PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI BASIC LEARNING DI SMP NEGERI 17 SURABAYA. Oleh: VINA NUR INDAH SARI NIM:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan upaya cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan upaya ilmiah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian belajar dalam kehidupan sehari-hari seringkali diartikan yang kurang

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. mendukung lancarnya proses belajar mengajar disekolah. Seperti yang dikemukakan Norris

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

SKRIPSI OLEH: NI KADEK NOVIA SANTI NIM:

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN GERAK TARI BERDASAR POLA LANTAI DENGAN METODE DISCOVERY. Erlin Sofiyanti

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal pada kehidupan

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN (RPP) II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

Vol. 4, No. 1, Maret 2017 ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nur Syarifah, 2013

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Hasil observasi dan Kondisi Real Pembelajaran Matematika di SD Negeri 2 Metro Pusat.

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan.

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII-8 SMP NEGERI 29 MEDAN

KOMPARASI HASIL BELAJAR KIMIA ANTARA SISWA YANG DIBERI METODE DRILL DENGAN RESITASI

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEEFEKTIFAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BENTUK PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 GRUJUGAN BONDOWOSO

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk dapat menyesuaikan diri ialah teknologi pendidikan

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA PADA SISWA KELAS V SDN NO 34/1 TERATAI.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

PROSIDING ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO

Margunani 1 Siti Fatimah 2

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SD NEGERI 12 KONDA PADA MATERI GEJALA ALAM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik yang akan mendatang. 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DIDUKUNG MEDIA KONKRIT TERHADAP KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN PADA

BAB I LATAR BELAKANG

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDK Terpencil Punsung Beau Berbantuan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kumpulan elemen atau komponen yang saling terkait

Arnasari Medekawati Hadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Bima

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

Transkripsi:

PEMBELAJARAN SENI TARI MELALUI BASIC LEARNING DI SMP NEGERI 17 SURABAYA Oleh: VINA NUR INDAH SARI NIM:072134017 Dosen pembimbing Dra. Noordiana, M.Sn Abstrak Suatu hal yang mendorong ketertarikan peneliti berkaitan dengan pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di SMP Negeri 17 Surabaya adalah masalah pendekatan yang digunakan. Guru Seni Budaya di SMP Negeri 17 Surabaya dalam melaksanakan pembelajaran seni tari dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Based Learning. Pendekatan pembelajaran Based Learning yakni, segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan murid dengan sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dalam segala kegiatan belajar yang bertalian. Dengan latar belakang fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Based Learning. Apa keunggulan dan bagaimana dampak atau hasil pembelajaran dengan pendekatan Based Learning tersebut terhadap siswa? Materi yang disajikan dalam bahan ajar yang telah terealisasi yaitu mencari gerak tari bali pendet sebagai bahan ajar untuk disampaikan di kelas 8E. Untuk penilaian hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap ketrampilan siswa dalam membuat suatu benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Hasil kerja dapat berupa membuat pola lantai tari bali pendet secara individu, dan untuk memperoleh penilaian penilaian hasil kerja yang handal biasanya digunakan portofolio kerja siswa semakin banyak hasil kerja yang dinilai untuk masing-masing kompetensi maka kesimpulan yang dihasilkan akan semakin handal. Penelitian hasil kerja yang obyektif adalah penilaian yang tidak dipengaruhi oleh jenis dan bentuk hasil kerja siswa, serta tidak di pengaruhi oleh guru yang menilai. Adapun dari dampak yang dihasilkan suatu pembelajaran seni tari di SMP Negeri 17 Surabaya, ada hasilnya dari siswa-siswi tersebut mereka bisa mandiri dan mampu mengerjakan tugas apa yang diberikan kepada pendidik. Hasil belajar dibuat mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai, dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil belajar dan disusun berdasarkan kisi-kisi penulisan butir soal lengkap dengan kunci jawabannya serta lembar observasi penilaian psikomotor kinerja siswa. Setiap siswa dikatakan tuntas belajar, jika proporsi jawaban benar siswa > 65% dan sutu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat > 85% siswa yang telah tuntas belajar. Kata kunci: Based Learning, pelaksanaan pembelajaran 77

1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan berbangsa, pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Pada dasarnya pendidikan berperan sebagai penanggung jawab segala tantangan dengan segala usaha dan perbaikan. Pendidikan di Indonesia mengalami persoalan antara lain yang menonjol saat ini adalah mengenai mutu pendidikan yang dirasakan masih kurang, mengingat negara ini begitu luas dengan banyak penduduk yang membutuhkan pendidikan. Apabila dibandingkan dengan negara lain mutu pendidikan di Indonesia masih jauh dari memadai. Banyak faktor yang menyebabkan mutu pendidikan kita masih kurang tinggi, antara lain belum semuanya professional dalam bidangnya serta minat siswa dalam belajar, proses pembelajaran kurang bermutu dan pendidikan yang belum mencukupi. Pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa yang akan dating. Proses belajar mengajar merupakan inti proses pendidikan formal di sekolah, serta di dalamnya terjadi interaksi antara guru, siswa dan materi. Salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam menyiapkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya adalah mata pelajaran Seni Budaya. Melalui pembelajaran seni budaya diharapkan dapat membentuk kepribadian atau sikap mental peserta didik menuju manusia berkarakter sebagaimana yang dicita-citakan seluruh bangsa Indonesia. Salah satu sekolah yang menarik perhatian peneliti adalah SMP Negeri 17 Surabaya. Sekolah ini berada di wilayah Surabaya Selatan bagian timur. Pembelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 17 Surabaya diterapkan mulai di kelas 7 sampai kelas 9, yang mencakup beberapa cabang seni yaitu: seni rupa, seni tari, seni musik, dan seni teater. Dalam pelaksanaan pembelajaran, masing-masing cabang seni tersebut tentu saja menggunakan pendekatan yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat terjadi, karena dipengaruhi oleh karakteristik dari masing-masing cabang seni yang bersangkutan. Salah satu contoh misalnya adalah seni tari. Seni tari lahir karena dorongan dari dalam diri manusia, yang disalurkan melalui gerak. Gerak tubuh merupakan materi baku dari tari, maka secara spesifik dan karakteristik seni tari lebih mengandalkan pada ketrampilan teknik gerak tubuh. Dengan demikian sebuat tarian dapat dilakukan oleh setiap orang, namun ada pula tarian yang membutuhkan keahlian secara khusus sehingga hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu yang memiliki keahlian khusus pula. 78

Suatu hal yang mendorong ketertarikan peneliti berkaitan dengan pembelajaran seni tari yang dilaksanakan di SMP Negeri 17 Surabaya adalah masalah pendekatan yang digunakan. Guru Seni Budaya di SMP Negeri 17 Surabaya dalam melaksanakan pembelajaran seni tari dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Based Learning. Pendekatan pembelajaran Based Learning yakni, segala bentuk belajar yang langsung menghadapkan murid dengan sejumlah sumber belajar secara individual atau kelompok dalam segala kegiatan belajar yang bertalian. Jadi bukan dengan cara yang konvensional dimana guru menyampaikan bahan pelajaran pada murid, tetapi setiap komponen yang dapat memberikan informasi seperti perpustakaan, laboratorium, kebun, dan semacamnya merupakan sumber belajar Sagala Syaiful (2010:65). Mengenai pendekatan pembelajaran Based Learning, sebenarnya merupakan suatu pengetahuan yang baru bagi peneliti, dan sepengetahuan peneliti juga belum pernah dilaksanakan di sekolah manapun. Menurut Lilik Widiyani (Guru Seni Budaya Di SMP Negeri 17 Surabaya), bahwa pendekatan pembelajaran Based Learning khususnya diterapkan dalam pembelajaran seni tari di SMP Negeri 17 Surabaya juga baru mulai diterapkan pada semester gasal tahun ajaran 2011/2012 ini (Lilik Widiyani, 14 januari 2011). Dengan latar belakang fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai apa dan bagaimana sebenarnya pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Based Learning. Apa keunggulan dan bagaimana dampak atau hasil pembelajaran dengan pendekatan Based Learning tersebut terhadap siswa? Untuk mengetahui secara operasional bagaimana sebenarnya pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan Based Learning sebagaimana yang dilaksanakan di SMP Negeri 17 Surabaya, maka perlu dilakukan pengkajian secara mendalam. Adapun pengkajian akan difokuskan pada tata cara pelaksanaan, hasil, dan kendala-kendala apa yang dialami oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran seni tari dengan menggunakan pendekatan Based Learning. Adapun yang akan dipilih sebagai obyek penelitian adalah pelaksanaan pembelajaran seni tari khususnya di kelas 8E. Hal tersebut dengan pertimbangan bahwa Lilik Widiyanti sebagai model pembelajaran atau guru yang melaksanakan pembelajaran Based Learning tersebut merupakan guru wali kelas di kelas 8E, sehingga diharapkan agar pelaksanaan penelitian dapat lebih efektif dan efisien. Berdasarkan hal tersebut maka laporan penelitian yang disusun dalam bentuk skripsi ini mengangkat judul Pelaksanaan Pembelajaran Seni Tari Melalui Pendekatan Based Learning di SMP Negeri 17 Surabaya. 79

II. PEMBAHASAN 2.1 Pelaksanaan Pembelajaran Seni Tari Melalui Based Learning di SMP Negeri 17 Surabaya. Pembelajaran yaitu proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu kondisi yang diciptakan agar terjadi perubahan tingkah laku. Suatu perubahan yang terjadi secara sadar apabila orang yang belajar menyadari terjadi perubahan dalam dirinya, seperti merasa bertambah pengetahuan, kecakapan, ketrampilan dan sebagainya. Dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya/Seni Tari di SMP Negeri 17 Surabaya bertujuan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan estetik terhadap Seni Budaya lokal dan global serta kemampuan inovatif, kreatif dalam berkarya Seni Budaya. Penilitian ini hanya mengambil seni tari, dalam pembelajaran Seni Budaya dimana siswa dapat menunjukkan aktivitas, kreativitas dan inovatif yang disampaikan oleh guru. Disini peranan guru tidak akan menjelaskan tetapi begitu masuk kelas memberikan soal-soal kepada siswa. Pembelajaran Seni Budaya/ Seni Tari apresiasi dan kreasi mencakup jadi satu mata pelajaran Seni Budaya/ Seni Tari, karena hanya membutuhkan kurun waktu 90 menit dalam mata pelajaran Seni Tari. Hal tersebut dirasa cukup bagi siswa untuk memberikan soal-soal setiap kali pertemuan dan kegiatan praktek yang diajarkan. Kegiatan praktek guru tari menjelaskan tentang tari bali, dan diterapkan pada siswa sesuai dengan kemampuan kreativitas dan guru memberikan tugas kepada siswa untuk pembuatan laporan atau makalah. Dalam pembelajaran Seni Budaya/Seni Tari khususnya kelas 8E dilakukan pada hari senin, selasa, rabu jam pertama sampai jam terakhir pada mata pelajaran Seni Budaya tersebut. Berikut ini ada beberapa pelaksanaan pembelajaran antara lain: 2.1.1 Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran di atas dirumuskan dan dituangkan dalam perangkat pembelajaran berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Seni Budaya mata pelajaran seni tari. Penyampaian tujuan pembelajaran di laksanakan oleh guru mata pelajaran seni tari pada awalnya pengenalan dalam penyampaian materi dan praktek. Tujuan yang disampaikan merupakan tujuan yang tertulis dalam kompetensi dasar yang dirumuskan dalam perangkat pembelajaran. Silabus tersebut menjelaskan bahwa kelas VIII pada semester 2 Standart kompetensi yang diharapkan ialah mengapresiasi karya seni tari dan mengekspresikan diri melalui karya seni tari. Sedangkan tujuan pembelajaran dirumuskan pada setiap sub bab 80

materi yang akan disampaikan sesuai dengan kompetensi dasar dan standart kompetensi. Materi dasar pada awal semester ganjil yaitu membuat pola lantai dan menghafalkan tari bali. Standart kompetensi yang ditetapkan yaitu mengapresiasikan karya seni tari, Kompetensi Dasar yang diharapkan ialah: 1) Mengidentifikasi jenis karya seni tari nusantara, 2) Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan seni tari nusantara. Tujuan pembelajaran yang diharapkan setelah proses belajar adalah 1) Siswa mampu mengidentifikasi fungsi tari nusantara, 2) Siswa mampu mengidentifikasi iringan, tata rias, dan tata busana, 3) Siswa mampu mengungkapkan kesan dalam bentuk lisan dan tertulis terhadap karya tari nusantara khusunya tari bali, dengan demikian siswa-siswi harus bisa menguasai materi praktek yang diberikan guru. Pada materi praktek Seni Tari di SMP NEGERI 17 Surabaya, guru tidak memberikan pakem-pakem tari melainkan siswa-siswinya disuruh latihan menari secara individu dan kelompok melihat di audio visual. Standart Kompetensi yang ditetapkan adalah mengekspresikan karya seni tari. Kompetensi Dasar yang diharapkan ialah 1) Mengeksplorasi gerak tari kreasi berdasarkan tari nusantara, 2)Menciptakan tari kreasi berdasarkan tari nusantara, 3) Menyiapkan pertunjukan tari di sekolah, 4) Menggelar pertunjukan tari di sekolah. Tujuan pembelajaran yang diharapkan setelah proses belajar siswa mampu 1) Mengekspresikan gerak tari nusantara dengan gerakan sendiri, 2) Mencari bentuk komposisi tari sederhana dengan tata rias dan busana sesuai dengan iringan tari, 3) Mengungkapkan kesan dalam bentuk lisan dan tertulis terhadap karya tari nusantara, 4) Menyelenggarakan pertunjukan secara berkelompok. Melihat pada tujuan yang dijabarkan untuk pembelajaran dapat disimpulkan: 1. Siswa mampu mengidentifikasi perkembangan tari, awalnya guru memberikan tugas membuat cerita rakyat dan dikembangkan dengan ragam gerak. 2. Siswa mampu membuat, menampilkan, menyiapkan pertunjukan, menggelar pertunjukan tari dan membuat laporan. Kedua tujuan tersebut tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus seni tari. Pencapaian tujuan untuk standart kompetensi mengekspresikan diri melalui karya seni tari untuk mempelajari dan membuat ragam gerak sesuai dengan cerita rakyat secara keseluruhan. 81

2.1.1 Bahan Pembelajaran Pemilihan bahan pembelajaran dilakukan setelah guru menentukan tujuan pembelajaran yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penentuan bahan pembelajaran harus berdasarkan kemampuan dasar yang dimiliki siswa. Pentingnya bahan pembelajaran bagi siswa dan tata urutan yang runtut dapat mempermudah guru dalam penyampaiannya materi sehingga bahan pembelajaran dapat diterima dengan mudah oleh siswa. SMP NEGERI 17 Surabaya pada kelas VIII semester 2 kompetensi dasar yang digunakan antaranya: 1. Mengeksplorasi gerak tari kreasi berdasarkan tari nusantara. 2. Menciptakan tari kreasi berdasarkan tari nusantara. 3. Menyiapkan pertunjukan tari di sekolah. 4. Menggelar pertunjukan tari di sekolah. Pelaksanaan kompetensi dasar lebih ditekankan dalam pemilihan bahan ajar yang mengacu pada kesenian nusantara sebagai salah satu contoh materi yang akan diberikan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Seni Tari kelas 8E semester ganjil, terdapat dua kesenian atau tari yang dijadikan bahan ajar untuk pembelajaran tari. Bahan ajar tersebut diantaranya menghafalkan tari daerah nusantara yaitu tari pendet. Akan tetapi materi yang dipilih dalam pembelajaran seni tari adalah membuat ragam gerak tari bali dan pola lantai tari pendet secara individu untuk menjadikan gerak tari, agar siswa biasa memahami dan kreatif dalam mata pelajaran seni tari. Menurut penuturan Lilik materi yang dipilih dalam pembelajaran seni tari kelas 8E di SMP Negeri 17 Surabaya. Dalam pembelajaran seni tari, siswa menghafalkan sendiri tari bali yaitu tari pendet yang melihat secara audio visual. Mencari ragam gerak tari ini, harus mengetahui karakter yang akan diambil oleh siswa tersebut. Keseluruhan bahan pembelajaran di SMP Negeri 17 Surabaya pada kelas 8 terdiri dari 3 materi ajar di antaranya : 1. Membuat ragam gerak 2. Membuat laporan Materi yang disajikan dalam bahan ajar yang telah terealisasi yaitu mencari gerak tari bali pendet sebagai bahan ajar untuk disampaikan di kelas 8E. Untuk penilaian hasil 82

kerja siswa merupakan penilaian terhadap ketrampilan siswa dalam membuat suatu benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Hasil kerja dapat berupa membuat pola lantai tari bali pendet secara individu, dan untuk memperoleh penilaian penilaian hasil kerja yang handal biasanya digunakan portofolio kerja siswa semakin banyak hasil kerja yang dinilai untuk masing-masing kompetensi maka kesimpulan yang dihasilkan akan semakin handal. Penelitian hasil kerja yang obyektif adalah penilaian yang tidak dipengaruhi oleh jenis dan bentuk hasil kerja siswa, serta tidak di pengaruhi oleh guru yang menilai. Hasil belajar pembelajaran seni tari melalui based learning di SMP Negeri 17 Surabaya menggunakan mengukur tingkat ketuntasan belajar siswa, berupa nilai yang di peroleh dari pelaksanaan post test. Sedangkan tes belajar proses di pergunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa pada satu sub konsep, ternyata siswa tersebut juga memiliki kreativitas yang tinggi. 2.2. Dampak yang dihasilkan dari pembelajaran seni tari melalui based learning. Cara penyajian bahan pembelajaran, dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus di pertanggung jawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru dapat memperdalam bahan pelajaran, dan dapat pula mengecek yang telah dipelajari. Agar pembelajaran tetap pada suasana yang dinamis, guru perlu merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapainya dalam melaksanakan Pembelajaran Seni Tari melalui Based Learning. Tujuan ini bukan hanya mengenai bahan materi yang harus dikuasai oleh guru, akan tetapi juga ketrampilan emosional dan sosial dalam menggunakan pendekatan Based Learning. Belajar berdasarkan kerjasama antara seluruh staf dan penggunaan secara maksimal fasilitas yang tersedia seperti buku perpustakaan, alat pengajaran, dll. Adapun beberapa dampak yang dihasilkan dari pembelajaran seni tari melalui based learning di SMP Negeri 17 Surabaya sebagai berikut:1) Pengetahuan yang diperoleh murid dari hasil belajar, hasil percobaan atau hasil penyidikan yang banyak berhubungan dengan minat atau bakat yang berguna untuk hidup mereka akan lebih meresap. 2) Mereka berkesempatan memupuk berkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggungjawab dan berdiri sendiri. 3) Tugas dapat lebih menyakinkan tentang apa yang di pelajari dari guru, lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas wawasan tentang apa yanga di pelajari oleh murid. 4) Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi. 83

5) Pendekatan Based Learning membuat siswa senang dalam belajar dilakukan dengan bervariasi sehingga murid tidak mudah membosankan. Adapula berbagai macam usaha untuk mengatasi dampak yang dihasilkan dari pembelajaran seni tari melalui based leraning di SMP Negeri 17 Surabaya. Siswa perlu mempunyai sikap bahwa tugas itu diperlukan untuk melengkapi belajar, namun dimasa latihan-latihan soal yang relatif harus singakat, tetapi harus sering dilakukan pada waktu tertentu. Tugas yang diberikan oleh guru harus menarik, gembira, dan tidak membosankan siswa tersebut. Dengan demikian siswa akan lebih banyak menuangkan apa yang ada dalam pikirannya sesuai dengan materi yang diajarkan oleh guru, oleh karena itu dalam pembelajaran seni tari dapat menimbulkan kreativitas, inovatif, dan menjaga kebosanan siswa untuk belajar serta memberikan pengalaman yang konkrit bagi siswa dalam hal yang bersifat abstrak. Dalam pembelajaran seni tari melalui based learning, siswa yang aktif dan siswa yang pasif dapat merasakan komunikasi secara langsung dengan guru tanpa adanya suatu perbedaan. Adapun dari dampak yang dihasilkan suatu pembelajaran seni tari di SMP Negeri 17 Surabaya, ada hasilnya dari siswa-siswi tersebut mereka bisa mandiri dan mampu mengerjakan tugas apa yang diberikan kepada pendidik. Hasil belajar dibuat mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai, dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil belajar dan disusun berdasarkan kisi-kisi penulisan butir soal lengkap dengan kunci jawabannya serta lembar observasi penilaian psikomotor kinerja siswa. Setiap siswa dikatakan tuntas belajar, jika proporsi jawaban benar siswa > 65% dan sutu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat > 85% siswa yang telah tuntas belajar. 2.3 Kendala-Kendala Yang Dialami Oleh Guru Selama Melaksanakan Pembelajaran Seni Tari Melalui Based Learning. Dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang oleh guru. Sering pula ditemukan waktu kontak antara guru dan murid tidak dimanfaatkan dengan secaar baik guru lebih suka memaksakan kehendaknya dalam belajar sesuai keinginannya dan ada juga guru 84

untuk memudahkan kerjanya meminta salah satu muridnya untuk mencatat dipapan tulis, kemudian murid lainnya mencatat apa yang dicatat dan kegiatan yng kurang perlu. Melihat kendala ini, guru harus lebih peka terhadap siswa-siswinya yang pasif supaya mereka berani untuk bertanya kepada guru. Beberapa kendala dari pembelajaran seni tari melalui based learning, antara lain. 1) Seringkali siswa melakukan penipuan diri dimana mereka hanya meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa mengalami peristiwa belajar. 2) Adakalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.3) Apabila tugas terlalu diberikan atau hanya sekedar melepaskan tanggung jawab bagi guru, apabila tugas itu sulit dilaksanakan ketegangan mental mereka dapat mempengaruhi.4) Karena kalau tugas diberikan secara umum mungkin seseorang anak didik akan mengalami kesulitan karena sulit menyelesaikan tugas dengan adanya perbedaan individual. Kelemahan ini lebih titik beratkan pada siswa, dalam melaksanakan pembelajaran seni tari melalui pendekatan based learning. Ada beberapa cara untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran seni tari melalui based learning di SMP Negeri 17 Surabaya, antar lain.1) Tugas yang diberikan oleh siswa hendaknya jelas, sehingga mereka mengerti apa yang harus dikerjakan.2) Tugas yang diberikan oleh siswa dengan memperlihatkan perbedaan individu masing-masing siswa.3) Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup dapat diartikan pengawasan yang sistematis atas tugas yang diberikan sehingga mendorong siswa untuk belajar dengan sungguhsungguh, dan tugas yang diberikan hendaklah mempertimbangkannya. Untuk menarik minat dan perhatian siswa, mendorong siswa untuk mencari, mengalami, dan menyampaikan. Diusahakan tugas itu bersifat praktis dan ilmiah dan bahan pelajaran yang di tugaskan agar diambilkan dari hal-hal yang dikenal siswa. Dalam usaha menarik perhatian dan memotivasi siswa, guru dapat menggunakan alat bantu seperti alat peraga/ surat kabar/ gambar-gambar dan kemudian guru dapat mencerikan kejadian aktual, atau guru dapat memberikan contoh atau perbandingan yang menarik. Tetapi hendaknya diperhatikan semua cara itu harus relevan dengan isi dan indikator kompetensi hasil belajar yang akan di pelajari oleh siswa. Guru yang memiliki improvisasi seni atau cerita lucu yang relevan akan dapat menarik perhatian dan motivasi belajar siswa, namun cerita lucu pada awal pelajaran yang tidak relevan dengan materi pembelajaran serta dibuat-buat hanya menarik siswa sesaat. Dalam usaha mengaitkan antara pelajaran baru dengan materi yang sudah dikuasai siswa, guru hendaknya mengadakan apersepsi. Apersepsi merupakan mata rantai 85

penghubung antara pengetahuan sikap siswa yang telah dimiliki oleh siswa untuk digunakan sebagai batu loncatan atau titik pangkal menjelaskan hal-hal yang baru atau materi baru yang akan dipelajari siswa. Dalam membuka pelajaran, guru dapat mempergunakan lebih dari satu cara sekaligus. Tujuan umum membuka pelajaran adalah agar proses dan hasil belajar dapat tercapai secara efektif dan efisien. Efektifitas proses dapat dikenali dari ketetapan langkahlangkah belajar siswa, sehingga didapatkan efisiensi belajar yang maksimal. Sedangkan efektivitas hasil dapat dilihat dari taraf penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar yang dapat dicapai. Hasil belajar untuk kendala yang dialami oleh guru dalam pembelajaran seni tari melalui based learning, guru diharapkan melaksanakan hasil penelitian secara berkesinambungan. Salah satu tujuan dari penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui sejauhmana murid mencapai hasil belajar yang direncanakan sebelumnya. Dengan menggunakan batas persentase minimal itu, guru dapat menentukan mana murid yang telah menguasai bahan belajar dan mana yang belum. Murid-murid yang belum menguasai bahan pembelajaran dapat digolongkan sebagai murid yang mengalami masalah dalam belajar. III. PENUTUP 1. Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.1 pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya/ Seni Tari di SMP Negeri 17 Surabaya bertujuan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan estetik terhadap Seni Budaya lokal dan global serta kemampuan inovatif, kreatif dalam berkarya Seni Budaya. Penilitian ini hanya mengambil seni tari, dalam pembelajaran Seni Budaya dimana siswa dapat menunjukkan aktivitas, kreativitas dan inovatif yang disampaikan oleh guru. Disini peranan guru tidak akan menjelaskan tetapi begitu masuk kelas memberikan soal-soal kepada siswa. Pembelajaran Seni Budaya/ Seni Tari apresiasi dan kreasi mencakup jadi satu mata pelajaran Seni Budaya/ Seni Tari, karena hanya membutuhkan kurun waktu 90 menit dalam mata pelajaran Seni Tari. Hal tersebut dirasa cukup bagi siswa untuk memberikan soal-soal setiap kali pertemuan dan kegiatan praktek yang diajarkan. Kegiatan praktek guru tari 86

menjelaskan tentang tari bali, dan diterapkan pada siswa sesuai dengan kemampuan kreativitas dan guru memberikan tugas kepada siswa untuk pembuatan laporan atau makalah. Dalam pembelajaran Seni Budaya/Seni Tari khususnya kelas 8E dilakukan pada hari senin, selasa, rabu jam pertama sampai jam terakhir pada mata pelajaran Seni Budaya tersebut. Hasil belajar pembelajaran seni tari melalui based learning di SMP Negeri 17 Surabaya menggunakan mengukur tingkat ketuntasan belajar siswa, berupa nilai yang di peroleh dari pelaksanaan post test. Sedangkan tes belajar proses di pergunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa pada satu sub konsep, ternyata siswa tersebut juga memiliki kreativitas yang tinggi. 1.2 Dampak yang dihasilkan dari pembelajaran seni tari melalui based learning. Cara penyajian bahan pembelajaran, dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus di pertanggung jawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru dapat memperdalam bahan pelajaran, dan dapat pula mengecek yang telah dipelajari. Agar pembelajaran tetap pada suasana yang dinamis, guru perlu merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapainya dalam melaksanakan Pembelajaran Seni Tari melalui Based Learning. Tujuan ini bukan hanya mengenai bahan materi yang harus dikuasai oleh guru, akan tetapi juga ketrampilan emosional dan sosial dalam menggunakan pendekatan Based Learning. Belajar berdasarkan kerjasama antara seluruh staf dan penggunaan secara maksimal fasilitas yang tersedia seperti buku perpustakaan, alat pengajaran, dll. Adapun beberapa dampak yang dihasilkan dari pembelajaran seni tari melalui based learning di SMP Negeri 17 Surabaya sebagai berikut:1) Pengetahuan yang diperoleh murid dari hasil belajar, hasil percobaan atau hasil penyidikan yang banyak berhubungan dengan minat atau bakat yang berguna untuk hidup mereka akan lebih meresap. 2) Mereka berkesempatan memupuk berkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggungjawab dan berdiri sendiri. 3) Tugas dapat lebih menyakinkan tentang apa yang di pelajari dari guru, lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas wawasan tentang apa yanga di pelajari oleh murid. 4) Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan 87

komunikasi. 5) Pendekatan Based Learning membuat siswa senang dalam belajar dilakukan dengan bervariasi sehingga murid tidak mudah membosankan. Adapun dari dampak yang dihasilkan suatu pembelajaran seni tari di SMP Negeri 17 Surabaya, ada hasilnya dari siswa-siswi tersebut mereka bisa mandiri dan mampu mengerjakan tugas apa yang diberikan kepada pendidik. Hasil belajar dibuat mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai, dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil belajar dan disusun berdasarkan kisi-kisi penulisan butir soal lengkap dengan kunci jawabannya serta lembar observasi penilaian psikomotor kinerja siswa. Setiap siswa dikatakan tuntas belajar, jika proporsi jawaban benar siswa > 65% dan sutu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat > 85% siswa yang telah tuntas belajar. 1.3 Kendala-Kendala Yang Dialami Oleh Guru Selama Melaksanakan Pembelajaran Seni Tari Melalui Based Learning. Dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang oleh guru. Sering pula ditemukan waktu kontak antara guru dan murid tidak dimanfaatkan dengan secaar baik guru lebih suka memaksakan kehendaknya dalam belajar sesuai keinginannya dan ada juga guru untuk memudahkan kerjanya meminta salah satu muridnya untuk mencatat dipapan tulis, kemudian murid lainnya mencatat apa yang dicatat dan kegiatan yng kurang perlu. Melihat kendala ini, guru harus lebih peka terhadap siswa-siswinya yang pasif supaya mereka berani untuk bertanya kepada guru. Beberapa kendala dari pembelajaran seni tari melalui based learning, antara lain. 1) Seringkali siswa melakukan penipuan diri dimana mereka hanya meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa mengalami peristiwa belajar. 2) Adakalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.3) Apabila tugas terlalu diberikan atau hanya sekedar melepaskan tanggung jawab bagi guru, apabila tugas itu sulit dilaksanakan ketegangan mental mereka dapat mempengaruhi.4) Karena kalau tugas diberikan secara umum mungkin seseorang anak didik akan mengalami kesulitan karena sulit menyelesaikan tugas dengan adanya perbedaan individual. Kelemahan ini lebih titik beratkan pada siswa, dalam melaksanakan pembelajaran seni tari melalui pendekatan based learning. 88

Hasil belajar untuk kendala yang dialami oleh guru dalam pembelajaran seni tari melalui based learning, guru diharapkan melaksanakan hasil penelitian secara berkesinambungan. Salah satu tujuan dari penilaian hasil belajar adalah untuk mengetahui sejauhmana murid mencapai hasil belajar yang direncanakan sebelumnya. Dengan menggunakan batas persentase minimal itu, guru dapat menentukan mana murid yang telah menguasai bahan belajar dan mana yang belum. Murid-murid yang belum menguasai bahan pembelajaran dapat digolongkan sebagai murid yang mengalami masalah dalam belajar. 2. Saran Setelah melakukan penelitian dan pengamatan, yang akan dibahas dan disajikan dalam laporan ini, telah ditarik kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan, maka penelitian memberikan saran yang bertujuan agar guru seni tari di SMP Negeri 17 Surabaya semakin berkualitas. Mengingat pentingnya pendidikan kesenian khususnya seni tari, maka diharapakan untuk penyampaiannya materi seni tari guru harus kreatif dalam melaksanakan proses belajar mengajar dan mengembangkan materi sesuai dengan situasi serta kondisi saat ini. Banyak usaha guru yang dapat dilakukan misalnya mengikuti seminar seni budaya di Dinas Pendidikan, sehingga guru mendapat materi baru untuk diajarkan oleh siswanya. DAFTAR PUSTAKA Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Jazuli. 2008. Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni. Surabaya: UNESA University Press. Idris, Marno. 2008. Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media Group. Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya. Mudjiono dan Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Poerwodaminto. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Jakarta. Rineka Cipta. Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. 89

Sudjana, Nana. 2005. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Pranada Media Grup. Usman, Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosadakarya. 90