MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK PKK KAVAYA MARANA KEC. SINDUE

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK BUNGAMPUTI

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK GPID 2 PALU SELATAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA KELOMPOK B TK ANATA PURA PETIMBE

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI KELOMPOK B TK PGRI TARIPA

MENINGKATKAN NILAI-NILAI AKHLAK PADA ANAK MELALUI PEMBIASAAN BERDOA DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT TOAYA

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN PADA KELOMPOK B TK NEGERI MODEL TERPADU MADANI PALU

MENINGKATKAN PENANAMAN NILAI AGAMA ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK PGRI II KUNGGUMA KECAMATAN LABUAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI TK SIS ALJUFRI 1 TATURA PALU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

Meningkatkan Perilaku Sosial Anak melalui Metode Kerja Kelompok pada Kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Toboli

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK AL-KHAIRAAT LOLU

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA KELOMPOK A DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TOBOLI

MENINGKATKAN NILAI-NILAI AGAMA ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA LABUAN PANIMBA

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B TK ALKHAIRAT II BALE

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR KONGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI KARYA WISATA PADA KELOMPOK B TK KARYA THAIYYIBAH BALE

MENINGKATKAN PENANAMAN NILAI-NILAI AGAMA MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH II SALUMBONE

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT BERMAIN BALOK PADA KELOMPOK B DI TK KEMBANG JAYA OMU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT SUMARI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI MEDIA GAMBAR PADA KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TATURA

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT PAKULI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM MEMBILANG MELALUI PERMAINAN BOLA-BOLA ANGKA DI KELOMPOK B TK UMMAHAT DDI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ANAK PADA TEMA PEKERJAAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK AL AMIN WANI II

MENINGKATAKAN MORAL ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK A TK NEGERI PEMBINA SINDUE

MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL WARNA MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KARYAWISATA DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TOAYA VUNTA KABUPATEN DONGGALA FATMAH 1 ABSTRAK

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK SION TATURA PALU

HUBUNGAN KEGIATAN MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) DENGAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK A TK MELATI TONDO KECAMATAN MANTIKULORE

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI KARTU HURUF DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT BALAMOA

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B PAUD PERMATA HATI POMBEWE KABUPATEN SIGI ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

UPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI SINGING GAME DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

MENINGKATKAN PENERAPAN NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH NUPABOMBA KABUPATEN DONGGALA NURLAELA 1

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU

MENINGKATKAN NILAI AGAMA PADA ANAK MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK PERTIWI DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL CIPTAAN TUHAN MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJAKELOMPOK DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH II NUPA BOMBA KECAMATAN TANANTOVEA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE PALU UTARA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK SANGRINA BUNDA PASAR TIKU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

PENGARUH PERMAINAN KARTU ANGKA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK DI KELOMPOK B3 RA DEPAG 1 PALU BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Muhammad Zaenudin As, 2016 UPI Kampus Serang

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

Penggunaan Alat Peraga Konkrit Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I Kecamatan Sojol Utara Kabupaten Donggala

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT TOAYA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

PENINGKATAN KREATIVITAS MEWARNAI GAMBAR MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B1 TK NEGERI PEMBINA PALU UTARA

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AN-NISA KITA SINGGANI MAKU

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH MATANA

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :

PERANAN PEMBIASAAN BERDOA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI AGAMA PADA ANAK DI KELOMPOK B TK RIA KARTINI PEWUNU KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL ANGKA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK GENERASI BANGSA PALOLO

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Kabinuang Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Diskusi Kelas

A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

KATMINI AR. KOESDYANTHO NIM:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

Stenly, penggunaan media visual untuk meningkatkan hasil belajar penjas tentang budaya hidup sehaat siswa SDN Wuasa Kab. Poso

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PUZZLE ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A TK PLUS INSAN MADANI KOTA KEDIRI

MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK A TK PUTRA BANGSA BERDIKARI KECAMATAN PALOLO

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT MAKU KEC. DOLO

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK MENGENAL KONSEP WAKTU MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PENUGASAN DI KELAS V SD INPRES MATANTIMALI KEC. MARAWOLA BARAT JURNAL PENELITIAN

Penerapan Metode Bermain Balok untuk Meningkatkan Kreatifitas Anak di PAUD Negeri Pembina Palu Utara

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN BURUNG-BURUNG DI POHON PADA ANAK KELOMPOK A TK AISYIYAH I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DENGAN PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL KECAMATAN GESI, SRAGEN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Guslan, Yusuf Kendek Paluin, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

Transkripsi:

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK PKK KAVAYA MARANA KEC. SINDUE Desmayanti 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kemandirian halus anak dapat ditingkatkan melalui metode pemberian tugas pada kelompok A di TK PKK Kavaya Marana Kec. Sindue. Penelitian dilaksanakan di TK PKK Kavaya Marana Kec. Sindue., melibatkan 20 orang anak terdiri atas 11 orang anak laki-laki dan 9 orang anak perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan McTaggart (Dahlia, 2012:29), yang terdiri atas dua siklus. Di mana pada setiap siklus dilaksanakan tiga kali pertemuan di kelas dan setiap siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data yang dikumpulkan melalui observasi dan pemberian tugas, selanjutnya diolah secara deskriptif dengan kriteria penilaian empat bintang (berkembang sangat baik), tiga bintang (berkembang sesuai harapan), dua bintang (mulai berkembang) dan satu bintang (belum berkembang). Data yang dikumpulkan sebelum tindakan kemampuan anak dalam membentuk plastisin kategori Berkembang Sangat Baik 5%, Berkembang Sesuai Harapan 10%, Mulai Berkembang 35%, dan Belum Berkembang 50%, kemudian kemampuan anak yang menggambar kategori Berkembang Sangat Baik 5%, Berkembang Sesuai Harapan 10%, Mulai Berkembang 49%, Belum Berkembang 45%, dan kemampuan anak dalam menyusun puzzle dengan kategori Berkembang Sangat Baik 10%, Berkembang Sesuai Harapan 10%, Mulai Berkembang 30%, Belum Berkembang 50%. Setelah dilakukan tindakan maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemandirian anak, terbukti ada peningkatan kemampuan dari siklus I ke siklus II dalam membentuk plastisin kategori berkembang sangat baik dan baik dari 55% menjadi 80% (25%), kemampuan dalam menggambar kategori berkembang sangat baik dan baik dari 60% menjadi 85% (40%), kemampuan dalam menyusun puzzle kategori berkembang sangat baik dan baik dari 60% menjadi 80% (30%). Secara umum terjadi peningkatan rata-rata 33,33% dari siklus satu ke siklus dua, walaupun masih ada anak yang belum meningkat kemandiriannya tetapi hanya berkisar 6,66% dari masing-masing aspek yang diamati dengan kategori belum berkembang. Kata Kunci : Kemandirian, Metode Pemberian Tugas 1 Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako, No. Stambuk: A 451 10 020. 393

PENDAHULUAN Negara berkewajiban menyelenggarakan pendidikan yang dapat mecerdaskan kehidupan bangsa, demi membangun sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, yang dapat memajukan martabat kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karenanya itu Negara berkewajiban menyelenggarakan pendidikan bagi bangsa Indonesia sejak Usia dini. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang menjadi pondasi pembangunan pendidikan, yang memiiki fungsi sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia. Mengingat anak usia dini yaitu anak yang berbeda pada rentang usia lahir sampai dengan enam tahun merupakan rentang usia kritis dan sekaligus strategis dalam proses pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada tahap selanjuntnya Itu artinya periode ini merupaka periode kondusif untuk menumbuhkembangkan berbagai kemampuan fisiologis, kognitif, bahasa, sosioemosional dan spritual serta sikap, perilaku dan karakter anak, dalam hal ini adalah kemandirian anak. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjut. Hal ini sesuai dengan amanat amanat Undang-Undang RI No. 20/2003 BAB II pasal 3, disebutkan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta perdaban bangsa yang berrmartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa tuhan yang mahasa esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karenanya tujuan pendirian Taman Kanak-Kanak, yang merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah pada jalur pendidikan sekolah adalah untuk membantu anak meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan serta untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Di Taman Kanak-Kanak, anak memperoleh pendidikan mendasar tentang pengembangan aspek kognitf, moral agama, sosial emosional, bahasa dan seni, serta berbagai ketrampilan demi membentuk kepribadian anak yang berkarakter. Salah satu karakter yang diharapkan dapat ditanamkan dan dikembangkan sejak usia TK adalah sikap kemandirian. Kemandirian berarti kemampuan anak untuk melakukan berbagai 394

aktifitas dengan mengandalkan kekuatan diri sendiri, sehingga anak tidak bergantung pada orang lain. Dengan mengandalkan diri sendiri, maka setiap anak akan memperoleh kebebasan untuk berkreasi sehingga dan meningkatkan kepercayaan diri dan kreatifitas anak. Sehingga Menurut Masrun (1986:8) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Sehingga tujuan pendidikan di TK ini mengharuskan guru untuk menyelenggarakan kegiatan belajar yang dapat meningkatkan kemandirian anak, yang dapat ditempuh melalui metode belajar pemberian tugas. Sriyono (1992:45) berpendapat bahwa Pengunaan metode tugas, perlu dipertimbangkan bentuk tugas yang diberikan, tujuan yang hendak dicapai dan cara anak menyelesaikan tugas tersebut. Demikian pula yang dikemukakan oleh Pasaribu S. (1992:45). Guru dalam memberikan tugas hendaknya menunjukkan aspek-aspek yang jelas dengan maksud agar perhatian anak didik waktu belajar akan lebih dipusatkan pada aspek-aspek yang dipentingkan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang penulis kemukakan adalah: Apakah kemandirian anak dapat ditingkatkan melalui metode pemberian tugas Kelompok A TK PKK Kavaya Marana Kec. Sindue? Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis yang diajukan yaitu jika metode pemberian tugas diterapkan pada Kelompok A TK PKK Kavaya Marana Kec. Sindue, maka kemandirian anak akan meningkat. METODE PENELITIAN Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mempunyai tahapan yang bersiklus. Model penelitian ini mengacu pada modifikasi diagram yang mencantumkan Kemmis dan Mc Taggart (Dahlia, 2012:29), seperti pada gambar (1). Tiap siklus dilakukan beberapa tahap, yaitu: 1) Perencanaan tindakan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) observasi, dan 4) Refleksi. Keterangan 0 : Pratindakan 1 : Rencana 2 : Pelaksanaan 3 : Observasi 4 : Refleksi 5 : Rencana 6 : Pelaksanaan 7 : Observasi 8 : Refleksi 395

a b : Siklus I : Siklus II Gambar Alur Siklus PTK model Kemmis & Mc Taggart (Dahlia, 2012:29) Penelitian ini dilaksanakan di kelompok A TK PKK Kavaya Marana Kec. Sindue dengan subyek penlitian yaitu seluruh anak didik yang berjumlah 20 orang dan terdiri dari 11 orang anak laki-laki dan 9 orang anak perempuan. Alasan pemilihan TK ini sebab masih banyak anak didik belum meningkat kemandiriannya. Pelaksanan tindakan ini dilaksanakan dalam siklus berulang. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan desain yang telah dikemukakan di atas yang dengan melihat perubahan yang ingin dicapai dalam tindakan. Rencana tindakan ini meliputi: a). Perencanaan Tindakan, b). Pelaksanaan Tindakan, c). Observasi, dan d). Refleksi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif terkait peningkatan interaksi sosial anak yang diperoleh dari hasil pengamatan berdasarkan lembar observasi siswa serta aktivitas guru (peneliti). Dan data kuantitatif yaitu terkait skor penilaian hasil pengamatan. Untuk mempermudah dalam pelaksanakan penelitian ini, maka dilakukan pengumpulan data. Adapun cara pengumpulan data 2 cara yaitu observasi dan pemberian tugas. Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif dilakukan selama dan sesudah penelitian dilakukan dikelas dan dilakukan melalui tiga tahap, yatu reduksi data, paparan data dan penyimpulan atau verifikasi data. Data kuantitatif yang merupakan hasil kegiatan belajar anak yang dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan pengelompokan berdasarkan teknik kategori standar (Depdiknas, 2003: 78) = BSB = Berkembang Sangat Baik = BSH = Berkembang Sesuai Harapan = MB = Mulai Berkembang = BB = Belum Berkembang Setelah semua data terkumpul maka akan di lakukan proses identifikasi dan klasifikasi kembali berdasarkan tolak ukur parameter yang diteliti untuk kemudian diolah dan dianalisis kembali dengan menggunakan tabel frekuensi dan persentase dengan rumus sebagai berikut (Sudjiono, 1991:40) : 396

Keterangan : P = Hasil yang dicapai f = Jumlah jawaban dari setiap alternatif jawaban n = Jumlah sampel 100= Angka tetap/pembulatan HASIL PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan melakukan observasi di lapangan (Kelompok A TK PKK Kavaya Marana Kec. Sindue). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi kelas sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan memberikan tes pra tindakan untuk menentukan kelompok belajar anak, serta menyiapkan alat dan sumber belajar sebagai penunjang dalam proses pembelajaran. No 1. 2. 3. 4. Kategori Berkembang sangat baik Berkembang sesuai harapan Mulai berkembang Belum berkembang Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pra Tindakan Membentuk Plastisin Aspek yang Diamati Menggambar 397 Menyusun Pazzel F % F % F % 1 5 1 5 2 10 2 10 2 10 2 10 7 35 8 40 6 30 10 50 9 45 10 50 Jumlah % 4 6,66 6 10 21 35 29 48,33 Jumlah 20 100 20 100 20 100 60 100 Berdasarkan tabel di atas, setelah dijumlahkan ketiga aspek yang diamati diketahui dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 4 orang anak (6,66%) yang masuk kategori sangat baik, 6 orang anak (10%) yang masuk kategori baik, 21 orang anak (35%) yang masuk kategori cukup dan 29 orang anak (48,33%) yang masuk kategori kurang. Dari hasil pra tindakan ini, dapat terlihat hanya sedikit anak yang memiliki kemandirian, karena masih banyak anak yang belum mampu membentuk plastisin, menggambar, dan menyusun puzzle. Sehingga dari permasalahan tersebut, maka peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan harapan dapat meningkatkan kemandirian anak melalui metode pemberian tugas.

No 1. 2. 3. Kategori Berkembang sangat baik Berkembang sesuai harapan Mulai berkembang Belum berkembang Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Tindakan Siklus I Membentuk Plastisin Aspek yang Diamati Menggambar Menyusun Pazzel Jumlah % F % F % F % 5 25 5 25 6 30 16 26,67 6 30 7 35 6 30 19 31,67 6 30 4 20 4 20 14 23,33 3 15 4 20 4 20 11 18,33 Jumlah 20 100 20 100 20 100 60 100 Berdasarkan tabel di atas, setelah dijumlahkan ketiga aspek yang diamati tersebut diketahui dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 16 anak (26,67%) yang masuk kategori sangat baik, 19 orang anak (31,67%) yang masuk kategori baik, 14 orang anak (23,33%) yang masuk kategori cukup dan 11 (18,33%) masuk kategori kurang. Dengan melihat persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan tindakan siklus I, jelas terlihat bahwa persentase yang diperoleh dari 3 aspek pengamatan peningkatan kemandirian anak yaitu mampu membentuk plastisin, menggambar dan mampu menyusun pazzel belum mencapai persentase keberhasilan tindakan dengan kategori baik yaitu 26,67% + 31,67% = 58,34%. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pada tindakan siklus II. 398

No 1. 2. 3. 4. Kategori Berkembang sangat baik Berkembang sesuai harapan Mulai berkembang Belum berkembang Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Tindakan Siklus II Membentuk Plastisin Aspek yang Diamati Menggambar Menyusun Pazzel Jumlah % F % F % F % 7 35 8 40 8 40 23 38,33 9 45 9 45 8 40 26 43,33 3 15 2 10 2 10 7 11,67 1 5 1 5 2 10 4 6,67 Jumlah 20 100 20 100 20 100 60 100 Berdasarkan tabel di atas, setelah dijumlahkan ketiga aspek yang diamati tersebut diketahui dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 23 anak (38,33%) yang masuk kategori sangat baik, 26anak (43,33%) yang masuk kategori baik, 7 anak (11,67%) yang masuk kategori cukup dan 4 anak (6,67%) yang masuk kategori kurang. Dengan melihat persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan tindakan siklus II, jelas terlihat bahwa persentase yang diperoleh dari 3 aspek pengamatan peningkatan kemandirian anak yaitu membentuk plastisin, menggambar, dan menyusun pazzel telah mencapai persentase keberhasilan tindakan dengan kategori baik, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan anak yang masuk kategori sangat baik 38,33% dan masuk kategori baik 43,33% dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan anak yaitu 81,67% dengan kategori baik. Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan perbaikan pada tindakan selanjutnya. PEMBAHASAN Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan mulai dari sebelum tindakan dilakukan sampai siklus I dan siklus II dapat dibahas sebagai berikut : 1. Data Pra Tindakan Hasil pengamatan yang telah dilakukan mulai dari pra tindakan sebagian anak menunjukan kemandiriannyayang belum maksimal. Hal itu terbukti karena 1 anak atau 5% yang dapat membentuk plastisin dengan kategori berkembang sangat baik, ada 2 anak atau 10% yang dapat membentuk plastisin dengan baik, ada 7 anak atau 35% yang dapat membentuk plastisin dengan kategori mulai berkembang, dan terdapat 10 anak 399

atau 50% yang dapat membentuk plastisin dengan kategori belum berkembang atau belum menunjukan kemandiriannya sama sekali. Sementara pada kemandirianyang diukur dalam menggambar baru 1 anak atau 5% yang dapat menggambar dengan kategori berkembang sangat baik, ada 2 anak atau 10% yang dapat menggambar dengan kategori berkembang sesuai harapan, kemudian ada 8 anak atau 40% yang dapat menggambar dengan kategori mulai berkembang, dan terdapat 9 anak atau 45% yang kurang berhasil atau yang belum menunjukan kemandiriannya dalam menggambar. Kemandirian anak yang diamati berikutnya yaitu menyusun puzzle baru 2 anak atau 10% yang bisa dikatakan berhasil dengan kategori berkembang sangat baik, begitu pula dengan kategori berkembang sesuai harapan terdapat 2 anak atau 10% yang dapat menyusun puzzle, kemudian terdapat 6 anak atau 30% yang dapat menyusun puzzle dengan kategori mulai berkembang, dan hasil pengamatan kemandirian anak dalam menyusun puzzle dengan kategori belum berkembang terdapat 10 anak atau 50% yang belum menunjukan kemandiriannya. Dengan demikian pada pra tindakan baru sekisar 16,66% yang bisa dikategori berhasil sangat baik dan baik, masih ada sekitar 83,33% yang belum berhasil, kemungkinan hali itu disebabkan karena anak belum terbiasa dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kemandiriannya seperti membetuk plastisin, menggambar, dan menyusun puzzle hal ini dilakukan untuk mengukur kemandiriananak. Disamping itu kurangnya fasilitas atau media yang bisa membantu kemampuan anak juga kebiasaan-kebiasaan anak yang cenderung pasif. Selanjutnya kemungkinan penyebab rendanya kemampuan anak dalam mengembangkan kemandiriannya pada pra tindakan bisa bersumber dari lengkungan bermain dan juga suasan dalam pembelajaran yang kurang menyenangkan. Kemungkinan pembelajaran sangat monoton banyak aktivitas yang didominasi oleh guru atau pembelajaran yang berpusat pada guru. Hal-hal itu yang mendorong peneliti untuk melakukan perbaikan pembelajaran untuk melakukan tindakan siklus 1 dengan menggunakan metode pemberian tugas terbukti dapat meningkatkan kemandirian anak. 2. Hasil Pengamatan pada Siklus I Pada siklus 1 yang telah direncanakan dengan dua kali tindakan dengan menggunakan metode pemberian tugas pada tema kebutuhanku. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu penliti diskusi dengan teman sejawat tentang rencana 400

penelitian meminta kepadanya untuk berkoleborasi membantu untuk menjadi pengamat. Selanjutnya kami bersama-sama merancang pembelajaran dan persiapan yang harus dilaksanakan juga menyiapkan alat-alat sebagai media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dalam tindakan siklus I. Selama proses pembelajaran yang dimulai dari kegiatan awal, inti dan penutup dengan 3 kemampuan yang akan diamatai yaitu : membentuk plastisin, menggambar, dan menyusun puzzle. Fokus penelitian tindakan ini adalah metode pemberian tugas untuk meningkatkan kemandiriananak. Dengan menggunakan metode pemberian tugas yang digunakan dalam pembelajaran tentang tema kebutuhanku yang diharapkan anak bisa menunjukan kemandirian dengan baik. Penerapan metode pemberian tugas tersebut berdasarkan tabel 4.5 menunjukan adanya peningkatan meskipun belum maksimal. Ada 5 anak atau 25% yang dapat membentuk plastisin dengan kategori berkembang sangat baik, ada 6 anak atau 30% yang dapat membentuk plastisin dengan kategori berkembang sesuai harapan, ada 6 anak atau 30% yang dapat membentuk plastisin dengan kategori mulai berkembang, dan terdapat 3 anak atau 15% yang dapat membentuk plastisin dengan kategori belum berkembang atau belum menunjukan kemandiriannya sama sekali. Sementara pada kemandirian anak yang diukur dalam menggambar terdapat 5 anak atau 25% dengan kategori berkembang sangat baik, ada 7 anak atau 35% yang dapat menggambar dengan kategori berkembang sesuai harapan, kemudian ada 4 anak atau 20% yang dapat menggambar dengan kategori mulai berkembang, dan terdapat 4 anak atau 20% yang kurang berhasil atau yang belum menunjukan kemandiriannya dalam menggambar. Kemandirian anak yang diamati berikutnya yaitu menyusun puzzle baru 6 anak atau 30% yang bisa dikatakan berhasil dengan kategori berkembang sangat baik, begitu pula dengan kategori berkembang sesuai harapan yaitu terdapat 6 anak atau 30% yang dapat menyusun puzzle, kemudian terdapat 4 anak atau 20% yang dapat menyusun puzzle dengan kategori mulai berkembang, dan hasil pengamatan kemandirian anak dalam menyusun puzzle dengan kategori belum berkembang terdapat 4 anak atau 20% yang belum menunjukan kemandiriannya. Dengan demikian secara umum sudah menunjukan peningkatan jika dibandingkan dengan pra tindakan. Dapat dibahas pada siklus pertama ini sudah menunjukan peningkatan meskipun belum maksimal. Peningkatan dari beberapa aspek yang diamati seperti membentuk plastisin, menggambar, menyusun puzzle, rata-rata sudah mengalami 401

peningkatan dari 3 aspek yang diamati tersebut, diperkirakaan mengalami peningkatan berkisar 10% lebih dari sebelumnya pada pra tindakan. Adapun faktor yang menyebabkan adanya peningkatan kemandirian anak tersebut dengan menggunakan metode pemberian tugas, dapat menarik minat dan perhatian anak. Dengan peningkatan minat dan perhatian tersebut diasumsikan menjadi pendorong meningkatnya kemandirian anak. Disisih lain, dapat pula dianalisa masih ada beberapa anak yang belum menunjukan hasil yang maksimal atau belum meningkat kemampuannya. Hal ini masih perlu dianalisa lagi apakah karena anaknya sendiri yang belum termotivasi atau media yang digunakan belum menarik minatnya. Kemungkinan bisa pula disebabkan karena ada guru lain yang ikut dalam kegiatan belajar anak sehingga sangat mempengaruhi aktifitas anak yang masih malu-malu atau kurang memiliki keberanian. Kemungkinan lain bersumber dari lingkungan dirumahnya yang tidak biasa diajak bermain belajar oleh teman atau anggota keluarganya. Maka peneliti berusaha untuk lebih meningkatkan media yang lebih banyak serta bervariasi. Disamping itu guru akan leih memberi motivasi, dorongan serta semangat agar anak dapat meningkatkan kemandiriannya. Untuk itu apa yang telah diperbaiki pada siklus kedua dapat dianalisa sebagai berikut. 3. Hasil Pengamatan Siklus II Pada siklus kedua ini dengan dua kali tindakan menunjukan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan siklus pertama atau pra tindakan. Terdapat 7 anak atau 35% yang dapat membentuk plastisin dengan kategori berkembang sangat baik, ada 9 anak atau 45% yang dapat membentuk plastisin dengan kategori berkembang sesuai harapan, ada 3 anak atau 15% yang dapat membentuk plastisin dengan kategori mulai berkembang, dan terdapat 1 anak atau 5% yang dapat membentuk plastisin dengan kategori belum berkembang atau belum menunjukan kemandiriannya sama sekali. Sementara pada kemandirian anak yang diukur dalam menggambar terdapat 8 anak atau 40% dengan kategori berkembang sangat baik, ada 9 anak atau 45% yang dapat menggambar dengan kategori berkembang sesuai harapan, kemudian ada 2 anak atau 10% yang dapat menggambar dengan kategori mulai berkembang, dan terdapat 1 anak atau 5% yang kurang berhasil atau yang belum menunjukan kemandiriannya dalam menggambar. Kemudian kemandirian anak yang diamati berikutnya yaitu menyusun puzzle, pada kegiatan ini suda menunjukan jumlah anak berhasil melebihi tindakan siklus 1 yaitu 402

terdapat 8 anak atau 40% yang bisa dikatakan berhasil dengan sangat baik, begitu pula dengan kategori berkembang sesuai harapan yaitu terdapat 8 anak atau 40% yang dapat menyusun puzzle, kemudian terdapat 2 anak atau 10% yang dapat menyusun puzzle dengan kategori mulai berkembang, dan hasil pengamatan kemandiriananak dalam menyusun puzzle dengan kategori belum berkembang terdapat 2 anak atau 10% yang belum menunjukan kemandiriannya. Kalaupun masih ada anak yang belum berhasil yaitu 1 anak dalam membentuk plastisin secara mandiri, kemudian ada 1 anak yang belum berhasil dalam menggambar secara mandiri dengan tugas yang diberikan guru, dan masih ada 2 anak juga yang belum berhasil dengan baik dalam menyusun puzzle. Jika di rata-ratakan ada sekitar 6,66% yang belum berhasil dari kemampuan yang diamati. Dapat dikemukakan anak yang belum berhasil tersebut memang anak yang sangat pemalu dan kurang memiliki rasa ingin tau tentang sesuatu tugas atau permainan yang diberikan guru. Hal ini bukan berarti gagal total, namun tetap ada peningkatan kemampuannya namun belum maksimal. Oleh karena itu peneliti dengan teman sejawat memutuskan untuk tidak melanjutkan kesiklus ketiga, karena anak yang belum berhasil persentasenya sangat kecil. Sehingga penelitian tindakan kelas ini bisa dikatakan berhasil dengan baik karena telah dapat memperbaiki proses pembelajaran yang berdampak dengan meningkatnya kreativitas anak pada beberapa kemampuan yang telah diamati. Olehnya itu pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemandirian anak dalam mengukat tali sepatu, menggambar, dan menyusun puzzle. Dari hasil pengamatan tindakan siklus I yang dilakukan pada aktivitas anak yang masuk dalam kategori mulai berkembang harus ditingkatkan untuk mencapai kriteria keberhasilan baik. Sedangkan dari hasil pengamatan tindakan siklus II yang dilakukan pada aktivitas anak semua aspek yang diamati telah masuk dalam kategori berkembang sesuai harapan. Disamping perbaikan yang dilakukan guru, faktor yang menyebabkan meningkatnya kreativitas anak adalah karena anak-anak sudah merasa tidak terbebani dalam mengerjakan tugas sehingga dengan menerapkan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemandirian anak di kelompok A TK PKK Kavaya Marana Kec. Sindue. 403

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemandirian anak di kelompok A TK PKK Kavaya Marana Kec. Sindue. Kesimpulan tersebut terbukti dengan adanya peningkatan kemandiriananak pada siklus pertama untuk kemandirian dalam membentuk plastisin menjadi 55% sangat baik dan baik, kemandirian dalam menggambar meningkat menjadi 60% kategori berkembang sangat baik dan baik, dan yang kemandirian yang diamati terahir yaitu kemandirian anak dalam menyusun puzzle terdapat 60% dengan kategori berkembang sesuai harapan dan baik, hasil tersebut diperoleh dari penjumlahan dua kategori yang dimiliki yaitu sangat baik dan baik. Pada siklus kedua menunjukan peningkatan dalam membentuk plastisin meningkat dari 55% menjadi 80% (25%) kategori berkembang sangat baik dan baik, kemudian pada kegiatan menggambar meningkat dari 60% menjadi 85% (25%) dengan kategori berkembang sangat baik dan baik, sedangkan kemampuan anak dalam menyusun puzzle meningkat dari 60% menjadi 80% (20%) kategori berkembang sangat baik dan baik. Jika dirata-ratakan peningkatan dari siklus I ke siklus II berkisar 23,33%, walaupun masih ada anak yang belum berhasil tetapi tidak perlu lagi di adakan siklus berikutnya karena sudah menunjukan keberhasilan pada siklus II secara maksimal. Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka peneliti menyarankan sebagai berikut: 1) Kiranya metode pemberian tugas dapat diterapkan mengingat metode pembelajaran ini dapat mendorong anak untuk terbiasa dalam melakukan kegiatan, menumbuhkan motivasi dan minat anak untuk belajar sehingga dapat meningkatkan kemandirian anak. 2) Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar, antara lain minat, sikap, dan motivasi. Oleh karena itu guru harus mampu menciptakan situasi yang dapat memungkinkan faktor-faktor tersebut dapat berkembang dengan baik. 3) Kepala Taman Kanak-kanak PKK Kavaya Marana Kec. Sindue, agar selalu memberikan kesempatan bagi para guru untuk melakukan perbaikan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuannya sebagai guru yang profesional. 4) Para guru agar termotivasi untuk selalu melakukan berbagai aktifitas dalam meningkatkan profesionalismenya sebagai upaya memperbaiki proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. 5) Murid agar selalu aktif dalam kegiatan kelas dan luar kelas serta memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengembangkan semua potensi yang dimilikinya terutama unutk menjadi anak berkarakter. 404

6) Para peneliti lain unutk menjadikannya hasil penelitan ini sebagai bahan acuan atau pertimbangan dalam merancang penelitian yang sama atau berbeda baik fokus. Masalah metode tehnik pengumpulan data maupun analisanya. DAFTAR PUSTAKA Dahlia. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Palu: Edukasi Mitra Grafika. Masrun. (19860. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Rineka Cipta. Pasaribu S. (1992). Kamus UmumBahasa Indonesia. PN Balai Pustaka, Jakarta. Sriyono. (1992). Pembelajaran untuk anak TK. Dirjen Dikti: Jakarta. Sudjiono. (1991). Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Depdikbud. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14. Jakarta. Undang-Undang RI No. 20/2003 BAB II pasal 3. Jakarta. 405