BAB IV BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN DAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL MAX WEBER. Pada bab dua ini akan membahas mengenai teori sosiologi yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki keindahan alam yang

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan sosial yan cepat

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut. sebagai masa-masa penuh tantangan.

PENGARUH INTENSITAS KOMUNIKASI ANAK DENGAN ORANG TUA TERHADAP REGULASI DIRI SISWI KELAS VIII MTS RAUDLATUL ULUM PUTRI GONDANGLEGI MALANG

PERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB II TINDAKAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL. paradigma yang ada yakni Fakta Sosial (Emile Durkheim) dan Perilaku

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Salah satu tugas perkembangan siswa yaitu mencapai hubungan baru dan yang

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB II. Tindakan Sosial Max Weber dan Relevansinya dalam Memahami Perilaku. Peziarah di Makam Syekh Maulana Ishak

III. METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS POLA PENDIDIKAN KEAGAMAAN ANAK DI KELUARGA RIFA IYAH DESA PAESAN KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PERILAKU AGRESI SISWA KELAS X TEKNIK OTOMOTIF DI SMK TAMAN SISWA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan awalnya dianggap sebagai kemampuan general manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang merupakan

Contoh Kasus Regresi sederhana

BAB 1V ANALISIS DATA. A. Pengaruh Regresi tentang Individu Bergelar Haji terhadap Interaksi. dikonsultasikan dengan r tabel dengan jumlah responden 96

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. Statistik (BPS) Republik Indonesia melaporkan bahwa Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. siswa, serta memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

I. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN DAN PERILAKU SOSIAL REMAJA

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA Nilai Sosial tentang Kebersihan dan Sampah. Dalam sosiologi nilai adalah prinsip-prinsip, patokan-patokan, anggapan,

Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat. Persepsi Pengunjung Presentase (%) Tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN IPS SMA PGRI 2 KAYEN TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I. Pendahuluan. Nasional pada Bab II menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pemasaran merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh pemasar dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

BAB V PENUTUP. yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut meliputi

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara logis anak memiliki dua nilai fungsi, yakni fungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja pun kehidupan untuk berkumpul bersama teman-teman tidak lepas

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

Lampiran 1. Data Penunjang dan Kuesioner Self Esteem dan Jealousy. Frekuensi bertemu dengan pasangan : Sering ( setiap hari )

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III KONDISI MEMBOLOS SEKOLAH SISWA SMK JURNALISTIK LEBAK WANGI

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB VI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN EKOWISATA

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencari pekerjaan. Alasan pelarangan yang dikemukakanpun sangat tidak rasional,

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketinggian 13 meter di atas permukaan tanah. Luas wilayah Kecamatan. Panceng adalah 6.259,10 ha yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I Tinjauan Umum Etika

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

BAB II KERANGKA TEORITIK. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan paradigma definisi sosial sebagai

BAB 8 HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGUNJUNG DENGAN PERILAKU PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR. Perilaku Pengunjun g

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FEB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. rekreasi, pelancongan, turisme. Pariwisata bukanlah suatu hal yang baru, karena

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berorientasi pada pengembangan, pembelajaran dan pengajaran al-qur an,

BAB I PENDAHULUAN. individu. Interaksi yang utama dan paling sering terjadi adalah interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Hidup Hedonis. Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan masa yang banyak mengalami perubahan dalam status emosinya,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi. organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam

Transkripsi:

BAB IV BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN DAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK A. Analisis Statistik 1. Product Moment Rumus Product Moment ini digunakan oleh peneliti untuk mencoba mencari kolerasi antara dua variabel (Independen dan Dependen) yang diduga ada hubungan yang logis. Berikut ini rumusan Product Moment yang digunakan oleh peneliti, sebagai berikut : 83

84 Uji signifikasi : = 0,132 : 0,207 Hο = Di terima, Ha = Di tolak Kesimpulan : Maka dapat disimpulkan dari tabel di atas bahwa Perkembangan Tempat Wisata Pantai Dalegan tidak berpengaruh terhadap Perilaku Sosial Remaja di Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik berpengaruh secara signifikansi. 2. Regresi Rumus Regresi ini digunakan oleh peneliti untuk mencari berapa persen sumbangan variael Independen kepada variabel Dependen dalam satu keterangan penelitian, sebagai berikut :

85 a. Hitung

86 Fungsi Y: b. Koefisien Determinasi c. Mencari Standart Error atau 1,7%

87 ( ) ( ) Uji Signifikasi Estimator Untuk

88 9,476 : 1,98 H o = Diterima H 1 = Ditolak Untuk = 1,29 1,98 H o = Diterima H 1 = Ditolak Kesimpulan : a. Y = 17,37 + 0,10 X b. Variabel X tentang Berkembangnya Tempat Wisata Pantai Dalegan menyumbang 1,7% terhadap Variabel Y yaitu Perilaku Sosial Remaja c. Jadi berkembangnya tempat wisata pantai Dalegan menyumbang 1,7% terhadap Perilaku sosial remaja di Desa Dalegan Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik

89 B. Analisi Deskriptif Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh berkembangnya tempat wisata terhadap perilaku sosial remaja. Dari hasil uji hipotesi, dapat disimpilkan bahwa pengaruh berkembangnya tempat wisata terhadap perilaku sosial remaja ternyata tidak berpengaruh secara signifikasn. Hal ini,disebabkan berkembangnya tempat wisata hanya menyumbang 1% terhadap perilaku sosial remaja dengan diperkuat oleh hasil statistik deskriptif sebagai berikut : Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Jawaban Angket No. Pertanyaan 1 Apakah tempat wisata ini menjadi jujukan pertama tempat rekreasi anda? 2 Apakah pantai ini dapat anda jadikan referensi rekreasi orang lain? 3 Apakah tempat wisata pantai ini selalu ramai pengunjung? 4 Apakah tempat wisata ini menarik untuk dikunjungi? 5 Pernahkah anda mengajukan tempat wisatai ini sebagai pilihan tempat rekreasi orang lain? 6 Apakah tempat wisata ini tempat yang cocok untuk dijadikan tempat rekreasi 7 Apakah tempat wisata ini layak untuk dikunjungi? 8 Apakah tempat wisata ini memiliki pemandangan yang Iya (Pernah) Jawaban Angket dalam Prosentase (%) Tidak Kadangkadang (Tidak Pernah) 39,36% 24,46% 36,17% 0% 45,74% 13,82% 40,42% 0% 47,87% 8,51% 43,61% 0% 52,12% 5,31% 42,55% 0% 48,93% 27,65% 23,40% 0% 62,76% 9,57% 32,97% 0% 63,82% 2,12% 34,04% 0% 52,12% 5,31% 42,55% 0% Tidak Dijawab (Kosong)

90 indah? 9 Apakah gazebo yang ada di tempat wisata membuat anda semakin nyaman berada di tempat wisata? 10 Adakah fasilitas tempat wisata yang perlu dilengkapi? 11 Apakah anda ke sini dengan teman-teman anda? 12 Apakah anda ke tempat wisata karena untuk menikmati Wi-Fi yang ada? 13 Apakah anda ke tempat wisata selalu dengan pasangan anda? 14 Pernahkah anda melihat pasangan remaja bermesraan ditempat wisata? 15 Apakah tempat wisata ini tempat yang nyaman untuk berpacaran? 16 Pernahkah anda melihat petugas menegur pasangan yang bermesraan di tempat wisata? 17 Pernahkah anda ditegur petugas ketika anda sedang bermesraan? 18 Pernahkah anda merasa takut pada saat bermesraan di tempat wisata? 19 Apakah anda mengetahui aturan yang ada di tempat wisata ini? 20 Pernahkah anda melanggar aturan-aturan yang ada di tempat wisata ini? 47,87% 15,95% 36,17% 0% 70,21% 14,89% 14,89% 0% 69,14% 6,38% 24,46% 0% 12,76% 72,34% 14,89% 0% 31,91% 36,17% 31,91% 0% 62,76% 13,82% 23,40% 0% 29,78% 26,59% 43,61% 0% 14,89% 58,51% 23,40% 0% 7,44% 82,97% 9,57% 0% 31,91% 41,48% 26,59% 0% 46,80% 41,48% 11,70% 0% 12,76% 67,02% 20,21% 0% Dari 94 koresponden yang peneliti teliti, diperoleh beberapa pernyataan dalam angket yang dapat mendukung hasil tersebut adalah 82,97% para remaja tidak pernah ditegur oleh petugas saat sedang berada ditempat wisata. Kemudian para remaja tersebut merasa bahwa fasilitas

91 yang ada di tempat wisata masih perlu di tambah lagi. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil tabel analisa deskriptif menyatakan 70,21% bahwa para remaja merasa fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola tempat wisata masih kurang bisa memenuhi kebutuhan pengunjung. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu petugas tempat wisata bahwa pihak pengelola memang sengaja tidak merencanakan dalam pembangunan dan pengembangan tempat wisata karena dikhawatirkan jika tempat wisata ini sudah menjadi tempat wisata yang dikenal di dunia internasional maka tempat wisata ini akan diambil alih oleh pihak Kabupaten. Walaupun di tempat wisata telah ditambah fasilitas berupa WiFi tapi para remaja masih banyak yang tidak memanfaatkan fasilitas tersebut. Sesuai dengan tabel analisa hasil deskriptif dengan prosentase sebesar 72,34% para remaja datang ke tempat wisata bukan dikarenakan untuk menikmati Wifi yang telah disediakan oleh pihak pengelola tempat wisata. Dari 94 koresponden, sebanyak 65 remaja datang ke tempat wisata bersama dengan teman-temannya. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil tabel analisa deskriptif tersebut menyatakan 69,14% bahwa para remaja selalu datang ke tempat Wisata Pantai Dalegan dengan teman-temannya. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh remaja yang bernama VN memanfaatkan tempat wisata sebagai background dalam pemotretannya. Para remaja tersebut menyataka bahwa tempat wisata ini memang layak untuk dikunjungi, dalam tabel analisa deskriptif menyatakan sebesar

92 63,82% memilih jawaban iya pada soal kelayakan tempat wisata ini untuk dikunjungi. Namun pada saat peneliti menyinggung tentang remaja yang berpacaran ditempat wisata, para remaja menjawab bahwa mereka pernah melihat pasangan remaja berpacaran ditempat wisata dan hal ini dapat dibuktikan dengan tabel analisa deskriptif dengan prosentase 62,76%. Para remaja tersebut juga setuju soal tempat Wisata Pantai Dalegan cocok dijadikan tempat buat rekreasi, seperti hasil prosentase pada tabel analisa deskriptif 62,76%. Sebagaimana yang pernah di katakan oleh salah satu anggota Karang taruna Desa Dalegan bahwa memang banyak para remaja yang memanfaatkan tempat wisata ini sebagai tempat berpacaran dan untuk mencegah perbuatan itu sangat sulit karena memang itu adalah tempat wisata dimana seseorang memiliki tujuan tersendiri dalam mengunjungi tempat wisata. Sedangkan soal para remaja yang datang dengan pacarnya dalam tabel analisa deskriptif hanya prosentase 31,91% yang menjawab bahwa mereka selalu dengan pasangannya pada saat datang ke tempat wisata. C. Analisis Secara Teoretis Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah analisis dari hasil analisa deskriptif, ditambah dengan mencari informasi yang telah didapatkan dari indept interview peneliti memperoleh beberapa temuan seperi yang telah

93 disebutkan pada pemaparan hasil penelitian diatas dengan direlevansikan dengan teori tindakan sosial Max Weber. Penelitian ini menggunakan teori tindakan sosial Max Weber untuk menganalisis tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para remaja yang berada di tempat Wisata Pantai Dalegan. Manusia melakukan sesuatu karena alasan sesuatu kemudian manusia memutuskan untuk melakukan itu untuk mencapai apa yang mereka kehendaki lalu memilih tindakan. Para pengunjung secara tidak langsung akan melakukan interaksi dengan pengunjung lain yang berada di tempat wisata itu juga. Hal itu akan memunculkan berbagai tindakan. Tempat wisata memang tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi oleh para remaja. Tindakan yang dilakukan oleh seorang remaja tertentu yang kita anggap sebagai suatu tindakan yang tidak masuk akal. Pikiran kita hanya terpatok pada pemikiran kita sendiri sehingga hanya mengacu pada pemikiran kita sendiri dan tidak jarang juga yang berpemikiran diluar pemikirannya. Padahal bisa jadi seseorang yang melakukan tindakan tersebut memiliki alasan tersendiri yang menurutnya itu adalah tindakan yang wajar atau memang seharusnya dilakukan. Teori tindakan sosial ini, seperti yang sudah dijelaskan pada kerangka teoretik, bahwa teori ini menjelaskan tindakan yang bersifat membatin atau bersifat subyektif yang mungkin terjadi karena pengaruh

94 positif dari situasi tertentu atau merupakaan tindakan perulangan dengan sengaja sebagai akibat dari pengaruh situasi yang serupa. Teori ini dimaksudkan untuk menafsirkan tindakan-tindakan para remaja yang berada di tempat wisata, baik itu tindakan yang dianggap melanggar norma atau adat istiadat masyarakat maupun sebaliknya. Berbagai tindakan tersebut dilakukan demi mencapai tujuan tertentu dan belum tentu tindakan yang dilakukan itu memiliki tujuan yang sama dengan apa yang kita pikirkan. Tempat wisata yang memiliki daya tarik tertentu bagi remaja, maka para remaja tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan seringkali mereka bertindak tanpa memikirkan aturan-aturan yang diberlakukan di tempat wisata tersebut, karena masa remaja adalah masa pencarian jati diri seseorang. Untuk dapat mengetahui motif-motif subyektif atas tindakan mereka maka peneliti menggunakan teori tindakan sosial Max Weber ini. Dalam teori tindakan sosial Max Weber ada empat tipe tindakan yaitu tindakan tindakan rasional instrumental, taindakan yang berorientasi nilai, tindakan tradisional dan tindakan afektif/tindakan yang dipengaruhi oleh emosi. Dalam penelitian ini perilaku yang ada di tempat wisata hanya ada tiga tipe tindakan yaitu : 1. Tindakan Rasional Instrumental

95 Bentuk perilaku sosial pada dasarnya merupakan karakter kepribadian yang dapat diamati ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain maupun dengan lingkungannya. Tipe tindakan ini dimana suatu tindakan sosial yang dilakukan oleh seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. Jika melihat tempat Wisata Pantai Dalegan ternyata keberadaannya menjadi sarana terhadap penciptaan perilaku sosial kepada pengunjungnya. Tempat wisata Pantai Dalegan adalah salah satu wisata di Gresik yang banyak dikunjungi masyarakat khususnya remaja. pantai ini salah satu wisata yang digemari oleh masyarakat meskipun tempatnya jauh dari Kabupaten dan akses yang masih minim. Dalam mengunjungi Wisata Pantai Dalegan ini tentu setiap pengunjung memiliki tujuan masing-masing tetapi bagaimana kemudian tujuan ini berdasarkan atas alasan serta cara yang rasional. Ada beberapa remaja yang memanfaatkan taman benar-benar sesuai dengan apa yang menjadi tujuannya dan wisata ini menyediakan sarana untuk pencapaiannya. Ombak yang tidak terlalu besar, fasilitas gazebo, banyaknya bangunan yang indah serta adanya dermaga yang menjorok ke laut menjadikan tempat Wisata ini bagi fotografer VN pemakaian tempat

96 wisata sebagai konsep gambarnya dapat memberikan hasil yang maksimal. Jadi VN memiliki tujuan untuk mendapatkan hasil foto yang maksimal baginya dia memilih tempat wisata itu sebagai tempat pemotretan. VN memiliki kesadaran dalam menentukan pilihan tindakannya sebelum tindakan tersebut dilakukan. Tindakan yang didasarkan pada rasional selanjutnya yaitu dilakukan oleh DS dan teman-temannya. Mereka ingin beristirahat serta mendapatkan tempat yang sejuk dan minuman yang segar agar rasa capek yang dirasakan bisa hilang dan hal itu mereka dapatkan ketika mereka berkunjung ke tempat Wisata Pantai Dalegan. Selanjutnya tindakan yang dilakukan oleh ZN bersama dengan AB memiliki tujuan untuk menikmati WiFi yang disediakan di tempat wisata. Mereka memiliki tujuan yang ingin dicapainya saat berada di tempat wisata dan hal itu dapat mereka dapatkan sehingga hal itu mejadi tindakan yang berulang-ulang. Sebagai remaja, AN memiliki kebiasaan mengahbiskan waktu bersama teman-temannya di tempat wisata untuk sekedar bersantai, berbincang, foto-foto serta menikmati suasana pantai yang sejuk. Mereka juga mempertimbangkan soal tiket yang murah dan jarak tempuh yang dekat sehingga mereka memilih tempat Wisata Pantai Dalegan sebagai tempat untuk mencapai tujuan bersama temantemannya.

97 2. Tindakan rasional yang berorientasi nilai Tindakan rasional nilai memiliki sifat bahwa alat-alat yang ada hanya merupakan obyek pertimbangan dan perhitungan yang sadar, tujuan-tujuannya sudah ada dalam hubungaanya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut. Individu beranggapan bahwa yang paling penting tindakan itu termasuk dalam kriteria baik dan benar menurut ukuran dan penilaian masyarakat, tujuan yang hendak dipakai tidak terlalu dipentingkan oleh individu. RA yang dikarenakan berada di pondok pesantren sejak dia masih SD, maka nilai-nilai agama sangat dia agungkan dalam melakukan tindakan. Dia akan melakukan tindakan yang menurutnya baik dan benar menurut agama. RA lebih memilih untuk berkunjung ke tempat wisata bersama dengan keluarganya daripada bersama teman-teman apalagi pacar. Menurutnya pacaran adalah sesuatu yang dilarang oleh agama sehingga dia tidak punya pacar serta pergaulan teman-teman rumahnya yang dinilai sudah keluar dari aturan-aturan agama. Dia lebih mengutamakan nilai-nilai agama yang di dapatkan dan dipelajari sejak dia masih SD. Lingkungan pondok pesantren yang memang merupakan lingkungan yang agamis mampu membuat RA bertindak sesuai dengan ajaran agamanya serta mengabaikan kesenangan yang menurut remaja lain adalah hal yang wajar. 3. Tindakan Afektif atau Perilaku yang Berorientasi Emosi

98 Tindakan atau perilaku ini bukanlah didasari atas tradisi yang harus dituruti, bukan juga karena nilai yang ada yang menyebabkan dia harus dilaksanakan, serta bukan juga karena alasan yang masuk akal maka ia sengaja untuk melakukannya tetapi seseorang bisa disebut melakukan tindakan sosial afektif atau perilaku yang berorientasi emosi yaitu saat dia melakukan tindakan yang didominasi oleh perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan yang sadar. Tindakan ini bersifat spontan, tidak rasional dan merupakan sebuah ekspresi emosional dari individu. Remaja yang pada usianya masih terbilang labil dalam proses pencarian identitas diri lebih cenderung terhadap pelaksanaan tindakan yang bersumber dari perasaannya (afektif) terlebih jika adanya fasilitas dan suasana yang mendukung untuk bertindak ke arah sana. Ketika berkunjung ke Wisata Pantai Dalegan tentu masingmasing orang memiliki tujuan serta cara yang berbeda dalam menyalurkan segala perasaannya melalui berbagai macam bentuk perilaku. Seperti yang dilakukan oleh MN bersama kekasihnya untuk berpacaran di tempat wisata sampai mereka melakukan tindakan seperti rangkulan, pegangan tangan dan seperti yang diungkapkan bisa melakukan yang lebih dari itu, dengan istilah bebas berekspresi. Tempat yang sejuk, gazebo yang ada serta pengunjung yang tidak terlalu ramai menambah suasana yang mampu mendukung untuk bersifat berdasarkan perasaannya.

99 Keberadaan tempat wisata lebih dimanfaatkan remaja pada saat sedikit pengunjung untuk memadu kasih bersama pasangannya kalaupun ada perilaku lain yang dilakukan oleh para remaja. Seperti yang diungkapkan oleh FR bahwa dia memanfaatkan tempat wisata untuk melakukan hal yang romantis dengan menikmati suasana pantai. FR mengaku kalau yang dia lakukan bersama pasangannya seperti pasangan lain yang lagi berpacaran. Menurutnya kalau pacaran minimal tidak berpegangan tangan itu jadi seperti pacaran yang aneh. Pacaran yang sedemikian memang sudah bukan hal yang tabu lagi bagi remaja saat ini. Kontak fisik yang dilakukan adalah untuk menunjukkanbahwa mereka sedang berpacaran dan menunjukkan rasa kasih sayang dengan melakukan kontak fisik. Suasana pantai yang sejuk salah satu alat pendukung para remaja yang berkunjung ke tempat wisata menjadikan suasana romantis yang mampu mendukung para remaja bertindak berdasarkan perasaannya (afektif). Tindakan yang dilakukan kebanyakan remaja ini dilandaskan oleh kesadaran penuh mengenai perilaku yang sifatnya memberikan arti dan pengaruh terhadap pengunjung lain namun semuanya tidak menjadi pertimbangan bagi mereka untuk tidak melakukannya karena semua tindakan ini didasari oleh ikatan yang

100 bersifat afektif, dimana remaja menginginkan kesenangan yang berasal dari perasaannya. Berbicara mengenai perilaku afektif di tempat wisata maka banyak hal yang dapat kita temukan yang semuanya tidak terlepas dari perilaku menyimpang, perilaku yang semestinya tidak boleh dilakukan di tempat umum. Namun fakta yang ada para remaja tersebut seakan menjadikan Wisata Pantai Dalegan sebagai tempat favorit untuk bertindak sesuai dengan apa yang dikehendaki. Sebagian para remaja memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang masih terbilang baru seperti gazebo dan Wifi sebagai alasan berkunjung mereka dan hal itu bagi sebagain remaja mampu merubah perilaku sosialnya. Walaupun tidak semua perilaku remaja tersebut dikarenakan fasilitas tempat wisata yang demikian. Faktanya mereka bertindak sesuai dengan apa yang mereka inginkan tidak peduli bahwa tempat wisata merupakan tempat umum.