HARGA DIRI PRIA YANG MENGALAMI PENSIUN DINI ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Perkembangan Kognitif & Sosioemosi Usia Lanjut. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi.

BAB II LANDASAN TEORI

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Natasha Ghaida Husna, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

GAMBARAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI YANG TELAH MENIKAH TIGA TAHUN DAN BELUM MEMILIKI ANAK KEUMALA NURANTI ABSTRAK

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

Selamat Membaca dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hasil yang dituju. Salah satu cara untuk memenuhi semua itu adalah dengan cara

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena orangtua tunggal beberapa dekade terakhir ini marak terjadi di

BAB VII SETIAP MASALAH ADA JALAN KELUAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tri Fina Cahyani,2013

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

BAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).

PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyar

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. barang ataupun jasa, diperlukan adanya kegiatan yang memerlukan sumber daya,

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sindhi Raditya Swadiana, 2014

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk individu dan sosial. Makhluk individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

1. PE DAHULUA. Universitas Indonesia. Perbedaan Fokus..., Marchantia Andranita, FPSIUI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar, sebab seiring dengan bertambahnya usia seseorang maka

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber. daya manusia untuk pembangunan bangsa. Whiterington (1991, h.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang peranan Peradilan Agama dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti mereka. Biasanya, pasangan yang bertahan lama dalam masa

MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGADALAM LINGKARAN HIDUP KELUARGA. Oleh: As-as Setiawati

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

Karaktersitik individu memang memiliki peran terhadap produktivitas. Hal ini didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi. Terjadi pada usia kurang lebih lima

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai keinginan yang diharapkan dapat diwujudkan bersama-sama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

3. Tunjangan pensiun yang saya peroleh akan digunakan untuk. a. Modal usaha b. Tabungan c. Belum tahu. d..

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

BAB I PENDAHULUAN. wanita telah sepakat untuk melangsungkan perkawinan, itu berarti mereka

BAB V PENUTUP. menjadi tidak teratur atau terasa lebih menyakitkan. kebutuhan untuk menjadi orang tua dan menolak gaya hidup childfree dan juga

BAB I PENDAHULUAN. bekerja merupakan suatu kesempatan dimana seseorang dapat. mengembangkan dirinya, mencapai prestise, memperoleh suatu jabatan yang

PSYCHOLOGICAL WELL BEING PADA WANITA LAJANG DEWASA MADYA NASKAH PUBLIKASI

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut salah satu teori utama pemilihan pasangan, Developmental

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keduanya merupakan peran bagi pria, sementara bagi wanita akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. gambaran harga diri (self esteem) remaja yang telah melakukan seks di luar nikah

TIPS MEMBANGUN RUMAH TANGGA YANG HARMONIS DARI KANG MASRUKHAN. Tahukah anda bahwa untuk membangun sebuah Rumah Tangga yang harmonis

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan dibidang akademik. Dalam dunia mahasiswa mengalami

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara fisik maupun psikologis. Menurut BKKBN (2011 ), keluarga adalah unit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan impian setiap manusia, sebab perkawinan dapat membuat hidup

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

PEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan

PENERIMAAN DIRI ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu melakukan tugas rumah tangga. Kepala keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari

BAB I PENDAHULUAN. Membangun dan mempertahankan hubungan dengan pasangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROPOSAL PELATIHAN BERKARYA DI MASA PURNAKARYA (MANAJEMEN PERSIAPAN MENJELANG PURNABHAKTI)

BAB I PENDAHULUAN. berketetapan untuk tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Pasangan

BAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

DEWASA AKHIR (30 50 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak perkembangan dalam berbagai bidang. Hal ini terutama

Transkripsi:

HARGA DIRI PRIA YANG MENGALAMI PENSIUN DINI ABSTRAK Penulisan penelitian ini bertujuan untuk mencari jawab atas pertanyaan penelitian apa gambaran harga diri subjek yaitu pria yang mengalami pensiun dini, mengapa harga diri subjek yaitu pria yang mengalami pensiun dini tinggi atau rendah, dan bagaimana proses perkembangan harga diri subjek yaitu pria yang mengalami pensiun dini sehingga menjadi tinggi atau rendah. Data penelitian ini diperoleh dari dua subjek yang mengalami pensiun dini. Dari hasil analisis data yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa pensiun dini tidak menjadikan harga diri seseorang menjadi rendah. Kata Kunci : harga diri, pria, pensiun dini PENDAHULUAN Pensiun dini dilihat dari segi perusahaan bertujuan untuk menciptakan suatu rasio pekerja dan volume pekerja yang lebih efisien sehingga pada akhirnya tingkat kesejahteraan karyawan dapat ditingkatkan. Dalam hal pemutusan hubungan kerja seorang individu tentunya akan mengalami perubahan-perubahan akibat dari pensiun dini tersebut antara lain: tidak adanya penghasilan, hilangnya fasilitas tertentu, tiadanya jabatan dan wewenang. Saat seseorang melepaskan dan meninggalkan dunia kerja memiliki beberapa konsekuensi, diantaranya yaitu merasa tidak bahagia, tertekan, kehilangan arti hidup bahkan kehilangan harga diri. Ini semua kemungkinan akan berpengaruh terhadap harga diri individu. Harga diri manusia berfungsi seperti pondasi bangunan, seperti sebuah struktur penting yang diatasnya akan dibangun hal penting lainnya. Jika pondasi tersebut rapuh maka apapun yang dibangun diatasnya tidak akan aman. Demikian pula pada manusia, jika seseorang memiliki harga diri dan konsep diri yang rapuh maka apapun yang dia kembangkan dalam hidup ini akan didasarkan pada pondasi yang rawan. Akibatnya jika dia mengalami kegagalan dalam hidup dia akan mengatakan pada dirinya betapa tidak bergunanya dirinya yang justru akan semakin menurunkan harga dirinya. Terlebih lagi pada suami yang merupakan key person dalam keluarga atau berperan sebagai kepala keluarga yang mempunyai tanggung jawab untuk

menghidupi keluarganya. Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin meneliti tentang harga diri pria yang mengalami pensiun dini. TINJAUAN PUSTAKA Harga Diri Harga diri adalah kondisi psikologis sebagai hasil dari evaluasi atau hasil penilaian individu terhadap dirinya sendiri yang dihasilkan berupa kondisi psikologis yang positif atau negatif yang ada dalam dirinya. Ada beberapa komponen dari harga diri yaitu perasaan dimana individu merasa bahwa dirinya diterima, mampu, berharga, percaya pada kemampuan dirinya sendiri dan layak untuk memperoleh kebahagiaan. Dapat diketahui bahwa seseorang dengan harga diri yang tinggi akan cenderung mandiri, terbuka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi didalam dan diluar dirinya, dapat mengarahkan keinginannya dan senang menjadi dirinya sendiri. Sedangkan, orang yang harga dirinya rendah cenderung tidak percaya diri, meremehkan dirinya, tidak suka tantangan, dan menutup diri dengan demikian dirinya akan sangat membutuhkan orang lain untuk menjalani kehidupannya. Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga diri dilihat dari segi internal yaitu : fisik, psikologis, tingkat intelegensi, status sosial ekonomi, ras dan kebangsaan, serta urutan kelahiran, sedangkan dari segi eksternal sebagian besar berasal dari dukungan sosial. Pensiun Dini Pensiun dini adalah tidak bekerja atau berhenti bekerja lebih awal sebelum batas usia yang telah ditetapkan. Adapun terdapat jenis-jenis dari pension dini yaitu, Early Retirement (Pensiun Dini) dan Compulsory Retirement (Pensiun Tepat Waktu). 7 (tujuh) fase pensiun yang dilalui oleh orang-orang dewasa, yaitu : Fase Jauh (the remote phase), Fase Dekat (the near phase), Fase Bulan Madu (the honeymoon phase), Fase Kekecewaan (the disenchantment phase), Fase Re-Orientasi (reorientation phase), Fase Stabil (the stability phase), Fase Akhir (the termination phase).

Harga Diri Pria yang Mengalami Pensiun Dini Dalam hal pemutusan hubungan kerja seorang individu tentunya akan mengalami perubahan-perubahan akibat dari pensiun dini tersebut salah satu diantaranya adalah tidak adanya penghasilan. Dimana hal tersebut akan berpengaruh terhadap harga diri individu. Harga diri adalah kondisi psikologis sebagai hasil dari evaluasi atau hasil penilaian individu terhadap dirinya sendiri yang dihasilkan berupa kondisi psikologis yang positif atau negatif. Harga diri yang positif umumnya dianggap baik karena dapat membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan dari rasa yakin akan kemampuan diri dan rasa berguna. Harga diri yang positif juga dapat timbul sejak terjadi pencapaian kesuksesan, kepuasan terhadap aktivitas, persahabatan dan kehidupan yang romantis. Sedangkan harga diri yang negatif berasal dari kegagalan yang datang beruntun, misalnya kegagalan dalam berhubungan dengan orang lain, kegagalan dalam berkarir, dan kegagalan dalam kehidupan romantis pada umumnya dianggap buruk karena individu akan cenderung merasa bahwa dirinya tidak mampu dan tidak berharga. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi harga diri adalah: fisik, psikologis, lingkungan sosial, tingkat intelegensi, status sosial ekonomi, ras dan kebangsaan, dan urutan kelahiran. Individu yang mengalami pensiun dini karena terpaksa tentunya tidak akan merasa puas dengan pekerjaannya karena mereka dipaksa untuk pensiun dengan alasan perusahaan ingin membuat perubahan dan memaksa pekerja yang lebih tua untuk keluar dari perusahaan dan digantikan oleh pekerja yang lebih muda karena dianggap lebih produktif atau alasan lain karena masalah kesehatan yang mulai menurun, hal ini terjadi khususnya pada individu pria. Mengingat harga diri sangat penting bagi setiap orang terlebih lagi bagi suami yang merupakan key person dalam keluarga dimana berdasarkan karakteristiknya, pria berfungsi sebagai pencari nafkah dan dilihat pula dari segi finansial mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarganya namun dengan individu kehilangan penghasilan, maka ia tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarganya maka kemungkinan hal tersebut dapat mempengaruhi harga dirinya.

METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena peneliti ingin mengetahui pemahaman yang mendalam dan spesifik berkaitan dengan harga diri pria yang mengalami pensiun dini, yaitu ingin mengetahui sebab-sebab subjek yang mengalami pensiun dini mempunyai harga diri rendah atau tidak dan bagaimana proses perkembangan harga dirinya. Untuk itu diperlukan penelitian yang mendalam atau spesifik karena mungkin hal ini hanya dialami oleh subjek yang diteliti saja dan tidak berlaku bagi subjek lain. Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah seorang pria yang mengalami pensiun dini, berusia antara 35-48 tahun, sudah berkeluarga dan mempunyai istri yang masih bekerja. Jumlah subjek dalam penelitian ini peneliti mengambil 2 orang subjek dengan 2 orang significant others untuk tiap subjeknya. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang akan digunakan adalah melalui observasi dan wawancara. Penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi non partisipan, karena peneliti tidak mengambil bagian secara langsung dalam kehidupan atau keadaan subjek, peneliti hanya mengamati sesuai waktu yang telah ditentukan atau yang telah dibuat peneliti dengan kesepakatan subjek. Meskipun demikian, informasi atau data yang diperoleh tetap memenuhi kriteria atau standar yang diinginkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara dengan pedoman umum, yaitu proses wawancara yang dilengkapi dengan pedoman wawancara yang sangat umum, yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa harus menentukan urutan pertanyaan yang eksplisit Hal ini memungkinkan peneliti melakukan wawancara dengan lebih terfokus, namun tetap fleksibel. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Hasil Observasi (Subjek 1) Berdasarkan observasi ada beberapa perilaku yang menunjukkan bahwa harga diri subjek tinggi, yaitu dengan diangkat dan diikut sertakannya subjek dalam berbagai kegiatan yaitu sebagai sekertaris RW, pengurus Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM) dan juga mengikuti kegiatan olah raga bulu tangkis bersama para tetangga lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa subjek merupakan bagian dalam kelompok dan juga sikap lingkungan disekitar subjek yang terbuka dan mau menerima subjek sebagai salah satu anggotanya. Di dalam kepengurusan

DKM, subjek dan pengurus lainnya sering mengaji dan berdiskusi mengenai berbagai macam hal, hal ini menunjukkan bahwa subjek dapat diterima oleh anggota kelompoknya. Dengan subjek ditunjuk sebagai sekertaris RW dan sebagai pengurus DKM hal tersebut membuat subjek merasa masih berharga dan dihargai oleh lingkungan disekitarnya. Selain itu, subjek mampu mengerti minatnya yaitu dalam menyalurkan hobinya bermain bulu tangkis bersama para tetangga disekitar rumahnya karena dengan bermain bulu tangkis membuat subjek menjadi bahagia, hal ini menunjukkan bahwa subjek memiliki sikap terhadap haknya untuk bahagia dan juga menunjukkan sikap bahwa subjek mau membuka diri terhadap lingkungannya meskipun subjek mengalami pensiun dini. Analisis Hasil Wawancara (Subjek 1) Dari analisis hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa harga diri subjek 1 tinggi. Pensiun dini tidak menjadikan subjek untuk terus terpuruk pada keadaannya, meskipun subjek sempat down dengan keadaannya, namun hal tersebut tidak lama. Subjek berusaha untuk bangkit dari keterpurukannya dengan membuka diri dan mengikuti berbagai kegiatan seperti ke RW an, Dewan Kemakmuran Mesjid dan juga dibidang olahraga. Dengan demikian subjek menjadi bagian yang terintegrasi dalam kelompoknya. Hal ini membuktikan bahwa subjek mampu mengintegrasikan diri dengan lingkungannya dengan mengikuti berbagai kegiatan, meskipun subjek telah pensiun dini. Didalam kehidupan berumah tangga tentu bukan perkara yang mudah dalam menjalaninya, apalagi subjek mempunyai istri yang masih bekerja meskipun terdapat hambatan tetapi subjek dan istrinya dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik. Meskipun istri subjek bekerja tetapi ia tetap menghormati dan menghargai subjek sebagai suaminya dan selalu mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek. Dukungan yang selalu diberikan oleh keluarga membuat subjek merasa bahagia dan tetap merasa berharga di lingkungannya. Analisis Hasil Observasi (Subjek 2) Berdasarkan observasi ada beberapa perilaku yang menunjukkan harga diri subjek tinggi, yaitu meskipun subjek telah pensiun dini namun subjek dapat membuka usaha hand phone bersama sahabatnya. Hal ini menunjukkan bahwa subjek mengerti akan minatnya

dibidang usaha. Dengan demikian subjek tetap memiliki penghasilan meskipun tidak sebesar saat ia masih bekerja namun subjek tetap bisa memberikan nafkah kepada istrinya. Dukungan dari keluarga terutama dari istrinya pun membuat subjek terus semangat dalam merintis usahanya. Lingkungan komplek pun menerima usaha subjek dengan baik karena dengan adanya toko tersebut akan mempermudah warga meskipun hanya sekedar untuk membeli pulsa. Hal ini menunjukkan bahwa subjek masih diterima dengan baik di lingkungannya sehingga membuat subjek merasa berharga dan bahagia. dapat disimpulkan bahwa harga diri subjek 2 tinggi. Pensiun dini memang pernah membuat subjek menjadi minder dengan lingkungannya tetapi atas ajakan dari sahabatnya untuk membuka usaha bersama, subjek kembali bersemangat dalam menjalani kehidupannya. Adanya sikap positif dari para warga dengan berdirinya counter tersebut pun membuat subjek merasa bahagia. Subjek mulai menikmati pekerjaan barunya, melalui berbagai macam proses subjek tetap pada pendiriannya untuk menjalankan usahanya meskipun teman-temannya di media mengajak subjek untuk kembali bergabung. Dengan adanya counter tersebut subjek kembali memiliki penghasilan, meskipun tidak sebanding dahulu tetapi hal ini membuktikan bahwa ia tetap bertanggung jawab kepada istrinya. Istri subjek pun selalu bersyukur dengan apa yang didapat oleh subjek. Hal lain yang membuat subjek merasa bahagia adalah dengan sikap istrinya yang tetap menghormati dan menghargai subjek sebagai suaminya. Selanjutnya akan diuraikan pembahasan dalam penelitian ini, yaitu gambaran harga diri subjek pada pria yang mengalami pensiun dini, setiap orang memiliki harga diri yang berbeda-beda, tergantung bagaimana orang tersebut menilai tentang dirinya. Pada subjek yang pertama, subjek mampu untuk membangkitkan kembali rasa percaya dirinya dengan keikutsertaannya dalam organisasi RW, kepengurusan Dewan Kemakmuran Mesjid dan juga dalam olahraga bulutangkis yang diadakan 1 minggu sekali. Dengan begitu subjek memiliki rasa bahwa kehadirannya diperlukan dalam kelompok tersebut, sehingga hal tersebut dapat menghasilkan penilaian yang positif pada harga dirinya. Sedangkan pada subjek yang kedua meskipun tidak mengikuti berbagai kegiatan setelah pensiun dini, namun subjek membuka usaha counter hand phone bersama sahabatnya, atas usahanya tersebut subjek kembali memiliki penghasilan yang dapat meningkatkan harga dirinya. Kemudian tingkat harga diri pada masing-masing subjek, subjek 1, rasa minder adalah

peranan subjek sebagai pencari nafkah yang tidak dapat dipenuhi kembali karena subjek tidak memiliki penghasilan. Bahkan terkadang subjek merasa harga dirinya lebih rendah daripada istrinya. Sedangkan subjek yang kedua, subjek memiliki harga diri yang tinggi karena meskipun subjek mengalami pensiun dini subjek tetap mempunyai semangat kembali untuk tetap maju yaitu dengan membuka counter hand phone bersama sahabatnya. Hal tersebut membuat subjek tetap memiliki penghasilan meskipun tidak sebanding saat subjek masih bekerja. Dengan demikian juga membuat subjek merasa berharga. Proses perkembangan harga diri pada subjek 1 melalui tahap minder dan gagal dalam membuka usaha tidak mengurungkan minatnya dalam olahraga bulutangkis, dengan begitu subjek tetap dapat menyalurkan minatnya dibidang olahraga. Sedangkan pada subjek kedua meskipun subjek pernah juga mengalami keterpurukan yang sama dengan subjek pertama namun hal tersebut tidaklah lama karena dengan ajakan seorang sahabat subjek menemukan kembali semangatnya untuk bekerja meskipun tidak kerja kantoran. Dengan usahanya tersebut membuat subjek tetap memiliki harga diri yang tinggi karena walau bagaimanapun subjek tetap memiliki penghasilan dan hal tersebut akan memberikan penilaian yang positif terhadap dirinya. Apalagi dengan dukungan yang selalu diberikan oleh istrinya pada usaha subjek tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui mengenai harga diri pria yang mengalami pensiun dini melalui hal-hal berikut ini, yaitu : 1. Gambaran harga diri subjek yaitu pria yang mengalami pensiun dini. Pada subjek 1 dan subjek 2 masing-masing memiliki harga diri yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan mereka memiliki perasaan dimiliki (feeling of belonging) baik oleh keluarga maupun masyarakat. Peran subjek 1 dalam segi finansial tidak dapat dipenuhinya, namun ia mengerti bahwa perannya dalam hal mendidik anak-anak masih dapat dilakukannya (self efficacy belief). Hal ini terbukti dengan keberhasilan subjek dalam mendidik anaknya hingga ke bangku perguruan tinggi, ini menunjukkan bahwa subjek masih berkompeten (feeling of competence) dalam hal mendidik anak-anaknya.

Keberhasilan subjek tersebut membuat subjek respek terhadap dirinya (self respect) dan merasa berharga (feeling of worth) bahwa dirinya tetap dapat menjalankan perannya sebagai kepala keluarga. Pada subjek 2 ia tetap memilih untuk fokus kepada usahanya (self efficacy belief). Dari usaha hand phonenya tersebut ia kembali memiliki pekerjaan dan penghasilan sehingga ia tetap berkompeten (feeling of competence) dalam menjalani perannya sebagai kepala keluarga untuk memberikan nafkah kepada istrinya. Hal tersebut tentu akan memberikan penilaian yang positif terhadap diri subjek (self respect) dan membuat subjek merasa berharga (feeling of worth). 2. Harga diri subjek yaitu pria yang mengalami pensiun dini sehingga tinggi. Pada subjek 1 memiliki harga diri yang tinggi. Faktor-faktor yang menyebabkan harga diri subjek sehingga tinggi yaitu adanya kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada subjek untuk memegang jabatan sebagai sekertaris RW dan juga sebagai salah satu pengurus Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM), subjek juga dapat diterima dengan baik oleh anggota dalam kelompok olahraga bulutangkis yang diikutinya. Dengan demikian membuktikan bahwa subjek mampu mengintegrasi diri dengan baik dan dirinya terintegrasi dalam kelompoknya tersebut. Pada subjek 2 memiliki harga diri yang tinggi, hal tersebut disebabkan oleh adanya usaha yang dirintis oleh subjek. Dengan adanya usaha tersebut subjek kembali memiliki pekerjaan dan penghasilan, dengan demikian subjek tetap dapat bertanggung jawab kepada istrinya yaitu dengan memberikan nafkah kepada istrinya. Meskipun tidak sebanding dahulu, namun istri subjek tetap mendukung usaha suaminya tersebut dan tetap menghormati juga menghargai subjek sebagai suaminya. Selain itu, kesuksesan subjek dalam usahanya dan sikap lingkungan disekitar subjek yang menerima dengan baik kehadiran counter hand phone tersebut membuat subjek merasa senang dan berharga.

3. Proses perkembangan harga diri subjek yaitu pria yang mengalami pensiun dini sehingga menjadi tinggi. Proses perkembangan harga diri pada kedua subjek menjadi tinggi kembali dilalui dengan cara yang berbeda-beda. Pada subjek 1 ditandai pada tahun 1998 dimana subjek dipensiun dinikan oleh perusahaan tempat subjek bekerja. Subjek saat itu merasa terpukul, tetapi subjek berusaha untuk maju agar tetap mendapatkan penghasilan yaitu dengan cara membuka usaha bisnis hewan ternak bersama temannya, namun usahanya tersebut gagal karena subjek tertipu oleh rekannya itu. Tidak adanya penghasilan membuat subjek merasa minder dengan perannya sebagai suami dan kepala keluarga. Sedangkan proses perkembangan harga diri pada subjek 2 ditandai pada tahun 2006 akhir ketika subjek baru menjalani pernikahan selama 3 hari, saat itu subjek mendapatkan surat keputusan bahwa dirinya dipensiun dinikan. Hal tersebut membuat subjek shock, meskipun subjek telah mengetahui kemungkinan tersebut namun subjek tidak menyangka bahwa surat itu datang ketika subjek sedang merasakan kebahagiaannya. Hal tersebut membuktikan meskipun subjek sempat memiliki harga diri yang rendah namun seiring berjalannya waktu harga diri tersebut terus meningkat menjadi tinggi. Saran Dari hasil penelitian tentang harga diri pria yang mengalami pensiun dini, maka saran yang diajukan peneliti terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk individu yang mengalami pensiun dini disarankan untuk tidak merasa rendah diri, meskipun mengalami kejadian yang tidak mengenakkan namun tetap harus memiliki semangat untuk maju dan mau membuka diri dengan lingkungan untuk mengikuti berbagai macam kegiatan yang positif. 2. Untuk keluarga dan lingkungan disarankan untuk tetap memberikan semangat kepada individu dalam keadaan down, tetap menerima individu dengan terbuka dan selalu mendukung kegiatan yang diikuti oleh individu. 3. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti aspek lainnya dari pria yang mengalami pensiun dini, mengembangkan penelitian lain mengenai pensiun dini, dan

lebih mengembangkan variabel penelitian, seperti konsep diri pria yang mengalami pensiun dini atau faktor kepribadian yang mantap dan mandiri pada pria yang mengalami pensiun dini.