tiruan mekanis dari realita atau

Pemahaman Multikulturalisme untuk Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. menerangkan metode-metode atau cara-cara. Sedangkan penelitian

Transkripsi:

KONSTRUKSI PENDIDIKAN BHINNEKA TUNGGAL IKA PERSPEKTIF PKn (Studi Semiotik pada Film? Tanda Tanya) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewaganegaraan Oleh: MUHAMMAD NASIKHIN A220100171 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

2

ABSTRAK KONSTRUKSI PENDIDIKAN BHINNEKA TUNGGAL IKA PERSPEKTIF PKn (Studi Semiotik pada Film Tanda Tanya) Muhammad Nasikhin, A220100171, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhamadiyah Surakarta, 2014 Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya beragam (plural). Suatu bangsa yang di dalamnya terdapat keberagaman suku, agama, ras dan lain-lain. Namun, dengan kemajemukan tersebut, bangsa Indonesia mampu memfungsikan semua unsur ke dalam kesadaran semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang fundamental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana adeganadegan digunakan sebagai sarana penggambaran semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam film Tanda Tanya dan untuk mengetahui pesan yang ingin disampaikan kepada penontonnya. Penelitian ini termasuk studi deskriptif kualitatif dengan metode analisa semiotika. Data yang diperoleh, peneliti melakukan analisis dengan melihat tanda-tanda yang terdapat dalam film Tanda Tanya, dengan teori semiotika. Analisis dilakukan melalui dua tahap, yaitu signifikasi tingkat pertama, yaitu makna denotasi yang terkandung dalam Scenes tersebut dan dilanjutkan dengan signifikasi tingkat kedua yang menguraikan makna konotasinya. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan Scene di dalam film Tanda Tanya memunculkan sikap maupun tindakan mencerminkan pendidikan Bhinneka Tunggal Ika. Konstruksi pendidikan Bhinneka Tunggal Ika ini terlihat muncul dalam cuplikan adegan dalam tiap Scene film itu sendiri. Kesimpulan dari penelitian ini tampak dengan sangat jelas film ini mempresentasikan sikap Bhinneka Tunggal Ika. Pendidikan Bhinneka Tunggal Ika yang terkandung dalam film Tanda Tanya sifatnya lebih sebagai alat untuk mengemukakan pendapat ataupun pemikiran, idealisme seseorang Hanung Bramantyo terhadap keanekaragaman bangsa indonesia. Guna menarik simpati dan mempengaruhi setiap individu yang menontonnya untuk membangun kesadaran pentingnya persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Kata kunci: konstruksi, pendidikan, Bhinneka Tunggal Ika, Semiotik. Film Surakarta, 01 Maret 2014 Penulis Muhammad Nasikhin 3

PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya beragam (majemuk). Suatu bangsa yang di dalamnya terdapat keberagaman suku, agama, ras dan lainlain. Namun, dengan kemajemukkan tersebut, bangsa Indonesia dapat memasukkan semua elemen bangsa ke dalam prinsip fundamental Bhinneka Tunggal Ika. Sehingga keutuhan sebuah bangsa Indonesia benar-benar terjaga dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Indonesia dewasa ini, sering terjadi konflik yang berbau sara, suku maupun agama. Hal ini karena mulai lunturnya semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Jadi begitu penting sekali untuk membangun dan menegakkan kembali semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang tertera pada lambang negara. Perlu disadari ketika perumusan pancasila telah dihadiri dari berbagai golongan, suku maupun agama, semua sepakat untuk membangun Negara Indonesia. Namun sekarang banyak terjadi tindakan intoleransi. Bentuk tindakan intoleransi adalah intimidasi dan ancaman kekerasan mengatasnamakan agama. Beberapa kasus besar tindakan intoleransi yang menyinggung SARA di Indonesia adalah pada masa pasca reformasi 1998. Terjadi konflik horizontal bernuansa sara, diantaranya seperti konflik Poso, Ambon, Sampit di Kalimantan. Kasus-kasus tersebut tentunya tidak akan terjadi bila bangsa Indonesia memahami apa itu Bhinneka Tunggal Ika. Pesan inilah yang ingin disampaikan melalui film? Tanda Tanya karya Hanung Bramantyo. Konstruksi pendidikan Bhinneka Tunggal Ika dalam film ini akan dikupas dengan studi semiotik. Semiotik adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda (Sobur, 2004:15). Menurut Tinarbuko (2012:12), semiotik adalah ilmu yang mempelajari tanda (Sign), berfungsinya tanda dan produksi makna. Bagaimana mempelajari serta memaknai tanda-tanda yang ditampilkan dalam film. Kata semiotika sendiri berasal dari bahasa yunani Semeion yang berarti tanda. Menurut Sobur (2004:46), tanda adalah kesatuan dari bentuk penanda (Signifier) dengan sebuah ide atau penanda (Signified). Menurut Saussure tanda adalah kesatuan dua bidang 4

yang tidak dapat dipisahkan, (dalam Tinarbuko, 2012:12). Manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya perantaraan tanda-tanda atau simbol-simbol. Film Tanda Tanya, mengangkat multikulturalisme bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sebagai cerminan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini dapat memotivasi untuk memahami dan menerapkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Konstruksi pendidikan Bhinneka Tunggal Ika dalam film ini bisa dijadikan media pembelajaran karena sesuai dengan materi PKn kelas 7, BAB VIII tentang bertoleransi dalam keberagaman dengan Kompetensi Dasar memahami pengertian dan makna Bhinneka Tunggal Ika. Nampak di sini bahwa film mempunyai fungsi sebagai penyampai pesan. Selain sebagai penyampai pesan, film juga berfungsi sebagai media pendidikan. Alasan peneliti melakukan penelitian terhadap film? Tanda Tanya, karena adanya unsur multikultural untuk pendidikan Bhinneka Tunggal Ika. Berdasarkan latar belakang masalah yang diurakan diatas maka cukup penting untuk dilakukan penelitian tentang Konstruksi Pendidikan Bhinneka Tunggal Ika Perspektif PKn (studi semiotik pada film? Tanda Tanya). Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan hal pokok yang harus ada dalam penelitian. Karena dengan adanya rumusan masalah maka peneliti dapat memfokuskan pada permasalahan yang diteliti. Serta menghindarkan kesalahpahaman. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: Bagaimana Konstruksi Pendidikan Bhinneka Tunggal Ika Ditampilkan dalam Film Tanda Tanya?. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumuskan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan konstruksi pendidikan Bhinneka Tunggal Ika yang ditampilkan dalam film Tanda Tanya. 5

METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Waktu penelitian secara keseluruhan kurang lebih empat bulan yaitu Desember 2013 sampai Maret 2014. Jenis dan Strategi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengna menggunakan semiotik sebagai pisau analisis. Menurut Preminger Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda (dalam Sobur, 2001:96). Semiotik menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik mempelajari sistem-sistem yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti (Sobur, 2001:96). Strategi Penelitian Strategi penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data-data yang menjadi objek, subjek, variabel, dan masalah. Data yang didapat agar bisa terarah pada tujuan penelitian. Studi kasus dalam penelitian ini adalah konstruksi pendidikan Bhinneka Tunggal Ika pada film Tanda Tanya. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian yaitu yang memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti (Azwar, 2010:34). Menurut Maryadi dkk (2011:13), subjek penelitian mencakup semua pihak yang dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam penelitian. Berdasarkan pendapat diatas, maka Subjek penelitian ini adalah film Tanda Tanya. Objek penelitian ini adalah konstruk pendidikan Bhinneka Tunggal Ika yang ditampilkan melalui sebuah Scene dalam film berjudul Tanda Tanya. Film ini berdurasi 105 menit dan disproduksi oleh Maximus Pictur yang digarap oleh sutradara Guntur Soeharjanto kemudian dirilis pada 16 Agustus 2012. 6

Sumber Data Menurut Lofland dan Lofland, sumber data dalam peneltian kualitatif adalah kata-kata, tindakan, selebihnya berupa dokumen dan lain-lainnya sebagai data tambahan (dalam Moleong, 2006:157). sumber data penelitian ini adalah film Tanda Tanya, dengan adegan maupun dialog yang terdapat dalamnya. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Menurut Nazir (1988:211), pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. kemudian, Saebani dan Nurjaman (2013:80), menjelaskan dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain selain menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Teknik Analisis Data Menurut Patton (1980) sebagaimana dikutip oleh Kaelan (2012:130), analisis data adalah suatu proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika yang dikembangkan oleh Roland Barthes, yaitu hubungan tanda yang terdiri dari dua tingkatan pertandaan, yaitu makna denotasi dan konotasi. Analisis semiotika mengasumsikan bahwa pesan media tersusun atas seperangkat tanda untuk menghasilkan makna tertentu. Menurut Barthes makna denotasi pertandaan tingkat pertama adalah makna paling nyata dengan kata lain apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangakan konotasi penandaan tingkat kedua mumpunyai makna subjektif (Sabur,2001:128). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Film ini secara garis besar bercerita tentang konflik sosial yang kerap terjadi di lingkungan masyarakat Indonesia. gesekan-gesekan antara masyarakat lokal dan keturunan China, serta perbedaan penganut agama kerap menjadi akar permasalahan. Konflik sosial bisa berdampak pada pecahnya persatuan dan kesatuan. Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dibangun dari masyarakat dengan latar belakang kehidupan yang berbeda. Perbedaan agama, ras, suku 7

maupun adat istiadat tidaklah menjadi suatu alasan untuk pertikaian, konflik, atau perpecahan. Justru perbedaan tersebut seharusnya menjadikan kesadaran untuk saling toleransi dan menghargai satu sama lain sehingga tercipta kehidupan sosial yang damai serta persatuan dan kesatuan sebagai wujud Bhinneka Tunggal Ika. Tabel Hasil Analisis Konstruksi Pendidikan Bhinneka Tunggal Ika dalam Film Tanda Tanya Konstruksi Pendidikan No Durasi Muatan Bhinneka Tunggal Ika Bhinneka 00:08:26 Kebebasan dan keamanan dalam (kemajemukkan) 1 00:14:23 melaksanakan ibadah sesuai agama bangsa Indonesia 00:41:32 dan keyakinan masing-masing 2 Konflik antar umat beragama 00:02:31 00:07:22 Konflik yang mengandung ras, suku, dan agama 3 Menghargai atau toleransi terhadap perbedaan 00:09:06 00:11:10 Toleransi antar umat beragama untuk melaksanakan ibadah 4 Persatuan dan kesatuan 00:52:43 5 6 7 Menghormati dan saling mencintai antarsesama Solidaritas dan gotongroyong 01:35:55 01:14:19 01:14:30 Bhinneka Tunggal Ika 00:52:27-00:53:54 Persatuan dan kesatuan saling bahu membahu membangun keamanan dan kedamain sesama bangsa Sebagai rasa satu nusa, bahasa dan bangsa harus saling menghormati dan mencintai antarsesama Solidaritas dan gotongroyong merupakan sikap yang harus dilestarikan Para tokoh yang berbeda latar belakang agama maupun suku disatukan atau di pertemukan dalam acara malam jumat agung paskah 8

KESIMPULAN DAN SARAN Terdapat dua macam kesimpulan dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Kesimpulan teoritis a. Kemajemukkan bangsa Indonesia. Kemajemukan adalah sebuah anugerah dari tuhan yang terindah untuk indonesia. Struktur masyarakat indonesia ditandai dua macam ciri bersifat unik, yaitu secara horisontal dan vertikal. Secara herisontal ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku, agama, adat, dan kedaerahan. Sedangkan secara vertikal ditandai adanya perbedaan lapisan atas dan bawah. b. Persatuan Indonesia sila ketiga pancasila merupakan usaha untuk menjaga integritas bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indoensia. Nilai persatuan adalah Bhinneka Tunggal Ika yang harus dimiliki semua masyarakat Indonesia. Pendidikan Bhinneka Tunggal Ika harus ditransformasikan pada generasi penerus bangsa agar mempunyai sikap yang toleransi terhadap perbedaan dan menjaga persatuan. Bhinneka Tunggal Ika mengandung banyak nilai kepribadian bangsa dan bagaimana seharusnya menyikapi suatu perbedaan. Nilai merupakan kaedah yang menjadi rujukan perilaku bangsa Indonesia yang memiliki variasi nilai. c. Analisis semiotik adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa guna mengetahui keadaan yang sebenarnya melaui tanda-tanda, kode, peanandaan serta penggunaannya dalam kehidupan masyarakat d. Terminologi film. film adalah karya seni, yang diproduksi secara kreatif dan penuh imajinasi dengan tujuan untuk memperoleh keindahan yang sempurna. Sebagai salah satu media komunikasi massa, film memiliki fungsi hiburan bahkan informatif, edukatif, dan persuasif. Namun demikain film merupakan komunikasi massa satu arah yang hanya ditujukan pada khalayaknya. 2. Kesimpulan hasil penelitian Berdasarkan sebagaimana hasil penelitian, bisa ditarik kesimpulam bahwa terdapat konstruksi pendidikan Bhinneka Tunggal Ika dalam film Tanda Tanya. Melalui sikap yang ditampilkan oleh para tokoh film Tanda Tanya seperti, Tan Kat Sun, Lim Giok Lie, Menuk, Surya, dan Soleh, dapat terlihat figur yang 9

memiliki rasa nilai-nilai yang terkanding dalam Bhinneka Tunggal Ika. Nilai-nilai tersebut seperti halnya toleransi atau menghargai perbedaan agama serta kebebasan untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianut. Menjaga persatuan dan kesatuan untuk keamanan. Film Tanda Tanya dijadikan sebagai media pembelajaran bahwa perbedaan tidak selalu dijadikan suatu permasalahan apalagi menjadi alasan unutk menghancurkan satu dengan lain. Hal ini sebuah film bisa dijadikan refrensi untuk menumbuhkan kembali semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang mulai luntur ditengah-tengah masyarakat khususnya gemnerasi muda melalui pendidikan di sekolah maupun diluar sekolah. Selain kesimpulan hasil penelitian, peneliti juga menyampaiakn beberapa saran yang terkait dengan konstruksi pendidikan Bhinneka Tunggal Ika perspektif PKn dalam film Tanda Tanya. Adapun saran tersebut diuraikan sebagai berikut: 1. Masyarakat atau khalayak yang melihat film ini diharapkan dapat mengambil hikmah dan nilai positifnya sehingga bisa merubah pola pikir ke arah yang lebih baik. Menerima perbedaan dan menghargai serta mensyukurinya sebagai anugerah terindah bagi bangsa Indonesia. 2. Terhadap guru pendidikan kewarganegaraan. Guru PKn bisa menggunakan film Tanda Tanya sebagai media pembelajaran pada materi menghargai keberagaman. 10

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta Ardianto, Elvinaro. dan Lukiati Komala Erdinaya. 2005. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Azwar, Saifudin. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kaelan. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta: Paradigma. Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Maryadi, dkk. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta: BP-FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sobur, Alex. 2006. Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Saebani, Beni Ahmad dan Kadar Nurjaman. 2013. Manajemen Penelitian. Bandung: Pustaka Setia. Tinarbuko, Sumbo. 2012. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra 11