ANALISIS DAN PERBANDINGAN TRAFIK JARINGAN SOFTSWITCH TIAP TRUNK PADA BULAN JANUARI DAN FEBRUARI DI STO MAJAPAHIT

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS TRAFIK TRUNK GATEWAY

ANALISIS PERFORMANSI PENGGUNAAN SENTRAL TELEPON OTOMATIS (STO) PADA MULTI EXCHANGE AREA (MEA) PEKANBARU (STUDI KASUS PT. TELKOM RIAU DARATAN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Secara umum, pengertian trafik adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain.

ANALISIS PARAMETER NETWORK SENTRAL NEAX 61EDI PT. TELKOM LHOKSEUMAWE. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Muhammad Aswan (L2F008064), Ir. Sudjadi, M.T. ( )

STUDI ANALISIS TRAFIK LAYANAN PHONE BANKING

METODOLOGI PENELITIAN

BAB VII EVALUASI UNJUK KERJA JARINGAN

Analisis Data Statistik Parameter Trafik Performansi Sentral AT&T 5ESS (Studi Kasus : PT Telkom Riau Daratan)

ANALISIS TRAFIK SUARA JARINGAN KOMUNIKASI TELEPON PT. BADAK NGL BONTANG KALIMANTAN TIMUR

Makalah Seminar Tugas akhir ANALISIS KAPASITAS KANAL TRAFIK BTS PADA JARINGAN CDMA 450 UNTUK LAYANAN SUARA

PERAMALAN JUMLAH PENGGUNA TELEPON DAN ESTIMASI TRAFIK SERTA ANALISIS PARAMETER JARINGAN DI PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA

STUDI ANALISIS TRAFIK LAYANAN PHONE BANKING

REKAYASA TRAFIK KONSEP REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI (2)

REKAYASA TRAFIK. DERAJAT PELAYANAN (Lanjutan)

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN

ANALISIS PROTOKOL ISUP DAN PROTOKOL BICC PADA CORE NETWORK UMTS REL.4

BAB 1 KONSEP DASAR TRAFIK

PENS. Konsep dan Teori Trafik. Prima Kristalina. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Lab. Komunikasi Digital E107 (2016)

Andrias Danang Suseno Warsun Najib Samiyono. Abstrak

Makalah Seminar Kerja Praktek Analisa Kegagalan Panggil Pada Sentral Telepon Digital

REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

ANALISIS PROTOKOL ISUP DAN PROTOKOL BICC PADA CORE NETWORK UMTS REL.4

BAB III PEMBAHASAN. Kerja Praktek dimulai pada tanggal 5 Juli hingga 31 Juli 2010.

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS

Andrias Danang Suseno, Warsun Najib, Samiyono

ANALISIS KINERJA SWITCHING MENGGUNAKAN MOBILE SOFTSWITCH

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN

Analisa Performansi Call Center PT. Indosat, Tbk Dengan Menggunakan Formula Erlang C

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NGN PSTN TO PSDN FOR TEKNOLOGI SOFTSWITCH

BAB II LANDASAN TEORI

Pendahuluan Rekayasa Trafik

[Rekayasa Trafik] [Pertemuan 9] Overview [Little s Law Birth and Death Process Poisson Model Erlang-B Model]

BAB II SENTRAL DAN TRAFFIC

Desain Migrasi Jaringan TDM Ke Jaringan Berbasis IP Menggunakan Teknologi Softswitch. Arvi Nayaprama/

Pemodelan Data Trafik Parameter PerformansiSentral Electronic World Switch Digital (EWSD) (Studi Kasus: PT. Telkom Riau Daratan)

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG

OPTIMASI REVENUE DAN PERFORMANSI JARINGAN SELULER MENGGUNAKAN ALGORITHMA CALL ADMISSION CONTROL DAN DYNAMIC PRICING

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 14/PER/M.KOMINFO/04/2008 TENTANG

PEMODELAN MATEMATIKA UNTUK TRAFIK. Oleh : Mike Yuliana PENS

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 10/PER/M.KOMINFO/04/2008 TENTANG

Trafik Telekomunikasi

ANALISIS TRAFIK SUARA DAN UNJUK KINERJA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE

Trafik fik P t ar 1 Oleh: Mike Y l u iana liana PENS-ITS

ANALISIS TRAFFIC JARINGAN DENGAN ALGORITMA ERLANG TANPA DELAY

TRAFIK TELEKOMUNIKASI 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kementerian Hukum dan HAM. Kewarganegaraan. Bentuk Formulir. Pengurusan.

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 11/PER/M.KOMINFO/04/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan

Makalah Seminar Tugas akhir

Pendahuluan Rekayasa Trafik

BAB I PENDAHULUAN. meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution

Layanan PSTN WINBACK Terdapat di 15 Kantor Cabang :

BAB III PEMBAHASAN. 1.1 Jadwal Kerja Praktek. Pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan di PT. Telekomunikasi, Tbk

ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT.

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa perangkat yang digunakan baik itu perangkat keras (hardware) maupun

I. PENDAHULUAN. Dunia semakin membutuhkan komunikasi yang cepat dan tepat, namun

TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA MULTIPLEXER PADA ISDN (INTEGRATED SERVICE DIGITAL NETWORK) Oleh MAISARAH HARAHAP

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA MULTIPLEXER PADA ISDN (INTEGRATED SERVICE DIGITAL NETWORK) DENGAN BERBAGAI LAJU KANAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, memicu

PENGENALAN TOPOLOGI JARINGAN

Rekayasa Trafik Telekomunikasi Sistem Loss. TEU9948 Indar Surahmat

BAB II LANDASAN TEORI

56 Jurnal Teknik Elektro Vol. 3 No.1 Januari - Juni STUDI PERENCANAAN JARINGAN SOFTSWITCH PADA LEVEL TRUNK Nur Iksan, Wahyu Dewanto ABSTRAK

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

ANALISIS KINERJA SISTEM INTERFACE MSOAN V5.2 MENGGUNAKAN METODE AVERAGE DAILY PEAK HOUR DI PT TELKOM PURWOKERTO

Perbandingan Kinerja Speech Codec G.711 dan GSM pada Implementasi Softswitch dengan Protokol SIP

Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGUNAAN SOFTSWITCH PADA VOICE OVER INTERNET PROTOCOL

UNJUK KERJA NOISE RISE BASED CALL ADMISSION CONTROL (NB-CAC) PADA SISTEM WCDMA. Devi Oktaviana

Modul 9. EE 4712 Sistem Komunikasi Bergerak Basic Mobile Teletraffic Engineering. Oleh : Nachwan Mufti A, ST

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS OPTIMASI OCCUPANCY KANAL TRAFIK PADA BTS CDMA TEGALDELIMO BALI SKRIPSI

PERENCANAAN PENAMBAHAN AUTOMATIC SWITCHING OPTICAL NETWORK (ASON) PLANNING ADDITION AUTOMATIC SWITCHING OPTICAL NETWORK(ASON)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STT Telematika Telkom Purwokerto

PERANCANGAN JARINGAN LAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

Oleh : Mike Yuliana PENS PEMODELAN TRAFIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

BAB III PARAMETER PERFORMANSI TRAFIK MULTIBAND CELL

Abstrak. Kata kunci : Nilai ekonomis, psikologis, sosial, fungsional, loyalitas. vii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS KINERJA SWITCHING MENGGUNAKAN MOBILE SOFTSWITCH. Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan dalam menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN.

Analisa Performansi Dan Peramalan Call Center PT.INDOSAT, Tbk dengan Menggunakan Formula Erlang C

ANALISIS PERFORMANSI PENGIRIMAN SHORT MESSAGE SERVICE UNTUK PELANGGAN PRABAYAR PADA JARINGAN CDMA DI PT TELKOM FLEXI MEDAN

RUMUS RUGI ERLANG ATAU RUMUS ERLANG B ATAU RUMUS GRADE OF SERVICE

Komputer, terminal, telephone, dsb

KISI KISI PROFESIONAL UKG 2015 TEKNIK TRANSMISI TELEKOMUNIKASI. Indikator Esensial/ Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) a b c d e

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY

Transkripsi:

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK ANALISIS DAN PERBANDINGAN TRAFIK JARINGAN SOFTSWITCH TIAP TRUNK PADA BULAN JANUARI DAN FEBRUARI DI STO MAJAPAHIT PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK. DIVISI REGIONAL IV PROVINSI JAWA TENGAH DAN DIY Melly Arisandi (L2F955), Ajub Ajulian Z., ST. MT (19717191998221) Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos 5275 Telp. (24) 74653, 74655 Fax. (24) 74655 Bobbseph_luphlemi@yahoo.com #2 setiaone.iwan@gmail.com #3 Budisty@gmail.com Abstrak perkembangan teknologi telekomunikasi pada saat ini membawa akibat tingginya tuntutan masyarakat pengguna jasa telekomunikasi untuk mendapatkan layanan yang mudah,cepat dan hemat dalam segi biaya. Dan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. sebagai suatu badan pelayanan jasa telekomunikasi terbesar di Indonesia sedang melakukan usaha untuk mencapai Next Generation Network. Next Generation Network (NGN) merupakan suatu jaringan telekomunikasi masa depan yang diinginkan untuk mampu meningkatkan kinerja dan efisiensi suatu badan pelayanan telekomunikasi.. NGN harus mampu mengelola dan membawa berbagai macam traffic sesuai kebutuhan customer yang terus berkembang. Proses menuju NGN sangat diperlukan untuk kebutuhan customer yang semakin berkembang, maka hal ini ditunjukkan dengan proses migrasi perangkat switching yang sebelumnya berbasiskan Time Division Multiplexing (TDM) menjadi teknologi Softswitch. Softswitch adalah salah satu dari komponen NGN. Softswitch merupakan konsep komunikasi masa depan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Kata Kunci NGN, Softswitch, traffic, TDM I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi semakin pesat. Bisa juga dikatakan bahwa dunia telekomunikasi sekarang ini bisa dikatakan sebagai bidang yang mengalami kemajuan paling pesat. dengan perkembangan teknologi sekarang ini berkomunikasi dengan siapa saja, kapan saja, dan dimana saja terasa sangat mudah. Namun perkembangan teknologi telekomunikasi pada saat ini membawa akibat tingginya tuntutan masyarakat pengguna jasa telekomunikasi untuk mendapatkan layanan yang mudah,cepat dan hemat dalam segi biaya. Kepercayaan dan kepuasan pelanggan merupakan faktor yang sangat esensial dalam bisnis jasa telekomunikasi. Ketatnya persaingan antar operator telekomunikasi menuntut tiap operator untuk selalu menjaga perangkatnya agar dapat selalu bekerja secara optimal demi menciptakan kepuasan layanan pada pelanggan, sehingga pada akhirnya menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan adanya peningkatan permintaan jasa telekomunikasi maka harus diikuti pelayanan yang baik dan dapat diandalkan. Hal itu dikarenakan peningkatan permintaan jasa telekomunikasi akan dapat menimbulkan masalah rumit yaitu semakin meningkatnya kemacetan dalam jaringan akibat meningkatnya aliran trafik. Untuk dapat memenuhi kebutuhan dari adanya peningkatan permintaan jasa telekomunikasi dan adanya perkembangan teknologi dalam bidang telekomunikasi, maka diperlukan untuk menganalisa dan pengamatan kondisi trafik agar pelanggan tidak terganggu dengan naiknya volume trafik dalam perkembangan teknologi saat ini. Oleh karena itu perlu direncanakan suatu fasilitas telekomunikasi yang mampu mengatasi peningkatan tersebut. Perencanaan yang dilakukan harus dapat menghasilkan tingkat pelayanan yang baik dan dapat diandalkan, sebab peningkatan permintaan jasa telekomunikasi akan menimbulkan masalah rumit yaitu semakin meningkatnya kemacetan dalam jaringan akibat meningkatnya aliran trafik. NGN harus mampu mengelola dan membawa berbagai macam traffic sesuai kebutuhan customer yang terus berkembang. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. sebagai suatu badan pelayanan jasa telekomunikasi terbesar di Indonesia sedang melakukan usaha untuk mencapai Next Generation Network. 1

1.2 Tujuan Tujuan makalah ini adalah : a. Membahas beberapa parameter jaringan meliputi SCH (Seizure per Circuit per Hour) OCC (Occupancy Circuit) dan MHTS (Mean Holding Time per Seizure), ASR (Answer Seizure Ratio). b. Dengan menggunakan parameter tersebut maka dapat menganalisis dan membandingkan performa trafik. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah pada makalah ini adalah : a. Hanya membahas teori umum pada trafik. b. Hanya membahas beberapa parameter jaringan untuk menganalisis dan membandingkan performa trafik. c. Membandingakan performa tiap trunk pada STO Majapahit. d. Pada makalah ini performa trunk yang akan dianalisis hanya meliputi 5 trunk saja. A = Intensitas trafik (erlang) y = jumlah panggilan per satuan waktu pengamatan h = mean holding time 2.3 Macam Trafik a. Trafik yang ditawarkan atau yang mau masuk ke sistem jaringan (offered traffic) Ao. b. Trafik yang dimuat atau yang mendapat saluran (carried traffic) Ac. c. Trafik yang ditolak oleh sistem atau tdak mendapatkan saluran (lost traffic) Ar. II. DASAR TEORI 2.1 Definisi Trafik Trafik adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain. Jaringan antar sentral jarak jauh menghubungkan satu daerah dengan daerah lainnya. Jaringan ini akan menghubungkan dua buah sentral. Sirkit yang menghubungkan dua buah sentral tersebut dinamakan sirkit transmisi atau trunk. A Gambar 1 Hubungan sirkit antar 2 sentral 2.2 Besaran dan Satuan Trafik Volume trafik dapat ditentukan dengan mengalikan jumlah panggilan dengan rata-rata waktu pendudukan sebagai berikut. V = Volume Trafik n = jumlah panggilan h = Rata-rata waktu pendudukan (mean holding time) Intensitas Trafik adalah jumlah waktu pendudukan persatuan waktu atau volume trafik (V) dibagi dengan periode waktu pengamatan (T). A = Intensitas trafik Rumus lain dari intensitas trafik dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah panggilan per waktu pengamatan dengan rata-rata waktu pendudukan atau : B Gambar 2 Macam trafik telekomunikasi 2.4 Grade of Service (GOS) GOS adalah angka dalam percent yang menyatakan probability sebuah call akan hilang / dibuang. Istilah lain dari GOS adalah faktor blocking. Secara sederhana pengertiannya adalah sebagai berikut, untuk GoS sebesar 2% berarti dalam 1 panggilan akan terdapat 2 panggilan yang tidak mendapatkan saluran atau di blok oleh sistem. 2.5 Parameter Jaringan Variabel utama yang harus dikontrol untuk mengatasi kondisi beban lebih adalah aliran trafik. Karakteristik aliran trafik perlu diperhatikan mengingat volume trafik yang datang tidak dapat diperkirakan secara pasti. Untuk mengetahui kondisi jaringan secara menyeluruh, diperlukan beberapa indikator kondisi jaringan yang disebut parameter jaringan. Parameter-parameter jaringan yang akan dianalisa dalam menganalisa antara lain: o SCH (Seizure per Circuit per Hour) o ASR (Answer Seizure Ratio) o OCC (Occupancy Circuit) o MHTS (Mean Holding Time per Seisure) Berikut masing-masing penjelasannya : o SCH (Seizure per Circuit per Hour) SCH adalah indikator jaringan untuk mengetahui kepadatan call di setiap sirkit dalam satu jam dan digunakan untuk menganalisa kondisi jaringan lawan. Nilai SCH yang melebihi tolok ukur mengindikasikan beban sirkit yang padat. Nilai SCH yang jauh lebih rendah dari tolok ukur mengindikasikan kondisi sirkit 2

Nilai ASR (%) yang tidak efisien karena trafik yang dialirkan jauh dibawah kemampuan sirkit. o ASR (Answer Seizure Ratio) ASR merupakan parameter jaringan untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu panggilan. ASR menunjukan perbandingan jumlah pendudukan yang memperoleh jawaban terhadap jumlah pendudukan total. Perhitungan parameter ASR biasanya dihitung dalam persen. o OCC (Occupancy Circuit) OCC adalah indikator jaringan untuk mengetahui beban trafik di sirkit. Dalam manajeman jaringan, parameter OCC digunakan untuk mengetahui efisiensi pemakaian sirkit atau peralatan penyambungan serta digunakan pula untuk mengidentifikasi volume trafik yang tidak normal. Jika nilai parameter OCC yang diperoleh jauh lebih besar dari tolok ukur, berarti sirkit sedang mengalami kondisi beban lebih. Jika OCC lebih kecil dari tolok ukur berarti sirkit dalam kondisi normal. Apabila parameter ini selalu tinggi menunjukkan perlu segera dilakukan penambahan kapasitas sirkit karena sirkit yang ada sudah tidak mampu menampung aliran trafik. Perhitungan parameter OCC didasarkan pada perbandingan aliran trafik (penggunaan sirkit) dengan jumlah sirkit yang tersedia, biasanya dinyatakan dalam persen. III.PEMBAHASAN 3.1 Pengambilan data Data trafik digunakan untuk mengetahui segala aktifitas yang terjadi pada masing-masing sentral. Data yang diolah diambil secara langsung dari PT. Telkom Divre IV Jawa Tengah dan DIY. data hanya diambil dari 1 sentral pusat (host) pada MEA (Multi Exchange Area) Semarang yaitu sentral Majapahit. Dari STO Majapahit terdapat beberapa trunk yang menghubungkan beberapa STO yang lain. Pada pembahasan makalah ini, hanya di ambil data pada 5 trunk yang terhubung dengan STO Majapahit Data trafik yang diambil untuk pengamatan pada laporan ini adalah data trafik dalam kurun waktu 2 bulan yaitu dari bulan dan tahun 212. Pada masing-masing data trafik tersebut telah diketahui jam tersibuknya yaitu pada bulan jam 1.-11. WIB pada tanggal 31 212 dan pada bulan jam 9.-1. WIB pada tanggal 2 212. Data trafik yang diambil pada STO pada masing-masing bulan yaitu : Jumlah sirkit yang dipakai, besar trafik yang dilayani, jumlah seizure dari pelanggan, jumlah panggilan yang berhasil dijawab (answer). Dari data tersebut nantinya dapat ditentukan nilai ASR, SCH, OCC, MHTS pada bulan dan. 3.2 ASR Tabel 1 Data ASR pada bulan dan Trunk ASR (%) BDPWTO(LE-LE 49,8% 59,7% BDGLDK(LE-LE 74,3% 82,46% BTSM1G(LE-TE) 61,3% 62,3% BDJHRD(LE-LE 73,3% 72% OG SLJJ IN 69,46% 76,71% o MHTS (Mean Holding Time per Seisure) Parameter MHTS digunakan unutk mengetahui ratarata lamanya pendudukan sirkit setiap panggilan/call dan untuk mengetahui tingkat efektifitas sirkit setiap call/panggilan yang dinyatakan dengan satuan menit per call. Jika MHTS panjang maka call dinyatakan efektif. Analisis nilai MHTS dengan menggunakan parameter SCH biasanya dikaitkan dengan parameter MHTS karena dapat memberikan gambaran tentang efektifitas dan kualitas pelayanan yang sedang diberikan. Perhitungan MHTS dilakukan berdasarkan lamanya sebuah group sirkit atau lamanya peralatan penyambungan diduduki. 1 8 6 4 2 III. ASR IV. V. VI. VII. VIII. IX. Gambar 3 Nilai ASR pada bulan dan 212 3

Nilai SCH (call/sirkit) Nilai MHTS (menit/call) Berdasarkan gambar 3.1 nilai ASR kelima trunk rata-rata lebih tinggi pada bulan kecuali pada trunk BDJHRD lebih tinggi bulan dibanding dengan bulan. Pada jalur BDGLDK diperoleh nilai ASR yang cukup tinggi hal ini dikarenakan selisih jumlah pendudukan yang terjawab dan jumlah pendudukan total tidak terlalu jauh, artinya kondisi sirkit yang baik sehingga jumlah pendudukan tidak banyak mengalami kegagalan. 3.3 SCH Tabel 2Data SCH pada bulan dan Trunk SCH (call/sirkit) BDPWTO(LE-LE 3,7 3,84 BDGLDK(LE-LE 2,61 3,9 BTSM1G(LE-TE) 33,5 31,48 BDJHRD(LE-LE 9,22 9,38 OG SLJJ IN 2,141 2,492 ini mengindikasikan kondisi sirkit yang tidak efisien karena trafik yang dialirkan jauh dibawah kemampuan sirkit. 3.3 MHTS Tabel 3 Data SCH pada bulan dan Trunk MHTS (menit/call) BDPWTO(LE-LE,78,96 BDGLDK(LE-LE 1,32 1,9 BTSM1G(LE-TE) 1,2 1,6 BDJHRD(LE-LE 1,26 1,24 OG SLJJ IN 1,277 1,146 1.4 MHTS 1.2 35 3 25 2 15 1 5 SCH XI. X. XII. XIII. XIV. XV. XVI. XVII. XVIII. Gambar 4 Nilai SCH pada bulan dan 212 Berdasarkan gambar 3.2 nilai SCH kelima trunk rata-rata lebih tinggi pada bulan. Maka tingkat kepadatan call tiap sirkit pada bulan lebih tinggi dibanding dengan bulan. Hal ini karena rata-rata pada kelima trunk, jumlah pendudukan bulan lebih tinggi sehingga tingkat kepadatan call tiap sirkit juga tinggi. Sebenarnya tidak masalah jika nilai SCH tinggi asalkan tidak melebihi tolak ukur yang telah ditentukan. Dengan nilai SCH tinggi artinya kondisi sirkit efisien karena trafik yang dialirkan sesuai dengan kemampuan sirkit. Pada jalur OG SLJJ IN bulan dan nilai SCHnya paling rendah. Hal 1.8.6.4.2 Gambar 5 Nilai MHTS pada bulan dan 212 Berdasarkan gambar 3.3 pada trunk BDPWTO dan BTSM1G menunjukkan adanya nilai MHTS febuari lebih panjang dibanding dengan bulan januari. Dan pada trunk BDGLDK, BDJHRD, dan OG SLJJ IN menunjukkan bahwa adanya nilai MHTS lebih panjang dibanding dengan bulan febuari. Pada trunk yang mempunyai nilai MHTS yang cukup tinggi artinya tingkat efektifitas sirkit setiap call atau rata-rata lamanya pendudukan sirkit tiap call panjang. Hal ini dikarenakan jumlah pendudukannya cukup rendah sehingga sirkit akan melayani dengan waktu yang cukup panjang. 4

Nilai OCC (erlsng/sirkit) 3.4 OCC Tabel 4 Data SCH pada bulan dan Trunk OCC (erlang/sirkit) BDPWTO(LE-LE,5,62 BDGLDK(LE-LE,6,56 BTSM1G(LE-TE),56,56 BDJHRD(LE-LE,19,194 OG SLJJ IN,456,476.6.5.4.3.2.1 OCC XIX. XX. XXI. XXII. XXIII. XXIV. XXV. XXVI. XXVII. Gambar 6 Nilai MHTS pada bulan dan 212 Berdasarkan gambar 3.4 nilai OCC kelima trunk ratarata menunjukkan bahwa performansi bulan dan bulan febuari adalah stabil. Artinya tingkat efesiensi pemakaian sirkit atau beban trafik di sirkit adalh stabil (dalam keadaaan normal). Jika nilai parameter OCC yang diperoleh jauh lebih besar dari tolok ukur, berarti sirkit sedang mengalami kondisi beban lebih. Jika OCC lebih kecil dari tolok ukur berarti sirkit dalam kondisi normal. Jika OCC selalu tinggi menunjukkan perlu segera dilakukan penambahan kapasitas sirkit karena sirkit yang ada sudah tidak mampu menampung aliran trafik. IV.PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Dengan adanya peningkatan permintaan jasa telekomunikasi maka harus diikuti pelayanan yang baik dan dapat diandalkan 2. Kepadatan call tiap sirkit bulan febuari yang ditunjukkan pada parameter SCH lebih tinggi dibandingkan dengan bulan. 3. Nilai MHTS bulan lebih pendek dibandingkan dengan bulan. 4. Nilai OCC pada bulan lebih tinggi dibandingkan dengan bulan. 5. Kelebihan teknologi Softswitch dibandingkan dengan TDM, adalah lebih efisiensi penggunaan saluran, triple play (data, suara, dan multimedia) 4.2 Saran 1. Perlu adanya monitoring trafik secara rutin sepagai wujud kepekaan dalam menanggani permasalahan trafik. 2. Disarankan untuk menganalisis performansi trafik lebih akurat dengan menggunakan data trafik bulanan selama 3 bulan. DAFTAR PUSTAKA [1]..., Softswitch. http://www.ittelkom.ac.id/pinguin/ kuliah/ngn/uts/softswitch.pdf. [2} Hendra, Cecep 24. Analisis Penaplikasian Manajemen Jaringan di PT. Telkom Tbk. Bandung: Universitas Komputer Indonesia. [3] Suherman, Rahmat Fauzi. 26. Jaringan Telekomunikasi. Medan: Universitas Sumatera Utara. [4] Trisnawati, Anik 28. ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI 4 SENTRAL TELEPON OTOMATIS (STO) Surabaya :Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. [5] Kistyani Rinastuti, Felly 28. STUDI ANALISIS TRAFIK LAYANAN PHONE BANKING Semarang: Universitas Diponegoro Semarang. [6] Haryadi, Sigit 211. REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI Bandung: INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG. [7] Wastuwibowo, Kuncoro 24. Pengantar Next Generation Network. IlmuKomputer.Com. [8] Ilyas R, Hernandi 211, TEKNOLOGI SWITCHING Jakarta:UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI. [9]...,packet swicting, http://giat51.wordpress.com/28/7/4/packetswitching-lanjutan/ 5

BIODATA MAHASISWA Melly Arisandi, lahir di Bandung, 1 Mei 1991. Menempuh pendidikan di SD Negeri 1 Tegalsari, SMP Negeri 5 Semarang, SMA Negeri 15 Semarang dan melanjutkan studi Strata-1 di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang, konsentrasi Elektronika dan Telekomunikasi. Menyetujui, Dosen Pembimbing Ajub Ajulian Z., ST. MT NIP 19717191998221 6