SEDIMENTASI AKIBAT PEMBANGUNAN SHEET PILE BREAKWATER TELUK BINTUNI, PAPUA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
DESAIN BREAKWATER PELABUHAN PERIKANAN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PEMBENTUKAN PANTAI STABIL DENGAN STRUKTUR T-HEAD GROIN DI PANTAI CIWADAS KABUPATEN KARAWANG

BAB II TEORI TERKAIT

2.6. Pengaruh Pemecah Gelombang Sejajar Pantai / Krib (Offshore Breakwater) terhadap Perubahan Bentuk Garis Pantai Pada Pantai Pasir Buatan...

METODE FLOATING OBJECT UNTUK PENGUKURAN ARUS MENYUSUR PANTAI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 : Definisi visual dari penampang pantai (Sumber : SPM volume 1, 1984) I-1

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Gelombang

DESAIN STRUKTUR PELINDUNG PANTAI TIPE GROIN DI PANTAI CIWADAS KABUPATEN KARAWANG

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

REFRAKSI DAN DIFRAKSI GELOMBANG LAUT DI DAERAH DEKAT PANTAI PARIAMAN ABSTRAK

ANALISIS TRANSPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAFIS PADA PELABUHAN PERIKANAN TANJUNG ADIKARTA

Created by : Firman Dwi Setiawan Approved by : Ir. Suntoyo, M.Eng., Ph.D Ir. Sujantoko, M.T.

Transformasi Gelombang pada Batimetri Ekstrim dengan Model Numerik SWASH Studi Kasus: Teluk Pelabuhan Ratu, Sukabumi

BAB V ANALISIS PERAMALAN GARIS PANTAI

ANALISIS PERUBAHAN DEFLEKSI STRUKTUR DERMAGA AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT

I. PENDAHULUAN Permasalahan

DAFTAR ISI Hasil Uji Model Hidraulik UWS di Pelabuhan PT. Pertamina RU VI

BAB V Analisa Peramalan Garis Pantai

Perencanaan Layout dan Penampang Breakwater untuk Dermaga Curah Wonogiri

Oleh: Darius Arkwright. Abstrak

Pengaruh Perubahan Layout Breakwater Terhadap Kondisi Tinggi Gelombang di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

TRANSPORT SEDIMEN YANG DISEBABKAN OLEH LONGSHORE CURRENT DI PANTAI KECAMATAN TELUK SEGARA KOTA BENGKULU

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BESAR GELOMBANG TERHADAP KERUSAKAN GARIS PANTAI

PENGARUH FASILITAS PELABUHAN TERHADAP PANTAI LABUHAN HAJI The Effect of Port Structure on Labuhan Haji Beach

Pemodelan Near Field Scouring Pada Jalur Pipa Bawah Laut SSWJ PT. PGN

ANALISIS DINAMIKA STRUKTUR DAN DESAIN STRUKTUR BAGIAN ATAS DERMAGA PONTON DI BABO, PAPUA

Model Refraksi-Difraksi Gelombang Air oleh Batimetri dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi

BAB VI PEMILIHAN ALTERNATIF BANGUNAN PELINDUNG MUARA KALI SILANDAK

STUDI KARAKTERISTIK GELOMBANG PADA DAERAH PANTAI DESA KALINAUNG KAB. MINAHASA UTARA

KONDISI GELOMBANG DI WILAYAH PERAIRAN PANTAI LABUHAN HAJI The Wave Conditions in Labuhan Haji Beach Coastal Territory

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

ANALISIS STABILITAS BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG BATU BRONJONG

ANALISA REFRAKSI GELOMBANG PADA PANTAI

Pemodelan Perubahan Morfologi Pantai Akibat Pengaruh Submerged Breakwater Berjenjang

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

PEMODELAN ARUS SEJAJAR PANTAI STUDI KASUS PANTAI ERETAN, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT

Model Refraksi-Difraksi Gelombang Air Oleh Batimetri

PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA PETI KEMAS TELUK LAMONG TANJUNG PERAK SURABAYA JAWA TIMUR

Pengaruh Non Linieritas Gelombang terhadap Gaya dan Momen Guling akibat Gelombang pada Dinding Vertikal di Laut Dangkal ABSTRAK

Gambar 2.1. Definisi Daerah Pantai Sumber: Triatmodjo (1999)

POLA TRANFORMASI GELOMBANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL RCPWave PADA PANTAI BAU-BAU, PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Perencanaan Bangunan Pemecah Gelombang di Teluk Sumbreng, Kabupaten Trenggalek

ANALISA PERUBAHAN BENTUK SPEKTRAL GELOMBANG PADA PEMECAH GELOMBANG TERAPUNG

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

SIMULASI SEBARAN SEDIMEN TERHADAP KETINGGIAN GELOMBANG DAN SUDUT DATANG GELOMBANG PECAH DI PESISIR PANTAI. Dian Savitri *)

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

PEMODELAN GENESIS. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 5. Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara

IDENTIFIKASI FENOMENA BANJIR ROB JAKARTA UTARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL HIDRODINAMIKA

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 6 PERENCANAAN LAYOUT STRUKTUR BREAKWATER

RESPON DINAMIK SISTEM CONVENTIONAL BUOY MOORING DI SEKITAR PULAU PANJANG, BANTEN, JAWA BARAT

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Transformasi Gelombang Di Pantai Matani Satu Minahasa Selatan

STUDI PENGAMAN PANTAI DI DESA SABUAI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN KARAKTERISTIK LONGSHORE CURRENT PADA PERAIRAN SEKITAR BANGUNAN JETTY DI PANTAI KEJAWANAN CIREBON

Gambar 2.1 Peta batimetri Labuan

LINTASAN GELOMBANG LAUT MENUJU PELABUHAN PULAU BAAI BENGKULU. Birhami Akhir 1, Mas Mera 2 ABSTRAK

(a). Vektor kecepatan arus pada saat pasang, time-step 95.

LEMBAR PENGESAHAN. PERENCANAAN BANGUNAN PELINDUNG PANTAI TAMBAK MULYO, SEMARANG (Design of The Shore Protection for Tambak Mulyo, Semarang)

ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PANTAI NIAMPAK UTARA

SIMULASI ELEMEN HINGGA ANSYS PADA ARMOR A-JACK

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

PERUBAHAN LUAS PESISIR DESA PERANCAK, BALI DITINJAU BERDASARKAN POLA REFRAKSI GELOMBANG

Pola Difraksi Gelombang Di Sekitar Breakwater Sejajar Pantai Ditinjau Berdasarkan Studi Numerik Dan Model Fisik

(Design of The Shore Protection for Muarareja, Tegal)

TINJAUAN PUSTAKA Gelombang

BAB 6 MODEL TRANSPOR SEDIMEN DUA DIMENSI

STUDI POLA TRANSFORMASI GELOMBANG DI PERAIRAN KOTA TEGAL

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI ALTERNATIF PENANGGULANGAN ABRASI

III METODE PENELITIAN

BAB II STUDI PUSTAKA

ANALISIS NUMERIK CATENARY MOORING TUNGGAL

UJI MODEL GEOMETRI KONSTRUKSI PELINDUNG KOLAM PELABUHAN BIRA KABUPATEN BULUKUMBA

BAB VI ALTERNATIF PELINDUNG PANTAI

PEMODELAN POLA ARUS DI SEPANJANG PANTAI DELTA MUARA SUNGAI SADDANG

BAB III METODOLOGI. Tabel 3.1 Data dan Sumber No Data Sumber Keterangan. (Lingkungan Dilakukan digitasi sehingga 1 Batimetri

Jurnal Gradien Vol.4 No. 2 Juli 2008 :

SIMULASI NUMERIS ARUS PASANG SURUT DI PERAIRAN CIREBON

KAJIAN BEBERAPA ALTERNATIF LAYOUT BREAKWATER DESA SUMBER ANYAR PROBOLINGGO

Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Dinamika Pantai (Abrasi dan Sedimentasi)

KAJIAN PENGARUH GELOMBANG TERHADAP KERUSAKAN PANTAI MATANG DANAU KABUPATEN SAMBAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS STRUKTUR PENYANGGA SISTEM TERAPUNG UNTUK TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS PASANG SURUT

PERENCANAAN SEAWALL ( TEMBOK LAUT ) DAN BREAK WATER ( PEMECAH GELOMBANG ) UNTUK PENGAMAN PANTAI TUBAN. Suyatno

Pola Sirkulasi Arus Dan Salinitas Perairan Estuari Sungai Kapuas Kalimantan Barat

PEMODELAN BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG SISI MIRING DENGAN VARIASI PELINDUNG LAPISAN INTI PADA UJI LABORATORIUM DUA DIMENSI ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rancu pemakaiannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Penjelasan mengenai

Gb 2.5. Mekanisme Tsunami

DEFORMASI GELOMBANG DI PANTAI MAKASSAR

STUDI JUMLAH ANGKUTAN SEDIMEN SEPANJANG GARIS PANTAI PADA LOKASI PANTAI BERLUMPUR ( Studi Kasus Di Pantai Bunga Batubara, Sumatera Utara) TUGAS AKHIR

Karakteristik Gelombang terhadap Struktur

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

STUDI DIFRAKSI GELOMBANG MENGGUNAKAN PERSAMAAN HIPERBOLA. Rama Kapitan1)

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR BAGIAN BAWAH DERMAGA PONTON DI BABO PAPUA BARAT

STUDI KERENTANAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG BERDASARKAN PEMODELAN TRANSPORTASI SEDIMEN DI TELUK BUNGUS, SUMATERA BARAT

ANALISA DINAMIK DAN DESAIN DONUT FENDER DI TELUK BINTUNI

STUDI ANGKUTAN SEDIMEN SEJAJAR PANTAI DI PANTAI PONDOK PERMAI SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA

Transkripsi:

SEDIMENTASI AKIBAT PEMBANGUNAN SHEET PILE BREAKWATER TELUK BINTUNI, PAPUA BARAT Jundana Akhyar 1 dan Muslim Muin 2 Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Jl Ganesha 10 Bandung 40132 1 jundana.akhyar@gmail.com dan 2 m_muin@ocean.itb.ac.id Abstrak Transportasi sedimen merupakan sedimen di laut yang terbawa medium dari atau menuju ke lokasi lain. Transportasi sedimen mengakibatkan erosi ataupun deposisi pada suatu lokasi. Dengan adanya pembangunan breakwater di daerah Teluk Bintuni, Papua Barat, keseimbangan transport sedimen dapat terganggu sehingga dapat menyebabkan erosi dan deposisi pada area dibelakang breakwater dan perubahan garis pantai yang memungkinkan terbentuknya salient atau tombolo. Gelombang yang datang merambat ketika mencapai laut transisi akan bertransformasi karena mengalami refraksi. Selain itu, breakwater yang berfungsi sebagai pemecah gelombang menyebabkan terjadinya transfer energi gelombang melalui difraksi. Difraksi akan menyebabkan perbedaan elevasi muka air dan adanya radiation stress, kemudian akan membangkitkan arus di area sekitar breakwater yang disebut juga sebagai arus akibat gelombang (wave induced current). Meskipun tujuan dari pembangunan breakwater ini sebagai pelindung perairan dan sebagai tempat bertambat kapal kecil, tidak menutup kemungkinan akan terjadi deposisi sedimen yang akan mengakibatkan pendangkalan pada area dibelakang breakwater atau deposisi sedimen yang menyebabkan perubahan garis pantai hingga tebentuk salient atau tombolo. Kata kunci: transportasi, sedimen, refraksi, difraksi, arus PENDAHULUAN Keberadaan breakwater pada suatu daerah perairan di dekat pantai dapat mempengaruhi transportasi sedimen pada area di belakang breakwater tersebut. Pada tugas akhir ini, penulis mengkaji terhadap sebuah proyek pembangunan breakwater dan bagaimana sedimentasi pada area dibelakang breakwater tersebut. Breakwater yang berfungsi sebagai pemecah gelombang, menyebabkan terjadinya transfer energi gelombang melalui difraksi, kemudian akan membangkitkan arus di area sekitar breakwater yang disebut sebagai waveinduced current. Kajian sedimentasi pada area dibelakang breakwater sangat penting karena tergantung tujuan dari pembangunan breakwater tersebut. Pembangunan breakwater dapat bertujuan untuk perbaikan/perlindungan pantai, perlindungan perairan untuk pelabuhan, ataupun perlindungan untuk area rekreasi. Untuk mempelajari dan mengkaji akibat dampak dari pembangunan sheet pile breakwater V-shape yang berupa deposisi sedimen dibelakang breakwater dan formasi salient atau tombolo yang mungkin terbentuk, digunakan kajian refraksi dan difraksi gelombang, radiation stress, hingga arus dibelakang breakwater yang mengakibatkan transport sedimen. Dengan mengetahui pola transport sedimen dan besarnya, kita dapat menentukan tindakan selanjutnya bila terjadi permasalahan erosi ataupun deposisi. Hal ini cukup banyak dilakukan pada infrastruktur pantai seperti pelabuhan. Pendangkalan akibat deposisi dapat menyebabkan kapal tidak dapat berlabuh karena draught-nya yang melebihi kedalaman perairan. Oleh karena itu diharapkan karya tulis ini dapat berguna bagi siapa saja yang membutuhkannya, terutama dalam rangka perencanaan, pencegahan, dan penanggulangan bila terjadi masalah yang terkait erosi maupun deposisi sedimen. 1

TEORI DAN METODOLOGI Secara umum, metodologi studi transportasi sedimen ini dapat dilihat pada gambar 1 Gambar 1 Metodologi prosedur perhitungan transpor sedimen Refraksi gelombang terjadi akibat perubahan cepat rambat gelombang (C) akibat perubahan kedalaman. Semakin menuju ke pantai, kedalaman (d) semakin dangkal dan berakibat kecepatan rambat gelombang semakin kecil. Adanya variasi cepat rambat gelombang di laut dalam dan laut dangkal mengakibatkan gelombang berbelok dan menjadi parallel dengan kontur batimetri seperti yang dapat dilihat pada gambar 2. (1) H R = tinggi gelombang refraksi (m) H 0 = tinggi gelombang laut dalam (m) K s = koefisien shoaling K R = koefisien refraksi b o = jarak antar ortogonal gelombang di laut dalam b = jarak ortogonal gelombang di laut transisi atau laut dangkal (2) b 0 b Gambar 2 Refraksi gelombang 2

Difraksi gelombang adalah fenomena dimana terjadi transfer energi gelombang secara lateral di sepanjang puncak gelombang. Akibatnya, energi gelombang sebagian besar diredam oleh breakwater dan sebagian lagi tertransfer ke area di belakang breakwater dan menyebabkan tinggi gelombang yang bervariasi sesuai dengan besar dan arah sudut gelombang datang terhadap breakwater. (3) H D = tinggi gelombang difraksi (m) K D = koefisien difraksi H i = tinggi gelombang datang (m) Gambar 3 Difraksi pada breakwater Untuk penyelesaian analisis radiation stress, arus akibat gelombang, dan laju transport sedimen, penulis menggunakan metode beda hingga (finite difference). Lebih tepatnya dengan menggunakan forward difference yang merupakan penyederhanaan dari Deret Taylor. Gambar 4 Pendekatan numerik beda hingga (finite difference) (4) 3

(5) (6) F(i,j) = fungsi (x,y) dengan komponen vektor i dan j i = titik koordinat x j = titik koordinat y x = jarak antar 2 titik koordinat x y = jarak antar 2 titik koordinat y O = orde kesalahan (eror) Radiation stresses atau momentum flux adalah gaya per satuan luas (dalam studi kasus ini, luas grid yang ditinjau) yang terjadi karena adanya kelebihan flux momentum akibat gelombang. Konsep radiation stress biasanya digunakan dalam hal perbedaan elevasi muka air akibat propagasi gelombang maupun difraksi pada breakwater, interaksi antara gelombang dan arus, dan timbulnya arus sejajar pantai di surf zone akibat gelombang datang tersebut. Gambar 5 Sketsa definisi radiation stress (7) (8) (9) S = radiation stress (N/m) G = perbandingan kecepatan grup dan kecepatan gelombang (C g /C 0 ) α 0 = sudut antara gelombang datang dan kontur dasar laut H = tinggi gelombang (m) 4

ρ = massa jenis air laut (1023 kg/m 3 ) g = percepatan gravitasi (9.81 m/s 2 ) Pendekatan analitis yang terbaik untuk memprediksi arus sejajar pantai akibat radiation stress berdasarkan Longuet-Higgins (1970). Perhitungan komponen radiation stress sejajar pantai dengan ketahanan gesek pada dasar akibat arus sejajar pantai. Persamaan umum pengatur arus akibat gelombang yang digunakan diambil dari persamaan kontinuitas untuk aliran seragam sehingga persamaannya menjadi: Persamaan geraknya adalah sebagai berikut: η = elevasi muka air tenang (m) t = waktu (s) x = koordinat kartesius arah horizontal y = koordinat kartesius arah vertikal h = kedalaman perairan (m) U = komponen kecepatan arus arah x (m/s) V = komponen kecepatan arus arah y (m/s) R x = gaya akibat radiation stress arah x R y = gaya akibat radiation stress arah y F x = gaya akibat friksi dasar arah x F y = gaya akibat friksi dasar arah y M x = lateral mixing arah x M y = lateral mixing arah y Namun dalam perhitungan tugas akhir ini, lateral mixing diabaikan. (10) (11) (12) Gambar 6 Sketsa definisi analisis perhitungan arus akibat gelombang Untuk analisa sedimentasi dibelakang breakwater dengan menggunakan konsep arus akibat gelombang (wave induced current) yang diakibatkan oleh radiation stress yang diperkenalkan oleh Longuet-Higgins, perhitungan sedimentasi menjadi : 5

(13) Dimana : P l = potensial transport sedimen sejajar pantai (N/s) ρ = massa jenis air laut (1024 kg/m 3 ) H b = Tinggi gelombang pecah (m) g = percepatan gravitasi bumi (9.81 ms -2 ) W = lebar surf zone (m) V l = kecepatan arus sejajar pantai (m/s) C f = faktor gesekan (0.01) B = koefisien arus sejajar pantai Longuet-Higgins non-dimensional (0.4) (14) Dimana : Q l = volume transport sedimen sejajar pantai (m 3 /s) K = koefisien tipe pantai (0.32) ρ s = massa jenis sedimen (2650 kg/m 3 ) n = porositas sedimen (0.4) Untuk analisis arus akibat gelombang dan volume transportasi sedimen, digunakan hukum kekekalan massa dan momentum serta dibantu dengan pembuatan grid yang homogen. Dengan metode beda hingga pada persamaan (5) dan (6) dan pada gambar 7. Gambar 7 Metodologi perhitungan transpor sedimen pada grid Indeks respon pantai juga dapat digunakan sebagai parameter formasi deposisi sedimen yang akan terbentuk yaitu berupa salient ataupun tombolo. I s = indeks respon pantai Y = jarak breakwater dari pantai L s = panjang breakwater Tabel 1 Indeks respon pantai Beach Response Beach Response Index (I s ) Permanent tombolo formation 1 Periodic tombolos 2 Well-developed salients 3 Subdued salients 4 No sinuosity 5 (15) 6

HASIL DAN PEMBAHASAN Studi kasus mengenai sedimentasi akibat pembangunan breakwater yang akan menghasilkan erosi ataupun deposisi di area belakang breakwater. Berdasarkan sumber data gelombang hasil hindcasting yang penulis peroleh untuk di lokasi studi kasus, oleh karena itu perlu ditentukan terlebih dahulu mengenai karakteristik perairan. Berikut ini adalah data tinggi gelombang untuk periode ulang tertentu. Tabel 2 Data gelombang hasil hindcasting Periode Ulang 10.00 20.00 50.00 Hsr 0.86 0.90 0.95 Tsr 3.12 3.20 3.35 Dengan data gelombang dan periode gelombang pada tabel 1, diperoleh karakteristik perairan lokasi studi kasus adalah pada laut transisi. Selanjutnya dilakukan perhitungan tinggi gelombang difraksi seperti yang dapat dilihat pada gambar 8, Gambar 8 Tinggi gelombang difraksi pada breakwater untuk sudut datang 170 o Setelah itu, dilakukan analisis terhadap radiation stress, arus akibat gelombang, dan laju transport sedimen. Hasil pemodelan dapat dilihat pada gambar 9 dan gambar 10. Gambar 9 Vektor kecepatan arus akibat gelombang untuk sudut datang 170 o 7

Untuk hasil perhitungan transportasi sedimen pada setiap grid yang mengakibatkan terjadinya erosi ataupun deposisi pada grid tersebut, dapat dilihat pada tabel 3. Deposisi Erosi uv Max uv Average Tabel 3 Nilai Q ls (m 3 /hari) untuk sudut gelombang datang 170 o 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00008 0.00105 0.00042 0.00410 0.00282 0.01283 0.01072 0.02847 0.02066 0.02921 0.00000 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00000-0.00007 0.00000-0.00071-0.00118-0.00441-0.00745-0.01408-0.02164-0.01242-0.04074 0.02223 0 0 0 0 0 0 0-0.00038-0.00121 0.00077 0.00009 0.00135 0.00150 0.00793 0.00701 0.02123 0.00530 0.02449-0.00659 0.00000 0 0 0 0 0 0-0.00050 0.00052-0.00028 0.00002 0.00008-0.00088-0.00124-0.00606-0.00631-0.01585-0.00887-0.02009-0.01912 0.01611 0 0 0 0-0.00001-0.00013 0.00024-0.00022-0.00064 0.00027-0.00024 0.00109 0.00091 0.00601 0.00102 0.01364 0.00083 0.01887-0.00186 0.00000 0 0 0-0.00014-0.00009 0.00036 0.00002 0.00058 0.00009 0.00008 0.00058-0.00024-0.00174-0.00230-0.00689 0.00105-0.00112 0.00103-0.00186 0.00000 0 0 0.00015 0.00020 0.00000-0.00041-0.00011-0.00002 0.00017-0.00073-0.00026 0.00282 0.00330 0.00591 0.00577 0.00544 0.00293 0.00089-0.00186 0.00000 0.00009 0.00002-0.00020-0.00014-0.00033 0.00006 0.00022 0.00044-0.00050-0.00059 0.00068-0.00017-0.00288-0.00262-0.01421 0.00555-0.01176 0.00634-0.00186 0.00000 0.00035 0.00023 0.00016 0.00034-0.00002-0.00004 0.00015 0.00002-0.00009 0.00020 0.00025 0.00366-0.00125 0.00764 0.00008 0.00612 0.00555 0.00194-0.00080 0.00000 0.00034 0.00028-0.00026-0.00011-0.00096 0.00072-0.00003-0.00005-0.00038 0.00084-0.00106 0.00001 0.00003-0.00370-0.00977 0.00613-0.02575 0.01536-0.00186 0.00000 0.00053 0.00027-0.00012 0.00052-0.00003 0.00005 0.00041-0.00003-0.00020 0.00068-0.00135 0.00299-0.00563 0.00961-0.00803 0.00728-0.00273-0.00615 0.00821 0.00000 0.00059 0.00042 0.00003-0.00029-0.00091 0.00068-0.00074 0.00095-0.00051-0.00039 0.00044 0.00123 0.00508 0.00066 0.00266-0.00445-0.01518 0.00870-0.00373 0.00094 0.00013 0.00021-0.00021 0.00052-0.00008-0.00018 0.00026-0.00023-0.00032 0.00130 0.00091 0.00092-0.00612 0.00913-0.01122 0.01169 0.00558-0.02222 0.02643 0.00000 0.00052 0.00024 0.00037 0.00023-0.00036 0.00024-0.00108 0.00139-0.00082-0.00040-0.00172 0.00365 0.00103 0.01158-0.00079 0.00320-0.01285-0.00753-0.01919 0.01044 0.00025-0.00008-0.00046-0.00006-0.00044-0.00062 0.00037 0.00006 0.00069 0.00144 0.00151 0.00119-0.00481 0.01069-0.02054 0.02332-0.01901-0.00622 0.02317 0.00000 0.00055 0.00015 0.00044 0.00003-0.00058 0.00029-0.00030 0.00011 0.00017 0.00244-0.00191 0.00736-0.01039 0.01881-0.01771 0.02177-0.02887 0.02423-0.03903 0.02689 0.00021-0.00004-0.00102 0.00020-0.00137 0.00008 0.00062 0.00037-0.00089 0.00315-0.00847 0.00171-0.01557 0.00888-0.02330 0.03556-0.04375 0.00395-0.01012 0.00000 0.00047-0.00004 0.00060-0.00024 0.00049 0.00031 0.00004-0.00076 0.00110-0.00061 0.00269-0.00177 0.00129 0.00338-0.01420 0.01560-0.01148 0.01430-0.01743 0.02149 0.00000 0.00004-0.00015 0.00028-0.00003-0.00047 0.00000-0.00008-0.00116 0.00149-0.00511 0.00389-0.00978 0.00518-0.01678 0.00684-0.02200-0.00545-0.00463 0.00286 0.00010 0.00000 0.00017 0.00000 0.00000 0.00028 0.00000 0.00000 0.00109 0.00000 0.00418 0.00000 0.00781 0.00000 0.01339 0.00000 0.01871 0.00000 0.00969 0.00000 0.036 m 3 /hari -0.044 m 3 /hari 0.006 m/s 0.001 m/s Gambar 10 Kontur sedimentasi untuk arah gelombang 170 o SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil studi kasus sederhana dan pemodelan, didapatkan simpulan berupa: 1. Deposisi sedimen akan terjadi di belakang breakwater seiring dengan terjadinya erosi. 2. Deposisi maksimum akan terjadi saat gelombang datang dari arah 215 o terhadap Utara yaitu sebesar 0.53m 3 /hari. 3. Secara teoritis, perubahan garis pantai juga akan terjadi namun tidak signifikan karena diperkirakan akan terbentuk sedikit formasi salient. 4. Erosi terjadi seiring dengan adanya deposisi, hal ini cukup kontradiktif dengan asumsi awal dan analisa secara teoritis. 5. Pemodelan yang dilakukan masih belum sempurna.. 8

Karena pemodelan yang dilakukan masih belum sempurna dan kurang sesuai secara teoritis, mungkin untuk kedepannya program perhitungan tersebut dapat dikaji kembali. Selain itu, dipastikan input data seperti batimetri, grid, tinggi gelombang difraksi, dan periode gelombang sudah sesuai. Karena mungkin saja ada kesalahan dalam penerapan input data pada studi kasus ke dalam program perhitungan.. DAFTAR PUSTAKA U.S. Army Corps of Engineers. 1999. Coastal Engineering Manual Part II Chapter 3 Estimation of Nearshore Waves. Washington, DC : Department of the Army, U.S. Army Corps of Engineers U.S. Army Corps of Engineers. 1999. Coastal Engineering Manual Part II Chapter 4 Surf Zone Hydrodynamics. Washington, DC : Department of the Army, U.S. Army Corps of Engineers U.S. Army Corps of Engineers. 1999. Coastal Engineering Manual Part II Chapter 7 Harbor Hydrodynamics. Washington, DC : Department of the Army, U.S. Army Corps of Engineers Sorensen, R.M. 2006. Basic Coastal Engineering 3 rd Edition. Betlehem, Pennsylvania : Department of Civil and Environmental Engineering Leigh University. Dean, Robert G. and Robert A. Dalrymple. 1991. Advanced Series on Ocean Engineering Vol. 2 : Water Wave Mechanics For Engineers and Scientists. Singapore : World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd Dominic Reeve, Andrew Chadwick and C. Flemming. 2004. Coastal Engineering : Processes, Theory and Design Practice. London : Spon Press Waterways Experiment Station, Corps of Engineers. 1984. Shore Protection Manual (1984) Volume I. Vicksburg, Mississippi : Department of the Army, U.S. Army Engineer Waterways Experiment Station 9