ANALISIS KESTABILAN LERENG DESAIN DISPOSAL XYZ TAHUN 2016 DI KABUPATEN TABALONG, KALIMANTAN SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KASUS ANALISA KESTABILAN LERENG DISPOSAL DI DAERAH KARUH, KEC. KINTAP, KAB. TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... BAB

RANCANGAN GEOMETRI LERENG AREA IV PIT D_51_1 DI PT. SINGLURUS PRATAMA BLOK SUNGAI MERDEKA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

STUDI PENGARUH TEBAL TANAH LUNAK DAN GEOMETRI TIMBUNAN TERHADAP STABILITAS TIMBUNAN

PENGARUH MUKA AIR TANAH TERHADAP KESTABILAN LERENG MENGGUNAKAN GEOSLOPE/W Tri Handayani 1 Sri Wulandari 2 Asri Wulan 3

ANALISIS KESTABILAN LERENG METODE MORGENSTERN-PRICE (STUDI KASUS : DIAMOND HILL CITRALAND)

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Berau Coal merupakan salah satu tambang batubara dengan sistim penambangan

Kestabilan Geometri Lereng Bukaan Tambang Batubara di PT. Pasifik Global Utama Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan

RENCANA TEKNIS PENIMBUNAN MINE OUT PIT C PADA TAMBANG BATUBARA DI PT. AMAN TOEBILLAH PUTRA SITE LAHAT SUMATERA SELATAN

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan

BAB V PEMBAHASAN. lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih model lereng stabil dengan FK

EVALUASI KESTABILAN LERENG PADA TAMBANG TERBUKA DI TAMBANG BATUBARA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE FELLENIUS (Studi Kasus: Kawasan Citraland)

TOPIK BAHASAN 8 KEKUATAN GESER TANAH PERTEMUAN 20 21

KAJIAN TEKNIK STABILITAS LERENG PADA TAMBANG BATUGAMPING DI CV. KUSUMA ARGA MUKTI NGAWEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

BAB IV KRITERIA DESAIN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN STRUKTUR TANGGUL KOLAM RETENSI KACANG PEDANG PANGKAL PINANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE OASYS GEO 18.1 DAN 18.2

ANALISIS KETIDAKSTABILAN LERENG PADA KUARI TANAH LIAT DI MLIWANG PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TUBAN JAWA TIMUR

REKAYASA LERENG STABIL DI KAWASAN TAMBANG TIMAH TERBUKA PEMALI, KABUPATEN BANGKA UTARA, KEPULAUAN BANGKA

PEMODELAN PARAMETER GEOTEKNIK DALAM MERESPON PERUBAHAN DESAIN TAMBANG BATUBARA DENGAN SISTEM TAMBANG TERBUKA

DAFTAR ISI. RINGKASAN... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN...

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE LOWE-KARAFIATH (STUDI KASUS : GLORY HILL CITRALAND)

BAB I PENDAHULUAN. PT Beringin Jaya Abadi merupakan salah satu tambang terbuka

BAB I PENDAHULUAN. pembersihan lahan dan pengupasan overburden. Tujuan utama dari kegiatan

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE JANBU (STUDI KASUS : KAWASAN CITRALAND)

BAB I PENDAHULUAN. lereng, hidrologi dan hidrogeologi perlu dilakukan untuk mendapatkan desain

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I)

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

APLIKASI SLIDE SOFTWARE UNTUK MENGANALISIS STABILITAS LERENG PADA TAMBANG BATUGAMPING DI DAERAH GUNUNG SUDO KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB V PEMBAHASAN. menentukan tingkat kemantapan suatu lereng dengan membuat model pada

GEOTEKNIK TAMBANG DASAR DASAR ANALISIS GEOTEKNIK. September 2011 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA.

BAB IV SIMULASI PENGARUH PERCEPATAN GEMPABUMI TERHADAP KESTABILAN LERENG PADA TANAH RESIDUAL HASIL PELAPUKAN TUF LAPILI

BAB III LANDASAN TEORI

Gambar 5.20 Bidang gelincir kritis dengan penambahan beban statis lereng keseluruhan Gambar 5.21 Bidang gelincir kritis dengan perubahan kadar

DAFTAR ISI. BAB III TEORI DASAR Lereng repository.unisba.ac.id. Halaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III PERHITUNGAN DAN VALIDASI SERTA ANALISIS HASIL SIMULASI

ANALISA KESTABILAN LERENG GALIAN AKIBAT GETARAN DINAMIS PADA DAERAH PERTAMBANGAN KAPUR TERBUKA DENGAN BERBAGAI VARIASI PEMBASAHAN PENGERINGAN

PENGARUH TINGGI GALIAN TERHADAP STABILITAS LERENG TANAH LUNAK ABSTRAK

PERHITUNGAN FAKTOR KEAMANAN DAN PEMODELAN LERENG SANITARY LANDFILL DENGAN FAKTOR KEAMANAN OPTIMUM DI KLAPANUNGGAL, BOGOR

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

KUAT GESER 5/26/2015 NORMA PUSPITA, ST. MT. 2

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN PILE DAN SHEET PILE SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO

DESIGN OF DISPOSAL AREA FOR MINNING PLAN OF INUL EAST PIT DURING JULI 2013 TO DESEMBER 2014 IN HATARI DEPARTEMENT AT PT KALTIM PRIMA COAL

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )

Kelongsoran pada Bantaran Sungai Studi Kasus Bantaran Kali Ciliwung Wilayah Jakarta Selatan dan Timur

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara menggunakan pendekatan Rock Mass Rating (RMR). RMR dapat

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 9 No. 2 Februari 2017

Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga

UNIVERSITAS DIPONEGORO

KATA PENGANTAR. ( Untung Wachyudi ) vii

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kornelis Bria 1, Ag. Isjudarto 2. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Jogjakarta

PENGARUH REMBESAN DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP KERUNTUHAN LERENG

Pemodelan 3D Pada Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Tiang Menggunakan Metode Elemen Hingga

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

ANALISA STABILITAS LERENG DENGAN METODE COUNTER WEIGHT LOKASI STA RUAS JALAN Sp.PERDAU-BATU AMPAR

Alternatif Perbaikan Perkuatan Lereng Longsor Jalan Lintas Sumatra Ruas Jalan Lahat - Tebing tinggi Km

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

ANALISIS STABILITAS DAN PERKUATAN LERENG PLTM SABILAMBO KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA ABSTRAK

ANALISIS STABILITAS LERENG PADA JALAN REL SEPANCAR - GILAS STA 217 MENGGUNAKAN METODE IRISAN BISHOP DAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

ANALISIS KESTABILAN LERENG METODE BISHOP/TRIANGLE (STUDI KASUS : KAWASAN MANADO BYPASS)

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

2. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength of Soil ), parameternya dapat diperoleh dari pengujian : a. Geser Langsung ( Direct Shear Test ) b.

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

TOPIK BAHASAN 10 STABILITAS LERENG PERTEMUAN 21 23

BAB III STUDI KASUS. 3.1 Data Teknis

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN ATAU TANPA PERKUATAN GEOTEXTILE DENGAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penulisan tugas akhir ini adalah Perencanaan kemantapan lereng (Slope

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA STABILITAS LERENG LIMIT EQUILIBRIUM vs FINITE ELEMENT METHOD

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

4 BAB VIII STABILITAS LERENG

BAB I PENDAHULUAN. Stability Radar (SSR) dan Peg Monitoring WITA, terjadi longsoran besar di low-wall

lanau (ML) yang tebabiya 6 meter, atau tanah longsor yang terjadi di Sidangbarang

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Kestabilan Lereng Metode Spencer

DESAIN BACKFILLING BERDASARKAN RENCANA PASCATAMBANG PADA TAMBANG BATUBARA PT. KARBINDO ABESYAPRADHI COAL SITE TIANG SATU SUNGAI TAMBANG SUMATERA BARAT

PENGGUNAAN BORED PILE SEBAGAI DINDING PENAHAN TANAH

ANALISIS KESTABILAN LERENG GALIAN DALAM SEGMEN C PADA PROYEK JALAN SOROWAKO BAHODOPI SULAWESI Andri Hermawan NRP:

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN METODE BISHOP (Studi Kasus: Kawasan Citraland sta.1000m)

DAYA DUKUNG TANAH UNTUK DISPOSAL DI TAMBANG BATUABARA DAERAH PURWAJAYA, KECAMATAN LOA JANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

DAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

Transkripsi:

ANALISIS KESTABILAN LERENG DESAIN DISPOSAL XYZ TAHUN 2016 DI KABUPATEN TABALONG, KALIMANTAN SELATAN Muhammad Azmi 1*, Nurhakim 2, Romla Noor Hakim 2 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat 2 Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat e-mail: *azmiirafiie@gmail.com ABSTRAK Disposal atau tempat penimbunan harus direncanakan dengan baik untuk mengurangi dampak buruk yang kemungkinan dapat terjadi akibat adanya faktor-faktor yang mengganggu kestabilan lereng disposal. Adanya perubahan geometri lereng dapat menimbulkan kekhawatiran mengenai kestabilan lereng baru yang terbentuk. Kekhawatiran ini disebabkan karena area perluasan disposal akan menimbun kolam lumpur dan settling pond, dimana di dasar kolam tersebut terdapat material hasil sedimentasi (sludge) yang memiliki kekuatan kohesi yang kecil, dimana sludge berpotensi menjadi bidang gelincir di kaki lereng, yang mana dapat menyebabkan lereng mengalami pergerakan. Untuk menganalisis lereng disposal, maka dilakukan perhitungan terhadap lereng yang berada di daerah penelitian. Nilai faktor keamanan minimum yang direkomendasikan oleh perusahaan adalah 1.2, baik lereng tunggal maupun lereng keseluruhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kesetimbangan batas yaitu metode Morgenstern-Price yang mana proses analisisnya merupakan hasil dari kesetimbangan setiap gaya gaya normal dan momen yang bekerja pada tiap irisan dari bidang kelongsoran lereng dengan bantuan software Slide versi 6.0 dari Rocscience. Setelah melakukan perhitungan faktor keamanan lereng terhadap desain disposal tahun 2016, dari 6 sayatan yang dibuat, diperoleh bahwa nilai faktor keamanan lerengnya seluruhnya tidak mencapai 1.2. Untuk lereng keseluruhan sayatan S1-S1 belum stabil dengan nilai FK sebesar 0.778, untuk sayatan S2-S2 nilai FK yang dihasilkan sebesar 0.906, demikian pula dengan sayatan S3- S3 yaitu sebesar 0.81, untuk sayatan S4-S4 nilai FK nya sebesar 0.65, sayatan S5-S5 nilai FK nya 0.70 dan untuk sayatan S6-S6 sebesar 0.69. Dengan hasil ini, maka perlu dilakukan upaya penanggulangan untuk mencegah terjadinya gangguan kestabilan lereng disposal seperti merancang ulang geometri lereng dan monitoring terhadap lereng. Kata-kata kunci: Disposal, faktor keamanan, kestabilan lereng, PENDAHULUAN Salah satu perusahaan tambang di Kalimantan Selatan berencana melakukan perluasan area disposal untuk tahun 2016. Adanya perubahan geometri lereng dapat menimbulkan kekhawatiran mengenai kestabilan lereng baru yang terbentuk. Hal tersebut disebabkan area perluasan disposal akan menimbun kolam lumpur dan settling pond, yang mana dapat menyebabkan terganggunya kesetimbangan lereng. Faktor-faktor yang menyebabkakn terjadinya gangguan kestabilan lereng seperti gaya dari luar yang bekerja pada lereng disposal. Kelongsoran pada lereng disposal dapat menyebabkan banyak kerugian seperti kerugian biaya dan keamanan daerah sekitar. Tantangan yang dihadapi adalah mendesain ulang lereng disposal sedemikian rupa agar tetap stabil dan juga optimal. Permasalahan yang timbul yaitu salah satu disposal di perusahaan ini ingin di-extend untuk menambah kapasitas overburden ditahun 2016. Mine plan membuat desain disposal untuk tahun 2016 dan kestabilan lerengnya perlu dianalisa untuk mencegah bahaya longsoran yang mungkin terjadi akibat adanya faktorfaktor yang mempengaruhi kestabilan lereng di area tersebut. Penelitian ini dibatasi pada pembahasan masalah sebagai berikut : 1. Lokasi penelitian berada di perusahaan yang diamati 2. Kemiringan lereng timbunan dengan mengamati datadata yang diperoleh untuk desain lereng disposal dari geoteknik perusahaan. 3. Rekomendasi faktor keamanan lereng dari perusahaan adalah 1.2. 4. Tidak menganalisa pengaruh gempa atau vibrasi akibat peledakan terhadap lereng tunggal dan lereng keseluruhan. 5. Kegiatan evaluasi ini tanpa melibatkan aspek ekonomi/biaya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menghitung nilai faktor keamanan desain lereng pada disposal tahun 2016, dengan mengacu pada kondisi disposal yang sudah ada dan jenis material yang ada pada daerah penyelidikan. 2. Memberikan rekomendasi kegiatan-kegiatan yang mungkin dapat dilakukan untuk menjaga kestabilan lereng. Manfaat penelitian ini adalah penelitian ini diharapkan dapat menjadikan data tambahan dan bahan pertimbangan dalam kestabilan lereng disposal di perusahaan. DASAR TEORI Kemantapan lereng, baik lereng alami maupun lereng buatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dinyatakan secara sederhana sebagai gaya-gaya penahan dan gaya-gaya penggerak yang bertanggung jawab terhadap kemantapan lereng tersebut. Dalam keadaan gaya penahan (longsor) lebih besar dari gaya penggeraknya, maka lereng tersebut akan berada dalam keadaan yang mantap (stabil). Tetapi apabila gaya penahan menjadi lebih kecil dari gaya penggeraknya, maka lereng tersebut menjadi tidak mantap dan longsoran pun terjadi. Untuk menyatakan bobot (tingkat) kemantapan suatu lereng dikenal apa yang disebut dengan faktor keamanan (safety factor), yang merupakan perbandingan 35

antara besarnya gaya penahan dengan gaya penggerak longsoran, dan dinyatakan sebagai berikut: F = Gaya Penahan Gaya Penggerak Nilai material properties yang dimasukkan ke dalam perhitungan adalah nilai kohesi material. Data ini diambil menggunakan uji sondir (Cone Penetration Test) dan uji SPT (Standard Penetration Test) yang kemudian dihitung dengan persamaan yang digunakan peneliti terdahulu. Adapun persamaan untuk uji CPT dan uji SPT yaitu: Uji CPT Cu = q c σ (2) Nk Dimana c u merupakan Cohesion Undrained shear strength, q c adalah perlawanan konus, σ tegangan normal, dan Nk Cone Factor. Uji SPT 1. Jumlah penetrasi yang terkoreksi menurut Skempton (1986) adalah sebagai berikut : (1) N 60= 1.67 N Em Cb Cr (3) Dimana N adalah SPT N-value, E m efisiensi hammer, C b adalah faktor koreksi diamter lubang bor, dan C r adalah faktor koreksi panjang jalan. 2. Korelasi SPT dengan kohesi (c) Sudut gesek dalam yang didapatkan berdasarkan hubungan korelasi dengan SPT adalah berdasarkan asumsi bahwa nilai kohesi (c) adalah setengan dari nilai Unconfined Compression Strength (q u). c = q u 2 q u = N 60 7.5 Analisis kestabilan lereng dalam penelitian ini menggunakan metode kesetimbangan batas, yaitu metode Morgenstern Price (Morgenstern & Price, 1965 dalam Sumahing, M, 2013). Metode ini dapat digunakan untuk semua bentuk bidang runtuh dan telah memenuhi semua kondisi kesetimbangan. Metode ini adalah salah satu metode yang berdasarkan prinsip kesetimbangan batas yang dikembangkan oleh Morgenstern dan Price pada tahun 1965, dimana proses analisisnya merupakan hasil dari kesetimbangan setiap gaya-gaya normal dan momen yang bekerja pada tiap irisan dari bidang kelongsoran lereng tersebut. Dalam metode Morgenstern Price ini, dilakukan asumsi penyederhanaan untuk menunjukkan hubungan antara gaya geser di sekitar irisan (X) dan gaya normal di sekitar irisan (E) dengan persamaan: (4) (5) X = λ.f (x).e (6) Dimana f(x) adalah asumsi dari sebuah nilai suatu fungsi dan λ adalah suatu faktor pengali yang nilainya akan diasumsi dalam perhitungan ini. Nilai dari asumsi yang tidak diketahui dalam metode Morgenstern-Price yaitu factor of safety (f), faktor pengali (λ), gaya normal yang bekerja pada dasar bidang irisan (P), Gaya di sekitar bidang irisan yang bekerja secara horizontal dan titik dimana gaya di sekitar bidang irisan bekerja (Thrust Line). Gambar-1.Titik aplikasi untuk gaya normal untuk rumus Morgenstern-Price Dari hasil analisis dengan kesetimbangan maka asumsi diatas akan dapat diketahui, dan komponen gaya geser yang bekerja di sekitar bidang irisan (X) dapat dihitung dengan menggunakan rumus. Adapun persamaan kesetimbangan gaya normal yang bekerja pada dasar bidang irisan, yaitu: P = [Wn (X R X L ) 1 F (c l sin α μl tan θ sin α)] tan θ cos α(l+ tan α F ) (7) Dimana P merupakan gaya normal, c adalah kohesi (jika analisis dalam kondisi undrained diambil nilai Cu jika dalam kondisi drained diambil nilai kohesi efektif), Wn adalah gaya akibat beban tanah ke-n, α adalah sudut antara titik tengah bidang irisan dengan titik pusat busur bidang longsor, adalah sudut geser tanah (jika dalam kondisi undrained nilai sudut geser 0), u adalah ekanan air pori, X L dan X R merupakan gaya gesek yang bekerja di tepi irisan. Dalam metode ini analisis faktor keamanan dilakukan dengan dua prinsip yaitu kesetimbangan momen (Fm) dan kesetimbangan gaya (Ff). Faktor keamanan dari prinsip kesetimbangan momen adalah untuk bidang kelongsoran circular : Fm = c l+ (P μl) tan θ W sin α Dan nilai faktor keamanan dengan prinsip kesetimbangan gaya : Ff = c l+ (P μl) cos α P sin α Pada proses iterasi pertama, gaya geser di sekitar irisan (X L dan X R) diasumsikan nol. Kemudian pada proses iterasi selanjutnya gaya tersebut didapatkan dari rumus : (E R. E t ) = P sin α 1 F [c l + (P μl) tan θ ] cos α) (10) Kemudian gaya geser tersebut dihitung dengan mengasumsikan nilai λ dan f(x). Prinsip dari perhitungan faktor keamanan dalam metode Morgenstern-Price adalah mencari pasangan nilai faktor keamanan dan faktor skala, (8) (9) 36

sehingga syarat batas pada irisan terakhir dapat dipenuhi. Persyaratan lainnya yang harus dipenuhi adalah tidak ada gaya normal pada dasar irisan yang mempunyai nilai negatif dan semua titik kerja gaya antar irisan harus berada di dalam massa gelinciran. METODOLOGI Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu melakukan pengamatan dan pengambilan data di lapangan. Pengamatan dan pengambilan data di lapangan dilakukan dengan melihat dan mengambil data langsung pada kondisi aktual daerah penelitian. Data utama yang digunakan untuk melakukan perhitungan yaitu sifat fisik dan mekanik tanah (soil, timbunan dan bedrock), uji CPT dan SPT serta foto lapangan. Sedangkan data pendukung yaitu peta kesapampaian daerah, peta topografi aktual disposal, peta topografi rona awal, data curah hujan dan desain geometri disposal. Penyusunan laporan disertai penyajian data berupa tabel dan grafik yang dapat membantu dalam penyampaian informasi hasil penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Material Properties Tabel-1. Material Properties Unit Cohesion Material Cohesion Weight Change Name (kn/m 2 ) (kn/m 3 ) (kn/m 2 /m) CutOff OB 20 37.6 3.594 161.6 Sludge 15 15.6 - - Soil 19 53.14 - - Bedrock 18 350 - - Lereng Aktual Topografi EOM Agustus 2015 Dari hasil permodelan, lereng aktual dari data EOM bulan Agustus 2015 mendapatkan nilai faktor keselamatan yang aman (FK 1.2). Dapat dilihat geometri lerengnya pada tabel 5.7, untuk tinggi jenjang aktual, berkisar antara 4,5-20.5 m dan sudutnya berkisar antara 2 0-35 0, dan untuk overall slope besarnya antara 3 0-4 0. Gambar-2. Sketsa Geometri Lereng Kondisi lereng aktual (Gambar-2) sudah mendapat penanganan kestabilan lereng dan perlakuan yang baik sehingga saat dilakukan perhitungan menggunakan software, sesuai dengan data material properties yang diinput, hasilnya lereng berada pada kondisi yang aman menurut nilai FK yang tercantum pada Tabel-2, sehingga tidak perlu dilakukan re-desain terhadap geometri lereng. 37 Tabel-2. Hasil FK Kondisi Aktual EOM Bulan Agustus Nama Sayatan Overall Slope ( o ) FK Kondisii S1-S1 3 1.301 Aman S2-S2 4 1.312 Aman S3-S3 4 1.588 Aman S4-S4 3 1.471 Aman S5-S5 3 1.204 Aman S6-S6 3 1.321 Aman Desain Disposal untuk Tahun 2016 Dari hasil permodelan, desain disposal untuk tahun 2016 menghasilkan safety factor yang tidak aman dan berpotensi mengalami gangguan kestabilan lereng (FK < 1.2). Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan kestabilan lereng desain disposal, yaitu: a. Geometri Lereng Dalam kestabilan lereng disposal, semakin landai slopenya, maka semakin aman lereng tersebut. Standar perusahaan sudah membuat lereng cukup landai, dengan tinggi jenjang yang tidak terlalu tinggi. Sehingga dapat dikatakan, desain disposal secara perencanaan sudah bagus. Namun lereng disposal masih belum tentu aman, sehingga mempertimbangkan faktor lain yang menyebabkan ketidakstabilan lereng. b. Kondisi Air Tanah Adanya air tanah pada lereng, akan menambah beban lereng tersebut, sehingga meningkatkan gaya dorong material dan menimbulkan gaya angkat air yang mengurangi kekuatan geser material pada badan lereng untuk menahan longsoran. Ketinggian air tanah yang semakin meningkat dapat mengakibatkan berkurangnya faktor keamanan pada lereng tersebut. Dalam kasus analisis lereng disposal ini, diasumsikan disposal dalam kondisi jenuh, artinya ketinggian air tanah dianggap sampai ke permukaan disposal. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai FK yang paling kecil (angka pesimis). Jika kondisi disposal dalam keadaan kering, nilai FK nya akan menjadi sangat besar. c. Kondisi base disposal Data EOM bulan Agustus menunjukkan tinggi disposal saat itu berada pada RL 144. Untuk desain tahun 2016, penambahan kapasitas disposal direncanakan bertambah pada RL 180 sampai akhir tahun 2016 dengan total volume 148,940,026 ton/m 3. Disposal akan bertambah setinggi 36 meter. Penambahan beban disposal juga berpengaruh terhadap kestabilan lereng disposal. Jika kekuatan tanah di bawah disposal tidak kuat menahan beban yang bertambah, maka akan menyebabkan terjadinya penurunan dan pergerakan di base disposal. d. Penimbunan Kolam Lumpur Pelebaran disposal akan menimbun settling pond dan kolam lumpur tanpa menguras air di lokasi tersebut, dan sisa lumpur yang tertimbun (sludge) akan menjadi bidang gelincir di atas permukaan tanah (dapat dilihat pada Gambar-3). Sludge bentuknya tidak akan berubah dan tetap basah karena sludge terbentuk akibat sedimentasi material sedimen yang terbawa air. Akan tetap basah karena air yang terkandung tidak dapat terpisah dengan sedimennya. Air kolam akan membuat tanah mengembang dan mengurangi kekuatan tanah tersebut, sehingga kekuatan geser tanah akan berkurang dan kondisi kestabilan lereng juga akan berkurang. Gambar-4 menunjukkan potensi longsoran akibat adanya sludge yang berpotensi menjadi bidang gelincir tanah.

5 10 15 20 25 30 35 JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No.2, Agustus 2016 : 35-40 Tabel-4. Hasil FK Re-Desain Disposal Tahun 2016 Nama Sayatan Overall Slope ( o ) FK Kondisi S1-S1 3 1.332 Aman S2-S2 3 1.344 Aman S3-S3 3 1.334 Aman S4-S4 3 1.332 Aman S5-S5 3 1.203 Aman S6-S6 3 1.408 Aman Gambar-3. Sketsa awal sebelum pelebaran disposal Gambar-4. Sketsa akhir setelah pelebaran disposal 0.912 Dalam me-redesain lereng, yang perlu diperhatikan adalah optimalisasi kapasitas disposal. Hal ini berhubungan dengan tinggi, sudut jenjang dan jarak antar jenjang. Sebagai contoh pada sayatan S1-S1, jika mine plan mendesain disposal dengan tinggi disposal di RL 180, overal slope 5 0 dengan tinggi masing-masing bench berkisar antara 6-20 m dan single slope-nya berkisar 5 0-20 0, kemudian setelah dianalisis ternyata disposal tersebut diperkirakan mengalami potensi terjadinya gangguan kestabilan lereng dari RL 180 sampai ke RL 96 karena hasil FK nya < 1.2, sehingga perlu didesain ulang dengan memodifikasi geometri lereng. Setelah didesain ulang, hasilnya yaitu tinggi disposal dikurangi 24 m, RL 180 dipotong habis, sehingga tinggi disposal hanya sampai RL 156, overall slope dibuat menjadi 3 0 dan jarak antar bench bervariasi, single slope-nya 8 0-15 0, sehingga didapat nilai FK 1.2. Jika nilai FK mencapai 2, artinya disposal berada dalam kondisi yang sangat aman, namun tidak optimal, karena semakin banyak timbunan OB yang dibuang. Maka dari itu engineer geoteknik berusaha mengoptimalkan kapasitas disposal dengan cara mendesain disposal sedemikian rupa agar nilai safety factor nya sebesar ±1.2. OB Soil Sludge Bedrock -15-10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 Gambar-5. Sketsa simulasi pengaruh bidang gelincir terhadap kestabilan lereng disposal Hasil perhitungan FK lereng desain disposal tahun 2016 seperti pada halaman 5-16, menghasilkan FK < 1.2 yang berarti lereng desain tahun 2016 dinyatakan tidak aman dan berpotensi mengalami kelongsoran. Untuk mencegah terjadinya ketidakstabilan lereng, maka desain disposal untuk tahun 2016 perlu di re-desain dari segi tinggi dan sudut jenjang disposal. Tabel 3 menyajikan hasil FK analisis lereng desain disposal 2016. Tabel-3. Hasil FK Desain Disposal Tahun 2016 Gambar-6. Rekomendasi Lereng Disposal Sayatan S1-S1 Berikut ini disajikan tabel rekomendasi yang telah dibuat untuk disposal XYZ, untuk sayatan 1-6. Tabel-5.Rekomendasi Re-Desain Lereng Disposal Nama Sayatan Rekomendasi Rancangan Ulang Desain untuk Tahun 2016 Dari hasil permodelan, desain ulang disposal untuk tahun 2016 menghasilkan safety factor yang aman untuk lerengnya atau FK 1.2. S1-S1 S2-S2 Timbunan RL 180 dan RL 168 dipotong habis Crest RL 156 mundur 877,322 m Crest RL 144 mundur 635,570 m Crest RL 132 mundur 196,599 m Crest RL 120 mundur 98,505 m Crest RL 108 maju 100,027 m Crest RL 96 maju 24,804 m Crest RL 84 dan 72 mengikuti aktual desain 38

S3-S3 S4-S4 S5-S5 S6-S6 Crest RL 168 mundur 700,006 m, sudutnya dibentuk 10 o Crest RL 156 mundur 726,220 m, sudutnya dibentuk 12 o Crest RL 144 mundur 652,265 m Crest RL 132 mundur 669,243 m Crest RL 120 maju 42,637 m Crest RL 108 maju 168,430 m Crest RL 96 maju 87,280 m, sudutnya dibentuk 12 o Crest RL 84 maju 16,520 Crest RL 72 mengikuti aktual desain Crest RL 168 mundur 572,185 m, sudutnya dibentuk 10o Crest RL 156 mundur 658,950 m, sudutnya dibentuk 12o Crest RL 144 mundur 585,790 m Crest RL 132 mundur 444,578 m Crest RL 120 mundur 266,391 m Crest RL 108 mengikuti aktual desain Crest RL 96 maju 30,000 m, Crest RL 84 dan RL 72 mengikuti aktual desain Crest RL 168 mundur 670,732 m, sudutnya dibentuk 8o Crest RL 156 mundur 455,913 m Crest RL 144 mundur 345,926 m Crest RL 132 mundur 250,000 m Crest RL 120 mengikuti aktual desain Crest RL 108 maju 85,748 m Crest RL 96 maju 71,015m Crest RL 84 maju 10,520 m Crest RL 72 maju 15,140, toeline tetap, sudut lereng dibentuk 15o Crest RL 168 mundur 755,298 m Crest RL 156 mundur 620,000 m Crest RL 144 mundur 469,237 m Crest RL 132 mundur 300,005 m Crest RL 120 mundur 152,567 m Crest RL 108 mengikuti aktual desain Crest RL 96 maju 48,945 m, sudutnya dibentuk 12o Crest RL 84 dan RL 72 mengikuti aktual desain, sudut lereng di RL 84 dibuat 12o Timbunan RL 180 dan RL 168 dipotong habis Crest RL 156 mundur 818,930 m Crest RL 144 mundur 684,392 m Crest RL 132 mundur 311,291 m Crest RL 120, RL 108, RL 96, RL 84 dan RL 72 mengikuti aktual desain KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini : 1. Pada hasil analisis kestabilan lereng keseluruhan (overall) aktual topografi Agustus 2015 yang analisisnya berdasarkan kondisi jenuh didapatkan nilai faktor keamanannya 1,2 (aman), sehingga tidak perlu dilakukan rancangan ulang (redesign) terhadap geometri lereng. 2. Pada hasil analisis kestabilan lereng keseluruhan (overall) desain disposal tahun 2016, yang analisisnya berdasarkan kondisi jenuh, dari hasil permodelan, desain disposal untuk tahun 2016 menghasilkan safety factor yang tidak aman dan berpotensi mengalami gangguan kestabilan lereng (FK < 1.2). 3. Rekomendasi kegiatan-kegiatan yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini untuk menjaga kestabilan lereng disposal adalah: a. Perkuatan base disposal, terutama di sekitar area kolam lumpur b. Mengurangi gaya-gaya yang menimbulkan gerakan tanah, dengan cara mengubah geometri lereng dan mengendalikan air permukaan c. Menambah gaya-gaya penahan gerakan tanah, dengan cara membuat counter weight di kaki lereng d. Mengeringkan genangan-genangan air di atas disposal, dan menutup cekungan-cekungan yang berpotensi menjadi tempat tergenangnya air. Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian penelitian ini yaitu : 1. Kondisi lereng harus diamati setiap harinya untuk menghindari gangguan kestabilan lereng akibat perubahan geometri karena aktivitas penimbunan overburden setiap hari. 2. Sebaiknya material sludge di dasar kolam lumpur dan settling pond dipindahkan terlebih dulu sebelum ditimbun untuk mengurangi faktor-faktor yang dapat mengganggu kestabilan lereng disposal. 3. Agar hasil analisis software mendekati kondisi aktual, perlu banyak data CPT dan SPT untuk mewakili data aktual di lapangan. Uji lapangan (CPT dan SPT) membutuhkan banyak biaya, maka dari itu perlu dibuat suatu korelasi yang sesuai dengan keadaan di lapangan tersebut untuk mengurangi biaya uji lapangan. Dari hasil penelitian, perlu dilakukan rancangan ulang (redesain) terhadap geometri lereng desain disposal tahun 2016. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Patmo N, selaku Department Head Geotechnical Engineering. 2. Ibu Rosmelia Cipta selaku pembimbing lapangan pada penyusunan laporan penelitian ini di perusahaan. 3. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu penulis selama menjalani penelitian di perusahaan. DAFTAR PUSTAKA [1] Anonim. 2008. Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan Alat Sondir, SNI 2827:2008. Badan Standardisasi Nasional dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum. hal : 2-4. [2] Arief, Saifuddin. 2007. Konsep Dasar Analisis Ketabilan Lereng. www.scribd.com. [3] Fredlund, D. G. 1984. Analytical Methods for Slope Stability Analysis. University of Saskatchewan Saskatoon, Canada. [4] Liong, GOUW Tjie, & Herman, Dave Juven, G. 2012. Analisa Stabilitas Lereng, Limit Equalibrium vs Finite Element Method. HATTI-PIT-XVI 2012, Jakarta. [5] Murthy, V.N.S. 2002. Principles and Practices of Soil Mechanics and Foundation Engineering : CRC Press. hal : 338. 39

[6] Nassaji, F, & Kalantari, B. 2011. SPT Capabilty to Estimate Undrained Shear Strength of Fine-Grained Soils of Tehran, Iran, Vol. 16. EJGE. [7] Nugraha, F. 2014. Studi Perbandingan Beberapa Rumus Empiris Parameter Kuat Geser (Cu dan φ) dari Nilai N-SPT. E-Jurnal MATRIKS Teknik Sipil. hal : 499. [8] Prasetya, S. I. 2011. Studi Kasus Analisa Kestabilan Lereng Disposal di Daerah Karuh, Kec. Kintap, Kab. Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Teknik Pertambangan UPN Veteran, Yogyakarta. [9] Rahardjo, P. P. 2008. Penyelidikan Geoteknik dengan Uji Insitu. Geotechnical Engineering Center Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. hal : I-11- II-4. [10] Sumahing, M. 2013. Kajian Geoteknik Pit 2 Wara Design 2012 PT Adaro Indonesia Kecamatan Tanta Kabupaten Tabalong Propinsi Kalimantan Selatan. Teknik Pertambangan Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta. 40