BAB I PENDAHULUAN. Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses hasil belajar peserta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan proses tranformasi budaya dan nilai-nilai

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dengan lancar dan maksimal. Dan dalam proses pembelajaran tersebut seorang

BAB I PENDAHULUAN. ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan,

BAB VI PENUTUP. pembelajaran PAI berbasis Kurikulum Gontor di MA Al-Mawaddah 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail dalam Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional, pasal 1 ayat 1 tentang ketentuan umum menyatakan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. L.W. Stren (dalam Baharuddin, 2009: 73) mengatakan bahwa bakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar

TABEL PERBANDINGAN KTSP DENGAN K13

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

Oleh: Musringah SD Negeri 2 Durenan Kabupaten Tranggalek

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan kualitas suatu bangsa. Karena proses pendidikan adalah

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan berakal sehat, yakni manusia yang sekaligus sebagai

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. Metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran sangat

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan akan selalu muncul dan orangpun tak akan berhenti untuk

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat signifikasi terhadap berbagai jenis dimensi kehidupan baik. dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. upaya membangun interaksi bermakna antara guru dengan peserta didik lewat

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kelas yang baik sehingga tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkepribadian baik dan mempunyai kecerdaan yang unggul

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.

I. PENDAHULUAN. melalui proses kerja praktikum di laboratorium untuk menghasilkan sikap

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi

BAB III METODE PENELITIAN. mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. 74

BAB I PENDAHULUAN. Mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi salah satu cita-cita dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan keguanaan. 1

BAB I PENDAHULUAN. jauh lebih banyak dan lebih komplek dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.

BAB V PEMBAHASAN. pendidikan. Guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan Kurikulum, maka

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi pada saat ini pembelajaran terus

BAB I PENDAHULUAN. Siswa sebagai penuntut ilmu yang terdaftar dan belajar disuatu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHA PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH PERAWATAN BADAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di manapun dan kapanpun. Berhasil tidaknya tujuan pendidikan banyak. prestasi belajar yang diperoleh peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 36. Edukatif, hlm.37

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan di sebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

Fatihah Indah Rohmani K

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

BAB I PENDAHULUAN. batin, cerdas, sehat, dan berbudi pekerti luhur. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam rangka mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah,

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di masa ini Indonesia sedang dilanda berbagai masalah baik dalam

UPAYA PENINGKATAN KONSEP DIRI, PERILAKU SISWA, DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN TEKNIK KLARIFIKASI NILAI

BAB V PENUTUP. analisis bahasan utama pada tesis ini ada tiga hal yaitu: 1. Bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. prilaku untuk mencari, mengembangkan, memelihara serta menggunakan ilmu dan

Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V MI Darussalam Palembang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dan suasana belajar yang kondusif. Suasana belajar yang kondusif. mengeksplorasi dan mengelaborasi keterampilannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapakan pendidikan karena manusia mempunyai kelebihan dan titik

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat dirumuskan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC LEARNING ( STUDI PENDAHULUAN DI SMPN KAB.TANAH DATAR)

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pendidikan sebagai suatu gejala budaya dalam masyarakat telah berlangsung baik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan. 1 Dewasa ini sering ditemukan di mana-mana tentang cara penilaian seorang pendidik kepada peserta didiknya. Hingga dewasa ini, ranah afektif merupakan kawasan pendidikan yang masih sulit untuk digarap secara operasional. Penilaian dalam proses pembelajaran lebih ditekankan pada hasil dan cenderung hanya menilai kemampuan aspek kognitifnya. Sementara penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik kerap kali diabaikan. Cara penilaian seperti itu sering sekali dijumpai di mana-mana, padahal pada setiap proses pembelajaran berlangsung, penting bagi seorang guru maupun peserta didik untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang bukan sekedar produk tetapi juga proses pembelajaran. Hal tersebut hanya bisa diketahui jika guru melakukan evaluasi terhadap proses maupun produk pembelajaran. 2 1 Zainal., Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI,2012), 23. 2 Shalahudin, Makhfudh. Pengantar Psikologi Pendidikan. (Surabaya: Bina Ilmu, 2000), 12.

Ketimpangan pada penilaian sudah teratasi dengan adanya kurikulum 2013 yang tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan namun juga penekanan pada aspek sikap, aspek sosial dan aspek agama. Bahkan ketiga aspek (aspek sikap, aspek sosial, aspek agama) dibahas tuntas secara operasional sehingga dapat di terapkan oleh para pendidik untuk menilai ke tiga aspek tersebut (aspek sikap, aspek sosial, aspek agama). Sehingga pendidik juga sangat terbantu dengan adanya penekanan pada ke tiga aspek (aspek sikap, aspek sosial, aspek agama) tersebut untuk menjaga dan mengontrol peserta didik dalam mengendalikan diri dengan lingkungan sekitar terutama pada proses pembelajaran. Kurikulum 2013 yang saat ini diterapkan secara bertahap dan terbatas pada pendidikan nasional, yang menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini sesuai dengan lampiran Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 yang menyebutkan bahwa kualitas kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik harus dipenuhi pada setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah. 3 Dalam proses pembelajaran, selain untuk mengatasi dan mencegah penurunan nilai-nilai moral, sikap yang dimiliki peserta didik juga dapat meningkatkan prestasi peserta didik dan peningkatan sikap serta perilaku 3 Permendikbud. No.54 tahun 2013

positif dari peserta didik akan berdampak positif juga pada nilai akademik. Oleh karena itu, suatu lembaga pendidikan diharapkan dapat meningkatkan peranannya terutama dalam pembentukan kepribadian peserta didik melalui penilaian sikap dalam pembelajaran di kelas termaksud pada pembelajaran pendidikan agama islam. 4 Dalam kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku.di dalam kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan. Sikap dan perilaku (moral) dalam kurikulum 2013 adalah aspek penilaian yang amat penting. Apabila salah seorang siswa melakukan sikap buruk, maka di anggap seluruh nilainya kurang. Sehingga pendidik lebih bisa mengontrol peserta didik untuk mengendalikan diri dalam proses pembelajaran. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pengerti merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan untuk menilai KI 1 dan KI 2 yang merupakan penilaian aspek sikap, agama, dan moral. Sehingga para pendidik, khususnya para pendidik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sehingga sangatlah perlu untuk 4 Susanta. Sikap: Konsep dan Pengukuran. (Yogyakarta ; Jurnal Administrasi Bisnis UPN Veteran Volume 2 Nomor 2, 2006)

memahami dan mengerti tentang aspek penilaian sikap yang ada di kurikulum 2013. 5 Penilaian kompetensi sikap dalam kurikulum 2013 terdiri atas sikap spiritual pada Kompetensi Inti 1 (KI-1) dan sikap sosial pada Kompetensi Inti 2 (KI-2) : a. Penilaian sikap spiritual, pada penilaian ini berhubungan dengan ajaran agama yang dianut oleh peserta didik. b. Penilaian sikap sosial, pada penilaian ini adalah kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, kepedulian, toleransi, gotong royong, kesatuan dan percaya diri. 6 Pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik agar memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan tidak cukup hanya mengakomodasi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi namun dibutuhkan juga mengakomodasi proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. 7 Pembelajaran dengan ciri-ciri tersebut, tidak lain pembelajaran yang menerapkan metode ilmiah. Pendekatan pembelajaran yang menerapkan tahapan metode ilmiah dinyatakan sebagai pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah. Dalam kompetensi sikap, penilaian perkembangan sikap peserta didik didasarkan pada indikator pencapaian kompetensi yang harus melalui suatu 5 Permendikbud No. 20 tahun 2016 6 Permendikbud No 24 tahun 2016 7 Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung ; Rosdakarya, 2013),56.

materi. Untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan sikap khususnya pada penilain sikap sosial peserta didik dapat dilakukan dengan berbagai tehnik dan istrumen yang behubungan dengan proses pembelajaran. Dalam hal ini, tehnik dan instrument penilaian tidak hanya mengukur pencapaian akademik/kognitif peserta didik, tetapi juga akan mengukur perkembangan sikap/apektif peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada mata pelajaran pendidikan agama islam. 8 B. Rumusan Masalah Melihat latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat di rumuskan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana model penilaian KI 1 dan KI 2 dalam kurikulum 2013? 2. Bagaimana implementasi penilaian sikap dalam proses pembelajaran PAI di SMP IPIEMS SURABAYA? 3. Apakah model penilaian KI 1 dan KI 2 dalam kurikulum 2013 efektif dalam menilai sikap pada pembelajaran PAI di SMP IPIEMS SURABAYA? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahuimodel penilaian KI 1 dan KI 2 dalamkurikulum 2013? 8 Kemendikbud, Materi pelatihan implementasi kurikulum 2013, e-katalog buku kurikulum 2013 diakses pada 03 januari pkl 21.59 WIB

2. Untuk mengetahui implementasi penilaian sikap dalam proses pembelajaran PAI di SMP IPIEMS SURABAYA? 3. Untuk mengetahui model penilaian KI 1 dan KI 2 dalam kurikulum 2013 efektif atau tidak dalam menilai sikap pada pembelajaran PAI di SMP IPIEMS SURABAYA D. Kegunaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan atau manfaat. Kegunaan atau manfaat tersebut adalah : 1. Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam mengetahui penilaian kompetensi 1 dan 2 dalam kurikulum 2013 untuk menilai sikap dalam proses pembelajaran PAI di SMP IPIEMS. 2. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan pendidik untuk menilai aspek sikap peserta didik dalam mengendalikan diri dalam lingkungan khususnya pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. 3. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumbangan fikiran dan menambah refrensi ilmiyah bagi peneliti lain yang berminat meneliti terkait efektifitas penilaian KI 1 dan KI 2 dalam kurikulum 2013.

E. Asumsi Penelitian/ hipotesis penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. 9 Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Sedangkan Suharsimi Arikunto memberikan pengertian bahwa hipotesis adalah kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti 10, tetapi harus dibuktikan atau di tes atau di uji kebenarannya. Hipotesis ini ada dua macam yaitu : Hipotesis nol (Ho) yang menyatakan adanya persamaan atau tidak adanya perbedaan antara dua kelompok atau lebih dan hipotesis kerja/alternatif (Ha) yang menyatakan adanya hubungan antara variabel x dan variabel y atau adanya perbedaan antara x dan y. Guna menjawab rumusan masalah yang diajukan, maka hipotesis atau jawaban sementara yang akan dibuktikan kebenarannya melalui proses penelitian ini : EFEKTIFITAS MODEL PENILAIAN KI 1 DAN 9 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2013),96. 10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.,71.

KI 2 DALAM KURIKULUM 2013 UNTUK MENILAI SIKAP DALAM PROSES PEMBELAJARAN PAI DI SMP IPIEMS SURABAYA. Ho : Penilaian KI 1 dan KI 2 dalam kurikulum 2013 untuk menilai sikap tidak efektif dalam proses pembelajaran PAI di SMP IPIEMS. Ha : Penilaian KI 1 dan KI 2 dalam kurikulum 2013 untuk menilai sikap efektif dalam proses pembelajaran PAI di SMP IPIEMS. Setelah penelitian ini di lakukan, jika (Ho) di terima, maka (Ha) di tolak. Begitu sebaliknya, jika (Ho) di tolak, maka (Ha) di terima. F. Definisi Istilah atau Definisi Operasional Untuk memudahkan pemahaman dan kejelasan tentang arah penulisan skripsi ini, maka penulis memaparkan definisi yang tertera dalam judul. EFEKTIFITAS berasaldari kata efektif yang mempunyai arti efek, pengaruh, akibat, atau dapat membawa hasil. Jadi, efektifitas adalah keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. 11 PENILAIAN adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif. 12 KURIKULUM 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. 11 Agustini, efektifitas kegiatan asrama dalam peningkatan prestasi intensif keagamaan di ma had al-jami ah UINSA Surabaya, (Surabaya;LP2M UINSA, 2015), 10. 12 kamus KBBI

KOMPETENSI INTI adalah salah satu komponen penting yang terdapat di dalam kurikulum 2013 yaitu : KI 1 (aspek religious) KI 2 (aspek sikap dan social), KI 3 (aspek pengetahuan), KI 4 (aspek psikomotorik atau praktek) 13 PROSES adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alamiatau di desain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian, atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. PEMBELAJARAN adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sum berbelajar pada suatu lingkungan belajar. PENDIDIKAN adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. AGAMA adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, system budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. ISLAM (Arab: al-islām, :الا سلام "berserah diri kepada Tuhan) 14 adalah agamayang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah.P13F 13 Permendikbud No 24 tahun 2016 14 Zakiyahh Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta;Bumi Aksara, 2009) 11-14

G. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Dalam Penelitian ini peneliti membatasi kajian tentang kompetensi inti 1 dan 2 dalam kurikulum 2013 dan pendidikan agama islam, membandingkan, dan melakukan sintesa serta membahas implikasinya terhadap konsep pendidikan. H. Sistematika Pembahasan Penulis membagi sistematika pembahasan penelitian ini menjadi lima bab dengan rincian tiap bab sebagai berikut: Bab I Pendahuluan yang meliputi tentang : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, asumsi dan hipotesis penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, definisi operasional, sistematika pembahasan. Bab II Landasan Teorimeliputi tentang: A. Tinjauan tentang Penilaian Kurikulum 2013 dalam sikap (Aspek Afektif), yang terdiri dari: Pengertian Penilaian KI 1 dan KI 2 dalam Kurikulum 2013,. B. Tinjauan tentang hasil belajar PAI Siswa, yang terdiri dari: Pengertian proses pembelajaran serta sistem penilaian sikap siswa di SMP IPIEMS Surabaya. C. Tinjauan tentang pengaruh Penilaian KI 1 dan 2 DALAM Kurikulum 2013 untuk menilai sikap (aspek afektif) dalam proses pembelajaran PAI. D. Hipotesis. Bab III Metode Penelitian meliputi :, Jenis Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Sampling, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data.

Bab IV Laporan Hasil Penelitian yang meliputi : Deskripsi Data, Analisis Data, Pengujian Hipotesis, Pembahasan, Dan Diskusi Hasil Penelitian Bab V Penutup, sebagai bab terakhir bab ini berisi tentang kesimpulan dari skripsi dan saran-saran dari penulis untuk perbaikanperbaikan yang mungkin dapat dilakukan.