I. PENDAHULUAN. tujuan pendidikan sangat sarat dengan kompetansi sosial, personal dan

dokumen-dokumen yang mirip
om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

(Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku)

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha sadar dan terencana

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROUND TABLE DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PKN SD

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

BAB I PENDAHULUAN. memiliki 4 (empat) program studi keahlian yaitu keuangan, tata niaga,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

KONSEPSI KAJIAN PKN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARANNYA

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok berupa latar

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu. sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar berperan sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas

BAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMETAAN SK KD. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan pengertian norma, kebiasaan dan adat istiadat. Menjelaskan manfaat norma

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi belajar yang dicapai siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda, ada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

SKRIPSI. Diajukan kepada : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Oleh WILUDJENG HERAWATI NIM.

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab I ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yaitu latar

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. PKn SD tidak saja menanamkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, namun juga

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha yang disadari untuk menumbuh-kembangkan

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu

KEWARGANEGARAAN. Ruang Lingkup Mata Kuliah Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi : Etika Berkewarganegaraan. Rizky Dwi Pradana, M.Si PSIKOLOGI PSIKOLOGI

BAB II KAJIAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu program pendidikan yang

mengembangkan pengetahuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Menengah Pertama

Heru Purnomo PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN)

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mujiono (2002:9) belajar adalah suatu. dalam interaksi dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

I. PENDAHULUAN. sosial. Interaksi sosial yaitu hubungan antar individu dengan individu lainnya atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR. Syawal Gultom NIP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan kurikulum pada awal kemerdekaan di tahun 1946 sampai sekarang, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

BAB I PENDAHULUAN. moral akan mempengaruhi masa depan bangsa. 1. lemahnya proses pembelajaran. Selama ini pendidikan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang mengarah pada pasar bebas, serta tingkat efisiensi dan kompetitif yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

I. PENDAHULUAN. sangat berperan adalah lembaga pendidikan. Dalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII /1

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

A. Latar Belakang Penelitian

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hayat. Dengan pendidikan dapat membantu mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu. manusia dalam mengembangkan dirinya hingga mampu menghadapi setiap

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang maslah yang diambil dalam penelitian. Selain itu menjelaskan tentang rumusan

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Kencana PrenadaMedia Group, 2013), 225. Universitas Terbuka, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemampuan bangsa dan negara. Hal ini karena pendidikan merupakan proses budaya yang bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia dimana tujuan pendidikan sangat sarat dengan kompetansi sosial, personal dan akademis yang nantinya diharapkan akan menjadi bekal bagi siswa dalam menjalankan kehidupannya di masyarakat. Agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik, maka semua aspek yang dapat mempengaruhi belajar siswa hendaknya dapat dikondisikan agar berpengaruh positif bagi diri siswa, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk

perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 2 Landasan PKN adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada nilainilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada tuntutan perubahan zaman, serta Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional- Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah-Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Berdasarkan Modul Implementasi Kurikulum 2006 Tujuan mata pelajaran Kewarganegaraan adalah sebagai berikut ini. 1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menangggapi isu kewarganegaraan. 2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Ruang lingkup mata pelajaran PKN dalam kurikulum 2006 meliputi aspekaspek sebagai berikut : 3 1. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan. 2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional. 3. Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM. 4. Kebutuhan warganegara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warganegara. 5. Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan kostitusi.

4 6. Kekuasaan dan Politik meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokarasi. 7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka. Kondisi pembelajaran PKN di SMAN 1 Tulang Bawang Udik sebagian guru masih gemar menggunakan metode konvensional yang menitik beratkan guru sebagai pusat informasi (teacher centre) sehingga pembelajaran cenderung membosankan dan monoton. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa karakter anak-anak pribumi Karta memiliki kecenderungan sebagai berikut: suka bermain ketika pembelajaran, pasif dan malas belajar, sehingga hal itu mengakibatkan sulit mencapai tujuan pembelajara. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan diperoleh data hasil belajar PKN kelas X dari 63 siswa adalah sebagaimana pada Tabel 1. Berdasarkan hasil nilai yang tertera pada Tabel 1 terlihat masih banyaknya siswa kelas X 2 dan X3 yang belum mencapai ketuntasan belajar yaitu terdapat 85% siswa yang memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan 15 % yang mencapai KKM.

5 Artinya dari 40 siswa yang tidak mencapai KKM adalah 34 siswa, yang mencapai KKM 6 siswa (data dapat dilihat pada lampiran). Berarti masih banyak siswa yang harus mengikuti kegiatan remidial agar mencapai ketuntasan belajarnya. Mengatasi persoalan yang demikian, guru harus berusaha bagaimana agar aktivitas dan hasil belajar meningkat. Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru adalah menggunakan model pembelajaran koopertif permainan ular tangga berbantu kartu soal dengan talkingstick. Tabel 1. Nilai Hasil Uji Blok pada Kompetensi Dasar Menjunjung hak dan kewajiban dalam berdemokrasi Kelas X SMAN 1 Tulang Bawang Udik. Kelas Nilai Kriteria Jumlah Prosentase No (%) 1 70 Tuntas 15 65,21 2 X 1 < 70 Belum tuntas 8 34,79 Jumlah siswa 23 100,00 1 70 Tuntas 3 15,00 2 X 2 < 70 Belum tuntas 17 85,00 Jumlah siswa 20 100,00 1 70 Tuntas 3 15,00 12 X 3 < 70 Belum tuntas 17 85,00 Jumlah siswa 20 100,00 Sumber: Arsip nilai pelajaran PKN SMAN 1 Tulang Bawang Udik TP 2014/2015 Model pembelajaran yang baik adalah model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, kondisi siswa, sarana yang tersedia serta penguasaan kompetensi. Oleh karena itu diperlukan suatu bentuk pembelajaran yang tidak hanya mampu secara materi tetapi juga mampu membangkitkan aktivitas dengan perasaan yang gembira sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran kooperatif

6 (kelompok) merupakan salah satu model pembelajaran yang para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan. Model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan tema belajar sambil bermain adalah metode pembelajaran TGT (Team Geams Tournament). Permainan ular tangga meningkatan motivasi untuk beraktivitas belajar PKN karena siswa terdorong untuk mencapai finish dengan cara menjawab soal soal yang telah disediakan pada kartu soal. Siswa terbawa dalam suasana gembira, kerjasama dan tanggung jawab masing-masing sehingga siswa tertarik dan tidak bosan, yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Sani ( 2013: 232) model pem belajaran Talkingstick merupakan model pembelajaran yang menggunakan alat bantu boneka atau tongkat yang akan diberikan kepada temannya secara estafet, disertai kegiatan tanya jawab, sampai sebagian besar siswa mendapat bagian menjawab setiap pertanyaan dari guru. Tujuan model pembelajaran ini adalah memudahkan pemahaman materi pelajaran. Talkingstick didesain untuk menjadikan suasana belajar yang menyenangkan, siapa yang memegang boneka wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pelajaran. Perlu diketahui KKM pada kelas X tahun pelajaran 2014/2015 adalah 70. Penentuan KKM dapat diketahui dari Tabel berikut.

Tabel 2. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM Per Kompetensi Dasar 7 KELAS,PROGRAM,SEMESTER : X, 2 STANDAR KOMPETENSI : 5.2 MENDISKRIPSIKANPERSAMAAN DAN KEDUDUKAN WARGA NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA No. KOMPETENSI DASAR Menunjukkan persamaan dan kedudukan warga negara dalam 1,1 kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Mendiskripsikan landasan persamaan kedudukan warga 1,2 negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Memberikan contoh perilaku yang menampilkan persamaan kedudukan warga negara dalam kehidupan 1,3 bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. KRITERIA PENCAPAIAN KKM KOMPLEK SITAS DAYA DUKUNG INTAKE KKM 1 2 3 66,66667 1 2 3 66,66667 2 2 3 77,77778 6 6 KKM SK 70,37037 7 Berdasarkan pemaparan tersebut hendak dikaji lebih lanjut tentang Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar PKN dengan Menggunakan Model Permainan Ular Tangga Berbantu Kartu Soal pada Kompetensi Dasar persamaan dan kedudukan warga negara pada kelas X semester genap tahun 2015. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

8 1.2.1. Pembelajaran selama ini masih bersifat Teacher Centered (berpusat pada guru), belum Student Centered. 1.2.2. Pembelajaran selama ini kurang membuka kesempatan kesempatan siswa untukmengoptimalkan aktivitas belajarnya. 1.2.3. Komunikasi antara guru dan siswa dalam pembelajaran kurang. 1.2.4. Guru kurang menggunakan model pembelajaran. 1.2.5. Guru kurang memanfaatkan media pembelajaran. 1.2.6. Aktivitas belajar yang rendah menimbulkan kebosanan dalam belajar sehingga menyulitkan untuk memahami materi pelajaran. 1.2.7. Pencapaian hasil belajar masih rendah 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagian besar hasil pembelajaran PKN masih di bawah KKM. Dengan demikian permasalahan yang diajukan adalah. 1.3.1 Apakah ada perbedaan aktivitas belajar PKN siswa yang pembelajarannya menggunakan permainan ular tangga berbantu kartu soal dengan talkingstick? 1.3.2 Apakah ada perbedaan hasil belajar PKN siswa yang pembelajarannya menggunakan permainan ular tangga berbantu kartu soal dengan talkingstick?

1.3.3 Apakah ada peningkatan hasil belajar PKN siswa yang 9 pembelajarannya menggunakan permainan ular tangga berbantu kartu soal dibandingkan dengan talkingstick? 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1.4.1 Perbedaan aktivitas belajar PKN siswa yang menggunakan model permainan ular tangga berbantu kartu soal dengan talkingstick. 1.4.2 Perbedaan hasil belajar PKN siswa yang menggunakan model permainan ular tangga berbantu kartu soal dan dengan talkingstick. 1.4.3 Peningkatan hasil belajar PKN siswa yang menggunakan model permainan ular tangga berbantu kartu soal dibandingkan dengan talkingstick 1.5 Kegunaan/ Manfaat Penelitian 1.5.1 Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai sumbangan khasanah ilmu pengetahuan, khususnya pengembangan model pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan kewarnegaraan. 1.5.2 Kegunaan secara praktis a. Bagi siswa 1. Melatih siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui kegiatan belajar melalui permainan ular tangga dan

10 kartu soal sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKN. 2. Melatih siswa mengembangkan jujur, disiplin dan bertanggung jawab 3. Melatih kejujuran, kerjasama, tanggung jawab, disiplin diri, dan kemandirian. b. Bagi Guru 1. Meningkatkan ketrampilan guru untuk memilih gambaran tentang pembelajaran PKN yang efektif 2. Menambah wawasan bagi guru dalam pembelajaran PKN 3. Meningkatkan profesional guru dalam pembelajaran 4. Meningkatkan krativitas guru, memotivasi kemauan belajar siswa c. Bagi sekolah 1. Memberikan masukan pada sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan melalaui perbaikan proses pembelajaran 2. Diharapkan dapat bermanfaat agar lulusan yang dihasilkan menjadi lebih bermutu dan meningkatkan kualitas sekolah. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup sebagai berikut. 1.6.1 Ruang Lingkup Objek

11 Ruang lingkup objek penelitian yaitu model permainan ular tangga dan Talkingstick untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKN Kelas X 2 dan X 3 di SMA Negeri 1 Tulang Bawang Udik 1.6.2. Ruang Lingkup Subyek Penelitian Ruang lingkup yang akan menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas X SMAN 1 Tulang Bawang udik. 1.6.3. Ruang Lingkup Tempat Penelitian Tempat yang akan dijadikan pelaksanaan penelitian ini adalah SMAN 1 Tulang Bawang Udik 1.6.4. Ruang Lingkup Waktu Penelitian Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 1.6.5. Ruang Lingkup Ilmu Bidang Kajian IPS Pendidikan ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan disiplin ilmu dengan identitas bidang kajian elektik yang dinamakan an integrated system of knowledge, synthetic discipline, multidimensional, dan kajian konseptual sistemik merupakan kajian (baru) yang berbeda dari kajian monodiscipline atau disiplin ilmu tradisional.

12 Dengan pertimbangan semakin kompleksnya permasalahan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia maka pada tahun 1970-an mulai diperkenalkan Pendidikan IPS (PIPS) sebagai pendidikan disiplin ilmu. (Istilah pendidikan disiplin ilmu pertama kali dikemukakan oleh Numan Somantri dalam berbagai karya tulis). Gagasan tentang IPS ini membawa implikasi bahwa PIPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan mata pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni kajian yang bersifat terpadu ( integrated), interdisipliner, multidimensional bahkan crossdisipliner. Karakteristik ini terlihat dari perkembangan PIPS sebagai mata pelajaran di sekolah yang cakupan materinya semakin meluas seiring dengan semakin kompleks dan rumitnya permasalahan sosial yang memerlukan kajian secara terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, ilmu pengetahuan alam, teknologi, humaniora, lingkungan bahkan sistem kepercayaan. PIPS yang ada di Indonesia baru diperkenalkan ditingkat sekolah pada awal tahun 1970-an kini semakin berkembang sejalan dengan perkembangan pemikiran tentang Social Studies di negara-negara maju dan tingkat permaalahan sosial yang semakin kompleks. Menurut Sapriya (2014: 13) Semula ada tiga tradisi Social Studies, yakni: (1)IPS sebagai tranmisi kewarganegaraan ( Social Studies as citizenship transmission); (2) IPS sebagai ilmu -ilmu sosial ( Social Studies as social sciences) dan (3) IPS sebagai penelitian mendalam ( Social Studies as reflective inquiry), namun kini telah berkembang

menjadi lima tradisi dengan tambahan (4) IPS sebagai kritik kehidupan sosial ( Social Studies as social criticism); dan (5) IPS sebagai pengembangan pribadi individu ( Social Studies as personal development of the individual) 13 Tujuan PIPS adalah mendidik siswa sebagai warga negara yang baik ( good citizenship), warga-masyarakat yang konstruktif dan produktif; yaitu warga negara yang memahami dirinya sendiri dan masyarakatnya, mampu merasa sebagai warga negara yang bertindak sebagai warga negara, dan jika mampu merasa sebagai warga negara, dan jika mungkin juga mampu hidup sebagaimana layaknya warga negara. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dinyatakan bahwa ruang lingkup keilmuan dan penelitian adalah IPS sebagai transmisi kewarganegaraan ( Social Studied as citizenship transmission). Dengan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan siswa dapat berpartisipasi secara bermutu dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pembelajaraan yang menggunakan model permainan ular tangga berbantu kartu soal diharapkan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sehingga harapan ke depan siswa kelak menjadi warga negara yang baik.