III. METODE PENELITIAN. Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas

dokumen-dokumen yang mirip
Bahan Seminar Hasil Penelitian Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Bahan Seminar Hasil Penelitian Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Bahan Seminar Hasil Penelitian Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Undang-Undang RI No. 41 tahun 1999, hutan rakyat adalah hutan yang

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Petani PENDAHULUAN umumnya lebih memusatkan pada Hutan rakyat merupakan hutan yang pendapatan atau faktor ekonominya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bandar Dalam Kecamatan Sidomulyo

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Kemiling,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan salah satu tindakan yang mendukung untuk

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

III. METODE PENELITIAN. Desa Pesawaran Indah ini merupakan salah satu desa yang semua penduduknya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT OLEH PETANI DI KABUPATEN CIAMIS Oleh: Dian Diniyati dan Eva Fauziyah ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT. Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK PENDAHULUAN

V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Responden Data yang dikumpulkan meliputi:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Talang Mulya Kecamatan Padang Cermin

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai September 2014

PENDAHULUAN. hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Agroforestry adalah salah

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

FORMAT PENYUSUNAN USULAN RENCANA KERJA TAHUNAN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN RAKYAT (RKTUPHHK-HTR)

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS USAHA MODEL TUMPANGSARI PADA LAHAN PERHUTANI Studi Kasus Di RPH Cipondok BKPH Cibingbin KPH Kuningan

TEKNIK PENANAMAN, PEMELIHARAAN, DAN EVALUASI TANAMAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 21 TAHUN 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. secara seksama untuk mencapai suatu tujuan, Cholid Narbuko, (2007:1).

Paket ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU

Gambar 13. Citra ALOS AVNIR

POLA PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT PADA LAHAN KRITIS (Studi Kasus di Kecamatan Pitu Riawa Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan) Oleh : Nur Hayati

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI MELALUI PENGEMBANGAN AGROFORESTRY

III. METODE PENELITIAN. Usaha perkebunan rakyat adalah usaha tanaman perkebunan yang

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Simpang Kanan, Kecamatan Sumberejo,

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Umur responden merupakan usia responden dari awal kelahiran. sampai pada saat penelitian ini dilakukan.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m. Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat pada

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan lingkungan. Fungsi hutan terkait dengan lingkungan, sosial budaya

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya hutan tropis untuk kepentingan pertanian terkait dengan upayaupaya

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG HABIS PENANAMAN BUATAN (THPB)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAGIAN KESEMBILAN PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN DENGAN SISTIM SILVIKULTUR INTENSIF GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kompetensi petani tepi hutan dalam melestarikan hutan lindung perlu dikaji

PENDAHULUAN. Hutan sebagai sumberdaya alam mempunyai manfaat yang penting bagi

pernyataan singkat tentang hasil penelitian sedangkan saran berisikan hal-hal yang perlu dilakukan berkaitan dengan hasil penelitian. 8.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode

BAB I PENGANTAR. masa yang akan datang. Selain sebagai sumber bahan pangan utama, sektor pertanian

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

BAB III METODE PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

IV. METODE PENELITIAN. Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN

SINTESA HASIL PENELITIAN RPI AGROFORESTRI TAHUN

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

BAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya sebagai modal dasar pembangunan nasional dengan. Menurut Dangler (1930) dalam Hardiwinoto (2005), hutan adalah suatu

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

SISTEM PENGELOLAAN DAN POTENSI TEGAKAN HUTAN RAKYAT KECAMATAN NUSAHERANG KABUPATEN KUNINGAN

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 58 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN REKLAMASI HUTAN PADA AREAL BENCANA ALAM

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Hutan rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah milik dengan luas minimum 0,25 ha. Hutan rakyat ini merupakan suatu pengembangan pengelolaan hutan yang khususnya dilaksanakan di luar kawasan hutan (Suharjito, 2000). Hutan rakyat bertujuan untuk mengembangkan pembangunan kehutanan serta memberdayakan manusia di sekitar hutan untuk memanfaatkan sebidang tanah agar dikelola secara perorangan ataupun kelompok (kolektif) demi tercapainya manfaat ekologi, ekonomi, dan sosial (Handoko, 2007). Pengelolaan hutan rakyat dan manfaat yang didapat dari pengelolaan tersebut tidak banyak diketahui oleh masyarakat karena terlihat dari tingkat partisipasi masyarakat yang rendah dalam pengelolaan hutan rakyat dan banyaknya masyarakat mengkonversikan lahannya menjadi areal persawahan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah masyarakat yang mengelola hutan rakyat sebanyak 23 KK dari 720 KK. Dengan pengelolaan hutan rakyat yang dilakukan masyarakat maka diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan pendapatan petani. Pengelolaan hutan rakyat dapat dilihat dari keterkaitan antar subsistem tersebut menjadi sebuah kesatuan yang utuh dan saling mendukung satu sama

13 lain, keterkaitan antar subsistem ini antara lain subsistem produksi, subsistem pengelolaan hasil, dan subsistem pemasaran hasil hutan rakyat. Subsistem produksi dapat dilihat dari pengelolaan lahan secara intensif dari persemaian, penanaman, pemeliharaan, sampai pemanenan. Subsistem pengelolaan hasil terkait dengan bentuk hasil akhir dari hutan rakyat yang dijual oleh para petani hutan rakyat atau dipakai sendiri. Sedangkan subsistem pemasaran hasil terkait dengan tercapainya tingkat penjualan produk yang dihasilkan dari hutan rakyat dan saluran pemasaran yang dibentuk dari penjualan produk akhir hutan rakyat. Kontribusi pendapatan dari hutan rakyat dapat dilihat dari besar pendapatan yang didapat dari hutan rakyat dan pendapatan total dari rumah tangga petani sehingga dapat dihitung persentase pendapatan yang didapat dari hutan rakyat. Persentase pendapatan dari hutan rakyat terhadap pendapatan total rumah tangga petani ini akan dikaitkan dengan pengelolaan hutan rakyatnya. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kutoarjo Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung, pada bulan Agustus - September 2009. Pemilihan tempat dilakukan dengan cara purposive yaitu dengan mempertimbangkan aksesibilitas desa tersebut yang dekat dengan ibu kota kabupaten pesawaran sehingga peneliti tertarik atas pengelolaan lahan hutan rakyat yang didominasi jenis tanaman kakao dan jati serta ketertarikan peneliti atas tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan hutan rakyat.

14 C. Alat dan Obyek Penelitian Alat yang digunakan meliputi daftar pertanyaan (kuisioner), alat tulis, kamera, alat hitung, dan seperangkat komputer. Sedangkan obyek penelitian ini adalah masyarakat Desa Kutoarjo Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung yang mengelola lahan hutan rakyat. D. Batasan-Batasan Operasional 1. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. 2. Hutan rakyat adalah hutan yang dimiliki oleh masyarakat yang dinyatakan oleh kepemilikan lahan, karenanya hutan rakyat juga disebut hutan milik dengan luas ± 0,25 hektar. 3. Hutan rakyat yang menjadi lokasi penelitian adalah hutan rakyat yang diusahakan oleh masyarakat yang dimiliki oleh penduduk setempat dan statusnya hak milik. 4. Hutan rakyat murni adalah hutan rakyat yang terdiri dari satu jenis tanaman pokok yang ditanam dan diusahakan secara homogen atau monokultur. 5. Hutan rakyat campuran adalah hutan rakyat yang terdiri dari berbagai jenis tanaman kehutanan yang ditanam secara campuran. 6. Hutan rakyat dengan sistem tumpangsari (agroforestry) merupakan hutan rakyat yang mempunyai bentuk usaha kombinasi kehutanan dengan usaha

15 tani lainnya, seperti perkebunan, pertanian, peternakan dan lain-lain secara terpadu pada satu lokasi. 7. Petani hutan rakyat adalah petani yang memiliki hutan rakyat atau lahan garapan tanah kering yang luasnya ± 0,25 hektar. 8. Luas pengusahaan lahan adalah luas lahan yang dimiliki atau dikuasai atau yang diusahakan oleh petani. 9. Anggota rumah tangga adalah seluruh orang yang berada dalam satu rumah dan merupakan tanggung jawab kepala keluarga. 10. Pendapatan petani hutan rakyat adalah pendapatan bersih petani yang diperoleh dari lahan yang dijadikan sebagai areal hutan rakyat yaitu selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan. 11. Pendapatan total rumah tangga adalah pendapatan yang diterima petani hutan rakyat hasil ditambah hasil dari usaha selain hutan rakyat dikurangi pengeluaran total yang dikeluarkan oleh petani hutan rakyat. 12. Harian orang kerja (HOK) adalah lamanya seseorang bekerja dalam satu hari dan setara dengan jam kerja. 13. Curahan tenaga kerja adalah perkalian antara jumlah orang yang bekerja dengan lamanya bekerja pada setiap tahap kegiatan. 14. Kontribusi hutan rakyat terhadap pendapatan rumah tangga petani adalah persentase besarnya pendapatan dari hutan rakyat dibandingkan dengan pendapatan total rumah tangga petani dalam waktu satu tahun penelitian.

16 E. Metode Penentuan Responden Penentuan responden dilakukan dengan cara sensus terhadap kepala keluarga (KK) yang memiliki dan mengelola usaha tani hutan rakyat. Ada 23 KK yang memiliki dan mengelola hutan rakyat dari 720 KK yang ada di Desa Kutoarjo Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. F. Metode Pengambilan Data Dalam pengambilan data, jenis data yang akan diambil yaitu data primer dan data sekunder dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif. 1. Data primer yaitu data yang dapat diamati secara langsung dari rumah tangga petani. Data primer yang diperlukan terdiri dari : a. Data umum rumah tangga, meliputi : nama, umur, jumlah anggota keluarga, mata pencaharian, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. b. Data potensi ekonomi rumah tangga, meliputi : luas pemilikan lahan, status kepemilikan lahan, pengadaan bibit, bentuk hutan rakyat, pemilihan jenis tanaman dan umur tanaman. c. Pendapatan rumah tangga, meliputi : besar pendapatan rumah tangga yang berasal dari sektor hutan rakyat dan pendapatan rumah tangga diluar usaha hutan rakyat. d. Pengeluaran rumah tangga, meliputi : pengeluaran yang berasal dari hutan rakyat dan pengeluaran di luar hutan rakyat. e. Pengelolaan hutan rakyat, meliputi : kegiatan-kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam subsistem produksi (pembibitan, penanaman,

17 pemeliharaan, pemanenan), subsistem pengelolaan hasil, subsistem pemasaran, dan tenaga kerja. Dalam pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik, yaitu : a. Observasi, yaitu teknik pengambilan data penelitian dengan melakukan pengamatan langsung kehidupan rumah tangga masyarakat pada umumnya dan responden pada khususnya, mengamati keberadaan lahan hutan rakyat dan kegiatan sehari-hari petani dalam pengelolaan lahannya. b. Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara secara langsung dengan responden. Wawancara dilakukan dengan dua teknik yaitu wawancara secara terstruktur dilakukan dengan menggunakan daftar kuisioner sedangkan wawancara bebas atau semi terstruktur dilakukan tanpa kuisioner mengenai hal-hal yang masih berhubungan dengan penelitian. 2. Data sekunder. Data sekunder yaitu data penunjang atau data pendukung dalam penelitian ini. Adapun data sekunder, meliputi : data yang menyangkut keadaan lingkungan baik fisik, sosial, dan ekonomi masyarakat (profil desa). Data sekunder didapat dengan melakukan riset kepustakaan (library research) atau dengan membaca buku-buku referensi yang terkait dengan penelitian ini dan mengunjungi lembaga-lembaga/instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini, misalnya : balai desa atau Kantor Kecamatan Gedong Tataan, Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Kehutanan.

18 G. Analisis Data Data yang dikumpulkan akan diolah dan disajikan dalam tabulasi dan gambar, kemudian data tersebut dianalisis secara deskriptif. Data-data yang dianalisis berupa data kualitatif dan kuantitatif. Analisis pengelolaan hutan rakyat akan dilakukan dengan menggunakan data kualitatif. Data-data kualitatif (teks hasil wawancara dan kuisioner yang tertulis dan rekaman, dokumen/literatur terkait, foto-foto, dll) merupakan analisis yang mendasarkan pada adanya hubungan antar variabel yang diteliti, yaitu dengan mendeskripsikan hasil data primer di lapangan dengan mengaitkan satu sama lainnya terhadap data sekunder menjadi suatu paragraf atau kalimat yang berhubungan satu sama lainnya, tanpa menggunakan angka-angka/perhitungan. Tahap-tahap yang dilewati dalam menganalisis pengelolaan hutan rakyat meliputi : 1. Editing yaitu memeriksa questioner yang telah diisi tentang kebenaran dan kelengkapannya. 2. Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel untuk memasukkan jawaban-jawaban responden yang kemudian dicari persentasinya untuk dianalisa. 3. Analisa dan interpretasi yaitu mendeskriptifkan data-data kualitatif dalam bentuk verbal. 4. Konklusi yaitu memberikan kesimpulan dari hasil analisis interpretasi data.

19 Variabel dalam penelitian ini adalah persemaian, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengelolaan hasil hutan dan pemasaran. Sedangkan elemenelemen yang yang terkait dalan setiap kegiatan yaitu : 1. Persemaian meliputi pengadaan benih, persiapan lahan, membuat bedengan, membuat naungan, penyapihan, pemeliharaan persemaian. 2. Penanaman meliputi penentuan jarak tanam, pembersihan lahan, pengelolaan tanah, pengajiran, pembuatan lubang tanam. 3. Pemeliharaan meliputi penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan, pemangkasan, penjarangan, pemberantasan hama dan penyakit. 4. Pemanenan meliputi persiapan penebangan (alat dan penebang), penentuan arah rebah, pembuatan takik rebah dan takik balasan, dan bucking. 5. Pengelolaan hasil hutan meliputi pengelolaan hasil hutan yang bersifat pemakain rumah tangga sendiri atau dijual. 6. Pemasaran hasil hutan meliputi saluran pemasaran, faktor yang mempengaruhi harga sampai sistem pembayaran. Analisis yang digunakan untuk mengetahui kontribusi pendapataan rumah tangga petani yaitu dengan menganalisis data kuantitatif, datanya bersifat angka-angka yang berbentuk skala ukuran tertentu misalnya skala nominal. Data yang dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan rumus-rumus persamaan (Handoko, 2007) yaitu : 1. Pendapatan rumah tangga petani : Prt = Dn Cn

20 Keterangan : Prt : Pendapatan rumah tangga petani per tahun (Rp/tahun). Dn : Jumlah penerimaan dari beberapa jenis bidang usaha hutan rakyat dan bukan hutan rakyat per tahun (Rp/tahun). Cn : Jumlah pengeluaran dari beberapa jenis bidang usaha/hutan rakyat dan bukan hutan rakyat per tahun (Rp/tahun). 2. Pendapatan dari kegiatan hutan rakyat : Pa = Da - Ca Keterangan : Pa : Pendapatan dari kegiatan hutan rakyat per tahun (Rp/tahun). Da : Penerimaan dari hutan rakyat per tahun (Rp/tahun). Ca : Pengeluaran dari hutan rakyat per tahun (Rp/tahun). 3. Persentase pendapatan dari hutan rakyat terhadap pendapatan rumah tangga petani : Pt = Pa / Prt x 100 % Keterangan : Pt : Persentase pendapatan hutan rakyat dari pendapatan totalnya per tahun (%). Pa : Pendapatan dari kegiatan hutan rakyat per tahun (Rp/tahun). Prt : Pendapatan rumah tangga petani per tahun (Rp/tahun). 4. Pendapatan per kapita dari suatu rumah tangga : Pr = Prt / Ja Keterangan : Pr : Pendapatan per kapita per tahun (Rp/tahun). Prt : Pendapatan rumah tangga per tahun (Rp/tahun). Ja : Jumlah anggota keluarga.