BAB I PENDAHULUAN. tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. mengenai dirinya. Hurlock mengungkapkan konsep-diri terdiri dari dua

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. relasi antar individu yang kompleks Selain para penjual dan pembeli yang

BAB I PENDAHULUAN. terutama bagi masyarakat kecil yang hidup di perkotaan. Fenomena di atas

BAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas/ jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada zaman modernisasi ini banyak dijumpai remaja yang sering ikutikutan

I. PENDAHULUAN. luput dari pengamatan dan dibiarkan terus berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. remaja yang mempunyai tujuan ideologi yang sama. Hal ini biasanya

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengindonesiaan dari kata tattoo yang berarti goresan, gambar, atau

BAB I PENDAHULUAN. Masalah penyalahgunaan Narkoba di Indonesia saat ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mulai

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Coakley (dalam Lerner dkk, 1998) kadang menimbulkan terjadinya benturan antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan rencana. Pembelanja sekarang lebih impulsif dengan 21% mengatakan, mereka tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri atas berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seringnya melihat sekelompok remaja berpakaian unik dan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. perubahan emosi, perubahan kognitif, tanggapan terhadap diri sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diakses dalam hitungan detik, tidak terkecuali dengan perkembangan dunia fashion yang

BAB I PENDAHULUAN. indah itu adalah masa remaja, karena pada saat remaja manusia banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Punk merupakan sebuah budaya yang lahir di Negara inggris, pada awal

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus gangguan perilaku eksternal sudah menjadi topik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses kehidupan manusia mengalami tahap-tahap perkembangan

2016 ISU FEMINITAS DAN MASKULINITAS DALAM ORIENTASI PERAN GENDER SISWA MINORITAS

BAB I PENDAHULUAN. yang berimpitan, lokasi penduduk padat, dan sarana-prasarana memadai serta

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja berlangsung proses-proses perubahan secara biologis,

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. No. Skripsi : 091/S/PPB/2013 pertengahan dan akhir masa anak-anak.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB 1 PENDAHULUAN. Siapakah saya? Apa potensi saya? Apa tujuan yang ingin saya capai di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk

I. PENDAHULUAN. Pola hidup mengacu pada cara-cara bagaimana menjalani hidup dengan cara yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. dan dari bahan-bahan tradisional untuk membuat tato (Gumilar, 2005:51).

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang Masalah. Remaja biasanya mengalami perubahan dan pertumbuhan yang pesat

I. PENDAHULUAN. makhluk individu yaitu makhluk yang hidup untuk dirinya sendiri. Dalam. yang disebut sebagai Sub-budaya atau subkultur.

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kreatifitas : daya cipta, kemampuan untuk menciptakan. 3

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tahap remaja melibatkan suatu proses yang menjangkau suatu

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah masa penutup. Masa penutup merupakan masa dimana. penurunan jumlah aktivitas (Hurlock, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB VI HUBUNGAN KOMUNITAS PUNK DI SALATIGA DENGAN LATAR BELAKANG SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial, individu di dalam menjalin hubungan dengan individu lain perlu

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Remaja merupakan bagian perkembangan yang penting dan unik,

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. positif pula. Menurut Ginnis (1995) orang yang optimis adalah orang yang merasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mega Sri Purwanida, 2014

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kompleksitas problematika kehidupan di era globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. Usia siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) pada umumnya berusia

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis. Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bandung saat ini telah menjadi salah satu kota pendidikan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sebuah kumpulan individu yang memiliki sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. ingin dicapai dari proses pendidikan yaitu menghasilkan manusia yang terdidik

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dalam Friz Oktaliza, 2015). Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja adalah suatu periode transisi dari fase anak hingga fase

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan, perilaku dan kemampuan individu dalam menghadapi tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep dan evaluasi individu tentang dirinya, pendapat orang lain tentang dirinya, dan juga akan menjadi apa dirinya, akan muncul dari pengalaman individu saat berinteraksi dengan lingkungan, yang disebut Rogers (1961) dengan konsepdiri. Konsep-diri memainkan peranan utama dalam perilaku manusia, dimana perubahan konsep-diri akan menghasilkan perubahan perilaku. Dengan demikian, konsep-diri menjadi suatu hal yang penting bagi individu dimulai sejak dini, termasuk pada masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang berada pada tahap perkembangangan psikologis yang potensial sekaligus juga rentan. Karena pada masa ini remaja sering mengeksplorasi perilaku ataupun keinginannya. Oleh karena itu tugas perkembangan yang utama dari remaja adalah membangun identitasnya untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang siapa saya dan kemana saya akan melangkah (Atkinson, 1993). Remaja mengalami peralihan dari anak-anak menuju dewasa, di mana pada masa ini merupakan salah satu tahap perkembangan yang paling unik, penuh dinamika, tantangan, harapan dan juga mengalami banyak perubahan yang mendasar pada aspek biologis, kognitif dan sosial (Steinberg, 1993). Remaja mengalami perubahan dalam setting jaringan sosialnya, jika pada

masa anak, orangtua dan guru menjadi figur idolanya. Maka pada masa remaja, teman sebaya menggantikan kedudukan orang tua ataupun guru, sehingga remaja lebih mendengar dan mengikuti apa yang menjadi pandangan teman sebaya. Itu juga sebabnya teman sebaya merupakan salah satu faktor yang paling besar membentuk konsep-diri pada masa remaja (Stuart dan Sudeen, 1991). Remaja sering merasakan bahwa secara sosial tidak cocok lagi bergabung dengan anak-anak maupun orang dewasa, oleh karena itu ingin membentuk kelompok sendiri yang terdiri dari teman-teman seusianya. Sehingga remaja menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman sebaya mereka dari pada bersama orang tua dan keluarga (Papalia, 2004). Setiap remaja memiliki caranya masing-masing untuk dapat dihargai di dalam masyarakat, mereka berhak menentukan dengan siapa saja mereka bergaul dan berteman. Di lingkungan mereka ada banyak sekali komunitas dengan berbagai macam karakteristik. Seseorang tidak bisa melarang atau menyuruh seseorang untuk menyukai sesuatu, atau bergaul di komunitas tertentu karena remaja memiliki pilihan mereka sendiri (Papalia, 2009). Salah satu kelompok ataupun komunitas yang banyak diikuti anak remaja adalah komunitas PUNK. Komunitas PUNK merupakan sekumpulan orang-orang dengan memiliki fashion yang unik. Mulai dari rambut dengan gaya mohawk dan berdiri tegak lalu diwarnai, memakai pakaian serba hitam Rata-rata bertindik dan bertato baik laki-laki maupun perempuan. Fashion yang seperti ini terlihat sangat mencolok dan berbeda, yang merupakan salah satu modernisasi

kebudayaan yang berada di Indonesia, termasuk di kota Medan. Komunitas ini biasanya beranggotakan kaum muda dan anak remaja yang dikenal untuk mengekspresikan diri secara bebas, baik itu dari segi pergaulan, gaya hidup, free sex, tinggal di jalanan, mengamen dan ingin hidup bebas ( Fransiskus Marbun, 2012). Komunitas PUNK pada umumnya mengutamakan pengekspresian, kebebasan dan juga kebersamaan sesama anggota mereka. Mereka lebih menganggap sesama anggota mereka sebagai saudara, di mana mereka saling membantu, bertukar informasi, pendapat dan hal lainnya (Havoe, 2001). Komunitas PUNK jarang melakukan perkelahian ataupun pertengkaran antara sesama anggota atau kelompok yang lain, biasanya apabila di antara mereka ada yang melakukan kejahatan, pencurian, ataupun perkelahian, mereka saling menasehati satu sama lain. Dengan fashion dan kehidupan yang bebas di jalanan, komunitas PUNK mendapat penilaian yang berbeda dari masyarakat. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa keberadaan komunitas PUNK yang mencolok menjadi sorotan bagi masyarakat. Masyarakat mempunyai persepsi berdasarkan cara pandang masing-masing. Persepsi tersebut dapat berupa pandangan yang positif maupun negatif terhadap eksistensi keberadaan komunitas PUNK (Fransiskus, 2012). Masyarakat ada yang pernah mendengar dan melihat langsung fenomena keberadaan komunitas PUNK ataupun hanya mengetahui lewat media dan cerita yang beredar tentang komunitas tersebut. Sebagian kecil masyarakat ada yang memandang sisi positifnya, antara lain dalam hal

kreatifitas bermusik yang mengandung nilai moral dan penyampaian kritikan terhadap pemerintah, dari nilai seni PUNK memiliki nilai artistik yang tinggi dalam kreatif menciptakan musik dan juga merias diri misalnya dalam hal fashion yang terlihat mencolok dan unik dan juga kesenian menggambar tubuh (tatto). Tapi, pada umumnya masyarakat memandang bahwa komunitas PUNK itu negatif, mereka memandang remaja ataupun kamu muda yang menjadi anggota komunitas PUNK telah menganut gaya hidup yang tidak sesuai dengan lingkungan karena kebebasan yang mereka anut telah disalah artikan lewat perilaku dan fashion mereka. Seperti berperilaku acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar dengan mengabaikan norma yang berlaku, hidup di jalanan, dan berpenampilan sangat mencolok melalui fashion yang mereka miliki. Sehingga masyarakat ada yang merasa itu biasa saja, tapi ada juga yang merasa terancam dan menolak keberadaan komunitas PUNK (Havoe, 2001). Walaupun masyarakat pada umunya masyarakat memiliki padangan ataupun persepsi yang negatif terhadap komunitas PUNK, para remaja ataupun kaum muda lainnya tetap saja banyak yang masuk ke komunitas PUNK, dan itu juga salah satu penyebab komunitas PUNK terus berkembang hingga saat ini. Alasan para remaja ataupun kaum muda tetap masuk kedalam komunitas PUNK dan menjadikan komunitas PUNK tetap berkembang dikarenakan para remaja mencari identitas diri mereka yang tidak mereka dapat di dalam masyarakat ataupun teman sebaya yang lain. Selain itu, komunitas PUNK yang menganut kebebasan dan kebersamaan, saling mengganggap saudara, tidak adanya kesenjangan satu sama lain (tidak ada kepemimpinan di komunitas), saling membantu, menasehati dan juga peranan mereka dalam

komunitas dianggap penting di mana para remaja tidak mendapatkannya pada masyarakat ataupun komunitas yang lain (Fransiskus, 2012). Dengan mengikuti komunitas PUNK, relasi sosial para remaja akan menjadikan remaja mampu mengerti dan melakukan apa yang diharapkan oleh lingkungan, sehingga memudahkannya untuk menyesuaikan dengan keadaan lingkungan. Selain itu, remaja juga menemukan identitas mereka di dalam suatu komunitas menjadikan individu membangun gambar diri dan memiliki pengetahuan tentang diri mereka sendiri melalui komunitas yang mereka ikuti, ini disebut dengan identitas sosial. Jika mengaplikasikan para remaja yang merupakan bagian dari komunitas PUNK, maka itu bisa disebut dengan identitas PUNK. Identitas sosial di dalam individu merupakan bagian dari konsep-diri. Identitas dimiliki individu dari identitas PUNK, maka secara tidak langsung membentuk konsep-diri pada individu (Tajfel & Tunner, 1979). Komunitas PUNK yang memiliki ciri khas tersendiri dan mencolok di tengah masyarakat membuat masyarakat memiliki tanggapan dan persepsi yang negatif mengenai komunitas PUNK (Fransiskus, 2012). Tetapi para remaja tetap bertahan bahkan semakin banyak yang bergabung menjadi anggota komunitas PUNK. Para remaja merasa bahwa mereka dapat menemukan identitas diri pada komunitas PUNK yang menjadi identitas PUNK dalam diri mereka, seharusnya dapat menjadikan konsep-diri mereka mejadi lebih positif dan merasa lebih dihargai karena mereka menjadi salah satu anggota komunitas. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan tersebut, peneliti ingin bagaimana pengaruh dari identitas sosial para remaja yang didapat dari

identitas PUNK pada komunitas PUNK dengan konsep-diri yang akan terbetuk pada para remaja walaupun masyarakat menilai dan miliki pandangan yang negatif pada komunitas PUNK. B. Urgensi Penelitian Masa remaja adalah masa transisi yang wajib dilalui setiap individu. Setiap remaja mengalami pergolakan dalam diri mereka masing-masing, karena pada masa ini mereka banyak mengalami perubahan dalam berbagai hal mulai dari fisik, kepribadian, kognitif, moral, dan sosial. Awal mulanya remaja tidak memiliki gambaran mengenai dirinya dan juga apa yang bukan dirinya. Namun, secara bertahap konsep diri akan dapat dibentuk dengan jelas melalui interaksi dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Ditambah lagi dengan pada masa remaja, individu mengalami krisis identitas sehingga pada masa ini remaja mulai mencoba hal-hal baru untuk menemukan identitas dirinya. Dengan berbagai perubahan yang terjadi, setiap remaja mengalami krisis identitas. Dimana remaja mencari jati dirinya oleh karena itu salah satu cara remaja untuk menemukan identitasnya adalah masuk ke dalam suatu komunitas. Salah satu komunitas yang ada di kota Medan adalah komunitas PUNK. Dengan menemukan identitas diri remaja dalam komunitas PUNK akan mempengaruhi konsep-diri para remaja. Sehingga dibutuhkan suatu kajian dan penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana hubungan identitas PUNK mempengaruhi konsep-diri pada remaja.

Maka topik ini perlu untuk diteliti karena hasil penelitian nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan tambahan dalam melihat hubungan identitas PUNK berdampak pada konsep-diri para remaja. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan identitas PUNK dengan konsep-diri pada komunitas PUNK. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan identitas PUNK dengan konsep-diri pada komunitas PUNK di tengah masyarakat yang memiliki padangan negatif pada komunitas PUNK. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang bersifat teoritis maupun praktis, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu Psikologi, khususnya bidang Psikologi Sosial. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu dan dapat menjadi landasan untuk pelaksanaan penelitian-penelitian lanjutan mahasiswa atau pihak-pihak yang membutuhkan terkait dengan identitas sosial, konsep-diri dan juga komunitas PUNK.

2. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berupa informasi kepada para masyarakat yang memandang komunitas PUNK secara positif ataupun negatif. Memberikan informasi pada para remaja atau kaum muda yang merupakan bagian dari komunitas PUNK mengenai identitas PUNK yang mereka miliki dan juga konsep-diri yang dibentuk dari identitas PUNK. F. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan Berisi uraian singkat mengenai gambaran latar belakang masalah bagimana remaja masuk kedalam suatu komunitas, bagaimana hubungannya dengan konsep diri, fenomena, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Landasan Teori Berisi tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan permasalahan. Menguraikan landasan teori tentang komunitas PUNK, konsep-diri, identitas sosial, identitas PUNK, dan hubungan identitas PUNK dengan konsep-diri. BAB III : Metode Penelitian Berisi identifikasi variabel, definisi operasional, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengambilan data, dan metode analisa data penelitian.

BAB IV: Analisa Data dan Pembahasan. Menguraikan secara singkat hasil yang diperoleh dari penelitian, interpretasi data dan pembahasan. BAB V : Kesimpulan dan Saran. Menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan saransaran untuk penelitian selanjutnya.