BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA. Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

DESAIN PENGISIAN BATERE METODE CONSTANT CURRENT CONSTANT VOLTAGE BERBASIS dspic30f4012

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

Desain Buck Chopper Sebagai Catu. Power LED Dengan Kendali Arus

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

KENDALI KECEPATAN MOTOR DC MELALUI DETEKSI PUTARAN ROTOR DENGAN MIKROKONTROLLER dspic30f4012

MAXIMUM POWER POINT TRACKER DENGAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE TRANSCONDUCTANCE CONTROL BERBASIS. dspic30f4012

SISTEM POMPA AIR BERTENAGA SURYA TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

Desain Switch Mode Power Supply Jenis Push Pull. Converter Sebagai Catu Kontroler

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISI BATERAI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE KENDALI ARUS BERBASIS dspic30f4012

INVERTER SATU FASA GELOMBANG PENUH SEBAGAI PENGGERAK POMPA AIR DENGAN KENDALI DIGITAL

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

DESAIN DAN IMPLEMENTASI POMPA AIR MOTOR BLDC DENGAN SUPLAI DARI PANEL SURYA

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISI BATERAI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE-VOLTAGE CONTROL BERBASIS dspic30f4012

Desain dan Implementasi Inverter Tujuh Level Berbasis. Modulasi Lebar Pulsa Sinusoidal dengan PIC18F4550

DESAIN & OPERASI MOTOR SWITCH RELUCTANCE 4 KUTUB ROTOR 6 KUTUB STATOR LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh : MOSES EDUARD LUBIS

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

Desain dan Implementasi Self Tuning LQR Adaptif untuk Pengaturan Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa

BAB III PERANCANGAN ALAT

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH

OPERASI PWM INVERTER SEBAGAI CURRENT. INJECTOR DENGAN KENDALI dspic33fj16gs502

BAB IV PENGUKURAN & UJI COBA ALAT. Setelah melakukan perancangan dan pembuatan alat, maka langkah

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

PERANCANGAN BRUSHLESS DC MOTOR 3 FASA SEDERHANADENGAN 4 KUTUB ROTOR

BAB III METODE PENELITIAN

PENGONTROLAN DC CHOPPER UNTUK PEMBEBANAN BATERAI DENGAN METODE LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 128 TUGAS AKHIR

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

STUDI KOMPARASI INVERTER SATU FASA DENGAN STRATEGI UNIPOLAR DAN BIPOLAR TUGAS AKHIR. Oleh : AJI REZA ADHITYA NUGRAHA

PENGISIAN AKI DENGAN BUCK CONVERTER

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAKSIMUM POWER POINT TRACKER MELALUI DETEKSI ARUS

Rancang Bangun Catu Daya Tenaga Surya Untuk Perangkat Audio Mobil

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

MEMAKSIMALKAN KONVERSI ENERGI PV MODULE BERDASARKAN KURVA KARAKTERISTIK PADA LERENG TEGANGAN

Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

27 Gambar 3.2 Rangkaian Sistem Monitoring Cara kerja keseluruhan sistem ini dimulai dari rangkaian catu daya sebagai power atau daya yang akan disalur

INVERTER MODULASI LEBAR PULSA SINUSOIDA. BERBASIS dspic 30F4012

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE- OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR

REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL494 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

RANCANG BANGUN KENDALI DIGITAL MOTOR BLDC UNTUK MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto

DESAIN DAN IMPLEMENTASI INVERTER SATU FASA SEBAGAI SARANA ANTARMUKA SISTEM PHOTOVOLTAIC DENGAN JARINGAN LISTRIK BERBASIS dspic30f4012

Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik

BAB III METODE PENELITIAN

Faisyal Rahman et al., Pengendalian Tegangan Inverter 3 Fasa... 12

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Telah direalisasikan alat pendeteksi logam yang terbuat dari induktor

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

UPS (UNINTERRUPTABLE POWER SUPPLY) DENGAN METODE INVERTER GELOMBANG PENUH LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan penjelasan dari rangkaian power supply:

- 4 buah switch -Vpp= Vdc. Transformator Step Up

PENGESAHAN. Laporan tugas akhir dengan judul Perancangan Kontrol PI dengan Pendekatan Orde Satu Untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

MAXIMUM POWER POINT TRACKER PADA SOLAR CELL/PHOTOVOLTAIC MODULE DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC CONTROLLER

BAB I PENDAHULUAN. Inverter adalah alat yang banyak digunakan dalam aplikasi elektronis. Alat ini

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Penelitian Terkait

Desain. Oleh : Banar Arianto : NIM UNIVERS SEMARANG

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

METODE PENGENDALIAN KONVERTER DC DC EMPAT LEVEL JENIS DIODA CLAMP

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pendahuluan Pada bab empat ini akan dijelaskan tentang hasil dan simulasi. Pada implementasinya menggunakan mikrokontroller dalam bentuk digital signal controller untuk mengendalikan driver pada buck chopper. Metode pengisian batere secara constant current constant voltage nanti akan diolah secara digital menggunakan mikrokontroller. Sebelum dilakukan pengujian secara langsung akan dilakukan terlebih dahulu disimulasikan menggunakan software power simulator (PSIM). Setelah itu dilakukan pengujian secara langsung untuk mengetahui hasilnya secara nyata dan dilakukan analisa dari hasil pengujian tersebut. 4.2 Simulasi Software Power Simulator Sebelum pembuatan alat dilakukan simulasi terlebih dahulu menggunakan software PSIM supaya pada saat hasil implementasinya nanti mendekati kondisi nyata. Pada rangkaian simulasi terdiri dari rangkain buck chopper, sumber DC yang sebesar 100 Volt, C block yang diibaratkan sebagai mikrokontroller, batere sebagai beban. Digunakan dua buah sensor arus dan tegangan sebagai pendeteksi pada keadaan aktualnya. 33

4.2.1 Simulasi Metode Constant Current Pada skema gambar di bawah merupakan simulasi untuk mode pengisian batere secara constant current yang di mana pada rangkaian tersebut menggunakan referensi tegangan DC sebagai referensi arusnya. Gambar 4.1 Skema simulasi constant current Pada rangkaian ini tidak ikut dihitung hambatan dalam pada baterenya sehigga batere dalam kondisi ideal. Parameter komponen pada rangkaianya yaitu sumber DC menggunakan tegangan sebesar 100 Volt,induktor memiliki induktasi sebesar 5mH, arus referensinya diberi nilai sebesar 2 Volt, penguatan pada sensor arus sebesar 1 kali, lalu tegangan pada batere diatur pada nilai 12 Volt. Pada simulasi,pengisian batere metode constant current kendali hysteresis telah diprogram kedalam C Block. Di mana pada impelementasi aktualnya menggunakan dspic30f4012. Pemrograman dasar C Block menggunakan Bahasa C. Beberapa deklarasi digunakan sebagai proses awal program. Berikut isi program pada C Block. 34

//deklarasi char R,S,Last; int e,d,p; //Output Terakhir Last=out[0]; d=0.1; //Error e=in[0]-in[1]; //Comparator if(e>=d) R=1.; if(e<d) R=0.; if(e<=-d) S=1.; if(e>-d) S=0.; //Flip-flop SR if(r==1. & S==0.) out[0]=0.; if(r==0. & S==1.) out[0]=1.; Setelah pengolahan program, C Block akan menghasilkan sinyal pensklaran PWM. PWM yang dihasilkan merupakan komparasi antara sinyal error dan sinyal referensi yang sudah terkontrol berdasarkan program. Iact Iref 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 Time (s) Gambar 4.2 Sinyal actual (merah) dan sinyal referensi (biru) Pada gambar di atas menunjukkan komparasi antara sinyal error dengan sinyal referensinya. Nilai pada sinyal error selalu mengalami fluktuasi untuk menyesuaikan sinyal refensinya sehingga menghasilkan sinyal PWM untuk proses pensaklaran pada MOSFET. 35

pwm 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 Gambar 4.3 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 Time (s) Sinyal PWM costant current 4.2.2 Simulasi Metode Constant Voltage Pada rangkaian simulasi di bawah merupakan simulasi untuk mode pengisian batere secara constant voltage. Rangkaian tersebut pada batere dipasang resistor secara seri sebagai hambatan dalam untuk mengetahui tegangan pada sistem tersebut berjalan atau tidak. Gambar 4.4 Simulasi skema constant voltage Parameter komponen yang digunakan pada rangkaian tersebut meliputi sumber DC yang memiliki nilai tegangan sebesar 100 Volt, induktor yang memiliki nilai induktansi sebesar 5mH, batere yang memiliki nilai sebesar 15 Volt, lalu tegangan referensi yang diatur pada nilai 15 Volt, sedangkan sensor tegangannya memiliki 36

penguatan sebesar 1 kali. Pada simulasi,pengisian batere metode constant current kendali hysteresis telah diprogram kedalam C Block. Di mana pada impelementasi aktualnya menggunakan dspic30f4012. Pemrograman dasar C Block menggunakan Bahasa C. Beberapa deklarasi digunakan sebagai proses awal program yang di mana sama dengan mode constant current di atas tadi. //deklarasi char R,S,Last; int e,d,p; //Output Terakhir Last=out[0]; d=0.1; //Error e=in[0]-in[1]; //Comparator if(e>=d) R=1.; if(e<d) R=0.; if(e<=-d) S=1.; if(e>-d) S=0.; //Flip-flop SR if(r==1. & S==0.) out[0]=0.; if(r==0. & S==1.) out[0]=1.; Program yang digunakan pada mode constant voltage sama dengan program yang digunakan pada mode constant current yaitu menggunakan kendali hysteresis. Dari program itu diolah input an dari actual dengan referensinya menghasilkan sinyal PWM. 37

Vact Vout 20 15 10 5 0 0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 Time (s) Gambar 4.5 Sinyal actual (merah) dan sinyal referensi (biru) Gambar di atas merupakan perbandingan antara sinyal error dengan sinyal referensi untuk mengasilkan sinyal PWM. Sinyal PWM tersebut merupakan hasil dari sinyal error yang mengalami fluktuasi untuk menyesuaikan dengan sinyal referensi sehigga sinyal PWM digunakan untuk proses pensaklaran pada MOSFET. pwm 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 Time (s) Gambar 4.6 Sinyal PWM constant voltage 4.3 Pengujian Laboratorium Desain dan implementasi alat keseluruhan dikerjakan dan diuji di labolatorium Progdi Teknik Elektro di gedung Albertus UNIKA. Uji coba dilakukan dengan memberi tegangan secara langsung menggunakan power supply DC dengan tegangan input sebesar 20 Volt yang terhubung langsung ke alat yang dibuat. Alat tersebut terhubung 38

dengan beban 1 buah batere akki. Pengujian dilakukan sebanyak 5 kali yaitu mendeteksi pada arus input,arus output,tegangan diode, tegangan output, tegangan sumber. Desain dan implementasi alat pengisian batere dengan metode constant current constant voltage terdiri dari buck chopper, mikrokontroller dspic30f4012, driver MOSFET, sensor arus, sensor tegangan, power supply push pull. Pada buck chopper terdiri dari mosfet IRFP 250,induktor dan diode cepat. Setelah itu dilakukan pengujian dengan parameter komponen yang sesuai dengan yang disimulasikan pada PSIM. Pada inputnya dihubungkan dengan catu daya lab dengan nilai tegangan sebesar 20 Volt sebagai tegangan sumbernya. Sedangkan pada outputnya dihubungkan dengan 1 buah akki sebagai beban dengan rating 12 Volt/7 Ah. Pada tahap selanjutnya semua konponen dan alat yang dibuat dijadikan menjadi satu untuk di uji coba. Berikut ini adalah gambar alat yang di uji coba dan hasil uji coba yang telah dilakukan : Gambar 4.7 Bentuk alat yang di uji coba 4.3.1 Sinyal pada Arus Output, Tegangan Sumber dan Tegangan Dioda Pada saat pengambilan data tegangan output 10 Volt didapatkan hasil data percobaan seperti gambar di bawah ini. 39

Gambar 4.8 Sinyal arus output (kuning) dan sinyal tegangan dioda (biru) (skala 100µs/div,CH1 2A/div, CH2 10V/div) Gambar 4.9 Sinyal tegangan sumber (kuning) dan sinyal tegangan dioda (biru) (skala 100µs/div,CH1 10V/div, CH2 10V/div) Pada saat tegangan output 10 Volt arus pada outputnya yang berwarna kuning memiliki nilai sebesar 2A sedangkan pada tegangan diode yang berwarna biru memiliki nilai sebesar 18 Volt. sehingga menandakan bahwa pada saat itu terjadi proses pengisian secara constant current dikarenakan pada arus ouputnya belum mengalami penurunan yaitu belum menyentuh nilai nol. Sedangkan pada bagian tegangan sumber yang berwarna kuning diberi tegangan sebesar 20 Volt. Pada saat pengambilan data tegangan output 11,7 Volt dapat di lihat hasil percobaan seperti gambar di bawah ini. 40

Gambar 4.10 Sinyal arus output (kuning) dan sinyal tegangan dioda (biru) (skala 100µs/div,CH1 1A/div, CH2 10V/div) Gambar 4.11 Sinyal tegangan sumber (kuning) dan sinyal tegangan dioda (biru) (skala 100µs/div,CH1 10/div, CH2 10V/div) Pada saat tegangan outpunya 11,7 Volt arus pada outputnya yang berwarna kuning memilki nilai sebesar 1.5A sedangkan pada tegangan diode yang berwarna biru memilki nilai sebesar 20 Volt. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat tegangan outputnya sebesar 11.7 telah mengalami proses pengisian secara constant voltage yaitu ditandai dengan penurunan nilai pada arusnya. Sedangkan pada tegangan sumberya diberi tegangan sebesar 20 Volt. Pada tegangan output 11.8 Volt telah diambil data pada arus output, tegangan diode dan tegangan sumber dapat di lihat pada gambar dibawah ini. 41

Gambar 4.12 Sinyal arus output (merah) dan sinyal tegangan dioda (biru) (skala 500µs/div,CH1 1A/div, CH2 5V/div) Gambar 4.13 Sinyal tegangan sumber (kuning) dan sinyal tegangan dioda (biru) (skala 500µs/div,CH1 5V/div, CH2 10V/div) Pada saat tegangan output sebesar 11.8 Volt nilai pada arus outputnya telah menyentuh pada nilai nol sedangkan pada tegangan diodenya meiliki nilai sebesar 20 Volt sehingga pada proses ini mengalami proses pengisian secara constant voltage. Sedangkan pada tegangan sumbernya yang berwarna kuning memiliki nilai sebesar 20 Volt. Pada tegangan output 11,9 Volt telah diambil data arus output,tegangan diode dan tegangan sumber yang dapat dijelaskan seperti pada gambar di bawah ini. 42

Gambar 4.14 Sinyal arus output (kuning) dan sinyal tegangan dioda (biru) (skala 500µs/div,CH1 1A/div, CH2 10V/div) Gambar 4.15 Sinyal tegangan sumber (kuning) dan sinyal tegangan dioda (biru) (skala 500µs/div,CH1 10/div, CH2 10V/div) Pada saat tegangan outputnya 11,9 Volt arus pada outputnya mengalami penurunan yaitu hampir mendakati nol sedangkan pada tegangan diode memiliki nilai sebesar 20 Volt tetapi bentuk sinyalnya tidak continue sehingga pada proses ini masih mengalami proses costant voltage. Pada saat tegangan output 12,5 Volt telah diambil data hasil percobaan yang dapat di lihat pada gambar di bawah ini. 43

Gambar 4.16 Sinyal arus output (kuning) dan sinyal tegangan dioda (biru) (skala 100µs/div,CH1 10V/div, CH2 10V/div) Gambar 4.17 Sinyal tegangan sumber (kuning) dan sinyal tegangan dioda (biru) (skala 100µs/div,CH1 10V/div, CH2 10V/div) Pada saat tegangan output 12,5 Volt arus pada output memiliki nilai sebesar nol sedangkan pada tegangan pada diodanya memiliki nilai sebesar 12 Volt yang menandakan bahwa proses pengisian pada akki telah mencapai keadaan terisi penuh. Sedangkan pada tegangan sumbernya yang berwarna kuning bernilai 20 Volt. 4.3.2 Sinyal pada Arus Output dan Tegangan Output Pada saat tegangan output 10,5 Volt telah diambil data hasil percobaan yang di mana dalam bentuk sinyal seperti pada gambar di bawah ini. 44

Gambar 4.18 Sinyal arus output (kuning) dan sinyal tegangan output (biru) (skala 100µs/div,CH1 2A/div, CH2 10V/div) Gambar 4.19 Hasil pengukuran tegangan output Pada saat tegangan output nya bernilai 10 Volt arusnya masih pada keadaan constant yaitu pada nilai 2 A sehingga pada tegangan output 10 Volt ini terjadi proses pengisian secara constant current dengan melihat pada hasil sinyal yang diambil di atas. Pada tegangan output 11,7 Volt dapat diamati data hasil percobaan dalam bentuk sinyal yang dapat di lihat seperti gambar di bawah ini. 45

Gambar 4.20 Sinyal arus output (kuning) dan sinyal tegangan output (biru) (skala 100µs/div,CH1 1A/div, CH2 5V/div) Gambar 4.21 Hasil pengukuran tegangan output Pada saat tegangan output memiliki nilai sebesar 11,7 Volt arus pada output bernilai menjadi 1.5 A sehingga menandakan proses pengisian batere telah berpindah dari mode constant current ke constant voltage yaitu ditandai dengan bentuk sinyal dan nilai arus pada gambar di atas. Pada saat tegangan output 11,8 Volt telah diambil data hasil percobaan dalam bentuk sinyal yang dapat di lihat seperti gambar di bawah ini. 46

Gambar 4.22 Sinyal arus output (merah) dan sinyal tegangan output (biru) (skala 500µs/div,CH1 1A/div, CH2 5V/div) Gambar 4.23 Hasil pengukuran tegangan output Pada saat tegangan output mencapai nilai sebesar 11,8 Volt maka arus pada output pun lama- lama menjadi turun dikarenakan pada proses pengisian mode constant voltage yang dijaga kestabilannya adalah tegangannya sehingga arusnya harus diturunkan yaitu dengan ditandai dengan gambar di atas yang telah diambil. Pada tegangan output 11,9 Volt telah di dapat data hasil percobaan dalam bentuk sinyal yang dapat dijelaskan seperti gambar di bawah ini. 47

Gambar 4.24 Sinyal arus output (kuning) dan sinyal tegangan output (biru) (skala 250µs/div,CH1 1A/div, CH2 5V/div) Gambar 4.25 Hasil pengukuran tegangan output Pada saat tegangan outputnya memilki nilai sebesar 11.9 Volt arus pada outputnya hampir menyentuh nilai nol yaitu ditandai dengan pengambilan data yang ada pada gambar di atas yang menjelaskan bahwa proses pengisian hampir selesai sesuai dengan tegangan pada outputnya. Pada saat tegangan output 12.5 Volt di dapat hasil data percobaan dalam bentuk sinyal yang dapat dijelaskan seperti gambar di bawah ini. 48

Gambar 4.26 Sinyal arus output (kuning) dan sinyal tegangan output (biru) (skala 100µs/div,CH1 1A/div, CH2 10V/div) Gambar 4.27 Hasil pengukuran tegangan output Pada saat tegangan output telah mencapai nilai sebesar 12.5 Volt dan arus output nya telah juga memiliki nilai sebesar 0A menandakan bahwa proses pengisian akki telah selesai yaitu ditandai dengan arus pada output memiliki nilai 0 A yang dapat dilihat pada gambar di atas yang menandakan proses pengisian telah selasai. 49

4.4 PEMBAHASAN Setelah pengujian dilakukan secara simulasi dan realisasi alat dapat diamati bahwa desain pada alat tersebut telah bekerja secara benar sebagai pengisian batere dengan metode constant current constant voltage. Sistem pada alat ini dapat bekerja dengan cara metode constant current dan metode constant voltage. Ketika melakukan pengisian pada batere akki telah terjadi dua metode pengisian batere yaitu pada saat tegangan output sebesar 10 Volt arus masih memilki nilai sebesar 4A pada saat awal pengisian batere sampai tegangan batere mencapai 10 Volt. Sedangkan pengisian batere yang menggunakan metode constant voltage terjadi ketika tegangan output mencapai 11 Volt terjadi penurunan arus menjadi 2A sampai nilainya menjadi 0A pada saat tegangan output mencapai nilai 12,5 Volt. Oleh karena itu pada saat penentuan tegangan untuk memindahkah metode constant current ke constant voltage telah berhasil yaitu dengan menentukan tegangan pada batere (E) dengan cara tegangan keseluruhan (Vt) dikurangi dengan hasil perkalian antara arus (I) dengan hambatan dalamnya (Rd). setelah itu tegangan batere (E) jika nilainya kurang dari atau sama dengan 10 Volt maka metode yang digunakan adalah metode constant current sedangkan jika tegangan pada batere (E) lebih dari 10 Volt maka metode pengisian yang digunakan adalah metode constant voltage. Pada penentuan tegangan untuk peralihan metode pengisian tersebut dapat berjalan pada sistem yaitu ditandai dengan nilai arus pada saat tegangan output 10 Volt stabil di nilai 4A sedangkan pada saat nilai tegangan output telah mencapai nilai 11 Volt terjadi penurunan nilai pada arusnya. Peran dspic30f4012 juga berpengaruh dalam pengolahan data pada tegangan batere (E) nilainya kurang atau lebih dengan tegangan yang sudah ditentukan untuk melakukan perpindahan sampai menghasilkan sinyal pensaklaran PWM sebagai kendali Buck Chopper. 50

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem pada alat ini dapat bekerja dengan dua kondisi yaitu constant current dan constant voltage dikarenakan telah menentukan tegangan untuk melakukan perpindahan kondisi constant current ke constant voltage. Sehingga pada saat pengisian batere daya yang diberikan sesuai dengan kapasitas agar tidak merusak batere tersebut. 51