Pengaruh Konsentrasi Stimulan dan Intensitas Sadap pada Produksi Lateks Tanaman Karet Seedling (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBERIAN STIMULAN POLYETHYLENE GLYCOL (PEG) TERHADAP HASIL LATEKS TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg) KLON PB 260 ARTIKEL ILMIAH

SISTEM PENYADAPAN TANAMAN KARET

PEMBERIAN STIMULAN ETEFON DENGAN TEKNIK BARK APPLICATION PADA PRODUKSI LATEKS TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.)

STUDI KARAKTER FISIOLOGIS DAN SIFAT ALIRAN LATEKS KLON KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) IRR SERI 300

PEMBERIAN STIMULAN ETEFON DENGAN TEKNIK GROOVE APPLICATION PADA PRODUKSI LATEKS TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.)

Jurnal AGRIFOR Volume XV Nomor 2, Oktober 2016 ISSN P ISSN O

Tanaman karet akan mengeluarkan getah atau lebih dikenal dengan sebutan lateks. Lateks keluar pada saat dilakukan penyadapan pada tanaman karet.

Keywords: Cost analysis, control, dry tapping grooves.

Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

RESPON PRODUKSI LATEKS DALAM BERBAGAI WAKTU APLIKASI PADA BEBERAPA KLON TANAMAN KARET TERHADAP PEMBERIAN BERBAGAI SUMBER HORMON ETILEN SKRIPSI OLEH :

PENDAHULUAN. Karet (Heveabrasiliensis) berasal dari benua Amerika dan saat ini. dari USD 1 menjadi USD 1,25 (Palembang Tribun News, 2016) dan Balai

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA GAMBUT DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI

PENYADAPAN TANAMAN KARET

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

Perbandingan Pertumbuhan Jumlah Mata Tunas Bibit Bagal Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas GMP2 dan GMP3

PERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN PERIODE YANG BERBEDA

Tanggap Beberapa Klon Anjuran dan Periode Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brassilliensis Muell. Arg.

TINJAUAN PUSTAKA. Euphorbiaceae, Genus: Hevea, Spesies: Hevea brassiliensismuell.arg.

PENGARUH PUPUK ORGANIK GRANUL DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) OKULASI

IDENTIFIKASI KARAKTER SPESIFIK UNGGUL KARET BERDASARKAN. Budi Martono Edi Wardiana Meynarti SDI Rusli KODE JUDUL: X.26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor karet Indonesia selama

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

PERTUMBUHAN STUM MATA TIDUR KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN LAMA PENYIMPANAN PADA KERTAS KORAN

Jurnal Rekayasa Teknologi Industri Hijau ISSN

Charloq 1) Hot Setiado 2)

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (28):

PENGARUH JENIS ZAT PENGATUR TUMBUH DAN UKURAN BAHAN STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN NAGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ton pada tahun 2011 menjadi juta ton pada tahun 2012 (Ditjenbun, 2012).

RESPON PRODUKSI LATEKS DALAM BERBAGAI WAKTU APLIKASI PADA KLON KARET METABOLISME TINGGI TERHADAP PEMBERIAN STIMULAN ETILEN EKSTRAK KULIT PISANG

I. PENDAHULUAN. pada 2009 (BPS Indonesia, 2009). Volume produksi karet pada 2009 sebesar 2,8

RESPON PERTUMBUHAN STUMPKARET

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS LATEKS High Grade. (Analysis of Quality Control Rubber High Grade)

SELEKSI GENOTIPE TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DARI HASIL PERSILANGAN TAHUN SEBAGAI PENGHASIL LATEKS DAN KAYU SKRIPSI

Sistem Penyadapan Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Tulung Gelam Estate, Sumatera Selatan. Robianto, Supijatno *

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA DAN PUPUK ORGANIK CAIR ELANG BIRU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET PB 260 (HEVEA BRASILIENSIS L.)

Pengaruh Dosis Serum Lateks terhadap Koagulasi Lateks (Hevea brasiliensis) (The Effect of Dose Latex Serum to Latex Coagulation [Hevea brasiliensis])

TINJAUAN PUSTAKA. juga produksi kayu yang tinggi. Penelitian untuk menghasilkan klon-klon karet

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL APLIKASI EKSTRAK DAUN INSULIN (Thitonia difersifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

KARYA ILMIAH BUDIDAYA KARET

PRODUKSI DAN KUALITAS LATEKS PADA BERBAGAI JARAK TANAM TANAMAN KARET. Jl. Slamet Riyadi, Broni Jambi Telp

TOMI SANDI GULTOM/ AGROEKOTEKNOLOGI

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L. ) PADA BERBAGAI TINGKAT PEMBERIAN AIR SKRIPSI

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L) TERHADAP KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN AIR KELAPA SKRIPSI OLEH :

PENGGUNAAN STIMULAN SEJAK AWAL PENYADAPAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI KLON IRR 39

Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XXII, Nomor 2, Oktober 2014

I. METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN MOL BONGGOL PISANG DAN GIBGRO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ARTEMISIA (Artemisia annua L.)

SKRIPSI OLEH : MARGARETH THACHER MANURUNG AGROEKOTEKNOLOGI

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPONS PERTUMBUHAN STUM MATA TIDUR KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK ORGANIK CAIR

PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP PRODUKSI KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) DI KEBUN HAPESONG PTPN III TAPANULI SELATAN

PENGARUH LILIT BATANG BAWAH DAN PUPUK FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN STUM MATA TIDUR KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.)

PENGARUH PELAPISAN CHITOSAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.)

SKRIPSI OLEH : RIRI AZYYATI / BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Arif Dwi Andrijanto*, Karno**, Anang M Legowo** ) * Mahasiswa Magister Agribisnis Universitas Diponegoro )

PERTUMBUHAN BIBIT BUD CHIPS TEBU (Saccharum officinarum L. ) PADA BERBAGAI UMUR BAHAN TANAMAN DENGAN PEMBERIAN BAP

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

Pengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq)

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3. Oleh :

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MELON (Cucumis melo L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK DAUN GANDASIL D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA (Brassica oleracea L.

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL DAN KUALITAS TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans)

PENDAHULUAN. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karet alam dihasilkan dari tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH :

PERBEDAAN LAMA PENYIMPANAN DAN MEDIA SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

SELEKSI PROGENI F1 HASIL PERSILANGAN TETUA BETINA IRR 111 DENGAN BEBERAPA TETUA JANTAN TAHUN PADA TANAMAN KARET

SKRIPSI. RESPON DUA VARIETAS PAKCHOY (Brassica chinensis L.) PADA PERLAKUAN PENGELOLAAN GULMA. Oleh: AA KOMARA GUNARA

SKRIPSI. Oleh: AYU RAHAYU EFFENDI SURBAKTI /TEKNOLOGI HASIL HUTAN

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

PENGARUH DUA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativa L.) YANG DI TANAM PADA MEDIA GAMBUT DAN TANAH MINERAL

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP BEBERAPA KOMPOSISI KOMPOS KULIT BUAH KAKAO DENGAN SUBSOIL ULTISOL DAN PUPUK DAUN

PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT DENGAN PUPUK HAYATI PADA PERBEDAAN VOLUME MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH :

SKRIPSI. PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA DAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) DENGAN PERBEDAAN SISTEM PENGOLAHAN TANAH SKRIPSI OLEH:

Natalina 1 dan Hardoyo 2. Surel : ABSTRACT

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ROOTONE-F TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG MAWAR (Rosa damascena Mill.)

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ASAM SULFAT TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI AREN ( Arenga pinnata Merr. ) SKRIPSI

PENGARUH ASAL BAHAN DAN BENTUK PANGKAL BATANG TERHADAP PERTUMBUHAN STEK UBI KAYU SKRIPSI. Oleh. Novidatul Ratnasari NIM

Pengaruh Jenis dan Lama Penyangraian pada Mutu Kopi Robusta (Coffea robusta)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38/KPTS/KB.020/6/2016 PEDOMAN PENANGANAN PASCAPANEN TANAMAN KARET

PENGARUH WAKTU PENYADAPAN DAN UMUR TANAMAN KARET TERHADAP PRODUKSI GETAH (Lateks)

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) TERHADAP PEMBERIAN MULSA DAN BERBAGAI METODE OLAH TANAH SKRIPSI

Transkripsi:

Muhtaria: Pengaruh Konsentrasi Stimulan dan Intensitas Sadap... Pengaruh Konsentrasi Stimulan dan Intensitas Sadap pada Produksi Lateks Tanaman Karet Seedling (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) (The Effects of Stimulant Concentration and Tapping Intensity Towards Latex Production of Seedling Rubber Trees [Hevea brasiliensis Muell. Arg.]) Charles Muhtaria 1), Dedi Supriyatdi 2), Muhammad Rofiq 2) 1) Mahasiswa Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan dan 2) Staf Pengajar Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Negeri Lampung Jl. Soekarno-Hatta No.10 Rajabasa, Bandar Lampung, Telp (0721) 703995, Fax : (0721) 787309 ABSTRACT The lacks of national latex productivity caused by most of rubber trees (85%)managed by folks plantations which have low productivities. Good management and performance of cultivation needs for increase latex productivity, mainly in tapping process. The purpose of this research was to study about effects of ethepon stimulant application on seedling rubber trees,determine the proper tapping intensity, and to find out interaction between stimulant applications with tapping intensity towards seedling rubber trees.the study have been done during 3 months from September to November 2014 using Randomized Complete Block Design (RCBD) factorial with 2 factor. The first factor was stimulant concentration (C) with 2 stage, C 0 = without stimulant application and C 1 = stimulant application as recommended rate. The second factor was tapping intensity (I) with 3 stage. I 1 = once every two days, I 2 = once every 3 days, and I 3 = once every 4 days. Thus obtained 6 treatment combination with 4 repeats. The study result shows that the latex and dry rubber production towards seedling rubber trees could be increased by stimulant application, tapping intensity did not give effect on increasing latex volume and dry rubber production, and there is no interaction between stimulant applications with tapping intensity. Keywords: latex production, seedling rubber trees, stimulant, tapping intensity PENDAHULUAN Karet merupakan komoditas ekspor dan bahan baku industri yang berperan strategis bagi Indonesia, baik dalam segi ekonomi, social, dan lingkungan. Perkebunan karet Indonesia merupakan perkebunan karet terluas di dunia. Pada tahun 2012 luasnya mencapai 3,4 juta hektar atau 15 % dari luas total perkebunan di Indonesia yang luasnya mencapai 22,76 juta ha. Dari total perkebunan karet tersebut, seluas 2,9 juta ha atau 85% merupakan perkebunan rakyat. Dari segi ekonomi, pada tahun 2012 produksi karet Indonesia menjadi komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi sangat besar di dalam upaya peningkatan devisa negara yaitu sebesar US$ 11,5 miliar (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2013). Jurnal AIP Volume 3 No. 1 Mei 2015: 59-68 59

Jurnal Agro Industri Perkebunan Lahan perkebunan karet Indonesia merupakan lahan perkebunan karet terluas didunia, namun Indonesia merupakan produsen penghasil karet alam terbesar nomor dua di dunia setelah Thailand (Direktorat Jendral PPHP, 2014). Belum maksimalnya produktivitas karet nasional tersebut dikarenakan sebagian besar (85%) tanaman karet dikelola oleh perkebunan rakyat dengan produktivitas yang masih rendah. Upaya meningkatkan produktivitas tanaman karet di Indonesia adalah langkah yang tepat dilakukan. Untuk meningkatkan produksi karet, dibutuhkan pengelolaan dan pelaksanaan budidaya dengan benar terutama pada proses penyadapan. Dalam penelitian ini akan dievaluasi penggunaan ethepon dengan konsentrasi tertentu dan interaksinya dengan intensitas sadap pada tanaman karet seedling (dari biji) yang berumur 8 tahun dalam peningkatan produksi lateks dan kadar karet kering. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di perkebunan karet rakyat milik Bapak Imam Muhtarom di Desa Sari Jaya, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung dan Laboratorium Produksi Tanaman Politeknik Negeri Lampung. Penelitian dilaksanakan pada September 2014 sampai dengan November 2014. Alat dan bahan yang digunakan adalah pisau sadap bawah, talang sadap, cincin mangkuk, mangkuk lateks, gelas ukur, senter kepala, jam tangan, oven, timbangan, tanaman karet seedling berumur 8 tahun, stimulan berbahan aktif ethepon, amoniak dan asam asetat. Penelitian dilaksanakan mengguanakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama yaitu konsentrasi stimulan (K) dengan 2 taraf yaitu C 0 (tanpa pemberian stimulan) dan C 1 (diberi stimulan sesuai anjuran). Faktor kedua yaitu intensitas sadap (I) dengan 3 taraf yaitu I 1 (disadap dua hari sekali), I 2 (disadap tiga hari sekali), dan I 3 (disadap empat hari sekali), sehingga diperoleh 6 kombinasi perlakuan dengan 4 kali ulangan. Pembuatan Plot Percobaan Plot percobaan pada penelitian ini dibuat dengan cara menentukan sampel tanaman karet di tengah-tengah kebun, sampel tersebut ditentukan dengan lilit batang rata-rata 50 cm, selisih lilit batang setiap tanaman maksimal 5 cm, plot penelitian dibuat berdasarkan kesesuaian tanaman yang ada dikebun dengan kritria sampel tanaman yang sudah ditentukan sebelumnya, plot penelitian akan diacak pada setiap ulangan, pelaksanaan penyadapan setiap ulangan dilakukan selama 5 kali penyadapan dengan selisih atau intensitas sadap sesuai dengan masing-masing perlakuan, hasil dari 1 kali penyadapan dengan 5 tanaman setiap perlakuan akan dijumlahkan untuk mendapatkan hasil sadapan setiap perlakuan. 60 Jurnal AIP Volume 3 No. 1 Mei 2015: 59-68

Muhtaria: Pengaruh Konsentrasi Stimulan dan Intensitas Sadap... Pemberian Stimulan Stimulan yang didapatkan di pasaran memiliki konsentrasi 10% dengan volume 500 ml, sehingga sebelum diaplikasikan stimulan diencerkan terlebih dahulu hingga konsentrasinya sesuai anjuran penggunaan yaitu 2,5%, stimulan diaplikasikan 24 jam sebelum penyadapan pertama dilaksanakan, stimulan diaplikasikan dengan teknik Groove yaitu memberikan stimulan tepat pada alur sadap dengan membuang skrep terlebih dahulu, stimulan diberikan dengan menggunakan kuas berukuran kecil agar lebih merata, selama penelitian dalam setiap ulangan cukup diberikan 1 kali aplikasi stimulan. Pelaksanaan Penyadapan Penyadapan dilaksanakan pada saat kondisi cuaca tidak hujan. Persiapan peralatan dan perlengkapan penyadapan dilakukan 30 menit sebelum penyadapan dimulai. Tinggi penyadapan dilaksanakan sesuai dengan kondisi penyadapan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Penyadapan dilakukan dengan cara sadap bawah setengah spiral (1/2 S ). Intensitas atau hari sadap dilakukan sesuai dengan perlakuan dengan masing-masing perlakuan dilakukan penyadapan sebanyak 5 kali sadap. Agar tidak terjadi prakoagulasi, setiap mangkuk lateks diberikan 2 ml amoniak (NH 3 ) dengan konsentrasi 2,5 %, lalu lateks dibiarkan menetes hingga berhenti. Variabel yang Diamati Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah volume lateks dan produksi karet kering. Volume lateks diukur dengan cara lateks diambil setelah lateks berhenti menetes, hasil lateks yang didapat dari setiap tanaman dijadikan satu dan dikelompokkan berdasarkan perlakuan yang sama untuk mendapatkan hasil total volume lateks setiap satuan percobaan. Kemudian produksi karet kering diketahui dengan cara lateks yang diperoleh dari setiap tanaman dengan perlakuan yang sama dijadikan satu, ditambahkan asam asetat (CH 3 COOH) konsentrasi 10% sebanyak 20 ml, kemudian di diamkan hingga lateks menggumpal (koagulum), kadar karet kering lateks ditentukan dengan mengambil 100 gram berat basah koagulum setiap perlakuan, koagulan atau bekuan digiling menjadi crepe dengan ketebalan 1-2 mm, crepe kemudian dimasukkan kedalam oven selama 1 jam pada suhu 80 o C, bobot kering didapatkan setelah koagulum dikeluarkan dari oven dan timbang, kadar karet kering setiap perlakuan ditentukan dengan rumus : KKK = (BK / BB) x 100% Keterangan : KKK = Kadar karet kering BK = Berat kering BB = Berat basah Jurnal AIP Volume 3 No. 1 Mei 2015: 59-68 61

Jurnal Agro Industri Perkebunan HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui produksi lateks tanaman karet seedling (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) dilakukan pengamatan terhadapat beberapa variabel. Variabel yang diamati adalah volume lateks dan produksi karet kering. Rekapitulasi hasil analisis keragaman terhadap masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi analisis keragaman volume lateks dan produksi karet kering Perlakuan Volume Lateks Produksi Karet Kering Stimulan 14,23** 16,86** Intensitas sadap 0,61 ns 0,89 ns Interaksi 0,10 ns 3,63 ns Keterangan : ns = Tidak berbeda nyata ** = Berbeda sangat nyata pada taraf kepercayaan 99% Berdasarkan Tabel 1, rekapitulasi hasil analisis keragaman terhadap masing-masing variabel menunjukkan bahwa pemberian stimulan memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kedua variabel yaitu volume lateks dan produksi karet kering, sedangkan intensitas sadap tidak memberikan pengaruh nyata serta tidak terdapat interaksi antara kedua faktor tersebut. Pengaruh Pemberian Stimulan terhadap Produksi Lateks Data volume lateks tanaman karet seedling dengan masing-masing perlakuan dapat dilihat pada lampiran. Data volume lateks diperoleh dari 5 kali pengukuran dan diulang sebanyak empat kali selama tiga bulan, dimana pengukuran volume lateks berkisar antara 200 382 ml dengan nilai rata-rata sebesar 284,9 ml. Dari data volume lateks tersebut dilakukan uji sidik ragam yang menunjukkan bahwa pemberian stimulan memberikan pengaruh yang sangat nyata pada taraf kepercayaan 99% terhadap volume lateks tanaman karet seedling. Untuk mengetahui keragaman antar perlakuan maka dilakukan uji lanjut BNT pada Tabel 3. Rekapitulasi data pengaruh pemberian stimulan terhadap volume lateks. Tabel 2. Rekapitulasi hasil uji BNT pengaruh pemberian stimulan terhadap volume lateks Perlakuan pemberian stimulan Rata-rata volume lateks (ml) Diberi stimulant 321,50 a Tanpa stimulant 248,25 b Keterangan : Angka-angka yang di ikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata 62 Jurnal AIP Volume 3 No. 1 Mei 2015: 59-68

Muhtaria: Pengaruh Konsentrasi Stimulan dan Intensitas Sadap... Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian stimulan memberikan pengaruh yang nyata bila dibandingkan dengan yang tidak menggunakan stimulan (Tabel 2). Nilai volume lateks yang didapat dengan menggunakan stimulan adalah sebanyak 321,5 ml, sedangkan yang tidak menggunakan stimulan sebanyak 248,25 ml. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar (1995), bahwa konsentrasi stimulan termasuk faktor yang berpengaruh terhadap produksi lateks. Untuk mengetahui rata-rata produksi lateks yang dihasilkan dari kedua perlakuan selama lima kali penyadapan dapat dilihat pada Gambar 1. Volume lateks (ml) 350 325 300 275 250 225 200 1 2 3 4 5 Penyadapan ke- Tanpa Stimulan Dengan Stimulan Gambar 1. Pengaruh pemberian stimulan pada produksi lateks tanaman karet seedling selama lima kali penyadapan. Berdasarkan Gambar 1, volume lateks yang dihasilkan selama lima kali penyadapan pada perlakuan pemberian stimulan lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan yang tidak diberi stimulan diperkirakan karena adanya perubahan fisiologis dalam sistem sel pembuluh lateks. Peningkatan produksi lateks akibat konsentrasi stimulan diduga karena adanya peningkatan C 2 H 4 yang terhidrolisis dalam jaringan tanaman yang kemudian menghasilkan gas etilen. Gas etilen inilah yang pada prinsipnya menunda penggumpalan pembuluh lateks sehingga massa aliran lateks lebih lama. Bahan aktif stimulan mengeluarkan gas etilen yang jika diaplikasikan akan meresap ke dalam pembuluh lateks. Di dalam pembuluh lateks gas tersebut menyerap air dari sel-sel yang ada di sekitarnya. Penyerapan air ini menyebabkan tekanan turgor naik yang diiringi dengan derasnya aliran lateks. Berdasarkan analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan intensitas sadap tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan volume lateks yang dihasilkan (Tabel 3). Dari hasil uji BNT pengaruh intensitas sadap pada produksi lateks tanaman karet seedling terlihat bahwa perlakuan d/2 (disadap 2 hari sekali) di ikuti huruf yang sama dengan kedua perlakuan yang lain yaitu d/3 (disadap 3 hari sekali) dan d/4 (disadap 4 hari sekali). Hal ini berarti bahwa antara rata-rata volume lateks pada perlakuan tersebut tidak berbeda nyata. Jurnal AIP Volume 3 No. 1 Mei 2015: 59-68 63

Jurnal Agro Industri Perkebunan Tabel 3. Rekapitulasi hasil uji BNT pengaruh intensitas sadap terhadap volume lateks Perlakuan Rata-rata volume lateks (ml) d/2 (disadap 2 hari sekali) 271,00 a d/3 (disadap 3 hari sekali) 286,50 a d/4 (disadap 4 hari sekali) 297,12 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata Untuk pengetahui pengaruh intensitas sadap pada produksi lateks selama lima kali penyadapan dapat dilihat pada Gambar 2. Volume lateks (ml) 350 325 300 275 250 225 200 1 2 3 4 5 Penyadapan ked/2 d/3 d/4 Gambar 2. Pengaruh intensitas sadap pada produksi lateks tanaman karet seedling selama lima kali penyadapan. Menurut Boerhandy dan Amypalupy (2010), stimulan akan memberikan efek yang berbeda pada jenis klon yang berbeda, maka perlakuan stimulan hanya akan efektif pada klon-klon yang mempunyai respons tinggi terhadap stimulan. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa tanaman karet seedling yang digunakan sebagai tanaman sampel mempunyai respons tinggi terhadap pemberian stimulan namun tidak terhadap intensitas sadap. Terlepas dari penggunaan stimulan, produksi lateks memang dipengaruhi oleh beberapa hal yang harus diperhatikan pula. Diennazola et al. (2012) mengemukakan bahwa produksi lateks dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti pemilihan klon atau bahan tanaman yang memang secara genetik dapat menghasilkan lateks lebih banyak, kesesuaian lahan dan agroklimatologi. Selain itu, masih ada faktor lain seperti pemeliharaan tanaman serta penyadapan yang sangat berpengaruh pula terhadap produksi lateks yang dihasilkan. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat di ketahui bahwa klon merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan produksi lateks. Jika tidak menggunakan stimulan, tanaman karet seedling yang disadap dengan beberapa jenis intensitas sadap tidak memberikan pengaruh nyata (Tabel 3) dalam menghasilkan lateks, ini dapat dipastikan bahwa klon pada tanaman karet seedling tersebut bukan merupakan jenis klon yang unggul dalam 64 Jurnal AIP Volume 3 No. 1 Mei 2015: 59-68

Muhtaria: Pengaruh Konsentrasi Stimulan dan Intensitas Sadap... memproduksi lateks. Sehingga pada akhirnya, penyadapan dengan intensitas d/2, d/3 dan d/4 tidak berbeda nyata dalam kemampuan tanaman menghasilkan lateks. Dari uji sidik ragam (Lampiran) pula menunjukkan bahwa perlakuan pemberian stimulan dan intensitas sadap (interaksi) tidak memberikan pengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% dan 99% terhadap rata-rata volume lateks yang dihasilkan dari penyadapan tanaman karet seedling sehingga tidak dilakukan uji lanjutan. Pengaruh Pemberian Stimulan terhadap Produksi Karet Kering Data produksi karet kering tanaman karet seedling selama 5 kali pengamatan dan di ulang sebanyak empat kali dapat dilihat pada lampiran 1. Data produksi karet kering ini diperoleh dari penghitungan berat kering dibagi dengan berat basah dan di kali 100% yang berkisar antara 24,5 32,2 g dengan rata-rata sebesar 27,3 g. Dari data produksi karet kering tersebut dilakukan uji sidik ragam (Lampiran) menunjukkan bahwa pemberian stimulan memberikan pengaruh yang sangat nyata pada taraf kepercayaan 99% terhadap produksi karet kering tanaman karet seedling. Untuk mengetahui keragaman antar perlakuan maka dilakukan uji lanjut BNT pada Tabel 4. Tabel 4. Rekapitulasi hasil uji BNT pengaruh pemberian stimulan terhadap produksi karet kering Perlakuan pemberian stimulan Produksi karet kering (g) Diberi stimulan 28,385 a Tanpa stimulan 26,256 b Keterangan : Angka-angka yang di ikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian stimulan memberikan pengaruh yang nyata bila dibandingkan dengan yang tidak menggunakan stimulan (Tabel 4). Nilai produksi karet kering yang didapat dari perlakuan yang menggunakan stimulan adalah sebesar 28,385 g, sedangkan yang tidak menggunakan stimulan sebesar 26,256 g. Keadaan ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Boerhendhy (2006) bahwa penggunaan stimulan dan konsentrasi yang tepat dapat mengoptimalkan produksi tanaman karet. Untuk mengetahui rata-rata produksi karet kering yang dihasilkan dari perlakuan pemberian stimulan dan tanpa stimulan selama lima kali penyadapan dapat dilihat pada Gambar 3. selama lima kali penyadapan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa produksi karet karet kering terjadi pada perlakuan penggunaan stimulan. Ini artinya sama dengan parameter sebelumnya dimana hanya perlakuan penggunaan stimulanlah yang memberikan pengaruh nyata terhadap volume lateks yang dihasilkan. fenomena ini sesuai dengan pernyataan Siregar (1995), yang menyatakan bahwa peningkatan produksi lateks sangat mempengaruhi peningkatan produksi karet kering. Jurnal AIP Volume 3 No. 1 Mei 2015: 59-68 65

Jurnal Agro Industri Perkebunan Produksi karet kering (g) 32,5 30 27,5 25 22,5 20 1 2 3 4 5 Tanpa Stimulan Dengan Stimulan Penyadapan ke- Gambar 3. Pengaruh pemberian stimulan pada produksi karet kering tanaman karet seedling Nasaruddin dan Maulana (2009) mengemukakan bahwa stimulan akan memperpanjang waktu aliran dan menghambat sumbat pada akar sadap. Karena waktu mengalirnya lateks diperpanjang, maka volume lateks menjadi lebih besar. Dengan bertambahnya volume cairan maka jumlah kadar karet kering juga bertambah. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pula dapat diketahui bahwa perlakuan intensitas sadap tidak memberikan pengaruh nyata terhadap produksi karet kering (Tabel 5). Hal ini diperkirakan jenis klon tanaman atau jenis bibit dari tanaman yang digunakan dalam penelitian yaitu tanaman karet seedling tidak dapat merespons dengan baik perlakuan intensitas sadap yang diterapkan sehigga hasil produksi karet kering dari penyadapan d/2, d/3 dan d/4 tidak memberikan pengaruh yang nyata. Klon merupakan salah satu faktor yang menentukan kadar karet kering. Sehingga bila tidak diberi stimulan atau hanya membedakan intensitas sadap tidak akan berpengaruh nyata pada penambahan kadar karet kering. Tabel 5. Rekapitulasi hasil uji BNT pengaruh intensitas sadap terhadap produksi karet kering Perlakuan Rata-rata produksi karet kering (g) d/2 (disadap 2 hari sekali) 27,81 a d/3 (disadap 3 hari sekali) 27,09 a d/4 (disadap 4 hari sekali) 27,06 a Keterangan : Angka-angka yang di ikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata Dari hasil uji BNT pengaruh intensitas sadap pada produksi karet kering tanaman karet seedling terlihat bahwa perlakuan d/2 (disadap 2 hari sekali) di ikuti huruf yang sama dengan kedua perlakuan yang lain yaitu d/3 (disadap 3 hari sekali) dan d/4 (disadap 4 hari sekali). Hal ini berarti bahwa antara rata-rata produksi karet kering pada perlakuan tersebut tidak berbeda nyata. Untuk pengetahui pengaruh intensitas sadap pada produksi karet kering selama lima kali penyadapan dapat dilihat pada Gambar 4. 66 Jurnal AIP Volume 3 No. 1 Mei 2015: 59-68

Muhtaria: Pengaruh Konsentrasi Stimulan dan Intensitas Sadap... Produksi karet kering (g) 32,5 30 27,5 25 22,5 20 1 2 3 4 5 d/2 d/3 d/4 Penyadapan ke- Gambar 4. Pengaruh intensitas sadap pada produksi karet kering tanaman karet seedling selama lima kali penyadapan. Dari uji sidik ragam (Lampiran) pula menunjukkan bahwa perlakuan pemberian stimulan dan intensitas sadap (interaksi) selama lima kali penyadapan tidak memberikan pengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% dan 99% terhadap rata-rata produksi karet kering yang dihasilkan dari penyadapan tanaman karet seedling sehingga tidak dilakukan uji lanjutan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama penelitian, dapat disimpulkan bahwa: 1. Produki lateks dan produksi karet kering pada tanaman karet seedling dapat ditingkatkan dengan pemberian stimulan. 2. Intensitas sadap tidak memberikan pengaruh nyata pada peningkatan volume lateks dan produksi karet kering. 3. Tidak terdapat interaksi antara pemberian stimulan dengan intensitas sadap pada tanaman karet seedling. Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah: 1. Penggunaan stimulan pada tanaman karet seedling dapat diberikan dengan konsentrasi 2,5% dan diaplikasikan setiap setelah 4 kali penyadapan. 2. Intenitas sadap untuk tanaman karet seedling sebaiknya menggunakan penyadapan d/2. 3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan pada waktu, umur tanaman dan lokasi yang berbeda. Jurnal AIP Volume 3 No. 1 Mei 2015: 59-68 67

Jurnal Agro Industri Perkebunan DAFTAR PUSTAKA Boerhendhy. 2006. Cara dan Metode Aplikasi Stimulan pada Tanaman Karet. http://www.perkebunanku.com/2014/04.html.%20diakses%2010%20mei%202014. [Diakses 26 Juni 2015]. Boerhendhy, I. dan K. Amypalupy. 2010. Optimalisasi Produktivitas Karet Melalui Penggunaan Bahan Tanam, Pemeliharaan, Sistem Eksploitasi dan Peremajaan Tanaman. Balai Penelitian Sembawa. Banyu Asin. Diennazola, R., S. Utama, dan W. Listianingsih. 2012. Sadap Dengan Benar, Produksi Optimal. Tabloid Agribisnis Agrina. http://www.agrina-online.com. [Diakses 26 Juni 2015]. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2013. Peningkatan Produksi, Produktivitas Dan Mutu Tanaman Tahunan. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta. Direktorat Jendral PPHP. 2014. Potensi dan Perkembangan Pasar Ekspor Karet Indonesia di Pasar Dunia. Direktorat Jendral PPHP. Jakarta. http://www.pphp.pertanian.go.id. [Diakses 2 Juni 2014]. Nasaruddin dan D. Maulana. 2009. Produksi Tanaman Karet Pada Pemberian Stimulan Ethepon. Universitas Hassanudin. Makasar. Siregar, T. 1995. Teknik Penyadapan Karet. Kanisius. Yogyakarta. Suryawibowo, A., D. Supriyatdi, dan M. Rofiq. 2013. Pengaruh konsentrasi stimulan ethepon pada produksi lateks. Jurnal Agro Industri Perkebunan 1(1): 55-62. 68 Jurnal AIP Volume 3 No. 1 Mei 2015: 59-68