BAB XI LOGIKA PEMASARAN

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER. 3. Prasyarat : Elektronika Dasar & Sistem Digital Wajib

Lampiran 1. Kuesioner Competitive Setting Profile (CSP)

Account Management. KULIAH 3 Konsep dan Strategi Pemasaran Jasa. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan pasar yang begitu pesat telah mendorong

BAB II LANDASAN TEORI

Smaller World. Early Start

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Kerja Strategic Marketing Plus 2000

Jakarta, 06 Agustus Tim GFP

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Drucker mengatakan bahwa hanya ada satu defisini dari tujuan bisnis, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan bisnis dalam era globalisasi makin dinamis dan

A. Definisi Pemasaran

BAB5 SIMPULAN DAN SARAN

Metode Case Based Reasoning (CBR) dalam Menyusun Rencana Pemasaran

KEWIRAUSAHAAN LANJUT PERENCANAAN PEMASARAN. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si. UNIVERSITAS MERCU BUANA. Modul ke:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

BAB II LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI RELATIONSHIP MARKETING SEBAGAI STRATEGI MEMPERTAHANKAN LOYALITAS PELANGGAN

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan. mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOPI SIDIKALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL. Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

FORMULIR RANCANGAN PEMBELAJARAN BIDANG STUDI ADVERTISING AND MARKETING COMMUNICATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. industri sepatu membuat para pengusaha saling membuat strategi dan inovasi, selain

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia dan di sisi lain, perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Meningkatnya persaingan

Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran

Pertemuan Pertemuan 7 3

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam

KONTRAK BELAJAR 14 KALI PERTEMUAN PENILAIAN : KEHADIRAN 10% UTS 30% TUGAS/DISKUSI 20% UAS 40%

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

Gambar 4.1 STP pada persepi Diamond dan Pelanggan Diamond

B A B V K E S I M P U L A N D A N S A R A N 97 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

F o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di pasar sepatu Indonesia terdapat beragam merek sepatu baik

BAB V PENUTUP. keputusan pembelian pada produk notebook Toshiba di Universitas Kristen

BAB I PENDAHULUAN. ramah lingkungan. Bahkan sebagian besar limbah produk tersebut yang tidak

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari

Bab V Kesimpulan Dan Saran 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor ini sebagai contoh di

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB II Landasan Teori

BAB V PENUTUP. 1. Brand awareness tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa: globalisasi, teknologi dan deregulasi. Perkembangan, perubahan, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

Bisma, Vol 1. No. 10, Februari 2017 PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP LOYALITAS NASABAH TABUNGAN BISNIS PADA PT BANK PANIN, Tbk. CABANG UTAMA PONTIANAK

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

MARKETING STRATEGI : BAGAIMANA MEMENANGKAN MIND SHARE? Dosen: Adhi Prakosa, M.Sc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada persaingan pasar global belakangan ini banyak sekali barang dan jasa

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dari kelompok usaha yang telah memiliki merek yang terkenal di seluruh dunia.

KISI-KISI MATERI MANAJEMEN PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat, dengan sistem perkeretaapian di Indonesia. ini terlihat dari pengembangan-pengembangan yang terus

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

Marcomm Management. Perancangan Strategi Komunikasi Pemasaran Merek. Berliani Ardha, SE, M.Si

Strategi Brand Management

METODE CASE BASED REASONING (CBR) DALAM MENYUSUN RENCANA PEMASARAN

MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN) PERTEMUAN KEDUA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB II LANDASAN TEORI

KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION. INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 09 KONSEP INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION / Hal.

ACCOUNT MANAGEMENT. Mind Mapping Anaysis. SUHENDRA, S.E., M.Ikom. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi.

MINGGU 10. STRATEGI PEMSARAN (STP DAN PLC)

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGISIAN DAN PENGONTROLAN SUHU AIR HANGAT PADA BATHTUB MENGGUNAKAN DETEKTOR FASA. Tugas Akhir

PEMASARAN, STRATEGI BERSAING, MARKETING MIX, KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan

Konsep Masa Depan Pemasaran: Marketing 3.0 dan New Wave Marketing

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya tingkat persaingan dalam industri sepatu dan sandal sekarang ini

Penyusunan Rencana Strategis Pemasaran

Transkripsi:

BAB XI LOGIKA PEMASARAN Universitas Gadjah Mada 1

XV.1 Strategi pemasaran Segmentation Variabel untuk membagi pasar bergeser dan geografi, demografi, perilaku, dan akhirnya individu. Dalam keadaan 4C (Customer, Company, Competitor, Change), pasar dianggap sebagai kumpulan orang-orang yang berbeda satu sama lain, sedangkan pada posisi 2C (Customer dan Company), pasar dianggap sebagai kumpulan orang - orang yang cukup dibagi berdasarkan geografi dengan anggapan bahwa kebutuhan dan kemauan mereka sama. Tiga cara lain membagi pasar adalah pembagiañ pasar berdasarkan pembagian demografi, untuk memilah-milah pasa atau faktor who to buy. Sedangkan variabel psikografi, membagi pasar atas faktor why they buy. Variabel perilaku, membagi pasar atas faktor how they buy dan mengacu pada kegiatan perilaku yang terjadi secara komplit. Targeting Perusahaan 2C menyatakan semua orang (everyone), tanpa kecuali, sebagai sasaran pasar, sedangkan perusahaan 2,5C memilih orang yang cocok (suitable ones) yang diperkirakan bisa membeli produk yang dibeli. Perusahaan 3C, memilih orang hanya dalam segmen pasar yang dianggap paling efektif sebagai sasaran pasar. Perusahaan 3,5C, memilih orang yang berjumlah tidak banyak (a few good ones), suatu ceruk pasar (fragment) tertentu terutama yang belum dilayani oleh perusahaan secara baik. Tetapi mungkin saja perusahaan tersebut melayani beberapa ceruk sekaligus dengan cara berbeda. Perusahaan 4C, menganggap setiap pelanggan sebagai orang penting bagi perusahaan, karena itu perlu mendapatkan pelayanan individual. Positioning Perusahaan 2C terposisi dengan sendirinya sebagai satu-satunya perusahaan dalam industri tersebut. Sedangkan perusahaan 4C, bisa punya posisi berlainan untuk setiap pelanggannya. Antara kedua situasi ekstrim tersebut, perusahaan dapat memposisikan dirinya berturut-turut : sebagai lebih baik dan perusahaan lain, perusahaan yang berbeda dan yang lain, dan perusahaan yang punya posisi berbeda pada setiap ceruk yang berbeda. Universitas Gadjah Mada 2

XI.2. Komponen Nilai Brain Pada bentuk 2C perusahaan hanya menampilkan merek pada produknya supaya berbeda dan produk perusahaan lain. Disini, merek hanya merupakan sekadar nama (just a name). Belum ada usaha untuk menjadikan merek tersebut sebagai ekuitas perusahaan. Pada situasi - situasi berikutnya, perusahaan melakukan beberapa usaha supaya mereknya dikenal banyak orang (brand awareness), punya asosiasi tertentu di benak konsumen (brand association) di persepsi punya kualitas yang baik (percieved quality), akhirnya pada bentuk 4C, perusahaan berusaha supaya pembeli benar-benar puas dan selalu setia pada mereknya (brand loyalty). Dengan demikian merek akan mempunyai brand equity cukup besar bagi perusahaan. Service Pada bentuk 2C, perusahaan baru menganggap servis sebagai salah satu katagori bisnis dan dikotomi bisnis produk dan jasa. Perusahaan yang membuat produk tidak menganggap dirinya berbeda pada bisnis jasa. Pada bentuk berikutnya, perusahaan merasa perlu menambah servis dalam rangka memberi nilai tambah. Lebih jauh lagi, perusahaan akan memberi nilai tambah apa sebenarnya yang benar-benar bisa digunakan konsumen. Pada situasi berikutnya, perusahaan berusaha memberikan servis untuk memuaskan konsumen dan akhimya pada situasi ekstrim 4C, perusahaan sudah menganggap bisnisnya sebagai bisnis jasa. Tidak peduli apapun jenis bisnisnya. Process Pada bentuk 2C, karyawan bekerja berdasarkan sistem dan prosedur yang ada sesuai dengan uraian tugasnya masing-masing. Bentuk organisasi yang populer di situasi ini adalah organisasi bentuk piramid (system and procedure implementation). Pada bentuk berikutnya, kerjasama antara fungsi aigalakkan, supaya terjadi kelancaran proses yang lebih baik. Selanjutnya, kalau situasi persaingan semain meningkat, perusahaan akan makin memperlancar proses dengan melakukan desain ulang pada perusahaan dengan membuat struktur perusahaan menjadi lebih flat atau bila perlu menggunakan organisasi matriks. Pada tahap berikutnya, perusahaan akan melakukan peninjauan total pada proses-proses yang berlangsung dan melakukan perubahan-perubahan pada struktur organisasi perusahaan menuju suatu bentuk horisontal (total delivery reengineering). Pada bentuk 4C, perusahaan sudah melakukan aliansi strategis Universitas Gadjah Mada 3

dengan perusahaan-perusahaan terkait demi kesuksesan bersama, terutama dengan dealer atau pemasok. X1.3. Komponen Taktik Differentiation Perusahaan 2C menentukan semua aspek dalam perusahaan demi kebaikan diri sendiri, sedangkan perusahaan 4C, membuat semua aspek dalam perusahaan sedemikian rupa sehingga mampu memberi pelayanan yang customized untuk tiap-tiap individu. Di antara kedua bentuk ekstrim tersebut, perusahaan dapat menentukan aspek-aspek di perusahaan berturut-turut : untuk menghasilkan sesuatu lebih baik dan pesaing disukai pelanggan, dikhususkan untuk satu atau beberapa ceruk pasar tertentu. Marketing Mix Harga yang ditatapkan perusahaan hanya merupakan salahsatu komponen dan cost yang dikeluarkan konsumen, karena itu perusahaan harus berpikir dan sisi pembeli bahwa sebenamya berapa total cost yang dikeluarkan konsumen untuk membeli produk tersebut. Tempat-tempat penjualan atau pelayanan yang ditetapkan perusahaan harus merupakan tempat yang nyaman bagi pembeli, kalau tidak, tidak akan berarti apa-apa. Pada situasi ini, promosi yang mempunyai konotasi satu arah sudah berubah menjadi komunikasi dua arah yang interaktif. Selling Penjualan juga bergeser dan satu bentuk ke bentuk yang lain. Paada bentuk 2C penjualan dalam arti meyakinkan pembeli tidak diperlukan. Perusahaan cukup memberikan informasi bahwa produk suatu perusahaan telah tersedia. Karena hanya ada satu-satunya sumber, maka pembeli akan melakukan pembelian dengan sendirinya. Pada situasi-situasi berikutnya, penjualan bergeser mulai dan menjual features di suatu produk, benefit bagi pembeli sampai pada menjual solusi bagi pembeli. Pada bentuk 4C, konsumen sudah pintar, paling efektif adalah dengan berinteraksi untuk kesuksesan keuda belah pihak dalam situasi win-win solution. Universitas Gadjah Mada 4

DAFTAR PUSTAKA ARRL, 1980, The ARRL Antenna Book, The American Radio Relay League, Inc., Connecticut. Coughlin, Robert F, dkk., 1992, Penguat Operasional dan Rangkaian Terpadu Linear, Penerbit Erlangga, Jakarta. Green, D. C., 1991, Data Comunication, diterjemahkan oleh Ir. P. Insap S., M. Sc., Penerbit ANDI, Jogjakarta, 1996. Hall, D. V., 1992, Microprocessors and Interfacing Programming and Hardware (2 nd Edition), Glence Division of MacMillan/McGraw-Hill, Singapore. Johnson C. D., 1997, Process Control Instrumentation Technology (6t Edition), Prentince- Hall, Inc.,New Jersey. Kartajaya, Hermawan, 1997, Siasat Memenangkan Persaingan Global, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta. Loveday, George, 1986, Intisari Elektronika, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Petruzella, F. D., 1996, Elektronik Industri, diterjemahkan oleh Drs. Sumanto, MA., Penerbit ANDI, Jogjakarta, 2001. Sugiharto, A., 2002, Penerapan Dasar Transduser dan Sensor, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Srivastava, AC, 1987, Teknik Instrumentasi, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Sumisjokartono, 1991, Elektronika Praktis, Percetakan Gramedia, Jakarta. Zaks, Rodnay, dick. 1993. Teknik Perantara Mikroprosesor, Penerbit Erlangga, Jakarta. Universitas Gadjah Mada 5