BAB III METODE PENELITIAN. Selatan dengan berjumlah siswa 30 orang, terdiri dari laki-laki. berjumlah 13 orang dan perempuan berjumlah 17 orang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom ction research) yang bersifat refleksi dan. Proses Penelitian Tidakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri laki-laki ada 17 anak dan perempuan 16 anak. Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Merak Batin Kecamatan Natar,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. 2011/2012. Waktu penelitian adalah bulan April 2012 sampai dengan. terdiri dari 12 Siswa Laki-Laki dan 17 Siswa Perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pesawahan kecamatan Teluk

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sukoyoso

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan penelitian tindakan kelas ini. Peneliti mengacu pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan (classroom action research) yang bersifat reflektif dan

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Taktakan Kabupaten Serang. Adapun alasan pemilhan lokasi PTK ini dikarenakan:

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas istilah dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas (PTK). PTK merupakan terjemahan dari classroom action research, untuk meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan pada prinsip metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digambarkan sebagai berikut : Perencanaan I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas V dengan pertimbangan siswa kelas IV sebagai subjek penelitian awal naik kelas menjadi kelas V SD Negeri Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dengan berjumlah siswa 30 orang, terdiri dari laki-laki berjumlah 13 orang dan perempuan berjumlah 17 orang. 3.1.2 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Muara Putih Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Sekolah ini merupakan tempat tugas peneliti. 3.1.3 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan yaitu mulai bulan Mei sampai Agustus tahun 2014. 3.2 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan, yaitu dengan menggunakan teknik tes dan nontes. 3.2.1 Teknis Nontes Menurut Endang Poerwanti dkk. (2008 : 3.19) Teknik non tes, asesmen dan evaluasi proses dan hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa menguji

25 peserta didik, melainkan dengan melakukan observasi atau pengamatan, melakukan wawancara, menyebar angket, dan lain-lain. Secara sederhana, observasi dapat diartikan sebagai prosedur sistematis dan baku untuk memperoleh data. Observasi digunakan untuk mengetahui apakah dengan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw pembelajaran dikelas akan lebih efektif dan apakah ada pengaruhnya. Observasi dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun guru selama proses pembelajaran. 3.2.2 Teknik Tes Oemar Hamalik dalam Endang Poerwanti dkk (2008: 3.16) Menyebutkan beberapa jenis tes yang bisa digunakan di Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan, dan Perguruan Tinggi, yaitu: Tes Membaca, Tes Bakat Akademik Kelompok, Batrai Tes Keterampilan Dasar, Tes Kesiapan Membaca, Tes Intelegensi Individual, Tes Hasil Belajar dalam Mata Pelajaran, Tes diagnostik dan tes klistis. Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes Hasil Belajar dalam Mata Pelajaran, tes jenis ini dibuat oleh guru sesuai dengan kurikulum sekolah, sehingga tes ini mendapat tempat yang pertama di antara berbagai jenis tes dan digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa mata pelajaran IPS dengan menggunakan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw pada kelas V SD Negeri Muara Putih Kecamatan Natar. 3.3 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan seperangkat alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tes dan lembar pengamatan. Menurut Wina Sanjaya, (2011: 84-85) Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu cara ilmiah dalam memecahkan

26 masalah pembelajaran yang memerlukan sebuah instrumen pengumpulan data yang tepat untuk menghasilkan suatu data yang diharapkan. Karena sebuah penelitian memerlukan data-data empiris. Alat yang digunakan oleh peneliti sebagai alat pengumpul data adalah lembar observasi, tes tertulis dan dokumentasi. Jenis tes yang dikembangkan oleh peneliti menggunakan soalsoal tes buatan guru. Basuki, (2009: 40) Teknik pengumpulan data dilaksanakan guru ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, namun tidak boleh mengganggu kegiatan pembelajaran, karena guru dalam konteks PTK berperan ganda sebagai pengajar dan peneliti. Dengan demikian instrumen yang mungkin digunakan adalah pengamatan dan observasi terstruktur. 3.4 Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi data kualitatif dan data kuantitatif. Setelah data diperoleh maka langkah yang dilakukan adalah menganalisis data yang diperoleh, pada bagian ini akan diuraikan mengenai teknik yang digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dan kualitatif. Menurut Aunurrahman dkk. (2010: 9-1) Analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat, mulai dari tahap persiapan, proses sampai hasil pekerjaan atau pembelajaran. Analisis PTK terhadap kegiatan pembelajaran, analisis dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat di dalamnya sudah sesuai dengan kapasitasnya. Teknik analisis data yang dilakukan adalah:

27 3.4.1 Analisis Kuantitatif Menurut Sugiyono, (2012: 7) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu". Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Menurut Sudarwan Danim, (2002: 35). Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya. Analisis data kuantitatif digunakan teknik statistik sederhana sebagai berikut: a. Rumus analisis aktivitas siswa SiswaTuntas % Ketuntasan x 100% Siswa Tabel: 3.1 Aktivitas Siswa No Rentang Kategori Konversi Status Kelulusan Skor Angka 1 80-100 Sangat Baik 4 Lulus 2 70-79 Baik 3 Lulus 3 60-69 Cukup Baik 2 Lulus 4 50-59 Buruk 1 Tidak Lulus 5 0-49 Sangat Buru 0 Tidak Lulus Sumber: Aunurrahman, dkk (2010: 9-4) b. Rumus analisis kinerja guru selama proses pembelajaran Skor Akhir Skor Perolehan Skor Maksimal x 100%

28 Tabel 3.2 Kinerja Guru No Tingkat Keberhasilan Kategori 1 86-100% Baik sekali 2 71-85% Baik 3 56-70% Cukup 4 < 56% Kurang Sumber: Aunurrahman, dkk (2010: 9-4) 3.4.2 Analisis Kualitatif Menurut Bogdan dan Taylor dalam buku Moleong (2004: 3) mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut Miles and Huberman dalam Sukidin (2002: 2) metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan teknik deskripstif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat memaparkan secara jelas yang sesuai dengan data dan fakta yang ada, dengan tujuan untuk mengetahui kinerja guru terhadap kegiatan pembelajaran serta kegiatan siswa. Analisis kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru.

29 a. Penilaian hasil belajar tes tertulis Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang mengikuti tes sehingga diperoleh nilai ratarata. Nilai siswa didapat dengan menggunakan rumus: Nilai Siswa Skor Perolehan Skor Maksimal x 100 (Aqib dkk, 2009: 205) b. Penilain Ketuntasan Belajar Penelitian ini menggunakan dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara individu dan klasikal. Ketuntasan belajar individual didapat dari KKM mata pelajaran yang telah ditetapkan yaitu siswa dinyatakan tuntas dalam belajarnya jika telah mendapatkan nilai 60. Ketuntasan belajar secara klasikal yaitu mengukur tingkat keberhasilan ketuntasan belajar siswa menyeluruh untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal digunakan. rumus: Nilai Jumlah Siswa Tuntas KetuntasanSiswa Jumlah Siswa Seluruhnya x 100% (Aqib dkk, 2009: 205) Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan metode pembelajaran yang tepat.

30 3.5 Prosedur Penelitian Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan berupa suatu siklus atau daur ulang berbentuk spiral yang setiap langkahnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (Kemmis dkk, dalam Wiriaatmadja, 2006: 66). Proses Penelitian Tindakan Kelas Refleksi Observasi Siklus 1 Rencana Tindakan Pelaksanaan Tindakan Rencana Tindakan Refleksi Siklus 2 Observasi Pelaksanaan Tindakan dst Gambar 3.1 Alur PTK (Kemmis dalam Wiriaatmaja,(2006: 66)

31 3.6 Urutan Tindakan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dengan berbagai kemungkinan perubahan yang dianggap perlu. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Siklus I 1. Perencanaan Tindakan Rencana tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain : a. Menyiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan bahan ajar. b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa. c. Memilih dan menentukan metode Model Cooperative Learning tipe Jigsaw yang akan digunakan. d. Menyiapkan alat evaluasi. 2. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti menggunakan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw dan media yang digunakan gambar peningalan sejarah yang ada dilingkungan provinsi sekitarnya, untuk menerangkan materi dalam pelajaran IPS. 3. Observasi Observasi dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui aktivitas dan peningkatan berpikir kreatif siswa dalam berdiskusi dan menyelesaikan masalah diskusi. Guru mengamati apakah penggunaan model Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran.

32 4. Refleksi Peneliti Menentukan presentase keberhasilan siswa secara klasikal dan daya serap siswa sebagai bahan perbandingan di siklus kedua. Tujuannya untuk mengetahui efektivitas, keberhasilan dan hambatan dari proses pembelajaran IPS menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw. Siklus 2 1. Perencanaan Tindakan Rencana tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain : a. Menyiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan bahan ajar. b. Menyiapkan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa. c. Memilih dan menentukan model Cooperative Learning tipe Jigsaw. 2. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti menggunakan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw dan media yang digunakan gambar cara menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah di bidang agama dan pemerintahan yang ada di museum.untuk menerangkan materi dalam pelajaran IPS. 3. Observasi Observasi dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui aktivitas dan peningkatan berpikir kreatif siswa dalam berdiskusi dan menyelesaikan masalah. Guru mengamati apakah penggunaan model Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran.

33 4. Refleksi Pada kegiatan ini peneliti menemukan presentase keberhasilan siswa secara klasikal dan tingkat serap siswa sebagai bahan perbandingan di siklus kedua. Tujuannya untuk mengetahui efektivitas, keberhasilan dan hambatan dari proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Kemudian melakukan perbaikan berdasarkan evaluasi pemantauan. Dalam mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan I bila hasil refleksi dan evaluasi siklus I menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV tidak perlu dilanjutkan dengan menggunakan siklus III. Namun apabila belum memperlihatkan adanya peningkatan kemampuan belajar IPS maka dibuat siklus III yang meliputi tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi. 3.7 Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini ditetapkan: 1. Adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa setiap siklusnya, sebesar 70% dengan KKM (60) yang telah ditetapkan oleh SD Negeri Muara Putih. 2. Pada akhir penelitian adanya peningkatan secara klasikal sebesar 70% dari kreteria ketuntasan minimal (60) yang ditetapkan sekolah.