dokumen-dokumen yang mirip
S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN PUKULAN FOREHAND DRIVE PADA PERMAINAN TENIS MEJA

S K R I P S I. Oleh : LILIK EKO PRAYITNO P

PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI MATA-LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE TENIS LAPANGAN

S K R I P S I. Oleh : RIDZAL DWI SEPTIAWAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

Riono Agung Wibowo 1 *, Agustiyanto 2,

Abdillah. backhand tenis lapangan pada mahasiswa Penjaskesrek semester VI IKIP-PGRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

S K R I P S I. Oleh : NUGROHO SETYO PRESTANTO

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MASSED PRACTICE, DISTRIBUTED PRACTICE, DAN KOORDINASI MATAKAKI TERHADAP KEMAMPUAN PASSING MENDATAR SEPAKBOLA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SHOTHING BOLA BASKET PADA MAHASISWA PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sarana paling tepat untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima dan sehat, disamping

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

PENGARUH MASSED PRACTICE

TINGKAT KETERAMPILAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN SISWA SEKOLAH BANTUL TENIS CAMP DIY

Kata kunci : Pengaruh Latihan Medicine Ball, Kekuatan, Kemampuan Akurasi Groundstroke.

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEMAMPUAN GERAK (MOTOR ABILITY) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MENEMBAK (JUMP SHOOT) BOLA BASKET

S K R I P S I. Oleh : LUTFI ZAKARIA NPM:

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

PENGARUH METODE PELATIHAN PRAKTIK PADAT DAN PRAKTIK TERDISTRIBUSI TERHADAP HASIL BELAJAR FOREHAND

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belanda pada awal abad 20. Sebelum PELTI (Persatuan Tenis Lapangan Seluruh

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : EKO FERI RENDI

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi

Journal of Physical Education and Sports

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LIFE MODEL

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI TAHUN PELAJARAN Marwati

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN IPTEKS HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN FLEXIBILITY OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERVICE DALAM PERMAINAN BOLA VOLI.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

LATIHAN KELINCAHAN KHUSUS CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN. Supriatna 1, Imam Hariadi 2, Taufik 3 Universitas Negeri Malang

PENGARUH LATIHAN DISTRIBUTE PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA MAHASISWA PUTRA

PENGARUH LATIHAN DENGAN VARIASI GERAK DAN KOORDINASI

Perbedaan Grip Terhadap Akurasi Backhand Groundstroke Tenis Lapangan (Untung Nugroho)

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini yaitu olahraga Tenis lapangan. Tenis lapangan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN PERSEPSI KINESTETIK TERHADAP HASIL TEMBAKAN LAY UP BOLABASKET

PERBEDAAN PENGARUH METODE MENGAJAR RECIPROCAL DAN SELF CHECK TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BOLAVOLI

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP KETRAMPILAN SERVIS ATAS BOLAVOLI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hampir semua negara menaruh perhatiannya terhadap olahraga. Hal ini

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PENGARUH MASSED PRACTICE

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

Oleh : MUHAMMAD NUR SOLIKIN

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

BAB I PENDHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLAIOMETRIK MEDICINE BALL BACK THROW

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

PENGARUH EXPLOSIVE POWER TERHADAP KETERAMPILAN BOLA VOLI (Studi Penelitian Pada Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang)

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI DENGAN KECEPATAN DAN KETEPATAN SMASH DALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

Mahasaiswa Lulusan Program Studi Penjaskesrek Tahun 2013

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

TINGKAT KEMAMPUAN SERVIS PENDEK FOREHAND DAN KEMAMPUAN SMASH BULUTANGKIS SISWA PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP N 32 PURWOREJO

(Eksperimen pada Anggota Ekstrakurikuler Bola Voli MAN Cibeureum Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

S K R I P S I. Oleh : MOCHAMAD IWAN

PENGARUH PEMBELAJARAN LEMPAR TANGKAP TERHADAP PENINGKATAN KOORDINASI MATA TANGAN PEMAIN KASTI JURNAL. Oleh DEWI ANITA SARI

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP KETERAMPILAN PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

S K R I P S I. Oleh : EDI SISWANTO NPM : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

Journal of Physical Education and Sports

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu ke waktu baik tingkat daerah propinsi maupun nasional dan internasional. Hal

PENGARUH LATIHAN STRENGTH ENDURANCE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan,

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

Oleh : Iwan Arya Kusuma ABSTRACT

Hubungan Koordinasi Mata... (Aditya Budi S)

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA TANGAN, POWER OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN PUKULAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kebutuhan jasmani setiap manusia. Setiap orang melakukan olahraga disamping menjaga

PENYUSUNAN DRIVE STROKES TEST DALAM PERMAINAN TENIS MEJA UNTUK MAHASISWA PGSD PENDIDIKAN JASMANI FIK UNY

(Studi Eksperimen pada Siswa Ekstrakurikuler Bolavoli SD Negeri Kemiren Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et

Competitor, Nomor 2 Tahun 4, Juni 2012

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN DASAR SEPAKBOLA. Iyan Nurdiyan Haris, M.Pd.

PENGARUH LATIHAN BOLA LEWAT NET DAN LATIHAN DRILL PASSING

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

Journal of Sport Sciences and Fitness

2015 PENGARUH PENGGUNAAN RAKET HEAD-HEAVY DAN HEAD-LIGHT TERHADAP HASIL FOREHAND GROUNDSTROKE PADA CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

PERBANDINGAN METODE BAGIAN DENGAN METODE KESELURUHAN TERHADAP FOREHAND DRIVE TENIS MEJA. Jurnal. Oleh ADITYA WIGUNA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

PENGARUH BEBERAPA MACAM METODE LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT

ABSTRAK. motorik tinggi dan rendah terhadap penempatan pukulan forehand dengan F = 306, 509 > F = 4,351, (3) Ada interaksi antara metode belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

PENGARUH PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPRINT 100 METER

Oleh: Ilham Arvan Junaidi (Dosen Universitas PGRI Palembang) Kata Kunci: Kekuatan Pegangan, Daya Tahan Kekuatan, Jumping Smash

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT DENGAN SERVIS ATAS BOLA VOLI MAHASISWA PUTRA PENJASKES IKIP-PGRI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

PENGARUH MODEL LATIHAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KETERAMPILAN FOREHAND TENIS LAPANGAN

Transkripsi:

Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak terhadap Hasil Belajar Groundstroke Backhand Tenis Lapangan Oleh : Rumi Iqbal Doewes 1 ABSTRACT The aims of the research are to investigate: (1) The difference between the effect of massed practice approach and distributed practice approach to the field tennis groundstroke backhand study result, (2) The difference effect of field tennis groundstroke backhand study result between students with high motor ability and students with low motor ability, (3) The interaction effect between the learning approaches and base movement ability to the field tennis groundstroke backhand study result. Experimental method using factorial 2 x 2 design was used for undertaking research. The populations of this research are 58 boys, students training of UTP Surakarta. The samples used in this research are 40 students taken with purposive random sampling technique. The research instruments are consists of: 1) General motor ability test, 2) field tennis groundstroke backhand test. The research uses two line anava analysis data technique with significance standard = 0,05. The conclusions of the research are: (1) There is difference between the effect of massed practice and distributed practice approaches to the field tennis groundstroke forehand ability of UTP Surakarta boy students (Fo = 4,78 > Ft = 4,11), (2) There is difference effect between high motor ability and low motor ability to the field tennis groundstroke backhand ability of UTP Surakarta boy students with (Fo = 6,17 > Ft = 4,11), and (3) There is interaction effect between the learning approaches and motor ability to the field tennis groundstroke backhand ability of UTP Surakarta boy students (Fo = 10,09 > Ft = 4,11), where the massed practice learning approach is more effective when it is applied on the learning process of students with high motor ability, while distributed practice learning approach is more effective when is applied on the learning process of students with low motor ability. Keyword : groundstroke backhand, massed practice, distributed practice and motor ability 1 Rumi Iqbal adalah dosen Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta 639

PENDAHULUAN Tenis merupakan permainan yang digemari oleh laki-laki dan perempuan, bahkan mendapatkan tempat lebih dibanding cabang olahraga lain. Permainan tenis merupakan latihan yang istimewa, karena latar belakang dan tradisinya. Tenis bisa dimainkan di berbagai jenis lapangan yaitu: sintetis, clay (tanah liat), rumput dan kayu. Fasilitas tenis indoor menjadikan olahraga tenis dapat dimainkan sepanjang tahun, karena kendala hujan, lapangan basah, panas tinggi teratasi. Dalam bermain tenis banyak tujuan yang dicapai, diantaranya ada yang ingin memperluas pergaulan, memelihara dan meningkatkan kesehatan, rekreasi, pendidikan, prestasi, dan sebagai pekerjaan. Meskipun olahraga tenis pada saat ini makin populer atau digemari oleh banyak orang, namun bila dilihat untuk pengembangan prestasi tenis di lapangan masih banyak pelatih yang hanya berbekal pengalaman atlet, sehingga mereka rata-rata tidak mempunyai pengetahuan tentang melatih dan kemampuan memilih metode latihan yang benar atau sesuai dengan kebutuhan atlet. Dalam permainan tenis ada bermacam-macam teknik dasar pukulan yang harus dikuasai oleh seorang pemain, yaitu forehand, backhand, volley, serve dan smash. Pukulan backhand merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain sebelum seorang pemain menguasai teknik dasar pukulan lain. Oleh karena itu, teknik pukulan backhand ini harus diajarkan sejak awal bagi seseorang yang akan belajar bermain tenis lapangan. Lardner (1987:31) menyimpulkan bahwa, untuk dapat bermain tenis dengan baik seseorang harus mampu menguasai berbagai prinsip dasar yaitu: (1) Memandang bola dengan cermat, (2) Memperkirakan arah bola, (3) Memperkirakan pukulan sejak dini, (4) Gerakan kaki yang tepat, (5) Keseimbangan yang kokoh, (6) Kepekaan terhadap perkiraan raket dengan bola, (7) Konsentrasi berlatih. Dalam melakukan latihan tenis unsur pembinaan fisik juga 639

menentukan keberhasilan dari tujuan yang akan dicapai, karena kondisi fisik olahragawan merupakan keadaan keseluruhan dari komponen biomotorik. Komponen biomotorik adalah kemampuan gerak pada manusia yang dipengaruhi oleh system, neoromuskuler, tulang persendian, energi, pencernaan, pernafasan dan sistem peredaran darah. Komponen biomotorik petenis dipengaruhi oleh dua hal, yaitu (1) kebugaran energi atau energy fitness terdiri atas kapasitas erobic dan kapasitas anaerobic. (2) kebugaran otot atau muscular fitness terdiri atas kekuatan, kecepatan, daya ledak dan kelentukan. Agar gerakan dapat dilakukan dengan efisien, maka seorang pemain tenis harus memiliki kondisi fisik yang baik. Kemampuan fisik sendiri ada bermacam-macam yang diperlukan untuk mendukung gerakan. Macam-macam kemampuan fisik adalah kecepatan reaksi, kekuatan, ketahanan, kecepatan, fleksibilitas dan ketajaman indera. Dalam pengembangan kemampuan pukulan backhand selain harus didukung oleh kondisi fisik yang prima, maka dalam proses pelatihannya seorang pelatih harus mampu memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai atau tepat. Banyak pendekatan pembelajaran yang dapat dipilih untuk melatih pukulan backhand, diantaranya adalah massed practice dan distributed practice. Melihat perkembangan olahraga tenis tersebut dan pentingnya peranan pendekatan pembelajaran yang sesuai dalam belajar groundstroke backhand tenis lapangan, maka perlu untuk menentukan pendekatan pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam belajar groundstroke backhand tenis lapangan. Pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam permainan tenis antara lain dengan pendekatan pembelajaran massed practice dan distributed practice. Massed practice merupakan sesi latihan di mana jumlah waktu latihan dalam sebuah percobaan lebih besar dari pada jumlah istirahat di antara percobaan, yang akhirnya 640

mengarah pada kelelahan dalam berbagai tugas, sedangkan distributed practice adalah diselasela latihan yang dilakukan terdapat istirahat yang sama atau melebihi banyaknya waktu dalam percobaan yang mengarah ke suatu urutan yang lebih santai. Kedua metode latihan tersebut akan diterapkan dalam belajar groundstroke backhand tenis lapangan. Selain pendekatan pembelajaran hal yang tidak kalah penting yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran groundstroke backhand adalah faktor dari mahasiswa sendiri. Mahasiswa harus mempunyai motivasi, semangat, kemandirian dan kemampuan gerak. Dalam menerapkan pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan groundstroke backhand tenis lapangan harus didukung faktor kemampuan gerak mahasiswa, karena dengan kemampuan gerak yang baik akan memudahkan dalam penguasaan teknik groundstroke backhand. Kemampuan gerak mempunyai pengaruh belajar groundstroke backhand dalam permainan tenis lapangan. Setiap mahasiswa mempunyai kemampuan fisik dan kemampuan psikis, dari setiap mahasiswa pasti berbeda-beda dengan kemampuan tersebut dalam pelaksanaan rutinitasnya masingmasing. Terjadi perbedaan kemampuan antara setiap mahasiswa karena kondisi kualitas fisik yang berbeda, baik kondisi secara internal maupun eksternal. Rusli Lutan (1998:322) mengatakan, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar gerak adalah; (1) kondisi internal, kondisi mahasiswa yang mencakup faktor-faktor yang terdapat atau melekat dalam diri mahasiswa, (2) kondisi eksternal, yang mecakup faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi diri mahasiswa. Perbedaan mahasiswa dalam hal kemampuan gerak akan menjadi bahan pertimbangan yang sangat penting ketika pelatih memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakter masing-masing mahasiswa, pemberian perlakuan yang berbeda dalam proses belajar agar mahasiswa 641

mencapai hasil yang optimal. Menurunnya kemampuan gerak yang dimiliki mahasiswa harusnya perlu menerapkan pendekatan pembelajaran yang membuat mahasiswa lebih giat untuk berolahraga, bukan metode yang membosankan, sehingga bila mahasiswa sudah giat untuk berolahraga otomatis aktifitas akan meningkat yang pada akhirnya kemampuan geraknya meningkat dan memudahkan dalam belajar groundstroke backhand tenis lapangan. Kemampuan gerak salah satu kondisi internal yang membedakan setiap individu dalam mengembangkan suatu keterampilan gerak, dapat dipandang sebagai landasan keberhasilan masa yang akan datang di dalam melakukan keterampilan gerak. Perbedaan kemampuan gerak memiliki implikasi terhadap proses pembelajaran. Kecepatan dan penguasaan keterampilan olahraga dipengaruhi kemampuan gerak. Tinggi rendahnya kemampuan gerak yang dimiliki mahasiswa menentukan hasil belajar groundstroke backhand tenis lapangan. Berdasarkan survey pada mahasiswa PENKEPOR UTP Surakarta, kurang begitu menguasai teknik kemampuan groundstroke backhand, karena pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak diharapkan sama-sama memberikan pengaruh di dalam peningkatan hasil belajar groundstroke backhand tenis lapangan mahasiswa. Dengan demikian perlu penelitian yang mendalam. Melakukan kajian ilmiah tentang pengaruh pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak dalam meningkatkan hasil belajar groundstroke backhand tenis lapangan pada mahasiswa putra Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pembangunan Surakarta. Dalam hal tersebut, penelitian ini akan memberikan dua pendekatan pembelajaran (pendekatan pembelajaran massed practice dan distributed practice) yang dihubungkan dengan kemampuan gerak (tinggi dan rendah). 1. Belajar Groundstroke Backhand Tenis Lapangan 642

Pukulan backhand adalah pukulan setelah bola memantul. Ini adalah bentuk pukulan tenis yang penting, karena yang sering dilakukan selama permainan dan mudah dipelajari. Walaupun dalam permainan pukulan Forehand lebih mendominasi. Backhand yang kuat dapat digunakan untuk mendapatkan point. Magety (1990:82) mengatakan bahwa, taktik yang diingat dan dikembangkan dalam bermain tenis: (1) bola harus melewati net, (2) bola harus jatuh di dalam lapangan, (3) bola harus jatuh dan jauh dari lawan, (4) bola dipukul dengan sepenuh tenaga. Pemain banyak gagal dalam bermain, karena ingin mengerjakan point (4) sebelum (1), (2), (3) dapat dikerjakan dengan baik. a. Analisis Gerakan Backhand Dalam melakukan setiap pukulan dalam tenis harus berlandaskan pada prinsip efisien dan efektif. Pukulan yang sesuai berkaitan dengan efisien, sehingga teknik yang efisien akan: 1) Menghindarkan cara memukul yang ngoyo atau tidak nyaman, 2) Memperkecil kemungkinan terjadinya cidera, 3) Merupakan landasan untuk mengembangkan teknik lebih lanjut. Menurut Barron s (2000:84) mengatakan bahwa tahapan pukulan backhand tenis adalah sebagai berikut: 1. Raket diayunkan pemain ke depan dan sedikit naik agar bola terjadi topspin. 2. Raket dipercepat agar menghasilkan percepatan bola yang diinginkan. 3. Raket diayunkan jauh dari sasaran untuk menghasilkan keakurasian dan safety. 4. Bola dipukul dengan raket secara vertikal dan jauh ke depan badan, hasil ini adalah 643

suatu perpindahan energi. 5. Tepat sebelum perkenaan bola, pergelangan tangan dibawa ke dalam posisi yang sesuai pada percepatan datangnya bola untuk menciptakan akurasi yang terbesar. 6. Saat perkenaan bola, genggaman pada raket dipererat dan pergelangan tangan dipegang dengan kuat terjadi momen untuk perlawanan pada bola. 2. Pendekatan Pembelajaran Menurut Akhmad Sudrajat (http://smacepiring.wordpress.co m/2008) Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatarbelakangi metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Pendekatan dalam pembelajaran adalah suatu jalan, cara atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran dilihat dari sudut bagaimana proses pembelajaran atau materi pembelajaran itu, umum atau khusus. Pendekatan pembelajaran merupakan suatu konsep atau prosedur yang digunakan dalam membahas suatu bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach). 3. Proses Open Skill Menurut Ari Novick mengemukakan bahwa Permainan tenis tergolong dalam 644

olahraga open skill (keterampilan terbuka). Keterampilan terbuka merupakan suatu keterampilan yang mana lingkunganlah yang mengubahnya secara konstan. Sedangkan keterampilan tertutup seperti menyelam, senam merupakan olahraga yang mana lingkunganlah yang cenderung konstan. Jelas bahwa mengajar tenis pada umumnya seperti suatu keterampilan tertutup yang tidak akan sesuai dengan beberapa variabel yang harus diperhitungkan. Dalam olahraga tenis, tipe keterampilan seseorang yang harus ditunjukkan sangat beragam dan bebas pada sejumlah variabel. 4. Pendekatan Pembelajaran Massed Practice Untuk mencapai tingkat keterampilan yang baik, maka dalam pelaksanaan latihan seorang atlet harus melakukan pengulangan gerakan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya. Semakin sering atau semakin banyak mengulang-ulang gerakan yang dipelajari maka akan terjadi otomatisasi gerakan yang efektif dan efisien. Massed Practice merupakan metode latihan yang pelaksanaannya tanpa diselingi istirahat diantara waktu latihan sampai batas waktu yang ditentukan. Menurut Schmidt (1991) massed practice merupakan sesi latihan dimana jumlah waktu latihan dalam sebuah percobaan lebih besar dari pada jumlah istirahat diantara percobaan, yang akhirnya mengarah pada kelelahan berbagai tugas. Menurut Iwan Setiawan (1985:46) massed practice adalah praktek suatu keterampilan olahraga yang dipelajari dan dilakukan dengan berkesinambungan dan konsisten tanpa diselingi istirahat. Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:284) bahwa mempraktekkan gerakan keterampilan bisa dilakukan secara terus menerus tanpa istirahat, cara ini disebut massed conditions. 645

5. Pendekatan Pembelajaran Distributed Practice Pendekatan pembelajaran distributed practice merupakan bentuk latihan yang diselingi istirahat diantara waktu latihan. Menurut Iwan Setiawan (1985:46) menyatakan praktek suatu keterampilan olahraga yang dipelajari dilakukan dalam waktu relatif singkat dan sering diselingi waktu istirahat. Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1993:284) mengemukakan waktu istirahat yang diberikan tidak perlu menunggu sampai mencapai kelelahan, tetapi juga jangan terlalu sering. Penting untuk mengatur agar rangsangan terhadap sistemsistem yang menghasilkan gerakan tubuh diberikan secara cukup, atau tidak kurang atau tidak kelebihan. 6. Kemampuan Gerak Salah satu perbedaan pokok dari setiap individu dalam mengembangkan suatu tugas gerak terletak pada kemampuan gerak. Kemampuan motorik merupakan terjemahan dari motor ability atau kemampuan gerak. Rusli Lutan (1998:96) mengemukakan bahwa, motor ability adalah kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relatif melekat. Kirkendall (1980:213) mengatakan bahwa, motor ability merupakan kualitas kemampuan gerak yang lebih tinggi dari yang lain, di duga akan lebih berhasil dalam menyelesaikan tugas keterampilan gerak khusus. Unsur fisik yang diperlukan petenis menurut Fleishman dalam Singer (1980:194-195) meliputi: kekuatan dinamis, kekuatan eksplosif, kekuatan togok, kelentukan, kelentukan 646

dinamis, koordinasi seluruh tubuh, koordinasi antar anggota badan dan ketahanan. Komponen fisik bagi petenis adalah: kecepatan, power, kelincahan, keseimbangan dan koordinasi. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah factorial 2 x 2 design. Populasi penelitian ini berjumlah 58 orang laki laki mahasiswa UTP Surakarta. Sampel penelitian berjumlah 40 orang yang diambil dengan teknik purposive random sampling. Instrumen penelitian ini terdiri dari: 1) General motor ability test, 2) field tennis groundstroke backhand test. Penel;itian ini menggukanan teknik analisa data two line anava analysis data technique with significance standard = 0,05. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Data Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Kemampuan Groundstroke Backhand Tenis Lapangan Tiap Kelompok Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Perlakuan Pendekatan Pembelajaran Distributed Practice Pendekatan Pembelajaran Massed Practice kemampuan gerak Tinggi Rendah Tinggi Rendah Statistik Hasil Tes Awal Hasil Tes Akhir Peningkatan Jumlah 106 251 145 Rerata 10,600 25,100 14,500 SD 4,030 2,700 1,581 Jumlah 131 282 151 Rerata 13,100 28,200 15,625 SD 3,208 6,226 5,453 Jumlah 133 288 155 Rerata 13,300 28,800 16,625 SD 2,452 5,134 3,839 Jumlah 130 274 144 Rerata 13,000 27,400 14,625 SD 2,757 4,030 2,913 647

2. Pengujian Hipotesis Tabel 2.Ringkasan Nilai Rata-rata Kemampuan Groundstroke Backhand Tenis Lapangan Berdasarkan Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak. Variabel A 1 A 2 Rerata Groundstroke Backhand B 1 B 2 B 1 B 2 Hasil tes awal 133 130 132 131 Hasil tes akhir 324 261 266 275 Peningkatan 191 131 134 144 A 1 A 2 B 1 B 2 Keterangan : = Pendekatan pembelajaran massed practice. = Pendekatan pembelajaran distributed practice. = Kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi = Kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pembelajaran massed practice dan distributed practice terhadap kemampuan groundstroke backhand tenis lapangan. Pengaruh massed practice lebih baik dari pada distributed practice dalam meningkatkan kemampuan groundstroke backhand tenis lapangan. 2. Ada perbedaan hasil yang signifikan terhadap kemampuan groundstroke backhand tenis lapangan antara kemampuan gerak tinggi dan rendah pada mahasiswa PENKEPOR UTP Surakarta. Peningkatan kemampuan groundstroke 648

backhand tenis lapangan pada siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih baik dari pada yang memiliki kemampuan gerak rendah. 3. Terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak terhadap kemampuan groundstroke backhand tenis lapangan. Dimana kemampuan gerak tinggi lebih tepat diterapkan pada massed practice. Karena dengan pembelajaran massed practice gerakan banyak pengulangan sehingga gerakan mudah dilakukan oleh mahasiswa. DAFTAR PUSTAKA Barron s. 2000.Tennis Course.Volume 1.Technique and Tactics.BLV Publishing, Inc. Baumgartner, Ted A and Adrew S. Jackson. 1991. Measurment For Evaluation Indonesia Physical Education Exercis Scientific. Iowa, USA C. Brown Publising. Bey, Mageti. 1999.Tenis Prestasi. Terjemahan Dian Barlaini. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Brown, James. 1996. Tenis Tingkat Pemula. Terjemahan Dian Barlaini. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Drowatsky, John N. 1981. Motor Learning Principles and Practice Second Edition. Toledo: Burgess Publishing Company. Foss, Merle. L. & Keteyian, S.J. 1998. Physiological Basic For Exercise and Sport. Dubuque: McGraw-Hill Companis. Fox, Edward. L., 1984. Sport The Physiology. 2 nd edition. Tokyo: Holt-Saunders. Imam Hidayat, 1997. Biomekanika: Bandung Press. Iwan Setiawan. 1985. Teori Belajar Mengajar Motorik. Jakarta: PIO KONI Pusat. Junusul Hairy. 1989. Fisiologi Olahraga. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Kirkendall. R.D. 1980. Motor Learning Concept and Application. Iowa. WE. Brown Company. 649

Magill, Richard A. 1985. Motor Learning Concepts and Applications. Iowa, WM C Brown. Mulyono B. 1999.Teori dan Praktek Tenis Lapangan. UNS. Press Nasution. 1995. Dikdaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Oxendine. J.B. 1984. Psycology at Motor Learning. New Jersey : Prentice Hall Inc. Rusli Lutan. 1998. Belajar gerak Pengantar Teori dan Metode. Jakarta : Depdikbud. Ria Lumituarso, edd. 2007. Teori Kepelatihan Dasar (Materi untuk Kepelatihan Tingkat Dasar). Jakarta, Indonesia: Lembaga Akreditasi Nasional Keolahragaan. Schmidt, Ricard. 1991. Motor Learning & Performance. Illinois: Human Kinetics Books.. 1988. Motor Control and Learning Behavioral Empharsis: ISA. Champaign Kinetics Books. Singer, Robert N. 1980. Motor Learning and Human Performance an Application to Motor Skill and Movement Behaviors. New York: Macmillan Publishing Co. Inc.. 1982. The Learning Motor Skill. New York: Macmillan Publishing Co. Inc. Sudjana. 2002. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung. Tarsito.. 2004. Metode Statistika. Bandung. Tarsito. Sugiyanto dan Sudjarwo. 1993. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta : Depdikbud. Supandi. 1983. Teori Belajar Mengajar Motorik. Diktat. FPOK IKIP: Bandung Susumu Akutagawa and Takeji Kojima, 2005. Trunk Rotation Torques Through The Hip Joints During The One- And Two-Handed Backhand Tennis Strokes. Journal of Sports Sciences, Volume 23, Issue 8 August 2005,pages 781-793. http://www.informaworld.com/smpp/content~db=all~content=a723660 998~frm=titlelink?words=backhand tennis&hash=3132101612 (di download 1 Agustus 2010) Steven M, Smith and Ernst Z, Rothkopf.2005.Cognition and Instruction Distributed Practice, Volume 1, Issue 3 June 2005, pages 341 358. http://www.informaworld.com/smpp/content~db=all~content=a783760 946~frm=titlelink?words=massed,practice,distributed (di download 1 Agustus 2010) 650

Yusuf Adisasmita & Aip Syarifudin. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Depdikbud, Dirjendikti. Proyek Pendidikan Tingkat Akademik. (http://id.itftennis.org/wiki/tenis.1/06/2010)september 6, 2007 (http://masnyomega.wordpress.com/2009/12/31/pegangan-grip-dalam-tenislapangan/) http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en id&u=http://www.brian mac.co.uk/energy.htm 651