Algoritma Kriptografi Modern (Bagian 2)

dokumen-dokumen yang mirip
Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T.

Tipe dan Mode Algoritma Simetri (Bagian 2)

Algoritma Kriptografi Modern (Bagian 2)

Kriptografi Modern Part -1

Algoritma Kriptografi Modern

Add your company slogan TEKNIK BLOCK CIPHER. Kriptografi - Week 9 LOGO. Aisyatul Karima, 2012

Add your company slogan STREAM CIPHER. Kriptografi - Week 7 LOGO. Aisyatul Karima, 2012

Kriptografi Modern Part -1

Modern Cryptography. stream & block cipher

Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. Jurusan Teknik Elektro/Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Ada 4 mode operasi cipher blok: 1. Electronic Code Book (ECB) 2. Cipher Block Chaining (CBC) 3. Cipher Feedback (CFB) 4. Output Feedback (OFB)

STUDI & IMPLEMENTASI ALGORITMA TRIPLE DES

STUDI DAN MODIFIKASI ALGORITMA BLOCK CHIPER MODE ECB DALAM PENGAMANAN SISTEM BASIS DATA. Arief Latu Suseno NIM:

Blox: Algoritma Block Cipher

PERBANDINGAN MODE CHIPER ELECTRONIC CODE BOOK DAN CHIPER BLOCK CHAINING DALAM PENGAMANAN DATA

Studi Perbandingan ORYX Cipher dengan Stream Cipher Standard

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA SIMETRI BLOWFISH DAN ADVANCED ENCRYPTION STANDARD

2. Tipe dan Mode Algoritma Simetri

Algoritma Cipher Block EZPZ

MODIFIKASI VIGÈNERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN MEKANISME CBC PADA PEMBANGKITAN KUNCI

RANCANGAN,IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ZENARC SUPER CIPHER SEBAGAI IMPLEMENTASI ALGORITMA KUNCI SIMETRI

RC4 Stream Cipher. Endang, Vantonny, dan Reza. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung 40132

TEKNIK ENKRIPSI DAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITHMA ELECTRONIC CODE BOOK (ECB)

Data Encryption Standard (DES)

STUDI DAN IMPLEMENTASI ADVANCED ENCRYPTION STANDARD DENGAN EMPAT MODE OPERASI BLOCK CIPHER

STUDI MENGENAI JARINGAN FEISTEL TAK SEIMBANG DAN CONTOH IMPLEMENTASINYA PADA SKIPJACK CIPHER

Implementasi dan Analisis Perbandingan Algoritma MAC Berbasis Fungsi Hash Satu Arah Dengan Algoritma MAC Berbasis Cipher Block

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

A-2 Sistem Kriptografi Stream Cipher Berbasis Fungsi Chaos Circle Map dengan Pertukaran Kunci Stickel

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK PENGAMANAN FILE MENGGUNAKAN ALGORITMA ELECTRONIC CODE BOOK (ECB)

STUDI PERBANDINGAN CIPHER BLOK ALGORITMA BLOWFISH DAN ALGORITMA CAMELLIA

Penerapan Mode Blok Cipher CFB pada Yahoo Messenger

Modifikasi Cipher Block Chaining (CBC) MAC dengan Penggunaan Vigenere Cipher, Pengubahan Mode Blok, dan Pembangkitan Kunci Berbeda untuk tiap Blok

Blok Cipher JUMT I. PENDAHULUAN

BAB III ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH

Algoritma Kriptografi Modern (Bagian 1)

PENYANDIAN DALAM KRIPTOGRAFI

II Bab II Dasar Teori

Pengamanan Pengiriman SMS dengan kombinasi partisi, enkapsulasi, dan enkripsi menggunakan teknik ECB

Implementasi Sistem Keamanan File Menggunakan Algoritma Blowfish pada Jaringan LAN

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI KRIPTOGRAFI MENGENAI TRIPLE DES DAN AES

Algoritma Rubik Cipher

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Alen Dwi Priyanto

Vigènere Chiper dengan Modifikasi Fibonacci

Message Authentication Code (MAC) Pembangkit Bilangan Acak Semu

STUDI ALGORITMA CIPHER BLOK KUNCI SIMETRI BLOWFISH CIPHER

TRIPLE VIGENÈRE CIPHER

ANALISA PROSES ENKRIPSI DAN DESKRIPSI DENGAN METODE DES

ENKRIPSI CITRA BITMAP MELALUI SUBSTITUSI WARNA MENGGUNAKAN VIGENERE CIPHER

Sedangkan berdasarkan besar data yang diolah dalam satu kali proses, maka algoritma kriptografi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

Pembangkit Kunci Acak pada One-Time Pad Menggunakan Fungsi Hash Satu-Arah

OZ: Algoritma Cipher Blok Kombinasi Lai-Massey dengan Fungsi Hash MD5

PENGGUNAAN POLINOMIAL UNTUK STREAM KEY GENERATOR PADA ALGORITMA STREAM CIPHERS BERBASIS FEEDBACK SHIFT REGISTER

VISUALISASI ALGORITMA CHIPER BLOCK CHAINING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MOBILE ANDROID

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab 2 Tinjauan Pustaka

PENERAPAN TEORI CHAOS PADA KRIPTOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA STREAM CIPHER DAN ELECTRONIC CODE BOOK (ECB) UNTUK KEAMANAN PESAN TEKS

Studi Mengenai Algoritma Skipjack dan Penerapannya

Cipher yang Tidak Dapat Dipecahkan (Unbreakable Cipher)

Modifikasi Ceasar Cipher menjadi Cipher Abjad-Majemuk dan Menambahkan Kunci berupa Barisan Bilangan

Chiper Blok dengan Algoritma Operasi XOR antar Pecahan Blok

ANALISIS PEMBANGKIT KUNCI DENGAN TENT MAP, SESSION KEY DAN LINEAR CONGRUENTIAL GENERATOR PADA CIPHER ALIRAN

Serangan (Attack) Terhadap Kriptografi

Penggabungan Algoritma Kriptografi Simetris dan Kriptografi Asimetris untuk Pengamanan Pesan

ANALISA IMPLEMENTASI ALGORITMA STREAM CIPHER SOSEMANUK DAN DICING DALAM PROSES ENKRIPSI DATA

Pembangunan MAC Berbasis Cipher Aliran (RC4)

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. cyberspace atau Internet. Begitu juga ratusan organisasi seperti perusahaan,

Modifikasi Nihilist Chiper

Kriptografi Kunci Simetris Dengan Menggunakan Algoritma Crypton

DASAR-DASAR KEAMANAN SISTEM INFORMASI Kriptografi, Steganografi. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STUDI DAN PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA SIMETRI VIGENERE CHIPPER BINNER DAN HILL CHIPPER BINNER Ivan Nugraha NIM :

RandWher: Algoritma Block Chiper dengan Prinsip Random di dalam Jaringan Feistel

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Algoritma Cipher Block RG-1

MODIFIKASI VIGENERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SUBSTITUSI BERULANG PADA KUNCINYA

Metode Enkripsi baru : Triple Transposition Vigènere Cipher

Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI

Enkripsi Pesan pada dengan Menggunakan Chaos Theory

BAB 2 LANDASAN TEORI

KRIPTOGRAFI VERNAM CIPHER UNTUK MENCEGAH PENCURIAN DATA PADA SEMUA EKSTENSI FILE

STUDI MENGENAI KRIPTANALISIS UNTUK BLOCK CIPHER DES DENGAN TEKNIK DIFFERENTIAL DAN LINEAR CRYPTANALYSIS

Pengenalan Kriptografi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI JAVA KRIPTOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE. Abstract

STUDI ALGORITMA SOLITAIRE CIPHER

BAB I PENDAHULUAN. Pada era teknologi informasi yang semakin berkembang, pengiriman data

BAB Kriptografi

Algoritma Kriptografi Noekeon

Modifikasi Affine Cipher Dan Vigènere Cipher Dengan Menggunakan N Bit

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMBANGKIT KUNCI LINEAR FEEDBACK SHIFT REGISTER PADA ALGORITMA HILL CIPHER YANG DIMODIFIKASI MENGGUNAKAN CONVERT BETWEEN BASE

Modifikasi Pergeseran Bujur Sangkar Vigenere Berdasarkan Susunan Huruf dan Angka pada Keypad Telepon Genggam

DATA ENCRYPTION STANDARD (DES) STANDAR ENKRIPSI DATA. Algoritma Kriptografi Modern

Enkripsi Block Cipher 16 bit dengan bantuan Beatty Sequence dari Bilangan Prima dan Implementasinya pada Mode ECB

PERANCANGAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

Sistem Kriptografi Kunci-Publik

Transkripsi:

Algoritma Kriptografi Modern (Bagian 2) Bahan Kuliah Kriptografi Sumber : Rinaldi Munir FTSI Unipdu / Kriptografi 1 Kategori Algoritma (cipher) Berbasis Bit 1. Cipher Aliran (Stream Cipher) - beroperasi pada bit tunggal - enkripsi/dekripsi bit per bit 2. Cipher Blok (Block Cipher) - beroperasi pada blok bit (contoh: 64-bit/blok = 8 karakter/blok) - enkripsi/dekripsi blok per blok FTSI Unipdu / Kriptografi 2 1

Cipher Aliran Mengenkripsi plainteks menjadi chiperteks bit per bit (1 bit setiap kali transformasi) atau byte per byte (1 byte setiap kali transformasi). Diperkenalkan oleh Vernam melalui algoritmanya, Vernam Cipher. Vernam cipher diadopsi dari one-time pad cipher, yang dalam hal ini karakter diganti dengan bit (0 atau 1). FTSI Unipdu / Kriptografi 3 Enkripsi pada Vernam Cipher: c i = (p i + k i ) mod 2 = p i k i p i : bit plainteks k i : bit kunci c i : bit cipherteks Dekripsi pada Vernam Cipher: p i = (c i + k i ) mod 2 = c i k i Perhatikan bahwa c i k i = (p i k i ) k i = p i (k i k i ) = p i 0 = p i FTSI Unipdu Kriptografi 4 2

Pengirim Penerima Keystream Generator Keystream Generator Keystream k i Keystream k i p i Plainteks Enkripsi c i Cipherteks Dekripsi p i Plainteks Gambar 1 Konsep cipher aliran [MEY82] FTSI Unipdu / Kriptografi 5 Bit-bit kunci untuk enkripsi/dekripsi disebut keystream Keystream dibangkitkan oleh keystream generator. Keystream di-xor-kan dengan bit-bit plainteks, p 1, p 2,, menghasilkan aliran bitbit cipherteks: c i = p i k i FTSI Unipdu / Kriptografi 6 3

Di sisi penerima dibangkitkan keystream yang sama untuk mendekripsi aliran bit-bit cipherteks: p i = c i k i FTSI Unipdu / Kriptografi 7 Contoh: Plainteks: 1100101 Keystream: 1000110 Cipherteks: 0100011 Keamanan sistem cipher aliran bergantung seluruhnya pada keystream generator. Tinjau 3 kasus yang dihasilkan oleh keystream generator: 1. Keystream seluruhnya 0 2. Keystream berulang secara perodik 3. Keystream benar-benar acak FTSI Unipdu / Kriptografi 8 4

Kasus 1: Jika pembangkit mengeluarkan aliran-bitkunci yang seluruhnya nol, maka cipherteks = plainteks, sebab: c i = p i 0 = p i dan proses enkripsi menjadi tak-berarti FTSI Unipdu / Kriptografi 9 Kasus 2: Jika pembangkit mengeluarkan kesytream yang ebrulang secara periodik, maka algoritma enkripsinya = algoritma enkripsi dengan XOR sederhana yang memiliki tingkat keamanan yang tidak berarti. FTSI Unipdu / Kriptografi 10 5

Kasus 3: Jika pembangkit mengeluarkan keystream benar-benar acak (truly random), maka algoritma enkripsinya = one-time pad dengan tingkat keamanan yang sempurna. Pada kasus ini, panjang keystream = panjang plainteks, dan kita mendapatkan cipher aliran sebagai unbreakable cipher. FTSI Unipdu / Kriptografi 11 Tingkat keamanan cipher aliran terletak antara algoritma XOR sederhana dengan one-time pad. Semakin acak keluaran yang dihasilkan oleh pembangkit aliran-bit-kunci, semakin sulit kriptanalis memecahkan cipherteks. FTSI Unipdu / Kriptografi 12 6

Keystream Generator Keystream generator diimplementasikan sebagai prosedur yang sama di sisi pengirim dan penerima pesan. Keystream generator dapat membangkitkan keystream berbasis bit per bit atau dalam bentuk blok-blok bit. Jika keystream berbentuk blok-blok bit, cipher blok dapat digunakan untuk untuk memperoleh cipher aliran. FTSI Unipdu / Kriptografi 13 Prosedur menerima masukan sebuah kunci U. Keluaran dari prosedur merupakan fungsi dari U (lihat Gambar 2). Pengirim dan penerima harus memiliki kunci U yang sama. Kunci U ini harus dijaga kerahasiaanya. Pembangkit harus menghasilkan bit-bit kunci yang kuat secara kriptografi. FTSI Unipdu / Kriptografi 14 7

Pengirim Penerima U Keystream Generator Keystream Generator U Keystream k i Keystream k i p i Plainteks Enkripsi c i Cipherteks Dekripsi p i Plainteks Gambar 2 Cipher aliran dengan pembangkit bit-aliran-kunci yang bergantung pada kunci U dan umpan Z [MEY82]. FTSI Unipdu / Kriptografi 15 Internal State U Next-State Function Output Function Keystream k i Gambar 2 Proses di dalam pembangkit aliran-kunci FTSI Unipdu / Kriptografi 16 8

Contoh: U = 1111 (U adalah kunci empat-bit yang dipilih sembarang, kecuali 0000) Cara sederhana memperoleh keystream: XOR-kan bit pertama dengan bit terakhir dari empat bit sebelumnya: 111101011001000 dan akan berulang setiap 15 bit. FTSI Unipdu / Kriptografi 17 Secara umum, jika panjang kunci U adalah n bit, maka bit-bit kunci tidak akan berulang sampai 2 n 1 bit. Karena U konstan, maka keystream yang dihasilkan pada setiap lelaran tidak berubah jika bergantung hanya pada U. Ini berarti pembangkit aliran-bit-kunci tidak boleh mulai dengan kondisi awal yang sama supaya tidak menghasilkan kembali keystream yang sama pada setiap lelaran. FTSI Unipdu / Kriptografi 18 9

Untuk mengatasinya, pembangkit menggunakan umpan (seed) agar diperoleh kondisi awal yang berbeda pada setiap lelaran (lihat Gambar 9.3). Umpan disimbolkan dengan Z atau IV (Initialization Vector) FTSI Unipdu / Kriptografi 19 Pengirim Penerima U Keystream Generator Z Z Keystream Generator U Keystream k i Keystream k i p i Plainteks Enkripsi c i Cipherteks Dekripsi p i Plainteks FTSI Unipdu / Kriptografi 20 10

Jadi, bit-bit kunci K dinyatakan sebagai hasil dari fungsi g dengan parameter kunci U dan masukan umpan Z: K = g U (Z) Enkripsi dan dekripsi didefinisikan sebagai: C = P K = P g U (Z) P = C K = C g U (Z) FTSI Unipdu / Kriptografi 21 Nilai Z yang berbeda-beda pada setiap lelaran menghasilkan bit-bit kunci yang berbeda pula. Karena bit-bit kunci hanya bergantung pada Z dan U, maka bit-bit kunci ini tidak terpengaruh oleh kesalahan transmisi di dalam cipherteks. Jadi, kesalahan 1-bit pada transmisi cipherteks hanya menghasilkan kesalahan 1-bit pada plainteks hasil dekripsi. FTSI Unipdu / Kriptografi 22 11

Serangan pada Cipher Aliran 1. Known-plaintext attack Kriptanalis mengetahui potongan P dan C yang berkoresponden. Hasil: K untuk potongan P tersebut, karena P C = P (P K) = (P P) K = 0 K = K FTSI Unipdu / Kriptografi 23 Contoh 9.3: P 01100101 (karakter e ) K 00110101 (karakter 5 ) C 01010000 (karakter P ) P 01100101 (karakter e ) K 00110101 (karakter 5 ) FTSI Unipdu / Kriptografi 24 12

2. Ciphertext-only attack Terjadi jika keystream yang sama digunakan dua kali terhadap potongan plainteks yang berbeda (keystream reuse attack) Rinaldi M/IF5054 Kriptografi 25 Contoh: Kriptanalis memiliki dua potongan cipherteks berbeda (C 1 dan C 2 ) yang dienkripsi dengan bit-bit kunci yang sama. XOR-kan kedua cipherteks tersebut: C 1 C 2 = (P 1 K ) (P 2 K) = (P 1 P 2 ) (K K) = (P 1 P 2 ) 0 = (P 1 P 2 ) Rinaldi M/IF5054 Kriptografi 26 13

Jika P 1 atau P 2 diketahui atau dapat diterka, maka XOR-kan salah satunya dengan cipherteksnya untuk memperoleh K yang berkoresponden: P 1 C 1 = P 1 (P 1 K) = K P 2 dapat diungkap dengan kunci K ini. C 2 K = P 2 FTSI Unipdu / Kriptografi 27 Jika P 1 atau P 2 tidak diketahui, dua buah plainteks yang ter-xor satu sama lain ini dapat diketahui dengan menggunakan nilai statistik dari pesan. Misalnya dalam teks Bahasa Inggris, dua buah spasi ter-xor, atau satu spasi dengan huruf e yang paling sering muncul, dsb. Kriptanalis cukup cerdas untuk mendeduksi kedua plainteks tersebut. FTSI Unipdu / Kriptografi 28 14

3. Flip-bit attack Tujuan: mengubah bit cipherteks tertentu sehingga hasil dekripsinya berubah. Pengubahan dilakukan dengan membalikkan (flip) bit tertentu (0 menjadi 1, atau 1 menjadi 0). FTSI Unipdu / Kriptografi 29 Contoh 9.5: P : QT-TRNSFR US $00010,00 FRM ACCNT 123-67 TO C: uhtr07hjlmkyr3j7ukdhj38lkkldkytr#)okntkrgh 00101101 Flip low-bit 00101100 C: uhtr07hjlmkyr3j7tkdhj38lkkldkytr#)okntkrgh P : QT-TRNSFR US $10010,00 FRM ACCNT 123-67 TO Pengubahan 1 bit U dari cipherteks sehingga menjadi T. Hasil dekripsi: $10,00 menjadi $ 10010,00 FTSI Unipdu / Kriptografi 30 15

Pengubah pesan tidak perlu mengetahui kunci, ia hanya perlu mengetahui posisi pesan yang diminati saja. Serangan semacam ini memanfaatkan karakteristik cipher aliran yang sudah disebutkan di atas, bahwa kesalahan 1-bit pada cipherteks hanya menghasilkan kesalahan 1-bit pada plainteks hasil dekripsi. FTSI Unipdu / Kriptografi 31 Aplikasi Cipher Aliran Cipher aliran cocok untuk mengenkripsikan aliran data yang terus menerus melalui saluran komunikasi, misalnya: 1. Mengenkripsikan data pada saluran yang menghubungkan antara dua buah komputer. 2. Mengenkripsikan suara pada jaringan telepon mobile GSM. FTSI Unipdu / Kriptografi 32 16

Alasan: jika bit cipherteks yang diterima mengandung kesalahan, maka hal ini hanya menghasilkan satu bit kesalahan pada waktu dekripsi, karena tiap bit plainteks ditentukan hanya oleh satu bit cipherteks. FTSI Unipdu / Kriptografi 33 Cipher Blok (Block Cipher) Bit-bit plainteks dibagi menjadi blok-blok bit dengan panjang sama, misalnya 64 bit. Panjang kunci enkripsi = panjang blok Enkripsi dilakukan terhadap blok bit plainteks menggunakan bit-bit kunci Algoritma enkripsi menghasilkan blok cipherteks yang panjangnya = blok plainteks. FTSI Unipdu / Kriptografi 34 17

Blok plainteks berukuran m bit: P = (p 1, p 2,, p m ), p i {0, 1} Blok cipherteks (C) berukuran m bit: C = (c 1, c 2,, c m ), c i {0, 1} FTSI Unipdu / Kriptografi 35 Enkripsi: Dekripsi: Blok Plainteks P Blok Cipherteks C P = (p 1, p 2,, p m ) C = (c 1, c 2,, c m ) Kunci K E Kunci K D Blok Cipherteks C Blok Plainteks P C = (c 1, c 2,, c m ) P = (p 1, p 2,, p m ) Gambar 9.4 Skema enkripsi dan dekripsi pada cipher blok FTSI Unipdu / Kriptografi 36 18

Mode Operasi Cipher Blok Mode operasi: berkaitan dengan cara blok dioperasikan Ada 4 mode operasi cipher blok: 1. Electronic Code Book (ECB) 2. Cipher Block Chaining (CBC) 3. Cipher Feedback (CFB) 4. Output Feedback (OFB) FTSI Unipdu / Kriptografi 37 Electronic Code Book (ECB) Setiap blok plainteks P i dienkripsi secara individual dan independen menjadi blok cipherteks C i. Enkripsi: C i = E K (P i ) Dekripsi: P i = D K (C i ) yang dalam hal ini, P i dan C i masing-masing blok plainteks dan cipherteks ke-i. FTSI Unipdu / Kriptografi 38 19

Blok Plainteks P 1 Blok Plainteks P 2 Kunci K E Kunci K E Blok Cipherteks C 1 Blok Plainteks C 2 Gambar 9.4 Skema enkripsi dan dekripsi dengan mode ECB FTSI Unipdu / Kriptografi 39 Contoh: Plainteks: 10100010001110101001 Bagi plainteks menjadi blok-blok 4-bit: 1010 0010 0011 1010 1001 ( dalam notasi HEX :A23A9) Kunci (juga 4-bit): 1011 Misalkan fungsi enkripsi E yang sederhana adalah: XOR-kan blok plainteks P i dengan K, kemudian geser secara wrapping bit-bit dari P i K satu posisi ke kiri. FTSI Unipdu / Kriptografi 40 20

Enkripsi: 1010 0010 0011 1010 1001 1011 1011 1011 1011 1011 Hasil XOR: 0001 1001 1000 0001 0010 Geser 1 bit ke kiri: 0010 0011 0001 0010 0100 Dalam notasi HEX: 2 3 1 2 4 Jadi, hasil enkripsi plainteks adalah 10100010001110101001 (A23A9 dalam notasi HEX) 00100011000100100100 (23124 dalam notasi HEX) FTSI Unipdu / Kriptografi 41 Pada mode ECB, blok plainteks yang sama selalu dienkripsi menjadi blok cipherteks yang sama. Pada contoh di atas, blok 1010 muncul dua kali dan selalu dienkripsi menjadi 0010. FTSI Unipdu / Kriptografi 42 21

Karena setiap blok plainteks yang sama selalu dienkripsi menjadi blok cipherteks yang sama, maka secara teoritis dimungkinkan membuat buku kode plainteks dan cipherteks yang berkoresponden (asal kata code book di dalam ECB ) Plainteks Cipherteks 0000 0100 0001 1001 0010 1010 1111 1010 FTSI Unipdu / Kriptografi 43 Namun, semakin besar ukuran blok, semakin besar pula ukuran buku kodenya. Misalkan jika blok berukuran 64 bit, maka buku kode terdiri dari 2 64 1 buah kode (entry), yang berarti terlalu besar untuk disimpan. Lagipula, setiap kunci mempunyai buku kode yang berbeda. FTSI Unipdu / Kriptografi 44 22

Jika panjang plainteks tidak habis dibagi dengan ukuran blok, maka blok terakhir berukuran lebih pendek daripada blok-blok lainnya. Untuk itu, kita tambahkan bit-bit padding untuk menutupi kekurangan bit blok. Misalnya ditambahkan bit 0 semua, atau bit 1 semua, atau bit 0 dan bit 1 berselang-seling. FTSI Unipdu / Kriptografi 45 Keuntungan Mode ECB 1. Karena tiap blok plainteks dienkripsi secara independen, maka kita tidak perlu mengenkripsi file secara linear. Kita dapat mengenkripsi 5 blok pertama, kemudian blok-blok di akhir, dan kembali ke blok-blok di tengah dan seterusnya. FTSI Unipdu / Kriptografi 46 23

Mode ECB cocok untuk mengenkripsi arsip (file) yang diakses secara acak, misalnya arsip-arsip basisdata. Jika basisdata dienkripsi dengan mode ECB, maka sembarang record dapat dienkripsi atau didekripsi secara independen dari record lainnya (dengan asumsi setiap record terdiri dari sejumlah blok diskrit yang sama banyaknya). FTSI Unipdu / Kriptografi 47 2. Kesalahan 1 atau lebih bit pada blok cipherteks hanya mempengaruhi cipherteks yang bersangkutan pada waktu dekripsi. Blok-blok cipherteks lainnya bila didekripsi tidak terpengaruh oleh kesalahan bit cipherteks tersebut. FTSI Unipdu / Kriptografi 48 24

Kelemahan ECB 1. Karena bagian plainteks sering berulang (sehingga terdapat blok-blok plainteks yang sama), maka hasil enkripsinya menghasilkan blok cipherteks yang sama contoh berulang: spasi panjang mudah diserang secara statisitik FTSI Unipdu / Kriptografi 49 2. Pihak lawan dapat memanipulasi cipherteks untuk membodohi atau mengelabui penerima pesan. Contoh: Seseorang mengirim pesan Uang ditransfer lima satu juta rupiah FTSI Unipdu / Kriptografi 50 25

Andaikan kriptanalis mengetahui ukuran blok = 2 karakter (16 bit), spasi diabaikan. Blok-blok cipherteks: C 1, C 2, C 3, C 4, C 5, C 6, C 7, C 8, C 9, C 10, C 11, C 12, C 13, C 14, C 15, C 16 Misalkan kriptanalis berhasil mendekripsi keseluruhan blok cipherteks menjadi plainteks semula. Kriptanalis membuang blok cipheteks ke-8 dan 9: C 1, C 2, C 3, C 4, C 5, C 6, C 7, C 10, C 11, C 12, C 13, C 14, C 15, C 16 FTSI Unipdu / Kriptografi 51 Penerima pesan mendekripsi cipherteks yang sudah dimanipulasi dengan kunci yang benar menjadi Uang ditransfer satu juta rupiah Karena dekripsi menghasilkan pesan yang bermakna, maka penerima menyimpulkan bahwa uang yang dikirim kepadanya sebesar satu juta rupiah. FTSI Unipdu / Kriptografi 52 26

Cara mengatasi kelemahan ini: enkripsi tiap blok individual bergantung pada semua blokblok sebelumnya. Akibatnya, blok plainteks yang sama dienkripsi menjadi blok cipherteks berbeda. Prinsip ini mendasari mode Cipher Block Chaining. FTSI Unipdu / Kriptografi 53 27