BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PEMBAHASAN MATERI

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS 10 TON BENTANGAN 25 METER

MEKANISME KERJA JIB CRANE

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

M SIN PENGANGKAT PENGANGKA ( o h ist s ing n machi h ne n )

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE BERPALANG TUNGGAL KAPASITAS 10 TON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mesin pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan

TINJAUAN PUSTAKA. lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, bongkaran muatan dan

ANALISA KELAYAKAN KERJA OVERHEAD CRANE

BAB II PEMBAHASAN MATERI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PERANCANGAN KERANGKA OVERHEAD CRANE DOUBLE GIRDER KAPASITAS 5 TON

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PERANCANGAN SEMI GANTRY CRANE KAPASITAS 10 TON DENGAN BANTUAN SOFTWARE

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari roda sederhana, gerobak, ayunan, katrol, hingga crane yang saat ini

BAB II TEORI ELEVATOR

Jurnal Imiah Teknik Mesin, Vol. 1, No. 2, Agustus 2013, Universitas Islam 45, Bekasi (54)

Tujuan Pembelajaran. Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme sistem mesin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

BAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi jalan raya terjadi banyak kerusakan, polusi udara dan pemborosan bahan

BAB II LANDASAN TEORI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2015), ( Print)

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

1.1 Latar Belakang. 1. Kapal tongkang jenis Floating Crane.

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB I PENDAHULUAN

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA PROGRAM STUDI TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR

Oleh: CINDY IKA YULI ANDARINI ( ) PEMBIMBING I: Ir. YERRY SUSATIO, MT. PEMBIMBING II: Ir. HERI JUSTIONO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. girder silang ( end carriage ) yang menjadi tempat pemasangan roda penjalan.

TRANSPORTASI VERTIKAL ESKALATOR TRAVELATOR

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III

Kargo adalah semua barang yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal) atau darat baik antar wilayah atau kota di dalam negeri maupun

Abstract. ROTASI Volume 3 Nomor 1 Januari Gambar 1.2. Lay-out mesin yang tidak efisien. Gambar 1.1. Penerapan umum yang salah dari konveyor

Mechanical Engineering Ismanto Alpha's

Hitachi Hoists.

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS 5 TON

MESIN PEMINDAH BAHAN

PERANCANGAN MEKANISME SPREADER GANTRY CRANE DENGAN KAPASITAS 40 TON DENGAN TINGGI ANGKAT MAKSIMUM 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN LAUT

MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT.

Analisis Struktur Dermaga Deck on Pile Terminal Peti Kemas Kalibaru 1A Pelabuhan Tanjung Priok

ANALISA TEGANGAN MAKSIMUM WIRE ROPE DAN HOOK PADA OVERHEAD HOISTING CRANE KAPASITAS 7,5 TON

BAB II PEMBAHASAN MATERI. lain, dimana jumlah, ukuran dan jarak pemindahannya terbatas. meningkatkan efisiensi dari aktivitas tersebut.

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM

BAB IV PERANCANGAN 4.1 Kriteria Perancangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Antiremed Kelas 7 Fisika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengangkat/memindahkan muatan dari suatu tempat ke tempat lain, dimana jumlah, ukuran dan jarak pemindahannya terbatas.

PERANCANGAN DAN PENENTUAN JUMLAH KOMPONEN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS ANGKAT 120 TON TINGGI ANGKAT 30 M PADA PROYEK PLTA ASAHAN I

Instalasi Listrik II Makalah Instalasi Passenger Lift

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Katungau Kalimantan Barat, jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun

BAB II STUDI PUSTAKA

2016, No Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentang Pengesahan International Convention For The Safety of Life at Sea, 1974; 6. Peratur

BAB XIV PESAWAT SEDERHANA

Antiremed Kelas 8 Fisika

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 120 TON, DAN PERHITUNGAN BAHAN CRANE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SKRIPSI

BAB 3 STUDI LAPANGAN. Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan. pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat.

BAB IV ALAT DAN BAHAN

SISTEM OVERHEAD CRANE DENGAN WIRELESS CONTROL MENGGUNAKAN ANDROID BERBASIS ARDUINO

BAB IV MESIN BUBUT. Gambar 2. Pembubut mesin tugas berat.

PENANGANAN MUATAN. Dosen : Haryono Putro

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.340, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pesawat Angkat Dan Angkut. Operator.

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG

REKAYASA JALAN REL. MODUL 8 ketentuan umum jalan rel PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3

BAB II DISKRIPSI BUKA TUTUP PINTU YANG DIBANGUN. Fungsi lift merupakan alat transportasi pada gedung atau bangunan bertingkat

suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menimbulkan masalah bagi para pekerja dibidang kontruksi. Karena

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO. : PER.01/MEN/1989 TENTANG KWALIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT OPERATOR KERAN ANGKAT

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/VII/2010 TENTANG OPERATOR DAN PETUGAS PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 Mekanika Rekayasa 1

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Pesawat Pengangkat Banyak jenis perlengkapan pengangkat yang tersedia membuatnya sulit digolongkan secara tepat. Penggolongan ini masih dipersulit lagi oleh kenyataan bahwa penggolongan ini didasarkan juga pada karakteristik, misalnya disain, tujuan, jenis gerakan, dan sebagainya. Bila digolongkan menurut geraknya ( karakteristik kinematik ), beban dianggap terpusat pada titik bobot beban tersebut dan penggolongan mesin ditentukan oleh lintasan perpindahan muatan yang berpindah pada bidang datar ( horizontal ). Penggolongan menurut tujuan penggunaan yang ditentukan dengan memperhatikan kondisi operasi, misalnya : crane dibagi menjadi crane metallurgi, konstruksi, pelabuhan dan sebagainya. Menurut dasar rancangannya, pesawat pengangkat digolongkan atas tiga jenis, yaitu : a. Mesin Pengangkat ( Hoisting Machine ) Adalah kelompok mesin yang bekerja secara periodik yang di disain sebagai peralatan pesawat angkat, dan untuk mengangkut dan memindahkan muatan atau sebagai mekanisme tersendiri bagi crane atau elevator.

b. Kran ( Crane ) Adalah gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat atau sekaligus mengangkat dan memindahkan muatan yang dapat digantungkan secara bebas atau dikaitkan pada crane. Untuk jenis crane dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini : Gambar 2.1 Overhead Travelling Crane Sumber : Mesin Pemindah Bahan ( Rudenko, N. Lampiran Gambar 42 ) c. Elevator Adalah kelompok mesin yang bekerja secara periodik untuk mengangkat muatan pada jalur pandu tertentu. Jenis dari Overhead Travelling Crane ini berdasarkan pembagiannya menurut pembagian Pesawat Angkat, termasuk pada alat pengangkat crane tipe crane yang dapat bergerak pada rel tertentu. Berdasarkan Gambar 2.2 di bawah dapat disimpulkan bahwa jenis crane ini termasuk pada crane yang di pasang di langit-langit.

2.2. Dasar-Dasar Pemilihan Pesawat Angkat Faktor-faktor teknis penting berikut ini dapat digunakan dalam menentukan pemilihan pesawat pengangkat : a. Jenis Dan Sifat Muatan Yang Akan Ditangani Untuk muatan satuan ( Package ), hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah satuan, berat, permukaan dukungan yang baik atau bagian muatan sebagai tempat penggantung yang baik, sifat-sifat fisik muatan, dan sebagainya. b. Kapasitas Per Jam Yang Dibutuhkan Kapasitas pemindahan muatan yang hampir tak terbatas dengan mudah dapat diperoleh pada jenis alat tertentu, misalnya konveyor aksi berkesinambungan. Sedangkan pada crane atau truk yang mempunyai kapasitas angkat yang cukup tinggi dalam kerja yang berat. Dalam perencanaan ini, beban muatan yang dipindahkan adalah 10 ton. Selanjutnya dari name plate motor listrik untuk crane dengan kapasitas angkat 10 ton diperoleh kecepatan angkat 6 m / menit dan crane 1 m / menit. c. Arah Dan Jarak Perpindahan Berbagai jenis alat dapat mengangkat beban dalam arah vertikal atau arah horizontal. Panjang jarak lintasan atau lokasi pengambilan beban juga sangat penting dalam pemilihan pesawat pengangkat. Dalam perencanaan, beban diangkat kemudian dipindahkan mengikuti arah jembatan ( Girder ), yang kemudian diturunkan dan diposisikan pada lantai atau mesin-mesin perkakas yang diperlukan. Tinggi angkat 12 meter diperoleh dari jarak angkat maksimum dari permukaan tanah dan panjang lintasan girder hoist adalah 72 meter.

d. Metode Penumpukan Beban Beberapa jenis peralatan dapat memuat dan membongkar muatan secara mekanis sedangkan lainnya membutuhkan alat tambahan khusus atau bantuan operator. Misalnya beban curah yang dapat ditumpuk, tetapi harus di sekop ketika akan memindahkannya lagi. Dalam perencanaan ini beban yang akan diangkat adalah berupa plate, besi propil, lori dan peralatan lain yang diperlukan untuk penbuatan Pabrik Kelapa sawit, maka beban tidak perlu ditumpuk karena dalam operasinya beban diangkat lalu diletakan pada lantai atau pada sebuah mesin perkakas. Demikian juga seterusnya. Dari pertimbangan diatas, maka alat pemindah bahan untuk mengangkat peralatan konstruksi pembuatan Pabrik Kelapa Sawit ini adalah Overhead Travelling Crane yang memiliki gerakan naik-turun ( vertical), melintang hoist dan juga memanjang ( horizontal ). Kelebihan dari Overhead Travelling Crane ini adalah : Konstruksi sederhana Tidak memerlukan pemakaian ruangan yang banyak Dapat menjelajah area yang dalam jangkauan jalur pandu lintasan Mempunyai sistem alat pemegang beban yang mudah diganti

2.3. Prinsip Kerja Overhead Travelling Crane Overhead Travelling Crane ini digerakkan dengan sistem elektromotor yang dapat menggerakkan hoist melintang, crane mendatar, serta dapat menggulung wire rope secara otomatis. Cara pengoperasian Overhead Travelling Crane adalah sebagai berikut : Periksa semua peralatan, yaitu tombol-tombol pengatur harus dapat berjalan dengan baik. Angkat benda kerja dari lantai dengan mencantol double hooke nya pada pengikat benda kerja Tempatkan benda kerja tepat pada mesin perkakas yang diperlukan, lalu dibentuk sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan Setelah benda kerja selesai dibentuk, benda kerja kemudian diangkat dan digerakkan secara horizontal hoist dan crane menuju lantai untuk pengerjaan selanjutnya dan di letakkan. Setelah benda kerja dipindahkan untuk dilakukan pengerjaan selanjutnya, maka demikianlah terus menerus cara pengoperasian Overhead Travelling Crane. Dalam pengoperasiannya, Overhead Travelling Crane memiliki tiga gerakan, yaitu : a. Gerakan Drum ( naik-turun ) b. Gerakan Hoist Mendatar ( melintang ) c. Gerakan Crane ( horizontal )

2.3.1. Gerakan Drum ( Naik Turun ) Gerakan hoist ini adalah gerakan menaikkan dan menurunkan beban. Hal ini digerakkan oleh mekanisme perputaran drum yang dikopel dengan motor listrik dengan sumber daya. Gerakan ini dapat dihentikan sesuai dengan penempatan yang diinginkan dengan menggunakan suatu alat penahan atau rem. 2.3.2. Gerakan Hoist Mendatar ( Melintang ) Gerakan hoist ini adalah gerak perpindahan pada arah melintang yang diatur motor listrik sebagai penggerak daya. Motor listrik akan menggerakkan roda troli hoist yang dipasang pada jembatan ( girder ) ganda sepanjang panjang crane. 2.3.3. Gerakan Crane ( Horizontal ) Gerakan ini adalah gerakan berpindah pada arah memanjang yang diatur motor listrik sebagai penggerak daya. Motor listrik akan menggerakkan roda troli yang dipasang pada jembatan ( girder ) ganda pada jarak sepanjang jalur pandu lintasan dalam perencanaan ini sepanjang 19 m.