PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI SKRIPSI

Kata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran, siswa kelas IV SD Negeri Pujokusuman 1

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA

PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SD N 1 SEDAYU

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

Keywords: Effectiveness, Information Services, Teachers BK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI. Agustina Dwi Respati Wahyu Adi Muhtar

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini

PENERAPAN PENILAIAN KINERJA PADA PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP MUHAMMADIYAH MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2016/ 2017

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

PELAKSANAAN HIMPUNAN DATA OLEH GURU BK UNTUK KONSELING KARIR DI KELAS XI SMK NEGERI 1 SOLOK. Oleh: Junita SK Nanda NPM:

PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS I SD NEGERI KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2015/ 2016

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini pada kelas X A semester genap tahun ajaran 2014/2015.

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG (JURNAL) Oleh : WILDA NURAIDA

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini masalah yang sedang diteliti yaitu mengenai peran tutor paud dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain didaktis yang berdasarkan pada hambatan pada proses pembelajaran yang

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SMK N 1 PURWOREJO

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ledo yang beralamat di. Jalan Raya Ledo, Desa Ledo, Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang

Yulia Maftuhah Hidayati 1), Titik Septiani 2) Abstarct

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KETERAMPILAN GURU BK DALAM MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI DI SMP N 1 PASAMAN

HAMBATAN YANG DIHADAPI OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DI SMPN 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL

KENDALA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMA NEGERI 7 KERINCI

IMPLEMENTASI BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KESULITAN MATEMATIKA DI SDN BADRAN SURAKARTA

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

PELAKSANAAN PENGGUNAAN STRATEGI BELAJAR TUNTAS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI.IPS SMA N 1 GUNUNG TULEH KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Arifin (2011: 140) Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian

Keywords: Constraints Teacher, Media, Learning History PENDAHULUAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR TAHUN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN

KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KENDALA GURU BK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian Deskriptif dengan pendekatan

PERSEPSI GURU TERHADAP METODE PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KETRAMPILAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI SDN BAKALAN.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu

PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM OLEH GURU BK DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN KURANJI PADANG. Oleh: Gustia Manasari * Fitria Kasih ** Nofrita **

BAB II KERANGKA TEORI. 1. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

PELAKSANAAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA OLEH GURU KELAS VI SD

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

BAB III METODE PENELITIAN. data-data tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di

BAB III METODE PENELITIAN. No 95 Pesawahan Teluk Betung Selatan Bandar Lampung.

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

PELAKSANAAN PENILAIAN OTENTIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

BAB III METODE PENELITIAN. Sehubungan dengan judul penelitian ini adalah upaya guru pendidikan


PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

BAB III METODE PENELITIAN

PEMAHAMAN DAN PEMANFAATAN HIMPUNAN DATA DALAM KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMK N I KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 SIDOGEDE

PEMAHAMAN GURU KELAS TERHADAP MATERI LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK SISWA TERISOLIR

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN Inovasi Pembelajaran untuk Pendidikan Berkemajuan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 7 November 2015

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

BAB III METODE PENELITIAN. (2008:24) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bermaksud membuat

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 1)

Keywords: Auditory Intellectually Repetition, manipulative media, Mathematics

PENERAPAN KONSELING KELOMPOK BAGI SISWA YANG BERPERILAKU NEGATIF DALAM PENYESUAIAN DIRI DENGAN LINGKUNGAN KELAS 5 SDN 09 NGRINGO, JATEN, KARANGANYAR

RICKY CAHYO PAMUNGKAS A

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN STRATEGI COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KENDEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN GURU DALAM MEMBERIKAN BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENGATASI KESULITAN MEMBACA SISWA KELAS 3 DI SDN CANGKOL 3 TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI PRINSIP PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TASIKMADU BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NO 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 25 PADANG ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PUBLIKASI ILMIAH AFRINA NUR BAITI A

KONSELING KELOMPOK DENGAN STRATEGI PENGELOLAAN DIRI UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 1 TRIWARNO

Transkripsi:

Pelaksanaan Layanan Bimbingan (Deddy Setyo Nugroho) 3.005 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI TUTORING SERVICES IN THE FOURTH GRADE SDN 1 SUKORINI Oleh: Deddy Setyo Nugroho, deddy.idut@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan dan hambatan pelaksanaan layanan bimbingan belajar di kelas IV SD Negeri 1 Sukorini. Penelitan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian guru kelas IV. Instrumen penelitian yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, observasi, catatan lapangan dan angket. Langkah-langkah analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru belum membuat program layanan bimbingan belajar. Layanan bimbingan belajar dilaksanakan oleh guru sesuai dengan pemahamannya. Layanan bimbingan belajar oleh guru dipahami sebagai suatu bentuk bantuan bagi siswa untuk mencapai hasil belajar sesuai target yang ditetapkan. Dalam melaksanakan layanan bimbingan belajar, guru mengalami hambatan antara lain keterbatasan pemahaman, waktu, serta keterampilan. Kata Kunci: layanan bimbingan belajar Abstract This study aims at describing the implementation and handicap of the implementation of tutoring services in fourth grade SDN 1 Sukorini. This research used a qualitative approach. Subjects of this research was fourth grade teacher. The research instrument used interview, documentation, observation, field notes and questionnaires. The measures include the reduction of data analysis, data presentation, and verification. The data validity using a triangulation technique. The results show that teachers not yet made a tutoring service program. Tutoring services performed by teachers in accordance with his understanding. Services tutoring by teachers understood as a form of assistance for students to achieve the learning outcomes according to the set targets. In carrying out the tutoring service, teachers experiencing barriers include lack of understanding, time, and skills Keywords: tutoring services

3.006 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 32 Tahun ke-5 2016 PENDAHULUAN Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka perlu mengintegrasikan seluruh komponen yang ada dalam pendidikan, salah satunya adalah komponen bimbingan dan konseling. Hal ini juga diungkapkan oleh Juntika (Tohirin, 2009: 12) bimbingan merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan memiliki kontribusi terhadap keberhasilan proses pendidikan. Bimbingan dan konseling merupakan suatu perangkat penting dalam dunia pendidikan. Kedudukan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar dalam sistem pendidikan di Indonesia sudah diatur dan dibicarakan khusus dalam Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 pasal 10 ayat (1) yang berbunyi : Penyelenggarakan bimbingan dan konseling pada SD/MI atau yang sederajat dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling. Jika merujuk pada keputusan diatas, pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling akan tetapi layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar untuk saat ini masih dilaksanakan oleh guru kelas khususnya di SD Negeri 1 Sukorini. Pelaksanaannya terpadu dalam proses pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SD Negeri 1 Sukorini terutama di kelas IV belum berjalan secara optimal. Hal ini terbukti dari adanya beberapa masalah yang berhubungan dan memerlukan penanganan layanan bimbingan dan konseling khususnya masalah belajar yang dialami siswa kelas IV SD Negeri Sukorini. Untuk menangani masalah belajar perlu pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling bidang bimbingan belajar. Layanan bimbingan belajar merupakan proses bantuan yang diberikan kepada individu (siswa) agar dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dalam belajar sehingga setelah melalaui proses perubahan belajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal sesuai kemampuan, bakat dan minat yang dimilikinya (Sunaryo Kartadinata, 1998: 35). METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data deskriptif yang diperoleh dari pengumpulan data dengan pendekatan kualitatif yang dituangkan dalam bentuk kata-kata. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Sukorini yang beralamat di

Pelaksanaan Layanan Bimbingan (Deddy Setyo Nugroho) 3.007 Dusun Woro, Kelurahan Sukorini, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan peneliti karena Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling khususnya layanan bimbingan belajar di SD Negeri 1 Sukorini belum berjalan secara optimal karena layanan bimbingan konseling di SD dijalankan oleh guru kelas yang terpadu dengan proses pembelajaran. Berdasarkan temuan di lapangan guru lebih mementingkan penyampaian materi ajar dan target yang telah ditetapkan sehingga kurang memperhatikan pelaksanaan layanan bimbingan belajar. Selain itu sebelumnya belum pernah diadakan penelitian tentang pelaksanaan layanan bimbingan belajar di kelas IV SD Negeri 1 Sukorini. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas IV SD Negeri 1 Sukorini. Guru kelas dijadikan subjek penelitian utama informan kunci karena sebagai pelaksana bimbingan dan konseling terutama layanan bimbingan belajar. Selain itu, guru kelas juga dipandang sebagai orang yang benar-benar mengetahui tentang data yang akan dikumpulkan. Selanjutnya kepala sekolah, guru-guru, dan beberapa siswa kelas IV juga dijadikan sumber informasi untuk mendapatkan data dan informasi sebanyak-banyaknya. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah orang sebagai narasumber dan dokumen sebagai data pendukung. Dalam penelitian ini, narasumber yang dipilih oleh peneliti adalah guru kelas IV, kepala sekolah, guru mata pelajaran, dan beberapa siswa kelas IV. Data pendukung dalam penelitian ini adalah dokumendokumen yang terkait dengan subjek penelitian. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, angket, dan catatan lapangan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan melakukan wawancara terhadap guru kelas IV dan kemudian melakukan observasi pelaksanaan layanan bimbingan belajar di kelas IV. Peneliti juga melakukan dokumentasi dan membuat catatan lapangan sebagai upaya untuk kelengkapan data. Selain itu juga peneliti menggunakan kuesioner yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden yaitu guru kelas IV SD Negeri 1 Sukorini.

3.008 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 32 Tahun ke-5 2016 Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menjadi instrumen penelitian karena peneliti merupakan instrumen yang efektif untuk mengumpulkan data. Peneliti dibantu dengan instrumen panduan seperti panduan observasi (pengamatan), pedoman wawancara, lembar angket, catatan lapangan dan dokumentasi Teknik Analisis Data Teknik analisis data dilakukan sesuai dengan prosedur ilmiah penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis dari Milles dan Huberman. Dalam teknik analisis ini terdapat tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Reduksi data bertujuan untuk menyederhanakan data yang abstrak menjadi sebuah rangkuman yang jelas dan terperinci. Data tersebut dihasilkan dari proses observasi, wawancara, dokumentasi, catatan lapangan, dan kuesioner. Proses selanjutnya adalah penyajian data. Setelah direduksi kemudian data disajikan kedalam bentuk kerangka atau bagan yang sesuai. Penyajian data merupakan proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif dari hasil penelitian tentang pelaksanaan layanan bimbingan belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sukorini. Kemudian langkah terakhir adalah verifikasi data. Data yang telah diproses kemudian ditarik kesimpulan. Penyimpulan merupakan proses pengambilan intisari data sajian yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang luas. Hasil analisis disusun untuk mengungkap realita pelaksanaan layanan bimbingan belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sukorini. Keabsahan Data Pada penelitian ini, pemeriksaan keabsahan data menggunakan uji kredibilitas dengan cara triangulasi. Langkah ini dilakukan untuk dapat meningkatkan derajat kepercayaan terhadap data penelitian yang diperoleh. Triangulasi yang digunakan pada penelitian adalah triangulasi teknik. Langkah ini dilakukan untuk menguji kredibilitas data dan dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini teknik triangulasi dilakukan dengan cara mengecek data dengan sumber yang sama dengan teknik yang berbeda yaitu observasi, wawancara, catatan lapangan, kuesioner, dan dokumentasi.

Pelaksanaan Layanan Bimbingan (Deddy Setyo Nugroho) 3.009 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dengan perencanaan yang belum dikelola secara terprogram menyebabkan pelaksanaan layanan bimbingan belajar belum berjalan secara optimal dan belum sesuai dengan konsep bimbingan yang semestinya. Layanan bimbingan belajar diberikan kepada siswa kelas IV dan dilaksanakan oleh guru kelas. Pelaksanaannya terintegrasi dalam proses pembelajaran sehari-hari. Hal ini karena di SD Negeri 1 Sukorini belum memiliki guru pembimbing khusus seperti pada jenjang SMP atau SMA. Untuk dapat menunjang keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling khususnya layanan bimbingan belajar dibutuhkan biaya dan fasilitas pendukung. Karena program layanan bimbingan dan konseling di SD Negeri 1 Sukorini belum disusun, jadi pihak sekolah belum mempersiapkan biaya dan fasilitas pendukung kegiatan layanan bimbingan. Akan tetapi jika dibutuhkan secara mendadak, pihak sekolah akan mempersiapkan biaya dan fasilitas pendukung. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas IV. Untuk dapat mencapai hasil yang optimal dari pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling, khususnya layanan bimbingan belajar dibutuhkan kegiatan serta metode yang tepat dalam pelaksanaannya Dalam melaksanakan layanan bimbingan belajar guru mengacu pada hasil belajar yang di raih siswa untuk memberikan layanan bimbingan belajar. Pengajaran perbaikan bertujuan untuk memperbaiki kesalahankesalahan siswa dalam proses dan hasil belajar mereka yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok siswa yang membutuhkan. Sasaran utama pengajaran perbaikan di kelas IV SD Negeri 1 Sukorini adalah siswa-siswa yang mengalami keterlambatan belajar dan nilainya belum memenuhi KKM. Namun dalam pelaksanaannya pengajaran perbaikan diberikan kepada semua siswa. Selain kegiatan perbaikan, guru melaksanakan pengayaan. Pelaksanaan pengayaan diberikan oleh guru sejalan dengan pengajaran perbaikan. Dalam hal ini maksudnya siswa diberikan soal-soal latihan ataupun melaksanakan ulangan kembali dimana saat mengerjakan soal bagi siswa yang nilainya masih dibawah standar bisa menjadi kegiatan pengajaran perbaikan dan bagi siswa yang nilainya sudah baik bisa menjadi kegiatan pengayaan. Untuk meningkatkan motivasi belajar, guru memberikan teguran atau nasihat-nasihat kepada siswa agar siswa. Cara lain yang dilakukan guru untuk

3.010 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 32 Tahun ke-5 2016 meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Salah satu metode yang sering digunakan yaitu grouping atau belajar kelompok. Melalui metode ini siswa diajarkan untuk berdiskusi dengan teman sejawatnya dan belajar menyampaikan hasil diskusi didepan kelas. Dalam mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, guru lebih menekankan pada pemberian motivasi belajar. Karena menurut guru, peranan motivasi sangat besar dalam mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik bagi siswa kelas IV. Selain itu menurut guru, penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat membuat siswa merasa nyaman dan tertarik. Akan tetapi dalam menentukan metode yang akan digunakan, guru menemui hambatan pada keterbatasan pengetahuan guru tentang metode yang harus digunakan. Selain itu guru juga mengalami kesulitan untuk mengkombinasikan metode belajar dengan metode bimbingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di SD Negeri 1 Sukorini belum disusun program layanan bimbingan belajar, secara operasional layanan bimbingan belajar di SD Negeri 1 Sukorini dilaksanakan oleh guru kelas yang terpadu dengan proses pembelajaran. Sehingga peran, fungsi serta tanggung jawab guru kelas tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai seorang pembimbing. Sebenarnya temuan ini tidak sesuai dengan peraturan terbaru tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling yang dikeluarkan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan RI. Dalam Permendikbud nomor 111 tahun 2014 pasal 10 ayat 1 berbunyi: penyelenggaraan bimbingan dan konseling pada SD/MI atau yang sederajat dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling. Akan tetapi karena belum memiliki guru bimbingan dan konseling, pelaksanaan layanan bimbingan tetap diberikan oleh guru kelas Jenis kegiatan yang dilakukan guru dalam memberikan layanan bimbingan belajar menggunakan pengajaran perbaikan dan pengayaan. Guru kelas IV menggunakan pengajaran perbaikan untuk siswa atau sekelompok siswa yang nilainya belum mencapai standar KKM tiap mata pelajarannya. Sedangkan pengayaan diberikan untuk siswa yang nilainya sudah diatas standar KKM untuk memperkaya materi memperluas pengetahuan. Temuan dari data penelitian menyatakan bahwa pihak sekolah terutama kepala sekolah dan guru belum mempersiapkan fasilitas dan biaya

Pelaksanaan Layanan Bimbingan (Deddy Setyo Nugroho) 3.011 pelaksanaan layanan bimbingan. Akan tetapi jika dibutuhkan, pihak sekolah akan mempersiapkan fasilitas serta biaya yang dibutuhkan. Temuan ini belum sesuai dengan pendapat Syamsu Yusuf dan Nurihsan (2005: 33) bahwa salah satu tugas kepala sekolah adalah menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan lainnya bagi terlaksananya program bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien. Sebenarnya fasilitas dan biaya merupakan salah satu faktor pendukung terlaksananya program layanan bimbingan. Deskripsi hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada siswa kelas IV dalam bentuk pengajaran perbaikan bertujuan untuk memperbaiki hasil belajar yang telah diraih siswa. Yang dimaksud memperbaiki hasil belajar di sini adalah untuk membantu siswa atau sekelompok siswa agar nilai yang didapatkannya mencapai KKM yang telah ditentukan. Temuan ini mendukung pendapat Sunaryo Kartadinata (1998: 73) bahwa pengajaran perbaikan dilakukan kepada seseorang atau sekelompok murid yang menghadapi masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan dalam proses dan hasil belajar mereka. Meskipun tujuan dari diberikannya perbaikan untuk memperbaiki hasil belajar siswa itu sudah tepat, akan tetapi dalam pelaksanaannya belum sepenuhnya sesuai konsep. Seperti yang dijelaskan oleh Sunaryo Kartadinata di atas bahwa perbaikan diberikan kepada seseorang atau sekelompok siswa. Namun ketika melaksanakan pengajaran perbaikan, guru memberikannya untuk semua siswa kelas IV. Guru belum memberikan bimbingan dan perbaikan secara khusus untuk siswa yang benar-benar membutuhkan pengajaran perbaikan. Selain itu guru hanya memberikan ulangan ulang ketika diadakan perbaikan. Berdasarkan data yang didapat, pengayaan diberikan oleh guru sejalan dengan pengajaran perbaikan. Siswa diberikan soal-soal latihan ataupun melaksanakan ulangan kembali dimana saat mengerjakan soal bagi siswa yang nilainya masih dibawah standar bisa menjadi kegiatan pengajaran perbaikan dan bagi siswa yang nilainya sudah baik bisa menjadi kegiatan pengayaan untuk memperdalam materi pelajaran yang telah didapat. Selain itu guru hanya meminta siswa untuk membaca serta mempelajari pokok bahasan atau materi selanjutnya. Temuan ini tidak sesuai dengan pendapat Erman Amti dan Marjohan (1991: 76) bahwa pengayaan merupakan suatu bentuk layanan khusus yang diberikan kepada murid-murid yang sangat cepat dalam belajar.

3.012 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 32 Tahun ke-5 2016 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV, guru memberikan nasihat-nasihat kepada siswa-siswanya. Selain itu guru menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan menerapkan metode pembelajaran grouping atau belajar kelompok di kelas untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Temuan ini mendukung pendapat Sunaryo Kartadinata (1998: 75) yaitu menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang, dan menyenangkan. Melalui metode ini siswa diajarkan untuk berdiskusi dengan teman sejawatnya dan belajar menyampaikan hasil diskusi didepan kelas. Dalam meningkatkan keterampilan belajar, guru meminta siswa untuk membuat catatan atau ringkasan dari materi yang disampaikan. Selain itu guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan-latihan soal dan di tingkatkan saat siswa akan menghadapi ujian. Dalam mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, guru menekankan pada pemberian motivasi belajar. Selain itu guru menerapkan metode pembelajaran yang tepat agar siswa semangat dalam belajar walaupun metode yang diterapkan oleh guru itu hanya belajar kelompok atau grouping. Tidak lupa guru membiasakan siswa untuk selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan secara teratur. Temuan ini mendukung pendapat Erman Amti dan Marjohan (1991: 77) yang mengatakan bahwa sikap dan kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh secara kebetulan, melainkaan perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang terencana, terutama oleh guru dan orang tua siswa. Dalam melaksanakan layanan bimbingan belajar, guru mengalami hambatan pada keterbatasan waktu. Hambatan itu muncul saat guru harus mengelola waktu antara harus mencapai tujuan penyampaian materi dengan pelaksanaan layanan bimbingan belajar. Selain itu keterbatasan pemahaman dan kemampuan guru menjadi salah satu kendala. Dalam melaksanakan layanan bimbingan belajar, guru melakukannya sesuai dengan kemampuan dan pemahaman mereka. Selain itu guru mengalami kendala dalam mengukur keterlaksanaan layanan bimbingan belajar yang telah diberikan karena belum disusunnya program secara sistematis. Temuan ini mendukung pendapat Prayitno (1997: 160) bahwa hambatan dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling di SD adalah kemampuan guru kelas yang diikuti oleh sarana dan prasarana, waktu, kemauan, dan kerjasama, dan dana serta dukungan kepala sekolah.

Pelaksanaan Layanan Bimbingan (Deddy Setyo Nugroho) 3.013 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh tentang pelaksanaan layanan bimbingan belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sukorini, dapat disimpulkan bahwa guru belum membuat program layanan bimbingan belajar. Layanan bimbingan belajar dilaksanakan oleh guru kelas IV sesuai dengan pemahaman guru tentang konsep layanan bimbingan belajar. Pelaksanaan layanan bimbingan belajar oleh guru dipahami sebagai suatu bentuk bantuan bagi siswa kelas IV untuk mencapai hasil belajar sesuai target yang ditetapkan dan bukan pada memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kesulitankesulitan yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran. Layanan bimbingan belajar dilaksanakan oleh guru namun belum sesuai konsep yang seharusnya. Dalam melaksanakan layanan bimbingan belajar, guru menggunakan metode perbaikan dan pengayaan. Sebagai pelaksana layanan bimbingan belajar, guru mengalami kendala pada keterbatasan pemahaman, waktu, dan keterampilan tentang layanan bimbingan belajar. Selain itu, keterbatasan fasilitas dan belum disediakannya biaya pelaksanaan menjadi salah satu faktor hambatan dalam melaksanakan layanan bimbingan belajar bagi siswa kelas IV. Dalam menggunakan metode layanan bimbingan belajar, guru mengalami hambatan pada keterbatasan pengetahuan tentang metode-metode yang harus digunakan. Selain itu guru mengalami kesulitan dalam mengkombinasikan antara metode pembelajaran dengan metode bimbingan belajar. Saran Guru perlu memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang konsep bimbingan dan konseling khususnya layanan bimbingan belajar yang sebenarnya. Program perbaikan harus benar-benar menyasar pada siswa yang membutuhkan. Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa serta mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik bagi siswa harus lebih ditingkatkan lagi. Bagi orang tua siswa harus lebih meningkatkan pengawasan dan senantiasa memberikan bimbingan yang positif saat siswa tidak berada di lingkungan sekolah. DAFTAR PUSTAKA Erman Amti dan Marjohan. 1991. Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Dirjen Dikti Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014. Prayitno. 1997. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar. Padang: PT. Ikrar Mandiri Abadi.

3.014 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 32 Tahun ke-5 2016 Sunaryo Kartadinata, dkk. 1998. Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: Depdikbud. Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosdakarya. Tohirin. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers.