PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DAN ELEMEN MESIN KELAS X TEKNIK PEMESINAN SMK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODUL PEMESINAN BUBUT PADA MATA PELAJARAN TEKNIK PEMESINAN BUBUT DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INTERAKTIF GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA TEKNIK PEMESINAN

PENGEMBANGAN MODUL MENGGAMBAR PROPORSI DAN MACAM-MACAM BUSANA SESUAI BENTUK TUBUH DAN KESEMPATAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 IMOGIRI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL

PENGEMBANGAN MODUL PENGECORAN LOGAM ALUMINIUM UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PEMBUATAN BEBE ANAK UNTUK SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PENGASIH JURNAL

PENGEMBANGAN VIDEO TUTORIAL UNTUK PEMBELAJARAN GAMBAR MANUFAKTUR SMK KELAS XI

PENGEMBANGAN MODUL MENGGUNAKAN MESIN BUBUT KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS XI TEKNIK PEMESINAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 BANSARI TEMANGGUNG

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN AUTOCAD UNTUK MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN SMK N 2 PENGASIH KULON PROGO

Dita Oktavia Yudhatami Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN ADOBE FLASH PADA MATA PELAJARAN LAS SMAW DI SMK NEGERI 1 SEYEGAN

Abstrak. Oleh: jodhi pratama, pendidikan teknik elektronika fakultas teknik universitas negeri yogyakarta,

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK PEMESINAN FRAIS BERBASIS ADOBE FLASH CS6

PENGEMBANGAN MODUL MERAKIT KOMPUTER UNTUK SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 1 JOGONALAN

KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DAN ELEMEN MESIN DI SMK N 2 WONOSARI

Oleh: Fitra Mega Kurniawan, Progam Pendidikan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF KOMPETENSI ETIMOLOGI MULTIMEDIA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENGEMBANGAN MODUL DASAR PENATAAN DISPLAY PADA MATA PELAJARAN PENATAAN DAN PERAGAAN SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 2 JEPARA JURNAL

PENGEMBANGAN MEDIA FLASH PADA MATA PELAJARAN LAS BUSUR MANUAL DI SMK N 1 PUNDONG BANTUL

PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 3 MALANG

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRAINER

PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN PRODUKTIF MULTIMEDIA PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH WONOSARI

PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS MATERI TENAGA ENDOGEN UNTUK SISWA SMP KELAS VII

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK N 1 PURWOREJO

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SUMBER ZAT ENERGI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 4 SURAKARTA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GAMBAR TEKNIK UNTUK SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 2 WONOSARI

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL

PENGEMBANGAN PLATFORM GAME SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM OPERASI DI SMK MA ARIF WONOSARI UNTUK PLATFORM ANDROID

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

Pengembangan Modul Dasar (Muhammad Firda Husain) 1

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

PENGGUNAAN MODUL SISTEM PENDINGIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMELIHARA SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA KOMPETENSI DASAR MEMBACA GAMBAR MENERAPKAN SISTEM KOORDINAT BERBASIS ADOBE FLASH

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DEKORASI BIRTHDAY CAKE DENGAN BUTTERCREAM MENGGUNAKAN BLOG INTERNET

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR BERBASIS KOMPUTER PADA MATERI JENIS-JENIS KELEMBAGAAN SOSIAL MATA PELAJARAN IPS KELAS VII JURNAL

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEKANIKA TEKNIK BERBASIS ANIMASI DI SMK TEKNIK GAMBAR BANGUNAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

Pengembangan Permainan... (Nur Fitriana) 1

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS4 UNTUK SISWA KELAS X BUSANA SMK NEGERI 3 KLATEN

PENGEMBANGAN PERMAINAN LIBERATE HOSTAGES UNTUK PEMBELAJARAN SERVIS BOLAVOLI KELAS X DI SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN YOGYAKARTA

Pengembangan Modul Antena... (Gatra Wikan Artha)1

ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANDROID UNTUK MATA PELAJARAN JARINGAN DASAR DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH PROFESSIONAL CS6

PENGEMBANGAN MODUL SCAN TOOL LAUNCH X431 MASTER UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PRAKTIK MOTOR BENSIN DI JURUSAN TEKNIK MESIN FT UNESA

Oleh: Eka Setia Budi Santosa; Pembimbing: Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. Pendidikan Teknik Elektronika, FT UNY

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN MATERI BUDAYA HIDUP SEHAT UNTUK SISWA SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK DI SMK N 1 PLERET

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

Pengembangan Modul Mata... (Putu Darsana)1

PENGEMBANGAN MEDIA BERBASIS ADOBE FLASH CC

Pengembangan Trainer Audio... (Beni Juniarto R R)1

IMPROVEMENT OF SCIENCE LEARNING OUTCOMES THROUGH GROUP INVESTIGATION IN VB

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

Abstract. Keywords : Interactive Media, LAN, TKJ.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BATIK TULIS BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS3 PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA KELAS VII DI

Windha Silviana Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Eka Fajar Pramono S-1 Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 DI SMK N 2 DEPOK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA REFUTATION TEXT UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MATERI PERBANDINGAN DI SMP

MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TEKNIK LISTRIK BERBASIS ADOBE FLASH CS6 PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO KELAS X SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR MENGGUNAKAN AUGMENTED REALITY BERBASIS ANDROID DI SMKN 2 DEPOK

Pengembangan Trainer ATmega 16 Menggunakan PPI (Shinta Noviana Purwanti) 1

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIK PEMASANGAN DASAR INSTALASI LISTRIK SEBAGAI BAHAN AJAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR HANDOUT MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN MESIN BUBUT DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

PENGARUH JOBSHEET BERWARNA TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM PRAKTIK GAMBAR TEKNIK MESIN

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU GAMBAR PEMBELAJARAN BOLA VOLI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS ANDROID PADA MATERI PLANTAE UNTUK SISWA SMA MENGGUNAKAN ECLIPSE GALILEO

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LIPATAN SERBET BERBASIS ADOBE FLASH PADA SISWA KELAS JASA BOGA SMK N 3 KLATEN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA.

Lalu Harry Puja Prayu Dhitya, Pendidikan Teknik Elektronika, FT UNY ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN MATERI LONCAT KANGKANG UNTUK SISWA KELAS XI DI SMK N 3 YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

Ardilla Elfira Safitri Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FIS, UNY ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL IPS SMP KELAS VIII SEMESTER 1 DENGAN TEMA KEUNGGULAN LOKASI DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN MINAT DENGAN PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMESINAN

Oleh : Yogi Budi Wiguna, Universitas Negeri Yogyakarta

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBANTUAN APLIKASI EVERYCIRCUIT PADA MATA PELAJARAN PENERAPAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA KELAS XI DI SMK NEGERI 2 SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

KESIAPAN BENGKEL PEMESINAN MENUJU KEMANDIRIAN DI SMK N 1 SEYEGAN

Edu Elektrika Journal

PENGEMBANGAN MODUL LAS ASETILIN UNTUK MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGELASAN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

HUBUNGAN KINERJA GURU DAN FASILITAS BENGKEL PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN GARIS LAPANGAN PORTABEL GOBAK SODOR PADA PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL DI SD NEGERI SENDANGADI 1 MLATI KABUPATEN SLEMAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TRANSISTOR MENGGUNAKAN TRAINER TRANSISTOR PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR KELAS X

Pengembangan Modul Berciri Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika pada Materi Tekanan

Transkripsi:

Pengembangan Media Pembelajaran (Fajar Adzanianto) 345 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEKANIKA TEKNIK DAN ELEMEN MESIN KELAS X TEKNIK PEMESINAN SMK THE DEVELOPMENT OF ENGINEERING MECHANICS AND MACHINE ELEMENTS INSTRUCTIONAL MEDIA FOR 10 th GRADE OF VOCATIONAL HIGH SCHOOL Oleh: Fajar Adzanianto, Prodi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta E-mail: fajar_skaters@rocketmail.com Abstrak Tujuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan media pembelajaran Mekanika Teknik dan Elemen Mesin berupa modul untuk siswa kelas X Jurusan Teknik Pemesinan SMK N 3 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan penelitian dan pengembangan. Produk berupa media pembelajaran ini dikembangkan melalui beberapa tahapan, yaitu: (1) identifikasi masalah mata pelajaran Mekanika Teknik dan Elemen Mesin; (2) pengumpulan data kebutuhan modul; (3) desain produk modul: (4) validasi dan uji kelayakan oleh ahli materi, ahli media, uji terbatas, dan uji kelompok besar meliputi beberapa revisi; (5) produk akhir. Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik deskriptif kuantitatif yang dikonversikan ke data kualitatif untuk mengetahui tingkat kelayakan media pembelajaran. Hasil dari penelitian ini yaitu modul Mekanika Teknik dan Elemen Mesin yang siap digunakan pada pembelajaran. Hasil kelayakan modul dari dosen ahli materi yaitu modul termasuk dalam kategori baik, ahli media termasuk dalam kategori sangat baik, guru ahli materi termasuk dalam kategori baik, uji terbatas termasuk dalam kategori sangat baik, dan uji coba kelompok besar,modul termasuk dalam kategori baik. Kata kunci : media pembelajaran, modul, dan Mekanika Teknik & Elemen Mesin Abstract The purpose of this research is to develop a module as an instructional media of engineering mechanics and machine elements subjects for the 10 th grade of machining department at SMK N 3 Yogyakarta. This research uses Research and Development (R&D) approach. The instructional media was developed through several stages, namely: (1) problem identification of engineering mechanics and machine elements lessons; (2) collecting data for the module requirements; (3) design of the module; (4) validation and feasibility test by the the expert on the course subjects, media expert, small group testing, and large groups testing involving revisions; and (5) final product. Data were collected using questionnaire. Data analysis were done using quantitative-descriptive statistics technique and were subsequently converted into qualitative data to determine the feasibility of the instructional media. The results of this study is a module of engineering mechanics and machine elements, ready for use in learning processes. For the feasibility test results, the expert of the course subjects classify the module in the category of good, the media expert classify it in the category of very good. The modul is considered in the category of good from the small group testing, and is in the category of good from the large group testing. Keywords : instructional media, module, engineering mechanics, machine elements, R&D PENDAHULUAN SMK N 3 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah kejuruan negeri yang berada di kota Yogyakarta, yang di dalamnya mengajarkan beberapa mata pelajaran yang bersifat teori maupun praktik, salah satunya adalah mata pelajaran Mekanika Teknik dan Elemen Mesin. Berdasarkan pengamatan langsung saat melaksanakan KKN-PPL di SMK N 3 Yogyakarta, banyak siswa yang mempunyai nilai kurang dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada mata pelajaran tersebut. Bahkan ketika diadakan ulangan harian, nilai rata-rata kelas sebesar 63, dan belum mencapai nilai KKM yang sudah ditetapkan yaitu 75. Dari 32 siswa hanya 37,5% yang mendapatkan nilai di atas KKM. Sehingga perlu penanganan lebih lanjut supaya peserta didik mampu mendapatkan nilai di atas KKM yang ditetapkan.

346 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 3, Nomor 5, Tahun 2015 Survei awal menunjukan bahwa faktor penyebabnya ialah belum tersedianya media pembelajaran yang tepat, seperti terbatasnya buku pegangan mata pelajaran Mekanika Teknik dan Elemen Mesin. Jumlah buku panduan mata pelajaran Mekanika Teknik dan Elemen Mesin untuk kelas X hanya sekitar 40 buku, dan jumlah kelas yang ada yaitu 4 kelas, dan setiap kelas berjumlah 32 siswa. Dengan jumlah buku seperti itu, maka setiap kelas harus bergantian untuk menggunakan buku tersebut, sehingga kegiatan belajar siswa dirasa sangat kurang. Faktor lainya seperti guru belum memanfaatkan media seperti komputer dan proyektor secara maksimal. Guru hanya memanfaatkan papan tulis, spidol, dan kapur sebagai media pembelajaran. Saat guru menerangkan dan menulis di papan tulis, murid hanya mendengarkan dan mencatat, sehingga keaktifan murid dalam pembelajaran masih kurang. Solusi dari permasalahan ini adalah memberikan suatu bahan ajar atau media pembelajaran berupa modul. Menurut Yudhi Munadi (2013:99) modul merupakan bahan ajar yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar secara mandiri dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain. Media pembelajaran berupa modul yang akan dikembangkan ini diharapkan akan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar mandiri. Di dalamnya terdapat materi yang disusun secara sistematis dan terdapat evaluasi guna menambah pemahaman peserta didik pada mata pelajaran Mekanika Teknik dan Elemen Mesin. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ryan Fitrian Pahlevi (2012) tentang pengembangan modul untuk meningkatkan prestasi siswa pada mata diklat Menginterpretasikan Gambar Teknik. Peningkatan hasil belajar pada kelas yang menggunakan modul sebesar 31% dan modul dinyatakan efektif untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran. Sedangkan hasil penelitian dari Dhani Setiana (2013) tentang penerapan modul pada mata pelajaran CNC dasar, menerangkan bahwa penggunaan modul dapat meningkatkan aktivitas dan pencapaian kompetensi siswa. Berdasarkan hal di atas, maka perlu sekali pembelajaran berupa modul. Manfaat modul selain dapat memotivasi siswa dalam belajar mandiri adalah modul dapat memberikan umpan balik yang banyak dan segera sehingga siswa dapat mengetahui taraf hasil belajarnya. Selain itu dengan adanya modul, diharapkan pada mata pelajaran Mekanika Teknik dan Elemen Mesin nilai siswa dapat mencapai nilai KKM. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Sugiyono (2007:427) Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti sehingga menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Menurut Sukmadinata (2006: 164), metode pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, dan dapat dipertanggungjawabkan. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dimulai pada tanggal 5 Mei 2015 sampai dengan 20 Mei 2015 bertempat di SMK N 3 Yogyakarta. Target/Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah kelas X Teknik Pemesinan 4, sebanyak 12 siswa untuk uji coba kelompok kecil dan kelas X Teknik Pemesinan 3, sebanyak 30 siswa untuk uji coba kelompok besar. Sedangkan mata pelajaran yang diambil adalah mata pelajaran Mekanika Teknik dan Elemen Mesin. Prosedur Prosedur pada penelitian dan pengembangan media ini menggunakan prosedur

Pengembangan Media Pembelajaran (Fajar Adzanianto) 347 menurut Sugiyono (2007:409) yang sudah dimodifikasi. Prosedur yang telah dimodifikasi tersebut adalah: 1. Tahap identifikasi masalah mata pelajaran Mekanika Teknik dan Elemen Mesin. 2. Tahap pengumpulan data kebutuhan modul (kurikulum, silabus, dan referensi lainya) 3. Tahap desain produk modul. 4. Tahap validasi dan uji coba kelayakan beserta revisi. a. Validasi ahli materi dan revisi b. Validasi ahli media dan revisi c. Uji coba kelompok kecil dan revisi d. Uji coba kelompok besar dan revisi 5. Produk akhir. Instrumen, Data dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket. Menurut Suharsimi Arikunto (1993:124), menyatakan bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui. Menurut Sukardi (2010:76) menyatakan bahwa kuesioner ini juga sering disebut sebagai angket di mana dalam kuesioner tersebut terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah peneliti yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi dilapangan. Bentuk angket yang digunakan adalah skala bertingkat. Menurut Suharsimi Arikunto (1993:125), angket skala bertingkat yaitu sebuah pertanyaan dengan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukan tingkatan-tingkatan. Pada penelitian dan pengembangan ini, digunakan 4 instrumen angket. Instrumen tersebut yaitu instrumen angket uji kelayakan dosen ahli materi Mekanika Teknikdan Elemen Mesin untuk menilai tentang kelayakan materi yang berjumlah 60 butir soal, instrumen angket uji kelayakan untuk dosen ahli media yang digunakan untuk menilai kualitas media pembelajaran yang berjumlah 25 butir soal, instrumen angket untuk siswa yang dimaksudkan untuk mengetahui dari sudut pandang siswa terhadap media yang sedang dikembangkan yang berjumlah 24 butir soal, dan instrumen angket untukguru ahli materi mata pelajaran Mekanika Teknik dan Elemen Mesin yang jumlahnya sama dengan dosen ahli materi. Sebelum instrumen diserahkan ke masing-masing pengguna angket, instrumen dikonsultasikan terlebih dahulu kepada ahli instrumen. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara mengubah data kuantitatif menjadi data kualitatif. Data kuantitatif yang diperoleh dari angket dosen ahli materi, angket dosen ahli media, angket guru pengampu dari pihak sekolah, dan angket siswa ini kemudian diubah melalui perhitungan. Susunan skala yang digunakan pada kuesioner atau angket ini berdasarkan atas skala likert (interval 1 sampai 5) akan dihitung skor rataratanya untuk setiap butir pertanyaan dalam angket dan lembar evaluasi tersebut.berikut adalah cara menghitung rata-rata skor: Skor total Skor rata-rata = Banyak Butir Skor rata rata keseluruhan= Skor total keseluruhan Banyak Butir seluruhan.. (1). (2) Menurut Sukardjo (2010:103) yang dikutip oleh Anom Yogo (2011: 87-88), konversi data kuantitatif, setiap pernyataan diberi bobot 5, 4, 3, 2, 1. Urainnya sebagai berikut : Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif pada Setiap Pernyataan Kategori Bobot Skor Sangat Baik 5 Baik 4 Cukup 3 Kurang baik 2 Sangat Kurang Baik 1

Rerata Skor 348 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 3, Nomor 5, Tahun 2015 Di bawah ini terdapat tabel pedoman konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif. menunjukkan grafik skor hasil kelayakan modul dari dosen ahli materi. Tabel 2. Pedoman Pengubahan Data Kuantitatif menjadi Data Kualitatif Interval Skor Nilai Kriteria x > 4,08 3,36 < x 4,08 2,64 < x 3,36 1,92 < x 2,64 x 1,92 A B C D E Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik 3,38 3,06 3,38 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Validasi Dosen Ahli Materi Ada beberapa aspek penilaian yang digunakan untuk menilai kelayakan modul. Modul yang baik harus memenuhi aspek 1) self contained, modul harus memuat seluruh materi pembelajaran, dengan maksud memberikan kesempatan siswa mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, 2) self instruksional, modul diberikan agar seseorang bisa belajar mandiri dan tidak bergantung pihak lain, seperti memuat tujuan yang jelas, tersedia contoh soal, dan lain-lain, 3) adaptif, modul hendaknya menyesuaiakan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan ada kaitannya dengan peristiwa di lingkungan, 4) user friendly, modul disusun dengan menggunakan kalimat yang sederhana dan mudah dimengerti, 5) stand alone, modul tidak bergantung pada bahan ajar atau media lain. Pada aspek self contained, media pembelajaran berupa modul ini mendapatkan skor rata-rata 3,5 dengan persentase 70 % (kriteria baik), aspek self instruksional mendapatkan skor rata-rata 3,38 dengan persentase 67,6 % (kriteria baik), pada aspek adaptif mendapatkan skor ratarata 3 dengan persentase 60 % (kriteria cukup baik), pada aspek user friendly mendapatkan skor rata-rata 3,06 dengan persentase 61,2 % (kriteria cukup baik), dan dari aspek stand alone mendapatkan skor rata-rata 3,38 dengan persentase 67,6 % (kriteria baik). Gambar 1 Gambar 1. Skor Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran oleh Dosen Ahli Materi Validasi Ahli Media Tahap validasi ahli media, penulis memilih Dosen Pendidikan Teknik Mesin FT UNY yang ahli dalam media pembelajaran. Penilaian kelayakan ini terdiri dari dua aspek yaitu sampul dan isi modul. Pada aspek sampul modul, butir penilaian yang digunakan yaitu desain sampul modul, ukuran huruf pada judul sampul modul, warna huruf pada sampul, penggunaan jenis huruf pada sampul, tata letak judul, logo, gambar, nama penyusun, sasaran, kejelasan gambar sampul modul. Pada aspek sampul, media pembelajaran berupa modul ini mendapatkan rata-rata skor 4,33 dengan persentase 86,6 %. Dengan demikian modul termasuk dalam kriteria sangat baik. Selanjutnya pada aspek isi, butir penilaian yang digunakan yaitu kejelasan petunjuk penggunaan modul, kejelasan kompetensi, indikator pencapaian modul, desain peta kedudukan modul, desain judul bab dan sub bab meliputi penggunaan jenis huruf, penggunaan warna huruf, ukuran huruf, keterbacaan, desain penandaan, kemudian desain isi bab/pembahasan meliputi jenis huruf, penggunaan warna huruf, ukuran huruf, keterbacaan, pemisahan antar paragraf, gambar

Rerata Skor Rerata Skor Pengembangan Media Pembelajaran (Fajar Adzanianto) 349 pada isi bab guna memperkuat materi, penempatan posisi gambar pada isi bab, penggunaan variasi huruf (bold, italic, all capital, small capital), penggunaan tanda baca titik dan koma, dan penggunaan bahasa. Pada aspek isi, media pembelajaran berupa modul ini mendapatkan skor rata-rata 4,32 dengan persentase 86,4 %. Dengan demikian modul termasuk dalam kriteria sangat baik. Gambar 2 di bawah ini adalah grafik skor hasil kelayakan modul dari dosen ahli media. 3,83 3,69 4 3,75 3,88 4,33 4,32 Sampul Isi Modul Gambar 2. Skor Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran oleh Ahli Media Validasi Guru Ahli Materi Aspek penilaian yang digunakan oleh guru ahli materi sama dengan aspek penilaian yang digunakan oleh dosen ahli materi. Pada aspek self contained, media pembelajaran berupa modul ini mendapatkan skor rata-rata 3,83 dengan persentase 76,6 % (kriteria baik), aspek self instruksional mendapatkan skor rata-rata 3,69 % dengan persentase 73,8 % (kriteria baik), pada aspek adaptif mendapatkan skor rata-rata 4 dengan persentase 80 % (kriteria cukup baik), pada aspek user friendly mendapatkan skor ratarata 3,75 dengan persentase 75 % (kriteria baik), dan dari aspek standalone mendapatkan skor ratarata 3,88 dengan persentase 77,6 % (kriteria baik). Gambar 3 di bawah ini adalah grafik skor hasil kelayakan modul dari guru ahli materi. Gambar 3. Skor Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran oleh Guru Ahli Materi Uji Coba Kelompok Kecil Tahap uji coba dilakukan setelah modul divalidasi oleh ahli materi dan ahli media, dan tentunya sudah dilakukan beberapa revisi sesuai komentar dan saran oleh para ahli. Tahap uji coba modul ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kelemahan dan hambatan-hambatan ketika digunakan oleh siswa. Tahap uji coba kelompok kecil ini melibatkan 12 siswa kelas X Jurusan Teknik Pemesinan SMK Negeri 3 Yogyakarta dengan memilih secara acak dengan memperhatikan tingkat kemampuan siswa tersebut mulai dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, rendah, dan sedang. Tahap uji coba kelompok kecil dilakukan pada tanggal 5 Mei 2015. Uji coba dilakukan dengan cara murid diberikan modul satu persatu, kemudian murid mengamati modul selama satu jam. Setelah murid melakukan pengamatan terhadap modul, selanjutnya peneliti menjelaskan terkait isi modul selama satu jam. Kegiatan terakhir adalah murid mengisi angket yang telah dibagikan serta memberikan komentar dan saran terhadap modul tersebut.aspek yang terdapat dalam kuesioner yang digunakan untuk menilai kelayakan modul ini terdiri dari 3 aspek yaitu tampilan, materi, dan manfaat.

Rerata Skor 350 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 3, Nomor 5, Tahun 2015 Pada aspek tampilan, butir penilaian yang digunakan adalah keterbacaan judul sampul, pemilihan gambar sampul, penggunaan warna pada sampul, tata letak komponen sampul, daya tarik sampul, penggunaan ukuran dan jenis huruf pada materi yang disajikan, penggunaan warna pada materi yang disajikan, tata letak instruksi (rangkuman, contoh soal, latihan soal), ketepatan posisi gambar pendukung materi, dan kejelasan gambar pada materi. Pada aspek tampilan, media pembelajaran berupa modul ini mendapatkan skor rata-rata 4,03 dengan persentase 80,6 %. Dengan demikian modul termasuk dalam kriteria baik. Pada aspek materi, butir penilaian yan digunakan adalah kejelasan indikator pencapaian kompetensi, kejelasan penggunaan bahasa, keterbacaan judul bab dan sub bab, kejelasan materi yang disajikan, materi sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, ketepatan contoh soal pada setiap materi untuk membantu pemahaman siswa, dan kesesuaian gambar yang diberikan untuk kejelasan materi. Pada aspek materi, skor rata-rata yang diperoleh adalah 4,26 dengan persentase 85,2 %. Dengan demikian modul termasuk dalam kriteria baik. Penilaian kelayakan modul yang terakhir adalah dari aspek manfaat. Butir penilaian yang digunakan untuk melilai kelayakan modul pada aspek manfaat yaitu kemudahan menambah pemahaman siswa, kebermanfaatan memberikan motivasi dalam proses belajar mengajar siswa, kebermanfaatan memberikan fokus perhatian siswa ke mata pelajaran, dan materi pelajaran akan lebih jelas dimengerti. Dari aspek manfaat, skor rata-rata yang didapat adalah 4,4 dengan pesentase 87,9 %. Dengan demikian modul termasuk dalam kriteria sangat baik. Di bawah ini adalah grafik skor hasil kelayakan dari ujicoba kelompok kecil. 4,03 4,26 4,4 Tampilan Materi Manfaat Gambar 4. Skor Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran Dari Uji Coba KelompokKecil Uji Coba Kelompok Besar Tahap selanjutnya adalah uji coba pada kelompok besar. Tentu modul yang digunakan adalah modul yang sudah diperbaiki berdasarkan komentar dan saran yang didapat pada waktu uji coba kelompok kecil. Uji coba kelompok besar dilakukan di kelas X jurusan teknik pemesinan 3 SMK Negeri 3 Yogyakarta pada tanggal 11 mei 2015 satu minggu setelah uji coba kelompok kecil. Aspek penilaian yang terdapat dalam kuesioner dan tata cara uji coba yang digunakan pada uji coba kelompok besar ini, sama dengan yang digunakan pada waktu uji coba kelompok kecil. Pada aspek tampilan, media pembelajaran berupa modul ini mendapatkan skor rata-rata 3,89 dengan persentase 77,8 % (kriteria baik), pada aspek materiskor rata-rata yang diperoleh adalah 3,95 dengan persentase 78,9 % (kriteria baik), dan pada aspek manfaat modul mendapatkan rata-rata skor 3,95 dengan pesentase 78,9 % (kriteria baik). Dengan demikian modul termasuk dalam kriteria baik. Gambar 5 menunjukkan grafik skor hasil kelayakan dari ujicoba kelompok besar.

Rerata Skor Pengembangan Media Pembelajaran (Fajar Adzanianto) 351 Gambar 5. Skor Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran Dari Uji Coba Kelompok Besar SIMPULAN DAN SARAN 3,89 3,95 3,95 Tampilan Isi modul Manfaat Simpulan Proses pengembangan media pembelajaran ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: 1) tahap identifikasi masalah mata pelajaran Mekanika Teknik dan Elemen Mesin, 2) tahap pengumpulan data kebutuhan modul (kurikulum, silabus, dan referensi lainya), 3) tahap desain produk modul, 4) tahap validasi dan uji coba kelayakan, dimana pada tahap ini terdapat proses validasi dosen ahli materi, validasi guru ahli materi, validasi ahli media, uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok besar beserta revisi, dan 5) produk akhir. Hasil penilaian kelayakan media pembelajaran modul Mekanika Teknik dan Elemen Mesin yaitu penilaian oleh ahli dosen materi mendapatkan rerata skor 3,27 dengan persentase 65,3% kategori cukup baik, penilaian oleh ahli media mendapatkan rerata skor 4,32 dengan persentase 86,4% kategori sangat baik, penilaian oleh guru ahli materi mendapatkan rerata skor 3,8 dengan persentase 76% kategori baik, penilaian pada tahap uji coba kelompok kecil mendapatkan rerata skor 4,23 dengan persentase 83,6% kategori sangat baik, penilaian pada tahap uji coba kelompok besar mendapatkan rerata skor 3,93 dengan persentase 78,58% kategori baik. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa media pembelajaran menggunakan modul ini layak untuk digunakan dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Mekanika Teknik dan Elemen Mesin. Saran Pengembangan media pembelajaran berupa modul Mekanika Teknik dan Elemen Mesin harus dibuat semenarik mungkin agar siswa tertarik untuk mempelajari, perbanyak latihan soal yang menyangkut tentang kejadian sehari-hari agar siswa tahu pentingnya belajar mata pelajaran tersebut, dan penyajian warna perlu diperhatikan agar siswa tidak cepat merasa bosan. DAFTAR PUSTAKA Anom Yogo Wibowo. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran Las TIG Menggunakan Adobe Flash CS 3 di SMK N 1 Sedayu. Skripsi S1. Yogyakarta : Prodi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik UNY. Dhani Setiana. (2013). Penerapan Modul Mesin Bubut CNC Untuk Meningkatkan Keaktivan dan Kompetensi Pada Mata CNC Dasar di SMK Muhammadiyah 1 Salam. Skripsi S1. Yogyakarta : Prodi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik UNY Ryan Fitrian Pahlevi. (2012). Pengembangan Modul untuk Meningkatkan Prestasi Siswa Pada Mata Diklat Menginterpretasikan Gambar Teknik di SMK Muhammadiyah 01 Paguyangan Brebes. Skripsi S1. Yogyakarta : Prodi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik UNY Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT Rineka Cipta Sukardi. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara

352 E-Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Volume 3, Nomor 5, Tahun 2015 Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Yudhi Munadhi. (2013). Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru---Referensi. Jakarta: Referensi (GP Press Group)