Oleh : SALIMUDIN NIM

dokumen-dokumen yang mirip
TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

Oleh : CHYNTIA SRIWULANDARI NIM

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SDS WINDU PUTRA. Wiwin Widianti

PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING. Oleh : Cece Gosul NIM

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA SISWA KELAS VIII SMP TAHUN AJARAN

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS V SD

L I S N I A W A T I NPM

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS, KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MELANJUTKAN CERITA DI KELAS V SDN SUKASENANG 1 BANYURESMI GARUT MAKALAH.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

MODEL PEMBELAJARAN PROSA DESKRIPSI DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IXA SMP PASUNDAN 2 KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

RANI HANDAYANI NIM

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONTRUKTIVISME DI SMA WARGA BAKTI

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI KREATIVITAS MENGARANG SISWA: STUDI KASUS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

MAKALAH PENELITIAN. diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada program studi PBS Indonesia dan Daerah

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

II. LANDASAN TEORI. Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA AKROSTIX

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

SUWANGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DENGAN MENGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I KERTASARI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING PADA SISWA KELAS V SDN CILALAWI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

DANI KURNIA NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN MAKALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENDENGARKAN ISI BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMPN 2 MALANGBONG GARUT MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS RANGKUMAN DENGAN METODE INKUIRI DI KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KADUNGORA GARUT MAKALAH. Oleh. Dede Anisa 1021.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan

MODEL PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DEKLAMASI DI KELAS X MA. MUHAMMADIYAH KARANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasif dengan Menggunakan Metode Quantum Learning. Ulfah Nuryani STKIP Siliwangi Bandung

MAKALAH. Oleh DEDE KOMALA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh Nirmala Sari Siregar Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

MAKALAH. Oleh DINI NURHAYATI NPM

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING

Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK

MODEL PEMBELAJARAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEMORITER PADA SISWA DI KELAS VIII SMPN 5 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

MIMIN SETIAWATI NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

MENINGKATKAN PEMAHAMAN PENULISAN KARANGAN EKSPOSISI DENGAN METODE CTL

Transkripsi:

PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF-INDUKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI KELAS XI MADRASAH ALIYAH MIFTAHUL ULUM KECAMATAN SUKAMAKMUR KABUPATEN BOGOR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh : SALIMUDIN NIM.08.21.1350 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012 ABSTRAK Penelitian dengan judul Pembelajaran Menulis Paragraf Deduktif Induktif Dengan Menggunakan Pendekatan Konstruktivisme. yang penulis susun ini, dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas dari penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam meningkatkan kemampuan menulis paragraf khususnya paragraf deduktif dan induktif. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu atau kuasi eksperimen. Dalam menggunakan metode ini penulis menggunakan statistik t-tes dan tabel Nilai Kritis Distribusi t yang dikembangkan oleh W.S Gosset sebagai bahan acuan. Melalui metode penelitian ini, hipotesis yang talah ditetapkan dilakukan pengujian terhadapnya. Kriteria pengujian hipotesis yang penulis lakukan menggunakan kriteria sebagai berikut: 1). Jika t hitung > t tabel maka hipotesis diterima dan, 2). Jika t hitung < t tabel, maka hipotesis ditolak. Setelah dilakukan perhitungan statistik terhadap data penelitian di dapatkan t hitung sebesar 6,85. Harga t hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel nilai kritis distribusi t. Dengan db 19 (n-1) dan taraf signifikansi 0,05 didapatkan t tabel sebesar 2,093. Ternyata t hitung > t tabel. atau 6,85 > 2,093. Dan dapatlah disimpulkan bahwa pendekatan konstruktivisme efektif digunakan dalam meningkatkan kemampuan menulis paragraf deduktif induktif Kata Kunci : pembelajaran, menulis,paragraf deduktif dan induktif, pendekatan konstruktivisme PENDAHULUAN Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan perkembangan dan meningkatnya kemapuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan kemampuan berfikir, mengungkapkan gagasan, perasaan, pendapat, persetujuan, keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan peristiwa dan kemampuan peristiwa. Pembelajaran bahasa dan sastra haruslah diarahkan pada hakikat bahasa dan sastra Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Sebagaimana diketahui bahwa sekarang ini orientasikan pembelajaran bahasa berubah dari penekanan pada pembelajaran aspek bentuk ke pembelajaran yang menekankan pada aspek fungsi. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses negosiasi pesan dalam suatu konteks atau situasi menurut Sampson dalam Depdikbud (2005: 7) Dengan adanya bahasa pula, manusia dapat melestarikan dan mewariskan kebudayaan secara turun temurun. Meskipun jenis-jenis bahasa yang dipakai oleh manusia sangat beragam dan mempunyai karakteristik yang berbeda namun, pada hakikatnya bahasa itu sama yaitu sebagai alat komunikasi verbal. Sebagaimana bahasa-bahasa yang lainnya, bahasa Indonesia pun mempunyai ragam lisan dan tulisan yang digunakan dalam situasi formal maupun non formal. Untuk mendapatkan kemampuan berbahasa Indonesia, para penutur bahasa harus mempelajari aspek-aspek kebahasaan Indonesia. Selain itu, pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan di sekolah-sekolah sejak taman kanak-kanak sampai jenjang perguruan tinggi. Ini membuktikan bahwa untuk mendapatkan kemampuan berbahasa Indonesia

yang baik tidak bisa secara alami namun harus melalui proses belajar mengajar (learning and teaching). Sebagaimana telah diutarakan, bahwa pembelajaran sastra tidak diajarkan dalam bentuk teoritis. Namun berupa rentetan tahapan-tahapan tahun atau nama-nama pengarang dan hasil pengarang dan hasil karya yang harus dihapal oleh siswa sebagai karya untuk dinikmati dan dihayati keindahan, keunikan bahasanya, serta diambil nilai-nilai moralnya. Ada dua kegiatan yang dapat dilaksanakan didalam mengapresiasikan karya satra. Kedua kegiatan ini saling menunjang untuk mencapai tujuan pembelajaran sastra. Kegiatan tersebut adalah kegiatan secara langsung dan kegiatan tidak langsung (S.Effendi,1974:18). Kegiatan apresiasi sastra secara langsung adalah kegiatan yang berhubungan langsung dengan karya-karya sastra, deklamasi, dan sebagainya. Kegiatan mendengarkan, menonton dan membaca karya-karya sastra, sebaiknya dilakukan sesering mungkin sehingga diperoleh pengertian kenikmatan, serta pemahaman yang pada akhirnya akan memperkaya rohani anak. Kegiatan apresiasi secara tidak langsung dapat dilaksanakan dengan cara membaca teori sastra, mempelajari esai dan kritik sastra, sejarah sastra, serta mendokumentasikan beragam masalah sastra. Di sekolah formal, kegiatan belajar mengajar tentang bahasa diarahkan untuk meningkatkan empat keterampilan berbahasa yaitu keterangan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan, 1986:1) Sebagai salah satu dari empat aspek tujuan pembelajaran bahasa, menulis merupakan keterampialan yang harus dilatih, karena menulis bukan keterampilan yang alami. Menurut Owens (dalam Sunarji, 1998:102) dalam hubungannya dengan pengajaran bahasa, menulis adalah proses menggabungkan sejumlah kata menjadi kalimat yang baik dan benar menurut tata bahasa dan menjalinnya menjadi wacana yang tersusun menurut penalaran yang tepat. Sedangkan menurut ahmadi, 1995 (dalam majalah pelangi, 2007 : 71) menulis adalah suatu proses kegiatan untuk menciptakan atau menghasilkan wacana yang bermuatan informasi dalam proses komunikasi sosial (dengan khalayak pembaca) menghendaki koordinasi otak, ingatan,perasaan dan tangan dengan perhatian yang cermat terhadap sistem bahasa: ejaan, tanda baca, pemenggalan, kerapihan, marjin, pemilihan kosakata, struktur kalimat serta penguasaan materi dan komposisis paragraf. Dari kedua pendapat di atas ( tentang hal menulis) dapat disimpulkan bahwa seorang dikatakan mampu berbahasa apabila ia telah mampu memilih kata secara tepat dan memindahkan pikiran, gagsan serta persaannya kedalam lambang lambang bahasa, dan hal ini merupakan modal utama seorang ketika menulis. Keterampilan menulis merupakan ketrampilan yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya penting dalam kehidupan pendidikan, tetapi juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Karena menulis merupakan salah satu ketrampilan berhasa yang harus dimiliki oleh siswa. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pikiran dan perasaan yang dimiliki. Selain itu dapat mengembangkan daya pikir dan kreatifitas siswa dalam menulis. Menulis sebagai suatau keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Bahwa menulis adalah suatu kegiatan yang aktif dan produktif serta memerlukan cara berpikir yang teratur yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Keterampilan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, pengetahuan, ilmu dan pengalaman sebagai suatu ketrampilan yang produktif. Menulis dipengaruhi oleh keterampilan produktif lainny, seperti aspek berbicara maupun keterampilan reseptif yaitu aspek membaca dan manyimak serta pemahaman kosa kata, diksi, keefektipan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca. Pemahaman berbagai jenis karangan serta pemahaman berbagai jenis paragraf dan pengembangannya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sekarang yang ditetapkan sebagai kurikulum 2006 telah diberlakukan disekolah sekolah mulai tahun 2006. Kurikulum 2006 ini juga diterapkan dalam pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan perlu ditegaskan bahwa tugas sebagai guru adalah membelajarkan siswa, bukan mengajar. Siswalah yang harus didorong agar secara aktip berlatih menggunakan bahasa khususnya pada keterampilan menulis. Tugas guru adalah menciptakan situasi dan kondisi agar siswa belajar secara optimal untuk berlatih menggunakan bahasa agar kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Berkaitan dengan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dalam kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Standar

Kompetensi Bahasa dan Sastra Indonesia yang merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan keterampilan berhasa, dan sikap positif terhadap Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu, standar kompetensi adalah dasar siswa untuk memahami dan mengakses perkembangan lokal, regional dan global. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru merupakan kunci dan sekaligus ujung tombak dan pencapaian misi pembaharuan pendidikan, mereka berada dititik sentral untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar, yang untuk mencapai tujuan dan misi pendidikan nasional yang di maksud. Oleh karena itu, secara tidak langsung guru dituntut untuk propesional, inopatif, perspektif dan produktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Pada kesempatan ini, peneliti membahasa tentang keterampilan menulis paragraf deduktif dan induktif. Selama ini berdasarkan hasil observasi, keteramapilan siswa untuk menulis masih sangat terbatas terlebih lagi untuk dapat menulis paragraf deskripsi mereka kesulitan untuk dapat membedakan jenis-jenis paragraf. Agar dapat menulis kadangkadang siswa perlu dipacu dengan menggunakan teknik dan media yang menarik. Untuk itu guru perlu mencari upaya yang dapat membuat siswa tertarik agar siswa dapat menulis dengan baik. Dalam menulis dibutuhkan adanya ketelitian, kepaduan, keruntutan dan kelogisan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain, antara paragraf dengan paragraf berikutnya sehingga akan membentuk sebuah karangan yang baik dan utuh. Pengajaran menulis paragraf deskripsi adalah keterampilan yang bertujuan untuk mengajukan suatu objek atau suatu hal yang sedemikian rupa, sehingga objek itu seolah-olah berada didepan kepala pembaca. Berdasarkan permasalah di atas, solusi yang dapat dilakukan oleh guru untuk memperbaiki proses pembelajaran adalah dengan menggunakan dan metode belajar yang tepat. Tidak ada satupun pola pendekatan dan metode pembelajaan yang dapat dianggap paling baik diantara pola pendekatan dan metode pembelajaran yang lain, karena masing-masing mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pendekatan pembelajaran tertentu kemungkinan baik untuk materi, situasi, dan kondisi tertentu, namun kemungkinan dapat juga kurang tepat untuk keadaan yang lain. Melalui penelitian ini, peneliti mencoba satu pembaharuan untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf deskripsi yaitu melalui pendekatan konstruktivisme. Penggunaan pendekatan konstruktivisme ini sebagai alternatif pembelajaran menulis paragraf deduktif induktif. sehingga diharapkan siswa lebih tertarik untuk menuangkan idea atau gagasan dalam bentuk tulisan dan diharapkan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam pembelajaran menulis. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi pembelajaran yang baru agar dapat memberdayakan siswa. Strategi pembelajaran itu antara lain pendekatan konstruktivisme. Pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filo sof) dalam pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Dengan pendekatan konstruktivisme ini, diharapkan dapat mendorong siswa agar menyadari dan menggunakan pemahaman untuk pengembangan diri dan penyelesaian berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Rumusan masalah yang penulis buat adalah apakah pembelajaran menulis dengan menggunakan pendekatan kontruktivisme efektip digunakan dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis paragraf deduktif induktif siswa kelas XI madrasah aliyah miftahul ulum kecamatan sukmakmur Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2011/2012 dan apakah terdapat perbedaan rata-rata nilai hasil pretes dan postes sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme? Hipotesis yang penulis buat adalah Pembelajaran menulis paragraf deduktif induktif dengan menggunakan pendekatan kontruktivisme sangat efektip digunakan.dan terdapat perbedaan ratarata nilai (yang di peroleh siswa) antara pretes dan postes. KAJIAN TEORI DAN METODE Pembelajaran berasal dari kata belajar atau learning (bahasa inggris) dan pengajaran atau instruction. Menurut Fontana dalam Winataputra (1996: 2) istilah learning mengandung pengertian proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Lebih lanjut Fontana menjelaskan bahwa definisi tersebut memadatkan perhatian pada tiga hal, yaitu:

a. Bahwa belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku individu. b. Bahwa perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman. c. Bahwa perubahan itu harus terjadi pada perilaku individu yang mungkin. Menurut Dimyati (2002: 157), pembelajaran adalah suatu proses yang diselenggarakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh dan memproses pengetahuan juga keterampilan dan sikap. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan praktis yang didasarkan pada konsep teoritik yang berlangsung dalam suatu waktu tertentu dan terikat dalam situasi yang terarah pada tujuan yang dicapai. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif dengan memamfaatkan keterampilan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus banyak melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur (Tarigan, 1994: 4). Tujuan menulis adalah respon atau jawaban yang diharapkan oeh penulis akan diperolehnya dari pembaca. Berdasarkan batasan ini, daptlah dikatakan, bahwa : a. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana infornatif (informative discourse). b. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasif (persuasive discourse). c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (wacana kesastraan atau literary discourse). d. Tulisan yang mengekpresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi api disebut wacana ekpresif (expressive discourse). Kata paragraf berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata para yang mempuyai arti samping atau pinggir, dan kata graphein yang berarti menulis (Harjasujana, 1996: 188). Di masa sekarang istilah paragraf pada umumnya mengandung pengertian sebagai sekelompok kalimat yang secara utuh membicarakan hanya satu pikiran utama. Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dari hal-hal yang bersifat umum ke hal yang lebih khusus. Paragraf bertujuan melukiskan atau memberikan gambarkan terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskripsikan (Keraf, 2004: 4) dan Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan kalimatkalimat penjelas kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf Induktif mempunyai sifat menjelaskan dari khusus ke umum. Untuk memperoleh data penelitian yang lengkap, penulis menggunakan beberapa teknik penelitian sebagai berikut : a. Teknik Observasi Teknik observasi adalah teknik dengan mengamati langsung keadaan sampel, melakukan wawancara dan menggali informasi awal tentang lahan penelitian. b. Teknik Ujicoba Teknik ujicoba adalah teknik yang digunakan dengan cara melakukan pembelajaran di kelas yang dijadikan sampel penelitian yaitu kelas XI MA Miftahul Ulum Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2011/2012. c. Teknik Tes Teknik tes adalah teknik pengambilan data dengan cara melakukan tes terhadap siswa. Tes dilakukan penulis sebanyak dua kali, dan tes dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan menulis siswa. Data yang diperoleh selanjutnya penulis olah untuk menghasilkan suatu penelitian. Teknik yang penulis gunakan dalam mengolah data penelitian adalah sebagai berikut : a. Tabulasi Data Data yang terkumpul selanjutnya disusun dalam tabel daftar perolehan nilai (pretes dan postes). selanjutnya dilakukan pengolahan terhadapnya dan menghitung nilai rata-rata tes. b. Uji t Teknik uji t merupakan teknik yang dilakukan penulis untuk mengukur apakah perbedaan antara pretes dan postes signifikan (menonjol ) atau tidak. Teknik uji t yang dilakukan penulis mengikuti langkahlangkah sebagai berikut: 1) Menghitung mean deviasi (Md) dengan rumus: d Md 2) Mengitung nilai kuadrat deviasi dengan rumus: ( ) 3) Mencari nilai koefisien t atau t hitung dengan rumus: t ( )

Yang menjadi sampel dalam penelitian adalah siswa kelas XI MA Miftahul Ulum Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 20 siswa HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa a. Rata-rata nilai pretes adalah 55 b. Rata-rata nilai postes adalah 70 c. Mean deviasi adalah 15 d. Jumlah kuadrat deviasi ( X 2 d ) adalah 1821 e. Mencari t hitung yaitu : t, ( ), 6,85 ( ) Pengujian hipotesis diperlukan untuk membuktikan apakah hipotesis yang telah ditentukan benar adanya atau tidak. Dalam menguji hipotesis penulis menggunakan ketentuan sebagai berikut: a. Jika t hitung < t tabel, maka hippotesis ditolak. b. Jika t hitung > t tabel, maka hipotesis diterima. Berdasarkan hasil analisis nilai test, maka diketahui t hitung yaitu 6,85. Dari hasil perhitungan nilai test tersebut, maka didapat nilai t tabel yaitu 2,093. Kemudian penulis lanjutkan dengan pengujian hipotesis. Ha Terdapat perbedaan rata-rata nilai (yang diperoleh siswa) antara pretes dan postes. Ho Tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai (yang diperoleh siswa) antara pretes dan postes. Hipotesis nol ( Ho ) kemudian diuji dengan menggunakan teknik uji t. Berdasar hasil perhitungan maka didapatkan t hitung sebesar 6,85. Dari hasil uji t didapatkan nilai t tabel dengan df 19 (n -1) dan taraf signifikansi 0,5 ( 95% ) sebesar 2,093. S ehingga t hitung lebih besar dari t tabel atau 6,85 > 2,093. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang penulis tetapkan dalam skripsi ini diterima dan pendekatan kontruktivisme efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran menulis. SIMPULAN Simpulan dari penelitian yang telah penulis lakukan adalah sebagai berikut: a. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran adalah pendekatan, motode, teknik pembelajaran yang dipakai guru ketika prses belajar mengajar. b. Pembelajaran akan lebih fektif apabila memakai model atau metode pembelajaran yang tepat. c. Pendekatan pembelajaran kontruktivisme sangat cocok untuk dipakai dalam pembelajara menulis. d. Hasil penelitian yang penulis lakukan didapatkan data bahwa kemampuan menulis menjadi lebih meningkat apabila dilakukan pembelajaran dengan pendekatan kontruktivisme. e. Hasil pretes dan postes yang dilakukan penulis membuktikan bahwa pendekatan kontruktivisme efektif. f. Penggunaan pendekatan atau metode belajar yang efektif mutlak harus dilakukan oleh para guru dalam kegiatan belajar mengajar. DAFTAR PUSTAKA Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Cetakan X. Nusa Indah. Ende-Flores.P(35-47) Surakhmad, Winarno, (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah. TARSITO: Bandung.P(20-43) Tarigan. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa: Bandung.P(17-78)