2 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA MODUL (2 SKS) POKOK BAHASAN : SEJARAH PEREKONOMIAN Oleh : DESKRIPSI Pertemuan kali ini akan di bahas mengenai mahzab-mahzab dalam sejarah perekonomian, yang menjadi dasar pemikiran tumbuh dan berkembangan sistem perekonomian statu negara. TUJUAN INSTRUKSIONAL Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat: 1. Memahami pengertian ekonomi. 2. Memahami pandangan filsafat dan etika tentang ekonomi 3. Memahami pandangan dan kebijaksanaan ekonomi barat (mahzab-mahzab)
2 SEJARAH PEREKONOMIAN A. Pengertian Ekonomi Istilah ekonomi berasal dari oikinomia, mula-mula dipergunakan oleh Xenophon (sekitar 400 tahun SM). Oikonomia diturunkan dari kata-kata Yunani, Oikos dan nomos. Oikos berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan rumah tangga, nomos berarti undang-undang atau peraturan. Pengertian ini akhirnya berkembang menajdi segala upaya dan tindakan manusia memenuhi kebutuhannya. Upaya tersebut adalah kegiatan ekonomi yakni kegiatan konsumsi, produksi dan distribusi barang-barang dan jasa sebagai alat pemenuh kebutuhan. Perkembangan pemikiran ekonomi telah dimulai oleh orang Yunani kuno. Dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang relatif tidak terbatas, padahal sumberdaya yang tersedia relatif terbatas, setiap masyarakat dihadapkan pada suatu permasalahan yang berkaitan dengan pemilihan penggunaan sumberdaya yang tersedia. Permasalahan itu, pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga dan dikenal sebagai permasalahan dasar ekonomi, yakni: a. Pemilihan penggunaan sumberdaya dalam kaitannya dengan penentuan tentang barang dan jasa apa yang harus dihasilkan oleh masyarakat itu. b. Bagaimana cara menghasilkan barang dan jasa itu. c. Untuk siapa barang dan jasa itu dihasilkan. Permasalahan tentang pemilihan barang dan jasa yang harus dihasilkan oleh suatu masyarakat, baik kuantitas, kualitas, maupun jenisnya, tergantung pada preferensi masyarakat itu sejalan dengan tersedianya sumberdaya. Dengan kata lain, apabila seluruh sumberdaya yang tersedia dalam masyarakat atau Negara itu digunakan (tentu, yang mau dan mampu), maka masalah pemilihan itu secara sederhana tidak lain adalah masalah pemilihan salah satu titik pada kurva kemungkinan produksi negara tersebut. Dalam realitasnya, tentu saja pemilihan itu menjadi lebih sulit karena pemilihan itu menyangkut banyak barang (dan jasa). Disadari bahwa preferensi masyarakat tentang barang (dan jasa) yang akan dihasilkan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor ekonomi maupun bukan. Namun tetap harus diputuskan.
Bagaimana wujud mekanisme yang dapat menampung preferensi masing-masing anggota dalam masyarakat? Pada dasarnya tergantung dari pandangan hidup dan ideologi masyarakat tersebut, yang tercermin pada sistem perekonomiannya. Sebab sistem perekonomian merupakan ajang interaksi para warga dan pelaku ekonomi dalam usahanya mencapai tujuan masing-masing. Mekanisme yang mengatur pola produksi itu juga mengatur jalannya roda perekonomian dan menjadi dasar bagi pengorganisasian pemilihan, pembuatan dan distribusi barang (dan jasa). Cara mana yang dipilih? Tentu tergantung pada banyak faktor, yang jelas harus dipilih cara yang terbaik bagi masyarakat Negara itu. Terbaik dapat berarti paling efisien dilihat dari segi keperluan sosial. Disamping cara berproduksi, masalah pemilihan pembuatan barang juga menyangkut cara pengerahan dana dan daya sesuai dengan yang diinginkan masyarakat, sehingga tidak terjadi pemborosan penggunaan sumberdaya. Masalah lain yang berkaitan dengan pemilihan pembuatan barang (dan jasa) adalah masalah pilihan siapa yang akan ditugaskan untuk membuat barang yang telah ditentukan? Tergantung sepenuhnya pada pandangan hidup dan ideologi yang dianut masyarakat itu. Hal yang sama juga berlaku bagi cara distribusi barang yang sudah dibuat. Intinya, permasalahan dasar ekonomi hanya dapat dipecahkan oleh masyarakat sesuai dengan keinginan masyarakat itu seperti tercermin pada sistem perekonomian yang dianutnya. B. Pandangan Filsafat dan Etika tentang Ekonomi Pemikiran Plato tentang ekonomi bersumber dari teori-teori etika. Menurutnya, keserakahan atau keinginan untuk memperoleh barang-barang yang melebihi kebutuhan yang layak merupakan rintangan besar bagi perdamaian. Menurut filsuf ini, terjadinya peperangan adalah akibat dari ketidakadilan ekonomi dan penumpukan kekayaan yang berlebihan. Menurutnya, keadilan, kelayakan dan sebagainya adalah dasar bagi suatu perekonomian yang sehat. Teori etika lain yang tumbuh pada masa perkembangan filsafat Yunani Kuno, yakni hedonisme dari Epicurus. Hedonisme sendiri pertama kali disebarluaskan oleh Aristipus. Ia beranggapan bahwa tujuan hidup dan yang terbaik bagi manusia adalah mendapatkan kenikmatan. Tidak jelas apakah yang dimaksud dengan kenikmatan di sini adalah sama dengan kesejahteraan. Pendapat ini didukung oleh Epicurus yang dikembangkannya dengan teori yang disebut fisis materialisme mekanik. Dari penggabungan keduanya ditarik
kesimpulan bahwa kenikmatan yang bersifat egoistis merupakan tujuan akhir manusia. karena itu manusia dianggap bijaksana apabila ia mencari kenikmatan sebesar-besarnya di dunia ini. Kemudian, muncul teori stoicisme yang menentang hedonisme Epicurus. Teori ini berpendapat bahwa tujuan akhir manusia adalah berbuat kebajikan. Setelah teori-teori etika, kemudian muncul karya-karya para filsuf Yunani seperti Aristoteles dan Plato, serta aliran-aliran yang lebih terarah pada pemikiran ekonomi. Karya-karya filsuf Aristoteles tumbuh dalam struktur perekonomian masyarakat yang agraris dan susunan ketatanegaraan yang bersifat aristokratis, pada kondisi perekonomian dimana golongan pedagang selalu berkembang. Aristoteles juga meletakkan dasar pemikiran untuk masalah nilai dan harga. Ia telah melihat perbedaan antara nilai tukar dan nilai pakai. Menurutnya, uang mempunyai fungsi sebagai alat tukar, pengukur nilai dan penimbun kekayaan. Menurutnya, uang tidak bisa berkembang atau beranak, istilahnya uang adalah mandul. Bunga, baginya, adalah suatu penipuan. Bunga membuat keuntungan di luar uang itu sendiri dan bukan tujuan yang wajar dari uang. C. Pendapat dan Kebijaksanaan Ekonomi Barat Berikut adalah pandangan dan kebijaksanaan ekonomi barat, yang dikenal dengan mahzab-mahzab dalam perekonomian. Merkantilisme Adalah aliran yang memusatkan perhatiannya pada perdagangan (merchant-pedagang). Mereka berpendapat bahwa sumber kemakmuran adalah perdagangan luar negeri da uang adalah kekuasaan. Karena itu aliran merkantilisme (terutama Perancis) menetapkan kebijaksanaankebijaksanan untuk mendorong eksport, sedang impor barang dikenakan kewajibankewajiban yang berat atau sama sekali dilarang. Tokohnya yang terkenal, Sir James Stuart melalui karyanya Inquiry into The Principle of Political Economy. Fisiokrat Aliran fisiokrat timbul di Perancis pada masa akhir merchantilisme. Tokoh yang paling terkenal adalah Francois Quesney (1694-1774).
Kaum fisiokrat yakin bahwa pertanian merupakan sumber kemakmuran ekonomi. Kaum ini mengandaikan system ekonomi seperti tubuh manusia, dan menekankan keselarasan alami daripada system sehingga ia akan bekerja paling baik bila campur tangan pemerintah dibatasi hingga kadar minimum. Quesney dalam Tableau Economique, menganalogikan kehidupan ekonomi dengan kehidupan biologis tubuh manusia dan peredaran darahnya. Ini bias dipahami, karena Quesney adalah seorang dokter. Kepercayaan akan hukum alam mempunyai ekspresi praktis dalam doktrin laissez faire, laissez passer, le monde va alors de lui meme (biarkan mereka merdeka, dagang bebas, dunia akan berputar dengan sendirinya. Aliran Klasik dan Neo-Klasik Di sebut Klasik, karena Adam Smith menulis The Wealth of Nations, 1776 yang dipengaruhi oleh pemikir-pemikir klasik. Adam Smith menentang campur tangan pemerintah atas kehidupan ekonomi. Dalam bukunya tersebut, ia memperlihatkan berbagai aspek keyakinannya tentang invisible hand atau tangan yang tak tampak (tangan gaib) yang bekerja dalam kehidupan ekonomi, bertindak dengan cara sedemikian rupa sehingga setiap orang, meskipun berusaha mengejar kesejahteraan yang maksimum, akan tetap menghasilkan kesejahteraan maksimum bagi masyarakat seluruhnya. tangan yang tak tampak itu adalah pasar. Pengikutnya menekankan bahwa laissez faire sebagai invisible hand atau merupakan ekspresi individualisme ekonomi. Setelah Adam Smith, dikenal David Ricardo yang mengubah penekanan masalah kemakmuran bangsa dan pertumbuhannya menjadi masalah pembagian pendapatan di antara berbagai golongan dalam masyarakat. Ia melengkapi konsep yang telah disampaikan oleh Adam Smith. Bahwa Permasalahan ekonomi tidak hanya terbatas pada pertumbuhan ekonomi atau kemakmuran semata-mata tetapi juga mencukup pertumbuhan dan distribusinya. Setelah itu revolusi yang terjadi hanya terletak pada teknik analisis permasalahan ekonomi. Hal ini terlihat pada timbulnya analisis marjinal Marshall yang ternyata lebih unggul dari analisis sebelumnya. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi, semenjak dasawarsa dua puluhan dan tigapuluhan, memperlihatkan munculnya berbagai teori yang menggantikan ataupun melengkapi yang lama seperti misalnya, analisis persaingan tidak sempurna atau persaingan monopolistis dari Chamberlin dan Joan Robinson yang menunjukkan tehnik analisis yang lebih tepat dalam menggambarkan pembentukan harga di pasar.