KOMUNIKASI MENGOKOHKAN FUNGSI KELUARGA

dokumen-dokumen yang mirip
MEWUJUDKAN SDM BERKUALITAS MELALUI KELUARGA

MEMBANGUN KELUARGA SEJAHTERA, URGENSI DAN UPAYANYA

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa

MENGENAL MODEL PENGASUHAN DAN PEMBINAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK

MEMAHAMI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG ANAK

Agenda Besar Memperkuat Keluarga Indonesia

BUPATI BENGKALIS ASSALAMU ALAIKUM WR. WB, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK

PERLU, SOSIALISASI PACARAN SEHAT

HARGANAS, MOMENTUM STRATEGIS MEMBANGUN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA

GEREBEG PASAR: DONGKRAK KESERTAAN KB PRIA

PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DAN OPTIMALISASI FUNGSI KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.

OPTIMALISASI PERAN TP PKK DALAM MEMBANGUN KELUARGA SEHAT BERKETAHANAN

MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA PUNCAK HARI ANAK NASIONAL TINGKAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kepala BKKBN SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI KELUARGA XX TINGKAT NASIONAL TAHUN 2013 DI SELURUH INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

MEMAHAMI PERKEMBANGAN NILAI MORAL KEAGAMAAN PADA ANAK

BETAPA SERIUSNYA PERMASALAHAN REMAJA KITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. lain atau disebut manusia sebagai makhuk sosial. Semua itu didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fase dimana anak mengalami tumbuh kembang yang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PEMBUKAAN AJANG KREATIVITAS REMAJA TINGKAT PROVINSI RIAU TAHUN 2016 DI KABUPATEN BENGKALIS

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

BAB I PENDAHULUAN. pemutusan hubungan kerja atau kehilangan pekerjaan, menurunnya daya beli

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, dan mendisiplinkan, serta melindungi anak untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. asing bisa masuk ke negara Indonesia dengan bebas dan menempati sector-sektor

BAB I PENDAHULUAN. Masalah, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa. Sebesar 63,4 juta jiwa diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

SAMBUTAN BUPATI KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat

BAB I PENDAHULUAN. perangkat yang mengikat masyarakat secara bersama-sama(adler, 1927: 72

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

PP 21/1994, PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

POINTER PAPARAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KEHORMATAN PESERTA PENDIDIKAN KETAHANAN NASIONAL UNTUK PEMUDA (TANNASDA)

PERANAN NILAI BUDAYA DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. yang diperkirakan akan semakin kompleks. 1

Sambutan Presiden RI pd Peringatan Hari Anak Nasional Tahun 2013, tgl.23 Juli 2013, di Jakarta Selasa, 23 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

PENDAHULUAN. dapat membawa kemajuan, namun juga sekaligus melahirkan kegelisahan. pada masyarakat, hal ini juga dialami oleh Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

2 Kebiasaan (Folksway) Norma yang menunjukan perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Proses pola asuh orangtua meliputi kedekatan orangtua dengan remaja,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

Visi Misi Baru, Mengembalikan Kejayaan KB?

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara yang maju dan berkembang. fungsi pendidikan. Adapun fungsi pendidikan pada undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia terbentuk dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RETNONINGSIH SUHARNO, S.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi masa depan bangsa yang harus dijaga

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

Transkripsi:

KOMUNIKASI MENGOKOHKAN FUNGSI KELUARGA Tjondrorini & Mardiya Hari keluarga yang kita peringati pada tanggal 29 Juni setiap tahunnya tentu merupakan hari yang istimewa bagi semua keluarga di Indonesia. Sebab di hari itulah saat yang tepat bagi kita semua untuk mengingat kembali betapa strategisnya peran keluarga dalam kehidupan kita sebagai individu, anggota masyarakat maupun sebagai bangsa Indonesia. Di hari yang istimewa ini tidaklah berlebihan kalau kita bisa melacak kembali seberapa jauh kita telah melakukan dan berbuat sesuatu bagi keluarga kita dalam rangka mewujudkan insan insan yang berkualitas sebagai prasyarat terbentuknya keluarga sejahtera. Seiring dengan perkembangan zaman yang ditandai dengan derasnya laju modernisasi dan globalisasi dapat membawa perubahan dalam kehidupan keluarga. Datangnya arus globalisasi, menjadikan tantangan hidup berkeluarga semakin berat dan beragam, karena itulah hanya keluarga yang memiliki ketahanan yang tangguh saja yang akan mampu menjawab dan menghadapi tantangan ini. Guna mewujudkan keluarga sejahtera, maka keluarga dalam perannya sebagai lembaga terkecil dalam masyarakat dituntut untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Berangkat dari dari tanggung jawab keluarga itulah maka kiranya kita perlu menengok dan menata kembali peran masing masing anggota keluarga agar dapat bersinergi untuk menjalankan tugas dan fungsi keluarga dengan baik, sehingga keluarga dapat menjadi wahana yang baik dalam pembentukan generasi berkualitas. Generasi berkualitas diharapkan merupakan generasi yang tidak saja sehat, cerdas dan trampil, tetapi juga generasi yang berkepribadian dan bertanggungjawab serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selama ini, keluarga yang kita maknai sebagai unit terkecil dalam masyarakat adalah keluarga yang terdiri dari suami isteri atau suami isteri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya, selalu saja menjadi sorotan pertama dari banyak pihak manakala terjadi permasalahan dalam 1

keluarganya seperti terjadinya kasus kasus kekerasan dalam rumah tangga, gizi buruk pada anak, kurang optimalnya tumbuh kembang anak, buruknya perilaku anak atau kenakalan anak dan remaja atau bahkan menurunnya prestasi anak di sekolah. Hal Ini tidak lepas dari kedudukan keluarga sebagai lingkungan yang pertama dan utama bagi anak, sehingga dianggap sebagai pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berbagai permasalahan tersebut. Lebih jauh, sebagai lingkungan yang pertama yang dikenal oleh anak, keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk karakter dan kepribadian anak melalui pembiasaanpembiasaan sikap dan perilaku yang baik sesuai dengan nilai nilai luhur serta norma yang berlaku dalam masyarakat yang ditanamkan sejak dini. Penanaman nilai nilai luhur dan norma norma yang kuat yang dilakukan sejak usia dini akan membentuk karakter dan kepribadian yang tangguh yang tidak akan mudah luntur atau goyah ketika harus menghadapi berbagai perubahan zaman. Sementara sebagai lingkungan yang utama, keluarga akan menjadi penentu keberhasilan anak dalam rangka mewujudkan dirinya sebagai generasi yang berkualitas, karena di lingkungan keluarga itulah anak lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar menumbuhkan kasih sayang, bersosialisasi, berinteraksi, belajar menghargai waktu, menghargai orang lain, melatih kedisiplinan, ketrampilan dan membangun semangat kebersamaan. Keluarga sebagai wahana pertama dan utama bagi tumbuhnya generasi yang berkualitas dituntut untuk menyiapkan diri seiring dengan terus berkembangnya teknologi informasi dan industri yang dapat membawa dampak baik positif maupun negatif bagi anak. Dampak positif dari perkembangan teknologi informasi dan industri tidak saja akan membawa anak anak kita semakin cerdas dan trampil, tetapi juga berwawasan dan berpengetahuan luas. Melalui jaringan internet misalnya, anak dapat mengakses pengetahuan sebanyak mungkin dengan cukup hanya duduk di depan komputer/laptop. Termasuk mengakses informasi tentang berbagai peristiwa terkini di berbagai belahan dunia, tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Kemajuan teknologi telepon seluler juga telah 2

berkembang begitu pesat sehingga memungkinkan anak untuk berkomunikasi secara langsung dengan orang orang yang posisinya sangat jauh dari tempat mereka berada yang di masa lalu merupakan sesuatu yang mustahil. Sementara dampak buruknya, perkembangan teknologi informasi dan industri telah membawa anak pada kehidupan individualistis, berjiwa konsumtif dan sangat permisif terhadap gaya hidup dan tradisi luar yang tidak sesuai dengan budaya timur. Informasi tentang seks bebas, seks menyimpang, minum minuman keras, penyalahgunaan napza, tindakan kekerasan, penipuan, aborsi serta sperilaku yang menghalalkan segala cara untuk mewujudkan ambisi termasuk melalui terorisme, merupakan bagian dari dampak buruk dari perkembangan teknologi informasi dan industri ini. Berangkat dari sinilah, momentum hari keluarga seyogyanya dapat dijadikan sebagai pijakan untuk mewujudkan keluarga sejahtera dengan mengokohkan kembali fungsi fungsi guna memperkuat ketahanan keluarga. Berbagai permasalahan yang terjadi pada lingkup keluarga banyak disebabkan oleh karena kurangnya kemampuan keluarga dalam menjalankan fungs fungsinya, sehingga ketahanan keluarga menjadi rapuh, kurang mandiri dan tidak memiliki kekuatan untuk membendung berbagai pengaruh buruk dari luar yang setiap saat mengintai setiap anggota keluarga. Mengokohkan fungsi fungsi keluarga yang mencakup delapan fungsi, mulai dari fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, hingga fungsi ekonomi dan pembinaan lingkungan, tidak cukup hanya diwacanakan atau menjadi tanggung jawab para pemangku kepentingan saja, tetap ijuga harus dengan upaya sistematis yang melibatkan pihak pihak terkait termasuk keluarga sebagai sasaran. Orang tua sebagai tokoh sentral dalam keluarga seyogyanya memiliki kesadaran dan kepedulian untuk menjalankan fungsi fungsinya dengan baik. Tidak cukup hanya dengan anjuran atau perintah, dibutuhlan contoh dan keteladanan yang baik dan konsisten bagi anakanak untuk menumbuhkan kondisi yang kondusif bagi tumbuhnya pribadi yang tangguh sebagai embrio terwujudnya ketahanan keluarga. Bimbingan, pembinaan, pendampingan dan pengawasan dari orang tua yang dilakukan dengan ikhlas dan penuh kasih sayang pada anak dalam menanamkan nilai nilai 3

moral dan agama, serta nilai nilai sosial kemanusiaan akan melahirkan generasi yang beriman dan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masalah masalah yang terjadi di sekelilingnya. Sikap yang lebih menghargai dan mencintai budaya sendiri dapat ditanamkan pada anak sejak usia dini dengan menerapkannya sebagai gaya hidup keluarga. Sementara itu diharapkan orang tua dapat menerapkan prinsip prinsip reproduksi yang sehat dengan mengatur kehamilan serta menyiapkan anak anaknya agar kelak memiliki kesehatan yang prima dengan melakukan persiapan sebagai generasi berencana yang terbebas dari resiko resiko masalah seksualitas seperti kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi ilegal yang dapat berujung pada kematian serta penyalahgunaan narkoba sehingga rentan terhadap penularan HIV/AIDS. Sebagai generasi berencana, para remaja memiliki peluang yang lebih besar untuk mencapai pendidikan yang lebih tinggi, sehingga kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang lebih baik akan lebih mudah diraih. Menjadi tugas dan kewajiban orang tua untuk membimbing dan mendampingi anak dalam bersosialisasi dengan orang lain atau masyarakat sekitar sehingga anak dapat memahami bahwa sebagai makhluk sosial, setiap orang dituntut untuk dapat membuka diri, berkomunikasi dengan orang lain, saling membantu dan mau diajak bekerjasama. Sikap dan perilaku orang tua yang peduli akan kelestarian lingkungan akan menumbuhkan anak yang memiliki nilai nilai yang peduli dengan lingkungan alam sekitarnya. Dengan demikian, mereka dapat mengelola lingkungan sebaik baiknya dan tidak merusaknya melalui tindakan tindakan bodoh seperti membuang sampah sembarangan, memcemari lingkungan, mengeksploitasi secara berlebihan, yang sebenarnya secara langsung maupun tidak langsung akan merugikan diri mereka sendiri dan umat manusia pada umumnya. Itulah fungsi fungsi keluarga yang perlu diperkokoh kembali dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. Untuk dapat mewujudkan semuanya itu, setiap anggota keluarga perlu membangun komunikasi yang baik. Komunikasi yang dibangun dengan keterbukaan dan kejujuran akan dapat menghindari kesalahpahaman dan rasa saling curiga sehingga tumbuh rasa saling percaya di 4

antara para anggota dalam keluarga. Anak akan percaya pada ayah ibunya, apabila orangtua dapat menanamkan kepercayaan pada anak anaknya. Demikian juga diharapkan anak akan percaya pada saudaranya sebagaimana halnya suami juga harus percaya pada isterinya. Kepercayaan inilah yang akan menumbuhkan kesadaran setiap anggota keluarga untuk peduli dan ikhlas menjalankan tugas dan perannya masing masing sehingga dapat bersinergi mewujudkan impian menjadi keluarga yang sejahtera, yang tidak saja mampu mencukupi kebutuhan materil dan spirituilnya, tetapi juga memiliki hubungan yang serasi antara sesama anggota keluarga, anggota keluarga dengan keluarga lainnya dan anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya. Sebagaimana prinsip komunikasi pada umumnya, maka komunikasi dalam keluargapun membutuhkan media. Kebiasaan yg baik di dalam keluarga dapat digunakan sebagai media komunikasi, seperti kebiasaan makan bersama. Karena itu makan bersama dalam keluarga minimal satu hari sekali selayaknya dihidupkan kembali dan bagi yang selama ini telah melaksanakan perlu tetap dipertahankan. Kegiatan makan bersama ini menjadi media yang sangat efektif untuk membangun komunikasi dengan seluruh anggota keluarga, karena pada kesempatan makan bersama itulah semua anggota keluarga dapat saling tegur sapa, menginformasikan aktivitas masing masing, berdiskusi, menyampaikan harapan hingga mencurahkan apa yang menjadi permasalahannya bahkan setiap anggota keluaga dapat saling memberikan alternatif pemecahannya bagi anggota keluarga lyg bermasalah. Bagi yang terpaksa hidup berjauhan karena pekerjaan atau sekolah, keluarga dapat memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi untuk saling menginformasikan kondisi masing masing, sehingga secara psikologis mereka akan selalu merasa dekat dan diperhatikan walaupun secara fisik berjauhan. Masalah jarak tidak lagi menjadi alasan bagi sebuah keluarga untuk tidak dapat hidup bahagia dan sejahtera. Dra. Tjondrorini, M.Kes Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi DIY Drs. Mardiya, Ka Sub Bid Advokasi Konseling dan Pembinaan Kelembagaan KB dan Kesehatan Reproduksi pada BPMPDPKB Kabupaten Kulon Progo. 5

6